SURVEI PENDAHULUAN
MUSA
43211010201
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA BARAT
2014
P embukaan konfrensi
2.
On-Site Tour
3.
Study Of Documents
4.
Analytical Procedures
1.
Mendapatkan efisiensi.
b)
b)
Pemantauan (Monitoring)
1)
Suatu pengendalian intern yang baik tidak luput dari berbagai unsur-unsur
yang mendukung. Unsur-unsur pengendalian intern yang berbasis
komputer terdiri dari:
a)
Pengendalian umum
pengendalian terhadap:
sistem
baru
yang
Pengendalian Transaksi:
Pengendalian Input:
Pengendalian Proses
Pengendalian Output
2.
keuangan saja, maka konsep COSO memiliki pandangan yang lebih luas
yaitu dengan melakukan pengendalian atas perilaku seluruh komponen
organisasi. Konsep ini mendapat akseptasi yang luas dari berbagai pihak.
Di Indonesia, perkembangan menarik terjadi dengan terbitnya Undangundang nomor 1 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun
2006. Pada ketentuan tersebut, ditetapkan bahwa setiap instansi
pemerintah harus mengembangkan Sistem Pengendalian Intern.
Penjelasan dan ketentuan lain yang menjabarkan menyebutkan bahwa
Sistem Pengendalian Intern terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta monitoring. Hal ini mengandung arti bahwa konsep
Internal Control versi COSO diterapkan pada sektor pemerintahan di
Indonesia. Sebuah langkah maju dan berani serta menjadi tantangan yang
tidak mudah bagi para auditor internal pemerintah. Tulisan ini akan
membahas secara umum konsep tersebut.
Definisi Internal Control
Pada tahun 1949, AICPA mendefinisikan Internal Control (IC) sebagai
rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, meyakini keandalan dan akurasi data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap
kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Definisi ini diinteprestasikan
oleh banyak pihak terdiri atas dua kelompok yaitu pengendalian
administatif dan pengendalian akuntansi. Pengendalian administratif yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan sedangkan
pengendalian akuntansi terkait dengan penyajian laporan keuangan.
Perluasan atas definisi IC dilakukan oleh AICPA berlaku mulai 1 Januari
1997. Redefinisi ini dipengaruhi oleh Laporan COSO sebagaimana
disebutkan sebelumnya (1992). Laporan COSO menyatakan definisi
Internal Control sebagai berikut :
Internal control is broadly defined as a process, effected by an entitys
board of directors, management and other personnel, designed to provide
reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the
following categories:
l Effectiveness and efficiency of operations.
l Reliability of financial reporting.
3.
Tahap
perencanaan
evaluasi
merupakan
langkah
awal
evaluasi sekaligus Merupakan tahap paling penting yang dilakukan
untuk mempermudah dan mengarahkan proses kerja evaluasi sehingga
lebih efektif, efisien dan ekonomis. Dalam tahap ini ditentukan ruang
lingkup pelaksanaan evaluasi serta tujuan dilaukannya evaluasi pada
ruang lingkup yang ditetapkan. Selanjutnya, menyiapkan penelitian di
lapangan menggunakan instrumen evaluasi yang berupa checklist,
wawancara danpengamatan.
4.
a)
Resiko pengendalian adalah resiko bahwa salah saji meterial yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat
waktu oleh pegendalian intern entitas. Pengendalian intern yang efektf
atas suatu asersi akan mengurangi resiko pengendalian , sementara
pengendalian intern yang tidak efektif meningkatkan resiko pengendalian.
c)
Resiko deteksi adalah resiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah
saji material yang ada dalam suatu asersi. Resiko deteksi dapat
dinyatakan sebagai suatu kombinasi dari resiko prosedur analitis dan
resiko pengujian terinci. Resiko prosedur analitis dan resiko pengujian
terinci merupakan fungsi dari efektifitas prosedur audit dan penerapannya
oleh auditor.
Ukuran resiko bahwa bukti audit dalam suatu segmen akan gagal
mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi nilai salah saji yang
masih dapat ditoleransi.
b)
suatu segmen yang akan tidak tercegah atau terdeteksi oleh pengendalian
intern yang dimiliki klien.
d)
2) Proses
manajemen
dalam
pemantauan,
pelaporan,
penyelesaian masalah-masalah risiko dan pengendalian.
dan
mendalam
dalam
teknik
4) Potensi titik-titik
pengendalian
yang
pengendalian yang kurang dan/atau berlebih.
audit
berbasis
kritikal, baik
karena
pengalaman
b)
c)
d)
auditor
yang
b)
c)
d)
REFENSI
Hiro Tugiman, 2003, Auditor Internal Wajib Bersertifikat (Bagian 1), Auditor
Internal, Edisi Agustus 2003, hal. 23-27
Hiro Tugiman, 2003, Auditor Internal Wajib Bersertifikat (Bagian 2), Auditor
Internal, Edisi November 2003, hal. 27-30
Moeller, Robert R., 2004, Sarbanes-Oxley And The New Internal Auditing
Rules, Hoboken, New Jersey, John wiley & Sons, Inc.
Moeller, Robert, & Herbert, Witt N., 1999, Modern Internal Auditing, Fifth
Edition, New York, Ronald Press Publication.
Rand, R.S., 1994, Samurai Audit Managers Readiness For TQM, Internal
Auditing, Vol. 9 No. 3, pp. 23-31
Ratliff, Richard L., Wallace A., Wanda., Loebbecke K., James, and
McFarland G., Williams., 1996,Internal Auditing Principles And
Techniques, The Institute of Internal Auditors, Florida.
Ridley, Jeffrey., 1997, Embracing ISO 9000 Generic, Organizational,
Quality System Standards,Internal Auditor, August.
Sawyer B., Lawrence & Dittenhofer A., Mortimer, 1996, Internal
Auditing, Fourth Edition, The Institute of Internal Auditors, Florida
Sawyer, Lawrence B., Dittenhofer, Mortimer A., Scheiner, James H.,
2003, Sawyers Internal Auditing, 5th edition, Florida, The Institute of
Internal Auditors
Sebastianelli, Rose. and Tamimi, Nabil., 2003, Understanding the
Obstacles to MANAJEMEN MUTU Success, American Society for Quality,
Quality Management Journal, Vol. 10 No. 3, p.45-56
Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian., 1995, Metode Penelitian Survai,
Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia