Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Jatna (1210704019)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
1. Tanggal Percobaan: 09 November 2011
2. Tujuan
a. melakukan pemisahan dan pemurnian zat padat dengan cara rekristalisasi
b. menentukan massa kristal yang terbentuk
3. Dasar Teori
Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai
struktur kristal yang berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan
kaca merupakan zat padat semacam itu. Tak seperti zat pada kristal, zat
amorf tidak mempunyai titik-titik leleh tertentu yang tepat. Sebaliknya zat
amorf melunak secara bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu
jangka temperatur .Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaanpermukaan datar. Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju
ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuwan
menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat padat ini juga tersusun
secara simetris (Keenan, 1991).
Zat
padat
umumnya
mempunyai
titik
lebur
yang
tajam
(rentangan suhunya kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan
kemudian melebur dalam rentangan suhu yang beasr. Partikel zat padat
amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu, pembahasan zat
padat hanya membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal
tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut
isomorfik (sama bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K 2SO4 dengan K2SeO4,
dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal
bersama secara homogen. Artinya satu partikel tidak dapat menggantikan
kedudukan partikel lain. Contohnya, Na+ tidak dapat menggantikan K+ dalam
KCl, walaupun bentuk kristal NaCl sama dengan KCl. Suatu zat yang
mempunyai dua kristal atau lebih disebut polimorfik (banyak bentuk),
contohnya karbon dan belerang. Karbon mempunyai struktur grafit dan
intan, belerang dapat berstruktur rombohedral dan monoklin (Syukri, 1999).
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang
jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut
dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini
bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu
diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari
konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang
rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap (Arsyad, 2001).
panas,
dibilas
zat
yang
menempel
dengan
aseton.
filtrat
didinginkan dalam air dingin berisi batu es sampai terbentuk kristal, apabila
kristal tidak terbentuk maka dilakukan penjenuhan, kristal yang telah
dijenuhkan didinginkan kembali. apabila kristal terbentuk, kristal disaring
dan dijenuhkan (pemeriksaan) dicuci kristal yang terbentuk dengan aseton
dalam keadaan dingin, kristal dikeringkan dan diukur massa kristal yang
terbentuk.
6. Hasil Pengamatan
N
Perlakuan
Pengamatan
o
1
2.
3.
4.
5.
6.
7. Pembahasan
Pada percobaan kali ini telah dilakukan proses kristalisasi asam benzoat.
Tahap pertama yang dilakukan adalah proses pelarutan asam benzoat (0,2
gram) yang berbentuk padatan agar menjadi suatu larutan. Pelarut yang
digunakan untuk melarutkan asam benzoat ini adalah pelarut yang cocok
(200 ml aseton) yang panas. Hal ini ditujukan agar asam benzoat yang
dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Asam benzoat yang dilarutkan
dalam sikloheksana panas tersebut akan terurai menjadi ion-ionnya.
Asam benzoat yang digunakan dalam percobaan ini merupakan asam
benzoat yang belum murni atau masih kotor. Karena itu dilakukan pemurnian
terhadap asam benzoat tersebut agar terbebas dari zat pengotor. Asam
benzoat yang telah dilarutkan dalam aseton tersebut, dipanaskan sampai
mendidih (sampai melewati kondisi lewat jenuh) setelah itu dilakukan
pendinginan. Jika belum terbentuk kristal maka larutan di jenuhkan dengan
cara penguapan, agar endapan dapat terbentuk dengan mudah. Tapi jika
kristal
sudah
mulai
terbentuk,
maka
dilakukan
penyaringan
dengan
pelarut (solven)
Sifat dari aseton sendiri yang mudah menguap, sehingga hanya sebagian
kecil yang breaksi dengan asam benzoat dalam membentuk kristal,
Apabila dilihat dari komposisi, 0,2 gram asam benzoat dalam 200 ml aseton,
zat terlarut yang digunakan sangat sedikit apabila dibandingkan dengan zat
pelarut yang akan melarutkannya. dalam suatu percobaan kristalisasi,
komposisi yang dipakai 0,5 g asam benzoat + heksana 5 ml (Program studi
S-1 Kimia, Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA),
Universitas
Lambung
Mangkurat,
Banjarbaru,
2008:
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/pemisahan-pemurnian-zat
padat-rekristalisasi-titik-leleh/
Adapun contoh komposisi yang lain, 5 gram asam benzoat + 50 mL aquades
dan
methanol
30
mL,
http://borasracunn.blogspot.com/2009/05/pembahasanorganikrekristalisasi.html
8. Kesimpulan
Asam benzoat dapat dimurnikan dari poengotor-peengotornya dengan
cara rekristalisasi dengan pelarut yang sesuai, dalam hal ini adalah pelarut
heksana. dalam percobaan ini kristal tidak terbentuk. Percobaan kami
mengalami kegagalan karena mungkin saja larutan belum mencapai kondisi
lewat jenuh atau karena komposisi antara pelarut dan zat terlarut yang
kurang tepat komposisinya.
9. Daftar Pustaka
Farida.2011.kristalisasi. diakses pada 21 desember 2011, pukul 21.00
melalui
http://farida.net78.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=22&Itemid=27.
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia, Jakarta.
Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia Untuk Universitas Jilid 2, Erlangga. Jakarta.
Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro, PT Kalman Media
Pusaka, Jakarta.
Syukri, 1999, Kimia Dasar 3, ITB Press, Bandung.
10. Tugas Pendahuluan
1. Apa fungsi pelarut dalam kristalisasi?
Jawab: Fungsi Pelarut dalam kristalisasi adalah untuk melarutkan asam
benzoat agar saling bercampur antara pelarut dengan zat terlarut yang akan
dimurnikan
2. apa fungsi pemanasan dan pendinginan dalam proses rekristalisasi?
Jawab:
Fungsi pemanasan adalah agar larutan mengalami proses penguapan
dimana kandunga larutan berkurang sehingga larutan mengalami kondisi
lewat jenuh, sehingga kristal terbentuk.
Fungsi pendinginan adalah untuk mengendapkan kristal yang terbentuk
setelah mengalami kondisi lewat jenuh.
3. Mengapa larutan harus disaring dalam keadaan dingin?
Jawab: disaring dalam keadaan panas agar larutan yang disaring tidak
mengalami pengkristalan yang belum murni. karena jika dalam keadaan
dingin akan langsung mengalami pengkristalan yang belum murni
4. Mengapa zat yang sudah direkristalisasi harus ditentukan titik lelehnya?
Jawab: Untuk memudahkan apabila zat yang sudah direkristalisasi dilarutkan
kembali dengan pelarut yang sesuai.