Anda di halaman 1dari 12

PEMANFAATAN BAMBU SEBAGAI MATERIAL

ALTERNATIF INTERIOR BANGUNAN

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

FASNAN WISMARA AGNI


11512207

PROGAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014

ABSTRAK
PEMANFAATAN BAMBU SEBAGAI MATERIAL
ALTERNATIF UNTUK INTERIOR BANGUNAN
Oleh

FASNAN WISMARA AGNI


11512207
Isi Abstrak
Prinsip arsitektur hijau menjadi hal yang perlu dikedepankan dalam setiap
perancangan. Salah satu penerapannya adalah melalui pemilihan material yang
tepat. Ketepatan itu sendiri berdasarkan pada kriteria material yang mendukung,
seperti bersifat lokal sehingga mudah didapatkan, dapat diperbaharui, relatif lebih
murah, efisien, dan sebagainya. Salah satunya yakni tanaman bambu, yang masih
termasuk dalam keluarga tanaman rumput-rumputan. Seringkali tanaman ini
dijuluki rumput raksasa karena ukurannya yang sangat besar jika dibandingkan
dengan spesies rumput lainnya. Ketahanan tanaman ini sangat tinggi layaknya
rumput liar, sehingga bambu dapat hidup tanpa memerlukan perawatan khusus
dan penyebarannya di bumi sangat luas. Dengan kata lain, di daerah beriklim
tropis maupun subtropis, sampai di ketinggian maksimal 4000 meter di atas
permukaan laut pun bambu masih dapat bisa bertahan hidup.
Pada mulanya bambu merupakan tumbuhan liar, tidak dibudidayakan, banyak
ditemukan di hutan, lereng gunung dan sungai. Namun, saat ini bambu mulai
banyak dieksplorasi oleh para perancang untuk diaplikasikan dalam bangunan
rancangannya. Telah banyak penelitian dilakukan guna mengeksplorasi lebih jauh
material alami ini. Bambu juga dikenal sebagai material yang ramah lingkungan
serta memiliki sifat bahan yang lentur dan elastis untuk ukuran kayu.
Desainer produk dan interior melihat bambu sebagai material yang dapat
dieksplor lebih banyak untuk menghasilkan bentuk-bentuk produk yang inovatif,
sebut saja beberapa bidang perancang yang biasa menggunakan bambu sebagai
material dalam rancangannya, yaitu desainer interior dan produk, ahli sipil, dan
arsitek. Diketahui bahwa meskipun mereka sama-sama memanfaatkan bambu,
cara merancang serta bentuk eksplorasi bambu yang dihasilkan bisa berbeda.
Menggunakan pendekatan merancang dengan mengulik langsung bahan dengan
perbandingan 1:1 menjadi keunggulannya dalam menghasilkan bentuk yang
detail. Bagi arsitek sendiri, bambu adalah material yang dapat digunakan untuk
menunjang fungsi suatu ruang atau bangunan. Arsitek merancang banyak hal dan
terbiasa berpikir secara holistik, tetapi tidak terlalu mendetail. Dalam bidang
arsitektur, bambu bisa digunakan sebagai struktur dan estetis.
Bambu memiliki potensi sebagai material masa depan asal didukung oleh banyak
hal. Salah satunya bisa dilakukan dengan mencoba mengolaborasikan cara kerja
dan hasil eksplorasi bentuk bambu dari berbagai jenis perancang tersebut agar

tercipta inovasi produk yang lebih beragam lagi dan lebih diminati oleh
masyarakat umum salah satunya pada interior bangunan. Penggunaan interior
bangunan dituntut untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan pengunjung,
salah satunya penggunaan material bambu. Penggunaan material bambu yang
tepat akan berdampak positif pada pemakai/pengunjung baik secara visual
Bangunan dengan desain interior bambu dapat memberikan kenyamanan visual
untuk penghuni, bagaimana menciptakan suasana nyaman tersebut yang nantinya
akan direspon dari aspek material bambu dengan mengikuti standar yang ada
sehingga dapat penunjang aktifitas dalam bangunan, dapat berupa furniture,
perkerasan, kulit pembungkus, dll.
Oleh karena itu penerapan desain material bambu diharapkan dapat memenuhi
standar nyaman visual bangunan sekaligus sebagai material alternatif pengganti
kayu sebagai desain pada interior bangunan.
Kata kunci : pendekatan, bambu, eksplorasi, interior.

