Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material
untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik
dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan metode.
Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material,
analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik.
Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometer
massa, kromatografi dan elektronforesis, kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia.
Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari
kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari
teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dan
gravimetri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengidentifikasi dan preparative suatu sampel baik organik maupun anorganik ?
2. Apa saja kandungan kation yang terkandung dalam sampel ?
3. Apa saja kandungan anion yang terkandung dalam sampel?
4. Bagaimana menganalisa golongan kation menurut sistem carnog?
5. Bagaimana menganalisa golongan kation menurut system garstenzang?
6. Bagaimana menganalisa golongan anion menurut sistem Weisz ?
7. Bagaimana menguji senyawa organik berdasarkan metoda KLT ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara mengidentifikasi dan preparative suatu sampel baik organik maupun
anorganik.
2. Mengetahui kandungan kation yang terkandung dalam sampel.
Page
1

3.
4.
5.
6.
7.

Mengetahui kandungan anion yang terkandung dalam sampel.


Mengetahui cara analisa golongan kation menurut sistem carnog.
Mengetahui cara analisa golongan kation menurut system garstenzang.
Mengetahui cara analisa golongan anion menurut sistem Weisz.
Mengetahui cara menguji senyawa organik berdasarkan metoda KLT.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page
2

2.1 Identifikasi Dan Preparative Sampel


2.1.1 Teori dasar
Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel merupakan langkah awal sebelum melakukan analisis kimia untuk
menetapkan jenis atau karakter atau golongan dari sampel yang akan dianalisis, sekaligus pula
dapat menetapkan metode atau prosedur kerja analisisnya. Identifikasi meliputi pengamatan secara
makro tentang wujud, rupa, warna, bau, dan sifat hidroskopis. Dalam praktikum ini jenis atau
golongan sampel diberitahu seperti sampel dari golongan senyawa anorganik atau organik.
Preparasi Sampel
Preparatif sampel bertujuan untuk menyiapkan sampel siap saji diukur dengan alat ukur baik
secara gravimetric, volumetric maupun secara interaksi electron dalam sampel. Penyiapan sampel
ini sangat menentukan keberhasilan suatu analisis.
2.1.2

Teori tambahan
Sampel terdiri dari 2 macam jenis, yaitu anorganik dan organik. Biasanya sampel anorganik

didapat dari garam-garam mineral, sedangkan organik didapat dari bahan-bahan alam yang hidup
seperti tumbuh-tumbuhan. Preparasi sampel dapat dilakukan dengan cara memilih terlebih dahulu
pelarut yang cocok untuk sampel tersebut. Sampel anorganik biasanya dilarutkan menggunakan air,
air panas, HCl 2M, HCl 2M panas, HCl pekat, HCl pekat panas, HNO 3 2M, HNO3 2M panas,
HNO3 pekat, HNO3 pekat panas, dan Aquaregia (Air Raja). Sedangkan sampel organik
menggunakan pelarut organik, salah satunya yaitu alcohol, aceton, benzene, eter, kloroform, atau
metilen chloride. Identifikasi sampel awal dapat dilakukan dari bentuk atau sifat fisik sampel
tersebut. Rupa dari zat dapat diperhatikan secara seksama jika perlu kita dapat menggunakan lensa
atau mikroskop. Rupa zat tersebut bisa kristal atau serbuk. Sedangkan wujud zat tersebut bisa
padat, cair, atau gas. Bau khas dari suatu zat salah satu identifikasi yang dapat membantu juga.
Warna zat pun berpengaruh pada suatu senyawa. Warna larutan yang diperoleh ketika zat
dilarutkan dalam air atau dalam asam encer, karena ini dapat memberikan keterangan berharga.
Identifikasi sampel adalah langkah awal sebelum melakukan analisis kimia untuk menetapkan
jenis atau karakter atau golongan dari sampel yang akan dianalisis, sekaligus pula dapat
menetapkan metoda atau prosedur kerja analisisnya. Identifikasi meliputi pengamatan secara makro
Page
3

tentang wujud, rupa, warna, bau, dan sifat hidroskopis. Preparatif sampel bertujuan untuk
menyiapkan sampel siap saji diukur dengan alat ukur baik secara gravimetric, volumetric maupun
secara interaksi electron dalam sampel.
Penyiapan sampel ini sangat menentukan keberhasilan suatu analisis. Praktikum yang dilakukan
menggunakan sampel anorganik dan organik dari tanaman yang setiap orang mempunyai sampel
berbeda-beda.
2.2 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik
2.2.1 Teori Dasar
Analisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal
tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi.
Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3
kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang
berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.
2.2.2

