Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ kompleks, bernapas
dengan insang (beberapa jenis ikan bernapas dengan alat tambahan berupa
modifikasi gelembung renang atau gelembung udara) dan terdiri atas beberapa sistem
organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan juga merupakan
hewan berdarah dingin dengan ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium
dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya
sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah
angin. Walaupun Ikan umumnya bernapas dengan insang, tetapi ada juga yang
dilengkapi dengan labirin yang kerjanya seperti paru-paru. Ikan adalah anggota
vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan merupakan
kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari
27.000 di seluruh dunia (Radiopoetro, 1977).
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan bertulang sejati yang hidup
di lingkungan perairan tawar. Kulitnya mempunyai banyak lender yang dihasilkan
oleh kelenjar lender dan tubuhnya tertutup oleh sisik. Ekor Ikan Nilem bertipe
homocerk, yaitu simetris dorsal ventral dari luar dan susunan asimetris pada bagian
tulang yang menyusunnya. Ciri-ciri Ikan Nilem hamper serupa dengan Ikan Mas.
Ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut
peraba. Ikan Nilem bersifat ovipar, pembuahannya terjadi di luar tubuh (Radiopoetra,
1997).
Ikan Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang
panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan Lele bersifat okturnal,
yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, Ikan Lele
berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap (Manter, 1998).
Pada praktikum Struktur Hewan acara Anatomi I menggunakan Ikan Nilem
dan Ikan Lele Dumbo sebagai bahan praktikum yang mewakili Kelas Pisces. Baik
Ikan Nilem maupun Ikan Lele memiliki struktur morfologi dan anatomi yang
masing-masing mudah dibedakan sehingga memudahkan untuk dilakukannya
pengamatan. Alasan lain menggunakan Ikan Nilem dan Ikan Lele Dumbo adalah
karena kedua ikam ini mudah didapatkan di daerah Purwokerto.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
Morfologi dan Anatomi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus).
A.
B. Pembahasan
Hasil pengamatan anatomi ikan Nilem (Osteochilus hasselti) didapatkan hasil
bahwa bagian tubuh Ikan Nilem terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (caput), badan
(truncus), ekor (cauda). Hal itu sesuai dengan pernyataan Hoar dan Randal (1998)
yang menyatakan bahwa bagian-bagian tubuh Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput, truncus, dan cauda. Bagian kepala
mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang. Bagian badan dimulai dari
belakang batas tutp insang sampai dengan anus. Sedangkan bagian ekor dimulai dari
belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor.
Menurut Saanin (1995), Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) mempunyai
klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub Phylum
: Vertebrata
Class
: Pisces
Ordo
: Ostariophysi
Sub Ordo
: Crypnidae
Family
: Crypnidae
Genus
: Osteochilus
Species
: Osteochilus hasselti
Dilihat dari morfologinya, Ikan Nilem memiliki ciri-ciri yaitu bentuk badan
memanjang dan sedikit memipih ke samping. Ikan Nilem memiliki nostril (lubang
hidung), organon visus (mata), operculum (penutup insang). Selain itu, Ikan Nilem
juga memiliki sirip dada, sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Pada
pertengahan badan Ikan Nilem terdapat gurat sisi atau linea lateralis dengan posisi
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor, gurat sisi ini
berfungsi untuk mengetahui besarnya arus air. Ikan Nilem memiliki sisik yang
ukurannya cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang letaknya
beraturan (Jangkaru,2001).
Alat pernapasan Ikan Nilem adalah insang. Insang memiliki dua filamen
insang, septum branchialis (dibangun oleh jaringan penyokong melebar keluar
permukaan tubuh), arteri epibranchialis, arteri branchialis, lengkung insang serta
tapis insang (tonjolan-tonjolan kaku). Arteri branchialis memotong pembuluh
filament dan meluas ke dalam lamela insang. Ikan Nilem juga mempunyai
gelembung renang yang disebut vesical metatoria yaitu organ dalam yang berisi gas,
tetapi tidak mempunyai fungsi pernafasan. Fungsi dari gelembung renang ini
diantaranya adalah sebagai alat hidrostatis dan untuk menerima suara serta tekanan di
dalam air (Djuhanda, 1982).
Mekanisme pernapasan diatur oleh mulut dan tutup insang (operculum). Jika
mulut ditutup, operculum mengempis, rongga faring meyempit, dan membrane
brankiostega melonggar sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang.
Sebaliknya, pada waktu operculum mengembang, membrane brankiostega menempel
rapat pada tubuh, sehingga air masuk lewat mulut. Air dengan oksigen yang larut di
dalamnya membasahi filamen insang yang penuh kapiler darah dan karbondioksida
iku keluat dari tubuh bersama air melalui celah tutup insang. Ikan juga mempunyai
gelembung renang yang berfungsi untuk menyimpan oksigen dan membantu gerakan
ikan naik turun (Usinger dan Storer, 1975).