ABSTRACK
UTILIZATION OF BAMBOO AS A MATERIAL
ALTERNATIVE FOR INTERIOR BUILDING
By

FASNAN WISMARA AGNI


11512207
Abstract Contents
Green architecture principles , had to be put forward in each design . One
application is through the selection of appropriate materials. The accuracy itself
based on the criteria of support materials , such as localized so readily available ,
renewable , relatively inexpensive , efficient , and so on . One of them is the
bamboo plant , which is still in the family of plants including grasses . Often this
plant called giant grass because the size is very large when compared to other
grass species . Plant resistance is very high like weeds, so bamboo can live
without the need for special care and very wide spread in the earth . In other
words , in the tropics and subtropics , reached a maximum altitude of 4000 meters
above sea level bamboo can still survive.
In the beginning, bamboo is a wild plant , not cultivated , usually found in forests ,
mountain slopes and river . However , this time the bamboo began much explored
by the designers to be applied in the design of the building . There have been
many studies conducted to further explore this natural material . Bamboo is also

known as an environmentally friendly material and has properties of a flexible


material and elastic to the size of the timber .
Product designers and interior look of bamboo as a material that can be explored
to produce more forms of innovative products , designers call it a few areas that
used to use bamboo as a material in its design , the interior and product designer ,
civilian experts , and architects . It is known that although they both utilize
bamboo , how to design and shape of the resulting exploration bamboo can be
different . Using a direct approach to designing with mengulik material with 1:1
ratio into its excellence in producing a detailed form . For the architect himself ,
bamboo is a material that can be used to support the function of a room or
building . Architect designed many things and used to think holistically , but not
too detailed . In the field of architecture , bamboo can be used as structural and
aesthetic .
Bamboo material has potential as a future home is supported by a lot of things .
One of them can be done by trying to collaborate with the workings and
exploration of various types of bamboo form the designer in order to create a
more diverse product innovation more and more in demand by the general public
one on the interior of the building . The use of the interior of the building is
required to provide the satisfaction and comfort of visitors , one of which uses
bamboo material . Proper use of bamboo material will have a positive impact on
the users / visitors both visually
Building with bamboo interior design can provide visual comfort for occupants ,
how to create a cozy atmosphere that will be the response of the material aspects
of bamboo by following existing standards in order to support the activities in the
building , can be furniture , pavement , leather wrapping , etc. .
Therefore, the application of bamboo materials design is expected to meet the
standards of the building as well as a convenient visual material as an alternative
to wood on the interior design of the building.
Keywords : approach, bamboo, exploration, interior.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Agar dapat diterima semua orang penerapan interior bambu harus dapat
memberikan nilai kenyamanan dan kepuasan yang diwujudkan dengan desain
fisik yang inovatif. Sehubungan dengan topik yang diambil yaitu CIBTEC
(Center of Innovation Building Technology) maka masalah tersebut akan coba
dijawab melalui desain visual bambu karena sebuah karya arsitektur yang baik
harus mampu menjawab masalah yang terjadi dan meresponnya dengan baik.
Seperti yang diketahui, peranan interior menjadi penting dalam berbagai macam
bangunan.

Konsep desain yang digunakan adalah perpaduan yang diwujudkan dalam


pemeberian nilai estetika dan fungsional, yaitu konsep tradisional modern.
Contoh penerapan konsep tradisional modern antara lain penggunaan bambu
sebagai dinding partisi antar ruang yang dipadukan dengan kaca, perkerasan
dengan perpaduan bambu dan batu alam untuk memberikan tekstur halus kasar,
penutup rangka baja pada sistem struktur atap, atau penggunaan dinding bambu
yang menjadikan lebih ringan dan flesibel (dapat dipindah).
Penerapan konsep tradisional modern dalam desain interior resortl ini diupayakan
mendekati pada topiknya CIBTEC (Center of Innovation Building Technology)
karena dalam konsep desain tradisional modern ini mengandung beberapa faktor
penting yang mendukung diantaranya bersifat ramah lingkungan, berkelanjutan,
serta sesuai dengan upaya untuk mencapai inovasi teknologi bangunan.
Rumusan Masalah
Menciptakan kepuasan dan suasana nyaman untuk penghuni bagunan. Desain
bambu pada interior bangunan diharapkan dapat mendukung aktifitas penghuni
baik secara fungsional maupun estetika sehingga menciptakan kepuasan dan
suasana nyaman. Segala hal untuk memenuhi aktifitas pada kondisi di lapangan
sudah memenuhi teori atau referensi yang didapat, misalnya terdapat gazebo
untuk bersantai serta ruang spa dan sauna yang dapat dijadikan sarana rileksasi.
Objek Kajian
Mempelajari bambu berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dari objek
kajian, yakni :
Pengolahan bambu menjadi material siap pakai.
Karakter bambu yang dihasilkan dari pengolahan tersebut.
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data dan pembahasan data
yang dikemukakan serta menggunakan kerangka pola pikir kearah tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai. Adapun tahapan pola pikir tersebut adalah :
1. Pengumpulan Data
Mengumpulkan dan menyajikan data data lapangan yang berkaitan
dengan pengolahan bambu sebagai material siap pakai untuk interior
bangunan.
Data berupa studi literature dengan tujuan :
Mencari data paguyuban/komunitas pengrajin bambu (salah satu lokasi
Cebongan, Mlati , Sleman) tentang pengolahan bambu.
Melakukan studi literatur tugas akhir tahun sebelumnya mengenai
Interior Bangunan Material Bambu.
Referensi dari website, link, sumber internet terkait bambu.