Teori Tambahan
Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel mengandung suatu

macam kation. Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation dari campurannya. Pemisahan kation
cara-caranya pada prinsipnya dilakukan adalah sebelum uji reaksi dilakukan kation dipisahkan
terlebih dahulu dari campurannya. Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang
dapat dilihat hasilnya yaitu endapan atau warna keduanya. Cara ini membutuhkan sampel yang
agak banyak lebih kurang 10 mL tergantung kepekaan larutan sampel. Kation-kation golongan
pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Namun, timbal klorida sedikiut lairut dalam
air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida
encer. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga
tidak larut, seangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapannya mudah larut
dalam air panas. Asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari
larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang
jumlahnya ekuivalen. Kation golongan 1 mengandung kation logam yang terendapkan sebagai
senyawa klorida yang tidak larut. Kation-kation ini dapat diendapkan dengan pereaksi asam klorida.

Page
4

Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya.
Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan
filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian
diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang
terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji
spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan
untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok.
Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi kedalam dua sub golongan, sub golongan
tembaga dan dan sub golongan arsenik. Dasar teori dari pembagian ini adalah kelarutan endapan
sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini, sulfida dari sub golongan arsenik melarut dengan membentuk garam ion.
2.3 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik
2.3.1 Teori Dasar
Analisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal
tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi.
Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3
kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang
berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.

2.3.2

Teori Tambahan
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah

elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat
ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa
ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau

Page
5

memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg 2+, Fe3+, S22-, dan N3-, Na+ dan Cl-. Ion-ion ini
disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih
sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat
diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr 2O42-, BO33- -, Cr 2O42, AsO43, AsO33. Anion-anion ini
mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl, Br, I, S2 .Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam
(HNO3).
3. Golongannitrat: NO3, NO2, C2H3O2. Semua garam dari golongan ini larut. NO3, NO2, CH3OOAnalisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion
tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

2.4 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik
2.4.1 Teori Dasar
Analisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal
tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi.
Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3
kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang
berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.
2.4.2

Teori Tambahan

Analisi kualitatif
Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering
dirujuk sebagai konstituen yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau
sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986). Untuk tujuan analisis
Page
6

kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat


kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan
secara
Sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990). Kation
golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel,
merkurium(I) (raksa), dan perak. Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak
larut. Namun, timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang
tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersamasama kation golongan kedua (Svehla, 1990).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan
hidogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II),
tembaga, bismut, kadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan
timah (III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang
terakhir sub-golongan IIB. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam
amonium polosulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru dapat larut (Svehla, 1990).
Kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium
sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel
(II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II) (Svehla, 1990). Kation
golongan IV tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk
endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium. Kation-kation
yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium,
litium, dan hidrogen (Svehla, 1990).
Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis
kualitatif standar.
Page
7

Golongan

Kation

Pereaksi

1
2
3

Ag+, Hg+, Pb2+


Cu2+, Cd2+, BI3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+
3+
Al , Cr3+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+, Zn2+

Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na +, K+, NH4

pengendapan/kondisi
HCl 6 M
H2S 0,1 M pada pH 0,5
H2S 0,1 M pada pH 9
Tidak ada pereaksi
pengendap golongan

2.5 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik
2.5.1 Teori Dasar
Analisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal
tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi.
Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3
kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang
berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.
2.5.2

Teori Tambahan
Analisa kualitatif untuk kation berdasarkan sistem carnog ditujukan untuk menghindari

penggunaan gas H2S. Gas H2S sangat berbahaya dan beracun. Pengerjaan disesuaikan dengan
diagram dibawah ini dan tes spesifikasi untuk kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur
paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh digunakan pipet
yang sama. Satu pipet untuk satu reagen.
Analisa kualitatif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui unsur apa yang
terdapat pada suatu sampel. Analisis kualitatif untuk zat organik terdiri dari :
1. Analisis anion
2. Analisis kation
Pada analisis kation, kation yang dipelajari adalah sebagai berikut : NH4+, Na2+, Ba2+,
Mg2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, Fe3+, CO2+, Mn2+, Ni2+, Al+, Ag2+, dan sebagainya.
Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan golongan.
Setelah itu baru dilakukan uji spesifik setiap kation yang ada dalam golongan tersebut. Untuk
mengidentifikasi keberadaan didalam cuplikan, dalam analisa kation ada 5 golongan, yaitu :
Page
8