Sistem pencernaan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) terdiri dari mulut,
rongga mulut, faring, oesophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, kloaka, dan anus.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hoar dan Randal (1988) yang menyatakan bahwa
struktur fungsi saluran pencernaan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) di mulai dari
mulut menuju rongga mulut dimana pada bagian ini terdapat kelenjar yang
menghasilkan lender yang berfungsi mempermudah jalannya makanan menuju
bagian selanjutnya yaitu faring dilanjutkan oesophagus, lambung, pylorus (bagian
segmen yang terletak antara lambung dan usus depan), usus (tempat penyerapan sarisari makanan), dan berakhir pada porus urogenitalis. Hepar terdiri atas dua lobi,
vesical felea dari hepar menuju ductus hepaticus kemudian bersatu dengan ductus
cyticus menjadi ductus choleodocus yang bermuara ke duodenum. Osteochilus
hasselti
Sistem reproduksi pada Ikan Nilem jantan terdapat sepasang testis, melalui
vas deferens sperma dikeluarkan melalui porus urogenitalis. Untuk yang betina, sel
telur keluar pada oviduct. Pembuahan umumnya terjadi diluar tubuh (Jasin, 1989).
Sistem urogenitalis merupakan perpaduan antara sistem uropoetica (ekskresi) dengan
sistem genitalis. Sesuai dengan namanya, sistem urogenitalis tersusun atas organorgan penyusun sistem ekskresi dan sistem genitalis (Bond, 1979).
Hasil pengamatan anatomi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) didapatkan
hasil bahwa tubuh ikan terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (caput), badan (truncus),
dan ekor (cauda). Ikan Lele mempunyai 5 jenis sirip yaitu sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, sirip anal, sirip ekor, dan mempunyai sungut. Bagian-bagian yang didapat
dari bagian badannya yaitu sepasang sirip dada (pinna pectoralis) yang memiliki patil
yang digunakan untuk mempertahankan diri dari organisme lain, sepasang sirip perut
(pinna abdominalis) disebelah ventral perutnya, 1 sirip dubur (pinnae analis) didekat
lubang duburnya, 1 sirip punggung (pinnae dorsalis) pada bagian dorsal badannya
dan lubang cluster yang merupakan pembeda antara Lele jantan dan betina, terdapat
di bagian anterior sirip dubur pada Lele jantan. 1 sirip ekor (pinnae caudalis) pada
bagian ekornya (Suyanto, 1999).
Klasifikasi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) menurut Brotowidjoyo
(1993) adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub Phylum
: Vertebrata
Class
: Pisces
Ordo
: Ostariophysi
Family
: Claridae
Genus
: Clarias
Species
: Clarias gariepinus
Ikan Lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut arborescent yang
merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Arborescent berupa
kulit tipis mempunyai spons, yang dengan alat pernapasan tambahan ini Ikan Lele
dapat hidup pada air dengan kadar oksigen rendah. Alat ini terletak didalam ruangan
sebelah atas insang (Khairuman dan Amri, 2007). Pada Ikan Lele rongga insangnya
mempunyai perluasan ke atas yang berupa lipatan-lipatan tidak teratur yang disebut
labirin. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara sehingga jenis ikan tersebut
dapat hidup di air kotor dan kekurangan oksigen (Affandi, 2002). Hasil pengamatan
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus), organ dalamnya terdiri daric or (jantung) di
depan hati, hepar (hati), vesical felea (kantung empedu) yang berwarna biru dan
berukuran besar, gastrum (lambung) yang besar, intestine, sepasang ginjal, dibawah
lambung terdapat lympha yang bewarna hitam, organ pengeluaran dan organ
kelamin, terdapat homolog penis yang disebut clasper (Saanin, 1995).
Sistem pencernaan makanan Ikan Lele dimulai dari mulut, rongga mulut,
faring, oesophagus, lambungm pylorus, usus, rectum, dan anus. Struktur anatomi
mulut ikan erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan. Sungut terdapat di
sekitar mulut Lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan
ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal).
Rongga mulut pada Ikan Lele diselaputi sel-sel penghasil lender yang mempermudah
jalannya makanan ke segmen berikutnya, juga terdapat organ pengecap yang
berfungsi menyeleksi makanan. Faring pada Ikan Lele berfungsi untuk menyaring
makanan, karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan akan
dibuang melalui celah insang (Fujaya, 2002).
Sistem genitalia pada Ikan Lele jantan yaitu mempunyai testis yang memiliki
gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad
lebih kecil dari pada betinanya. Selain itu, Ikan Lele jantan juga memiliki homolog
penis yang disebut clasper (Yusita, 2004). Sistem genitalia pada Ikan Lele betina
dalah ovarium yang berwarna lebih kuning dan terlihat bitnik-bintik telur yang
terdapat di dalamnya, serta kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi (Rahardjo dan
Muniarti, 1984).
Organ-organ
urogenital
adalah
organ-organ
yang
berfungsi
dalam
penyingkiran sisa hasil metabolic dan organ-organ yang berfungsi dalam reproduksi.
Organ yang sangat berperan dalam ekskresi sisa hasil metabolic ialah ginjal. Ginjal
berbentuk ramping, dan memanjang, berwarna merah tua, terletak di atas rongga
perut dan di bawah tulang punggung (Jauhari, 2005). Sistem urogenitalis merupakan
perpaduan antara sistem uropoetica (ekskresi) dengan sistem genitalis. Sesuai dengan
namanya, sistem urogenitalis tersusun atas organ-organ penyusun sistem ekskresi dan
sistem genitalis (Bond, 1979).
DAFTAR REFERENSI
Affandi R dan Tang UM.2002.Fisiologi Hewan Air.Unri Press, Pekanbaru.
Bond, C.E.1979.Biology of Fishes.W.B. Saunders Company, Philadelphia.