KAJIAN PUSTAKA
Bambu
Bambu merupakan tanaman masyarakat yang cukup banyak manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya bambu dapat digunakan sebagai dinding rumah,
serta dalam berbagai bentuk anyaman dan kerajinan seperti tampah, keranjang,
kursi. Bambu juga dapat digunakan/dimanfaatkan sebagai material interior
bangunan atau desain lainnya seperti tali pengikat yang digunakan sebagai
penyangga dalam membuat suatu bangunan, secara umum bambu memiliki
banyak manfaat. Jenis bambu banyak, misalnya bambu lemang, bambu dinding,
bambu ampel, bambu petung, bambu cina, bambu tali dan lain lain. Tapi dalam
pembahasan kali ini bambu yang akan dipergunakan ialah batangnya, sebagai
material alternatif penggati kayu dalam interior bangunan. Bambu hitam atau
bambu wulung (Gigantochloa verticillata), banyak tumbuh di Jawa dan Sumatra,
jenis bambu ini dapat mencapai diameter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20
meter, banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena
relative lebih tahan terhadap hama, cepat tumbuh, dan mudah berkembang biak,
karena dapat hidup dalam berbagai iklim dan cuaca, serta dapat dipanen dalam
waktu yang singkat, yaitu antara 2-3 tahun. Bambu hitam/wulung mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Serat bambu hitam sangat baik dan kuat fleksibel sebagai bahan bangunan.
2. Penampilannya yang menarik (ungu kehitaman), teksturnya lentur,dan
seratnya kuat.

Furniture Bambu
Memaparkan studi kasus dari berbagai metode pengolahan mengenai bambu
sebagai material interior non struktural pada bangunan. Sehingga diperoleh suatu
kesimpulan dan hasil dari masing-masing studi kasus yang akan dijelaskan.
1. Bambu Laminasi

Bambu yang mempunyai bentuk berbeda, yaitu seperti papan kayu bahkan
ukurannya bisa dibuat lebih lebar seperti triplek, plywood, atau material
lain yang sejenis. Bambu laminasi bisa juga digunakan sebagai bahan
untuk membuat konstruksi seperti kayu meski bukan konstruksi utama.
Pengolahan bambu laminasi awalnya bambu yang
masih utuh dibelah menjadi banyak bagian lalu
dihaluskan dengan cara dipukul menggunkan alat
tertentu hingga berubah menjadi serat. Selanjutnya
serat ini dicampur dengan bahan lain seperti resin,

lem, serta beberapa macam perekat atau zat pengeras lainnya lalu di press
memakai mesin. Sehingga tecipta bambu dengan bentuk menyerupai kayu
atau triplek.
Bambu laminasi memiliki daya tekan lebih bagus dan tidak mudah patah
atau pecah seperti bahan triplek atau plywood. Hal ini dikarenakan
pembuatannya menggunakan bambu yang masih utuh berbeda dari
material press lain yang menggunakan bahan dasar dari kayu, sebelum
dijadikan lembaran harus dipotong-potong kecil dulu bahkan ada yang
dijadikan bubur, sehingga kekuatannya tidak maksimal.
Gambar
interior
dinding
dengan
bambu
laminasi

Gambar
interior
dinding
dengan
bambu
laminasi

2. Bambu Rendaman

Bambu utuh yang baru ditebang disandarkan dengan kemiringan 75 derajat


agak tegak di bawah naungan pohon yang teduh dan dibiarkan sampai
kadar airnya berkurang dan berubah warna menjadi kuning dan kering atau
setengah kering. Bambu disandarkan ditempat terbuka dengan tujuan agar
bambu tersebut tidak melengkung dan menghindari kekeringan yang tidak
merata.
Bambu yang sudah berubah warna dan benar-benar kering selanjutnya
direndam dalam kubangan air (kolam) yang menggenang atau mengalir
selama 1-6 bulan. Volume air perendaman bambu harus melebihi
permukaan bambu paling atas agar semua dapat terendam. Perendaman
bambu sebaiknya dibebani dengan pemberat untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
3. Bambu Pengasapan