1. Golongan 1 : Ag+, Pb+, akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam kuat.
2. Golongan 2 : Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, akan mengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida
dalam suatu sedikit basa.
3. Golongan 3 : Fe2+, Fe3+, CO2+, akan mengendap sebagai garam atau hidroksida dalam suatu
sedikit basa.
4. Golongan 4 : Ca2+, Ba2+, tetap berada dalam larutan setiap pemeriksaan kation golongan 1-4,
karena H2S tidak enak serat berbahaya.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokan ion ion yang
mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana
penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6
kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendapan yang digunakan untuk
mengendapkan ion kelompok tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah golongan klorida (I), golongan sulfida (II), golongan
hidroksida (III), golongan sulfida (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan dengan
dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu
kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan
dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi
sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam
kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut
dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada
akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta
pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Suatu
skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun.
Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang
sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium masing-masing. Bahkan tidak menutup
kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini
menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.

2.6 Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik


Page
9

2.6.1

Teori Dasar
Analisa kualitatif untuk anion berdasarkan sistem Weisz, berdasarkan ekstraksi dengan

soda (Na2CO3). Zat yang akan dianalisa di campurkan dengan larutan jenuh Na 2CO3 dan
dipanaskan selama 10-15 menit diatas penangas air. Endapan yang terjadi disaring dan filtratnya
dinamakan ekstrak soda atau ekstrak karbonat. Reaksi enukaran ion yang terjadi adalah sebagai
berikut :
LX + Na2CO3

Na2X + LCO3

Anion X itu membentuk garam yang mudah larut. Pengerjaan disesuaikan dengan diagram
Sistem Weisz dan test spesifikasi untuk anionnya dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling
banyak 2 atau 3 anion. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk
reagen yang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.

2.6.2

Teori Tambahan
Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering
dirujuk sebagai konstituen yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau
sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986). Untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan
secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990).
Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang ada untuk
mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa terhadap kation. Sampai saat
ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang

benar-benar memuaskan, sehingga

memungkinkan penggolongan anion ke dalam golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya
dapat menghasilkan anggota-anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap
anion-anion dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.
Page
10

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti metode yang
telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini belum pernah dikemukakan
suatu skema yang benar-benar memuaskan yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang
umum ke dalam golongan-golongan utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masingmasing golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita
memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam
peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk
memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Dan untuk memastikan hasil-hasil
yang diperoleh dengan prosedur- prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktik. Skema ini
bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan,
lagipula tak punya dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke
dalam :
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh pada
pengolahan dengan asam-asam.
2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion
termasuk dalam lebih dari satu golongan. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO423. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi
4. Anion kompleks halide seperti TaF dan komples anion berbasa banyak
2.7 Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapisan Tipis Untuk Sampel Organik
2.7.1 Teori Dasar
Analisa Kualitatif senyawa organik sangat berbeda dengan analisakualitatif anorganik.
Anlisa kualitatif unsur ditujukkan untuk penentuan unsurutamanya yakni karbon, dimana senyawa
yang akan dicari dilebur denganlogam Na, sehingga unsur Cl, Br, I, Na dan S direduksi menjadi
ionnya seperti S menjadi S2+ dalam senyawa organik menjadi CN-. Ion-ion tersebutdidefinisikan
dengan reagen yang sesuai. Dalam praktikum ini, kualitatif senyawa organik dilakukan untuk
menetukkan ada tidaknya senyawa yangdicari di dalam sampel dengan menggunakan kromatografi
Page
11

dari jenis lapisan 2 Tipis atau lebih dikenal dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis).Pendeteksian
senyawa dilakukan dengan uap yodium atau lampu UV. Denganpengambilan reagen pereaksi tidak
boleh menggunakan pipet untuk reagenyang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.
2.7.2

