Oleh
ABSTRAK
PEMANFAATAN BAMBU SEBAGAI MATERIAL
ALTERNATIF UNTUK INTERIOR BANGUNAN
Oleh
tercipta inovasi produk yang lebih beragam lagi dan lebih diminati oleh
masyarakat umum salah satunya pada interior bangunan. Penggunaan interior
bangunan dituntut untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan pengunjung,
salah satunya penggunaan material bambu. Penggunaan material bambu yang
tepat akan berdampak positif pada pemakai/pengunjung baik secara visual
Bangunan dengan desain interior bambu dapat memberikan kenyamanan visual
untuk penghuni, bagaimana menciptakan suasana nyaman tersebut yang nantinya
akan direspon dari aspek material bambu dengan mengikuti standar yang ada
sehingga dapat penunjang aktifitas dalam bangunan, dapat berupa furniture,
perkerasan, kulit pembungkus, dll.
Oleh karena itu penerapan desain material bambu diharapkan dapat memenuhi
standar nyaman visual bangunan sekaligus sebagai material alternatif pengganti
kayu sebagai desain pada interior bangunan.
Kata kunci : pendekatan, bambu, eksplorasi, interior.
ABSTRACK
UTILIZATION OF BAMBOO AS A MATERIAL
ALTERNATIVE FOR INTERIOR BUILDING
By
PENDAHULUAN
Agar dapat diterima semua orang penerapan interior bambu harus dapat
memberikan nilai kenyamanan dan kepuasan yang diwujudkan dengan desain
fisik yang inovatif. Sehubungan dengan topik yang diambil yaitu CIBTEC
(Center of Innovation Building Technology) maka masalah tersebut akan coba
dijawab melalui desain visual bambu karena sebuah karya arsitektur yang baik
harus mampu menjawab masalah yang terjadi dan meresponnya dengan baik.
Seperti yang diketahui, peranan interior menjadi penting dalam berbagai macam
bangunan.
KAJIAN PUSTAKA
Bambu
Bambu merupakan tanaman masyarakat yang cukup banyak manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya bambu dapat digunakan sebagai dinding rumah,
serta dalam berbagai bentuk anyaman dan kerajinan seperti tampah, keranjang,
kursi. Bambu juga dapat digunakan/dimanfaatkan sebagai material interior
bangunan atau desain lainnya seperti tali pengikat yang digunakan sebagai
penyangga dalam membuat suatu bangunan, secara umum bambu memiliki
banyak manfaat. Jenis bambu banyak, misalnya bambu lemang, bambu dinding,
bambu ampel, bambu petung, bambu cina, bambu tali dan lain lain. Tapi dalam
pembahasan kali ini bambu yang akan dipergunakan ialah batangnya, sebagai
material alternatif penggati kayu dalam interior bangunan. Bambu hitam atau
bambu wulung (Gigantochloa verticillata), banyak tumbuh di Jawa dan Sumatra,
jenis bambu ini dapat mencapai diameter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20
meter, banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena
relative lebih tahan terhadap hama, cepat tumbuh, dan mudah berkembang biak,
karena dapat hidup dalam berbagai iklim dan cuaca, serta dapat dipanen dalam
waktu yang singkat, yaitu antara 2-3 tahun. Bambu hitam/wulung mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Serat bambu hitam sangat baik dan kuat fleksibel sebagai bahan bangunan.
2. Penampilannya yang menarik (ungu kehitaman), teksturnya lentur,dan
seratnya kuat.
Furniture Bambu
Memaparkan studi kasus dari berbagai metode pengolahan mengenai bambu
sebagai material interior non struktural pada bangunan. Sehingga diperoleh suatu
kesimpulan dan hasil dari masing-masing studi kasus yang akan dijelaskan.
1. Bambu Laminasi
Bambu yang mempunyai bentuk berbeda, yaitu seperti papan kayu bahkan
ukurannya bisa dibuat lebih lebar seperti triplek, plywood, atau material
lain yang sejenis. Bambu laminasi bisa juga digunakan sebagai bahan
untuk membuat konstruksi seperti kayu meski bukan konstruksi utama.