Saat ini sebenarnya cara pengasapan sudah mulai dimodernisasi, beberapa


produsen bambu di Jepang dan Amerika Latin telah menggunakan si stem
pengasapan yang lebih maju untuk mengawetkan bambu dalam skala besar
untuk kebutuhan komersil. Namun pengasapan tradisional masih
diterapkan produsen bambu di Indonesia, selain pengendalian waktu
penebangan dan perendaman, cara tradisional ini menjadikan bambu
diasap untuk meingkatkan daya tahannya.
Bambu diletakkan di atas rumah perapian selama waktu tertentu sampai
pengaruh asap menghitamkan batang bambu. Secara tradisional bambu
diletakkan di tempat yang berasap (dapur atau tempat pembakaran
lainnya), secara bertahap kelembaban bambu berkurang sehingga
kerusakan secara biologis dapat dihindari. Proses pemanasan
menyebabkan terurainya senyawa pati dalam jaringan parenkim. Efek
negatif dari metode ini adalah kemungkinan terjadinya retak yang dapat
mengurangi kekuatan bambu.

4. Bambu Pemanggangan

Biasanya dilakukan untuk meluruskan bambu yang bengkok atau


sebaliknya. Proses ini dapat merusak struktur gla yang ada dalam bambu
membentuk karbon , sehingga tidak disenangi oleh kumbang atau jamur.
5. Bambu Perebusan

Tempat perebusan untuk pengawetan bambu dapat berupa drum bekas atau
wadah lain yang ditaruh di atas tungku. Drum berisi air sebanyak 75%
bagian, kemudian direbus hingga mendidih.
Cara pengawetan juga dapat dengan memasukkan soda api ke dalam air,
kemudian direbus hingga mendidih sambil diaduk agar bahan tersebut
larut dalam air. Kemudian potongan bambu dicelupkan dalam larutan
selama 5-30 menit. Selanjutnya diangkat, dicuci bersih dan dikeringkan.

Selain itu terdapat prusi, yang merupakan bahan kimia berwarna biru
berupa gumpalan (bongkahan) kecil seperti gula batu. Bambu direbus
dalam air mendidih yang mengandung prusi sebanyak 5%-10% selama 530 menit. Setelah itu diangkat, dicuci bersih dan dikeringakan.

6. Bambu Celupan

Bambu dalam bentuk belah atau iratan dicelup dalam larutan kapur
(CaOH2) yang kemudian berubah menjadi kalsium karbonat yang dapat
menghalangi penyerapan air hingga bambu terhindar dari serangan jamur.
7. Bambu Metode Boucherie

Mula-mula bambu dipotong menurut ukuran tertentu. Kemudian, bambu


dimasukkan ke dalam mesin Boucherie. Lewat bagian khusus mesin itu,
cairan pengawet dengan konsentrasi tertentu dialirkan masuk ke dalam
bambu dengan tekanan 0.8 - 1.5 kg/m2. Proses tersebut dianggap selesai
bila konsentrasi cairan yang keluar dari bambu sama dengan konsentrasi
bahan pengawet di tambah konsentrasi air.

Pengawetan dengan tangki bertekanan cocok untuk bambu yang sudah


kering dan dapat memastikan penyerapan yang cepat dan sempurna.
Prinsipnya adalah memaksa bahan pengawet masuk ke dalam bambu.
Bahan pengawet yang dapat digunakan denga sistem ini adalah
BoraxBoric, CCB, CCA dan Ter. Prosedur pengawetan dengan tangki
bertekanan meliputi:
Proses vakum, bambu yang ditempatkan didalam tangki divakum untuk
mengeluarkan udara yang ada.
Proses pengisian tangki dengan bahan pengawet sekaligus memberikan
tekanan pada larutan agar masuk ke dalam bambu. Proses pengisian ini
juga biasaya dikombinasi dengan sistem fluktuasi tekanan, dimana tekanan

dinaik-turunkan agar dapat mempercepat dan menjamin penyerapan secara


sempurna.
8. Bambu Semprot

Proses penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot


yang telah diisi bahan pengawet dengan jarak semprot kurang lebih 30 cm
agar bahan pengawet tidak tercecer.