Teori Tambahan
Dalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan-

pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun


memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran
jumlahnya.
Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode
agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya, dan dapat pula digunakan
sebagai analisa secara kuantitatif.
Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen suatu
contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan
selagi gerak yang lain. Di dalam gas kromatografi adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap
keperluan padat. Di dalam cairan kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui
cairan yang lain, suatu padat, atau suatu gel agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah
adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain
(David. 2001).
Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif, yang dapat
memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan
senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya. Kromatografi
lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini
menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan
kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada
lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari
lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi, 2010)
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada
Page
12

dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama pada cara pelaksanaannya.
Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan
tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika
gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada
permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk
kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour
dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai
Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung
diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf
dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen ( fase
gerak ) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf juga menyatakan drajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karenan itu Rf juga
disebut factor referensi.
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan
merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan
sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada dinding yang
menghasilkan garis-garis dengan jarak ternentu

Page
13

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Identifikasi Dan Preparative Sampel
3.1.1 Alat

a.
b.
c.
d.
e.

Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Plat tetes
Pipet tetes
Gelas kimia

3.1.2

1.
2.
3.
4.
5.
6.

f.
g.
h.
i.
j.

Spatula
Batang pengaduk
Beaker glass 250 ml, 500 ml
Kawat nikrom
Alat destruksi basah

k.
l.
m.
n.
o.

Kaki tiga + kasa asbes


Kaca arloji
Botol semprot
Penjepit tabung
Botol untuk sampel

Bahan

Sampel anorganik
Sampel organic
Aquadest
HCl 2M
HCl pekat
Metilen klorida

7. Etilen asetat
8. N-hexan
9. H2SO4 pekat
10. HNO3 2M
11. HNO3 pekat
12. H2O2

Page
14

13. Alkohol
14. Metanol
15. Aseton
16. Na2CO3
17. K2CO3
18. NaOH

3.1.3 Diagram Alir


A. Untuk senyawa anorganik

Sampel 9

Dimasukan sampel kedalam 6 tabung reaksi


Tabung 1+ H2O
Tabung 2+ HCL 2M
Tabung 3+ HCL pekat
Tabung 4+ HNO3 2M
Tabung 5+ HNO3 pekat
Tabung 6+ aquaregia
B. Untuk senyawa organik
Diamati yang terjadi
Dipilih pelarut yang cocok
Pecah Beling
(Sampel akar)
Hasil
)

Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi


Tabung 1+ Metanol
Tabung 2+ Aseton
Tabung 3+ Metilen Klorida
Tabung 4+ Etil Asetat
Tabung 5+ N-hexan
Diamati yang terjadi
Dipilih pelarut yangPage
Cocok
15

Hasil

Pecah Beling
(Sampel Batang)
)

Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi


Tabung 1+ Metanol
Tabung 2+ Aseton
Tabung 3+ Metilen Klorida
Tabung 4+ Etil Asetat
Tabung 5+ N-hexan
Diamati yang terjadi
Dipilih pelarut yang Cocok
Pecah Beling
(Sampel Daun)
Hasil
)

Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi


Tabung 1+ Metanol
Tabung 2+ Aseton
Tabung 3+ Metilen Klorida
Tabung 4+ Etil Asetat
Tabung 5+ N-hexan
Diamati yang terjadi
Dipilih pelarut yang Cocok

Hasil
C. Pengenalan sifat asam
dan basa anorganik
Sampel 9
+ H2O
Cek dengan kertas lakmus
Amati yang terjadi
Hasil
Page
16

D. Reaksi dengan asam sulfat


1. Dengan H2SO4 encer
Sampel 9
Dimasukan dalam test tube
+ 0,5 ml H2SO4 1M
Diamati, dan uji gas yang terbentuk
Hasil
2. Dengan H2SO4 pekat

Sampel 9
Dimasukan dalam test tube
+ 0,5 ml H2SO4 pekat
Diamati, dan uji gas yang terbentuk
Hasil

E. Uji nyala sampel Anorganik

Larutan sampel 9

Disiapkan kawat Ni-Cr + kaca kobalt


Dicelupkan kawat C kedalam HCl pekat tiap kali uji nyala
Kawat Ni-Cr bersih dicelupkan dalam sampel dan dibakar dengan bunsen
Diamati warna yang timbul
Page
17

Hasil

3.2 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik
3.2.1 Alat
1. Aquadest
2. AgNO3 2M
3. HCl 2M
4. (NH4)2CO3
5. HNO3 2M
6. KBr 1M
7. PbNO3 2M
8. K2CrO4 1M
9. NaOH 2M
10. H2SO4 2M
11. SnCl2 1M
12. Anilin
13. Lempengan Cu
14. Cu(NO3)2 2M
15. K4Fe(CN)6
16. Cd(NO3) 2M
17. Chinconine
18. KI
19. Ba(NO3)2 2M