Pengolahan bambu laminasi awalnya bambu yang
masih utuh dibelah menjadi banyak bagian lalu
dihaluskan dengan cara dipukul menggunkan alat
tertentu hingga berubah menjadi serat. Selanjutnya
serat ini dicampur dengan bahan lain seperti resin,
lem, serta beberapa macam perekat atau zat pengeras lainnya lalu di press
memakai mesin. Sehingga tecipta bambu dengan bentuk menyerupai kayu
atau triplek.
Bambu laminasi memiliki daya tekan lebih bagus dan tidak mudah patah
atau pecah seperti bahan triplek atau plywood. Hal ini dikarenakan
pembuatannya menggunakan bambu yang masih utuh berbeda dari
material press lain yang menggunakan bahan dasar dari kayu, sebelum
dijadikan lembaran harus dipotong-potong kecil dulu bahkan ada yang
dijadikan bubur, sehingga kekuatannya tidak maksimal.
Gambar
interior
dinding
dengan
bambu
laminasi
Gambar
interior
dinding
dengan
bambu
laminasi
2. Bambu Rendaman
4. Bambu Pemanggangan
Tempat perebusan untuk pengawetan bambu dapat berupa drum bekas atau
wadah lain yang ditaruh di atas tungku. Drum berisi air sebanyak 75%
bagian, kemudian direbus hingga mendidih.
Cara pengawetan juga dapat dengan memasukkan soda api ke dalam air,
kemudian direbus hingga mendidih sambil diaduk agar bahan tersebut
larut dalam air. Kemudian potongan bambu dicelupkan dalam larutan
selama 5-30 menit. Selanjutnya diangkat, dicuci bersih dan dikeringkan.
Selain itu terdapat prusi, yang merupakan bahan kimia berwarna biru
berupa gumpalan (bongkahan) kecil seperti gula batu. Bambu direbus
dalam air mendidih yang mengandung prusi sebanyak 5%-10% selama 530 menit. Setelah itu diangkat, dicuci bersih dan dikeringakan.
6. Bambu Celupan
Bambu dalam bentuk belah atau iratan dicelup dalam larutan kapur
(CaOH2) yang kemudian berubah menjadi kalsium karbonat yang dapat
menghalangi penyerapan air hingga bambu terhindar dari serangan jamur.
7. Bambu Metode Boucherie
NO
JENIS
PENGOLAHAN
PROSES PENGOLAHAN
KARAKTERISTIK
1.
Bambu utuh dibelah menjadi banyak
bagian.
Bambu Laminasi
2.
Dihaluskan
dengan
dipukul
menggunkan alat tertentu hingga berubah
menjadi serat, kemudian dicampur dengan
bahan seperti resin, lem, atau zat pengeras
lainnya.
3.
Bambu Pengasapan
1.
Bambu diletakkan di atas rumah
perapian selama waktu tertentu sampai
pengaruh asap menghitamkan batang
bambu.
2.
Proses pemanasan
terurainya senyawa pati
bambu.
Bambu Perebusan
menyebabkan
dalam buluh
Bambu
Perendaman
Bambu Metode
Boucherie
Bambu Celup
Bambu
Pemanggangan
Bambu
Penyemprotan
1.
Senyawa
boron
efektif
melawan
hama
bambu, rayap, dan jamur.
2.
Kadar
garamnya
memiliki sifat anti api
3.
Tidak beracun
Memperlambat penyerapan
air hingga bambu terhindar
dari serangan jamur.
Meningkatkan
keawetan
bambu hingga 5 tahun, serta
menambah
mutu bambu
secara estetika.
Kesimpulan
Hasil kesimpulan berdasarkan data tertulis maupun tabel diagram yang dibuat
perbandingan masing masing indikator jenis bambu, pengolahan bambu, dan
karakteristik bambu.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Imelda., Primasanti, Nadia., Soraya, Devi., Sawitri, Ni Wayan.,
Siregar, Alicchys R. P., 2011, Archinesia Volume 1, Jakarta : Imaji.
2014, Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Nugraha, Adhi., 2010, Unikom, Jakarta.
2010, AR 4195 Seminar Arsitektur - Arsitektur Hijau, Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
www.ilmu-nglethek.blogspot.com
www.archdaily.com
www.bambuawet.com/tentangbambu
www.archinect.com
wwwcobagonzo.blogspot.com
www.id.wikipedia.org/wiki/Sanggraloka
www.imagebali.net