Tabel Analisa Data


Tabel 1. Karakteristik Bambu

NO

JENIS
PENGOLAHAN

PROSES PENGOLAHAN

KARAKTERISTIK

1.
Bambu utuh dibelah menjadi banyak
bagian.

Bambu Laminasi

2.
Dihaluskan
dengan
dipukul
menggunkan alat tertentu hingga berubah
menjadi serat, kemudian dicampur dengan
bahan seperti resin, lem, atau zat pengeras
lainnya.

Memiliki daya tekan lebih


bagus dan tidak mudah patah
atau pecah.

3.

Press memakai mesin. Sehingga


tecipta bambu dengan bentuk menyerupai
kayu atau triplek.

Bambu Pengasapan

1.
Bambu diletakkan di atas rumah
perapian selama waktu tertentu sampai
pengaruh asap menghitamkan batang
bambu.
2.
Proses pemanasan
terurainya senyawa pati
bambu.

Bambu Perebusan

menyebabkan
dalam buluh

Ditempatkan dalam drum bekas di atas


tungku. Drum berisi air sebanyak 75% bagian
yang dicampur soda api, kemudian direbus
hingga mendidih.

Secara bertahap kelembaban


bambu berkurang sehingga
kerusakan secara biologis
dapat dihindari.

Tahan terhadap hama, rayap,


jamur karena kandungan pati
yang berkurang.

Bambu
Perendaman

Bambu Metode
Boucherie

Bambu Celup

Bambu
Pemanggangan

Bambu
Penyemprotan

Direndam dengan temperatur 70C hingga


beberapa jam sampai tidak ada gelembung
udara yang keluar kemudian didiamkan
selama 24 jam.
1.
Memberikan
tekanan
untuk
mengeluarkan cairan pada bambu basah,
pada saat bersamaan menggantikannya
dengan larutan senyawa boron dengan alat
seperti pompa atau tangki tekanan, pipapipa atau selang karet yang di tempatkan di
salah satu ujung bambu.
2.
Posisi bambu dengan kemiringan
antara 5 10 derajat sehingga bahan
pengawet dapat mengalir .

Bambu lebih awet dan kebal


terhadap serangan hama saat
digunakan sebagai material.

1.
Senyawa
boron
efektif
melawan
hama
bambu, rayap, dan jamur.
2.
Kadar
garamnya
memiliki sifat anti api
3.

Tidak beracun

Bambu dalam bentuk belah atau iratan


dicelup dalam larutan kapur (CaOH2) yang
kemudian berubah menjadi kalsium karbonat.

Memperlambat penyerapan
air hingga bambu terhindar
dari serangan jamur.

Bambu dimasukkan pada wadah tabung


selama waktu tertentu. Proses pemanggangan
menyebabkan terurainya senyawa pati dalam
jaringan parenkim bambu.

Bentuk bambu yang lurus


kuat dan tahan terhadap
hama.

Menggunakan alat penyemprot yang telah


diisi bahan pengawet borax dan boric acid
dengan jarak semprot kurang lebih 30 cm agar
bahan pengawet tidak tercecer.

Meningkatkan
keawetan
bambu hingga 5 tahun, serta
menambah
mutu bambu
secara estetika.

Kesimpulan

Hasil kesimpulan berdasarkan data tertulis maupun tabel diagram yang dibuat
perbandingan masing masing indikator jenis bambu, pengolahan bambu, dan
karakteristik bambu.

Tujuan Pengolahan Bambu


Meningkatkan daya tahan dan waktu pemanfaatan bambu.
Menambah ketahanan lain misalnya lebih tahan terhadap api.
Meningkatkan mutu bambu secara estetika.

Pengaplikasian pada Material Interior


Bambu laminasi, sifatnya yang memiliki daya tekan kuat dan betuk
lembaran tipis mudah dalam pendekorasian sesuai keinginan.
Bambu metode Boucherie, memiliki kadar garam yang rendah
sehingga tahan api dan tahan rayap karena kandungan pati yang
sedikit.
Bambu semprot, daya tahan hingga 5 tahun serta memiliki nilai
estetika penampilan.

DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Imelda., Primasanti, Nadia., Soraya, Devi., Sawitri, Ni Wayan.,
Siregar, Alicchys R. P., 2011, Archinesia Volume 1, Jakarta : Imaji.
2014, Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Nugraha, Adhi., 2010, Unikom, Jakarta.
2010, AR 4195 Seminar Arsitektur - Arsitektur Hijau, Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
www.ilmu-nglethek.blogspot.com
www.archdaily.com
www.bambuawet.com/tentangbambu
www.archinect.com
wwwcobagonzo.blogspot.com
www.id.wikipedia.org/wiki/Sanggraloka
www.imagebali.net

Anda mungkin juga menyukai