24. Bi(NO3)2 2M
25. As(NO3) 2M
26. NaOH 6M
27. Serbuk Al
28. HgCl 1M
29. H2C2 3%
30. HNO3 pekat
31. Mo(NO3)2 1M
32. Cacoteline
33. Rhodamine B
34. KNO3 padat
35. Na.Acetat 6M
36. Na2S2O3 padat
37. KSCN 2M
38. HNO3 6M
39. NaBiO3 padat
40. FeCl3 2M
41. NH4OH pekat
42. Na2HPO4 1M
Page
18

47. NH4OAc 6M
48. Aluminon
49. (NH4)2CO3
50. Morin
51. Na2CrO4 2M
52. Pb Acetat 1M
53. Na.Acetat 1M
54. Ni (NO3)2 2M
55. Dimetylglioksim
56. Co(NO3)3 2M
57. KSCN padat
58. Amilalkohol
59. -nitoso -napthol
60. Kloroform
61. Zn(NO3)2 2M
62. Ca(NO3)2 2M
63. (NH4)2C2O4 1M
64. NaNO3
65. Zn Uranil Acetat

20. CH3COOH 1M
21. Cr(NO3)3 2M
22. Mg(NO3)2 2M
23. NH4Cl 2M

3.2.2

66. NH4(NO3)
67. Benzoinoxim

Bahan
1.
2.
3.
4.
5.

3.2.3

43. Titan Yelow


44. KNO3 2M
45. NaCl 2M
46. MnCl 2M

Test tube
Rak tabung
Penjepit tabung
Pembakar bunsen
Plat tetes

6. Batang pengaduk
7. Pipet tetes
8. Spatula
9. Gelas kimia 100, 250 ml
10. Kaki tiga+ kasa asbes

Diagram Alir
A. Uji Kation Kelompok II
1. Uji Fe3+

11. Gelas ukur 10,25ml


12. Kaca arloji
13. Kaca kobalt
14. Kertas saring
15. botol semprot

2. Uji Sn2+

Sampel 9

Sampel 9

+ larutan KSCN 2M
B. Uji Kation Kelompok I
1.
UjiHasil
Pb2+
Uji 1
Warna merah darah
Sampel Fe3+
9
+ 1 tetes larutan K2CrO4 1M

+ larutan HgCl2
Endapan putih
Uji 2
+ larutan HgCl2
Sampel
Kation 9
Sn2+
+ 1 tetes larutan H2SO4 2M
+ 1 tetes alkohol

Endapan kuning PbCrO4


Hasil

+ larutan NaOH 2M

Endapan putih PbSO4

Hasil
Endapan larut
Kation Pb2+

Page
19

Kation Pb2+

3.3 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik
3.3.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.

Test tube
Rak tabung
Penjepit tabung
Pembakar bunsen
Plat tetes

3.3.2

6. Batang pengaduk
7. Spatula
8. Kaca arloji
9. pipet tetes
10. Kaki 3+kasa asbes

Bahan

1. Aquadest
2. AgNO3 1M
3. HNO3 1M
4. (NH4)2CO3 1M
5. KBr 1M
6. CHCl3
7. KMNO4 1M
8. H2SO4 3M
9. H2O2 10%
10. SiO2 padat
11. H2SO4 pekat
12. H2SO4 1 M

3.3.3

11. Gelas kimia 100, 250 mL


12. Gelas ukur 10, 25 mL
13. Kertas saring
14. Botol semprot

13. KMNO4 0,1M


14. Serbuk Mg
15. KHSO4 padat
16. As2O3 padat
17. K2Cr2O7 padat
18. Ba(OH)2 2M
19. Kertas PbOAc
20. Na-Nitroprusit
21. Ba(NO3)2 1M
22. HCl 1M
23. HCl pekat
24. Thioreum 10%

25. FeCl3 0,1M


26. FeSO4 pakat
27. HNO3 6M
28. Am. Molibdat 2M
29. NaOH 1%
30. Metilalkohol
31. CaCl2 1M
32. KIO2 1M
33. Amilum
34. Air brom
35. NH4OH 6M

Diagram Alir
A. Uji Anion SO32Sampel 9
+ 1 tetes larutan Ba(NO3)2
+ 1 tetes larutan Page
air brom
20

Hasil
Endapan putih
Anion SO32-

B. Uji Anion FSampel 9


+ SiO padat
+ H2SO4 pekat
Uji larutan dengan setetes air diujung batang pengaduk kaca
Hasil
Kuning muda keruh
Anion F3.4 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik
3.4.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

3.4.2

Test tube
Rak tabung
Penjepit tabung
Pembakar bunsen
Plat tetes
Pesawat kip
Batang pengaduk
Spatula
Kaca arloji

10. Pipet tetes


11. Kaki tiga + kasa asbes
12. Penangas air
13. Gelas kimia 100, 250 ml
14. Gelas ukur 10,25 ml
15. Alat sentrifuga
16. Kertas saring
17. Botol semprot

Bahan

Page
21

1. Aquadest
29. K4Fe(CN)6
2. Aquaregia
30. Benzoinoxim
3. HCl 6M
31. NH4NO3 0,1M
4. H2O2 10%
32. NaBiO 3 padat
5. Air yod
33. KClO3 padat
6. NH4OH 2M
34. AgNO3 1M
7. FeS
35. -nitoso -nepthol
8. Air brom
36. Alkohol 65%
9. (NH4)2S2
37. Zn Uranil asetat
10. K2CrO4
38. Pereaksi untuk anion
11. NaOH 2M
39. KCN 2M
12. H2SO4 2M
40. NaOH 6M
13. Na2S2O3 padat
41. Serbuk Al
14. KSCN 2M
42. PbOAc 2M
15. Na2CO3 padat
43. Pereaksi Molibdat
16. (NH4)2CO3
44. Garam inggris
17. (NH4) Cl
45. HNO3 pekat
18. (NH4) 2C2O4
46. Serbuk Fe
19. Pereaksi kation
47. HgCl2 5%
20. KBr 1MSampel 9
48. Cacothelin
21. SNCl 2M
49. KNO3padat
+ HCl
22. Anilin
50. Rhodamin-B
Disaring
23. Plat Cu
51. HCl pekat
24. HNO3 1:1
52. KIO3
25. H2SO4 pekat
53. HOAc 6M
26. NH4OAc 2M
54. CuSO4 0,1%
Sentarat
27.
NaOAC
2M
55. CHCl3
Ag, Pb, Hg (I)
28. Kl-Cinchonin
56. Na2HPO4 2M
NH3 berlebih + (NH4)2S asamkan dengan
HOAc
Disaring

3.4.3Bi,Diagram
Alir Ni, Cd, Pb
Hg (II),
Fe, Cu,Co,
Zn, Al, Sb, Sn

Sentrat
H2SO4 + NH4HC2O4
Disaring

Sentrat

Ba, Ca

H3PO4 + NH4OH PH > 9


Disaring

Mn, Mg, Al, Cr

Page
22

Sentrat
NH4+, K+, Na+
Hasil

Hg, Bi, Mn, Fe, Pb, Cu, Cd, Ni, Co, Ca, Sr, Ba, Mn

+ Na2HPO
Hg, Bi, Mn, Fe, Pb

+ KOH, Br2
Ca, Sr, Ba, Mg

+ endapan
(NH4)2S2
Pemisahan
dari filtrat Ag, Pb, dan Hg(I) Cu, Cd, Co, Ni

Ca, Ba

Sr, Mg

Hg, Bi2S3, FeS, PbS


+ HNO3 encer

HgS

Bi, Fe, Pb
+ H2SO4 encer

PbSO4

Fi, Bi
+ NH4OH
Fe(OH)3, Bi(OH)3
Page
23
+ NaOH

Bi

Fe

Filtrat

Reaksi Spesifik Kation K+


Sampel 9
Dilakukan reaksi nyala
Hasil
Warna merah pada kawat nikrom
Kation K+

Reaksi spesifik kation Na+


Page
24

Sampel 9
Dilakukan dua uji

Sampel 9

Sampel 9

Sampel 9
+ larutan Zn uranil asetat
Hasil

Dilakukan reaksi nyala


Kation Na+

Terjadi endapan kuning


Warna hablur
Kation Na+

3.5 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik
3.5.1 Alat
1. Test tube
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung pembakar
4.
5.
6.
7.

3.5.2

bunsen
Plat tetes
Batang pengaduk
Spatula
Kaca arloji

8. Pipet tetes
9. Kaki tiga + kasa asbes
10. Gelas kimia 100, 250 ml
11. Gelas ukur 10,25 ml
12. Alat sentrifuga
13. Kertas saring
14. Botol semprot

Bahan
Page
25

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Aquadest
HCl 6M
H2O2 10%
Air brom
NH4OH 2M
NaCl 2M

7. K2CO3 2M
8. KOH 2M
9. Na2HPO4
10. Pereaksi kation
11. Pereaksi anion

Sampel 9
HCl

Ag, Pb, Hg
3.5.3

Sentrat (I)
KOH + K2CO3 + Br2

Diagram Alir

Sentrat (II)
Hg, Bi, Mn, Fe, Pb, Cu, Cd, Ni, Co, Ca, Sr, Ba, Mg

+ larutan HCl + H2O2


+ NH3 + H2O2

Sn, Sb, Al

Sentrat
Zn, Cr, Al

=+

Hg, Bi, Mn, Fe, Pb

NH4OH + NaCl

Sentrat
Na2HPO4

Ca, Sr, Ba, Mg

Sentrat
Page
26

Cu, Cd, Ni, Co

KOH + Br2

Sentrat

Uji kation Cr3+ dengan reaksi spesifik


Sampel 9
Sentrat

Dilakukan dua uji percobaan


Uji 2

Uji 1

Sentrat

Sentrat

Setetes sampel
+ 1 tetes Na2CrO4
+ 1 tetes AgNO3

1 tetes sampel
+ 1 tetes larutan PbOAc
Hasil

Hasil

Sentrat

Sentrat

Endapan
Kation Cr3+

Endapan merah
Kation Cr3+

Sentrat

Sentrat
Page
27

3.6 Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik


3.6.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.6.2

Test tube
Rak tabung
Penjepit tabung
Pembakar bunsen
Plat tetes
Batang pengaduk
spatula

8. kaca arloji
9. pipet tetes kaki tiga + kasa asbes
10. gelas kimia 100, 250 ml
11. gelas ukur
12. kertas saring
13. botol semprot

Bahan
1. Aquadest
2. AgNO3 1M
3. Na2CO3 jenuh

7. Ca(NO3)2
8. Asam benzoate
9. Asam silisiat
Page
28

4. (NH4)2CO3
5. HNO3 2M
6. NH4OH

3.6.3

Diagram alir

10. HoAc 2M
11. Ba(NO3)2
12. Benzen

+ sampel + AgNO3 + NH3- + (NH4)2CO3


Ekstrak Soda
=++
=
=
Sentrat (I)

Cl-, Br-, I-, SCN-, S2-, AsO33-, IO4-

HNO3 + benzen

Ekstrak soda salisilatSiO32- , IO3-, BrO3-

Sentrat (II)
NH4OH, Ca(NO3)2

F-, C2O42-, AsO43-, PO43-

Sentrat (III)
Ba(NO3)2

HOAc

F-, C2O43-

Page
29

CrO42-, SO42-

Larutan PO43-, AsO43-

Larutan BO33-

Uji anion SO42-

Sampel
+ 2 tetes larutan Ba(No3)2
+ HCl pekat
Hasil
Endapan putih
Anion SO423.7 Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapisan Tipis Untuk Sampel Organik
3.7.1 Alat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

3.7.2

Test tube
Rak tabung
Palt kaca
Kapiler kaca 2L
Lampu UV
Batang pengaduk
Spatula

8. Plat tetes
9. Chamber
10. Gelas kimia 100,250 ml
11. Gelas ukur 10, 25 ml
12. Kertas saring
13. Botol semprot

Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Aquadest
Silica gel
Bentonit powder
Yodium padat
N-Hexana
CHCl3

7. Etil asetat
8. Al2O3 powder
9. Methylen klorida
10. Aseton
11. Metanol
12. Alkohol

Page
30

3.7.3

Diagram Alir
A. Pelarutan Sampel
Pecah Beling
(Sampel akar)
)

Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi


Tabung 1+ Metanol
Tabung 2+ Aseton
Tabung 3+ Metilen Klorida
Tabung 4+ Etil Asetat
Tabung 5+ N-hexan
Diamati yang terjadi
Dipilih pelarut yang Cocok
B. Pembuatan Plat KLT
Hasil
100 gram gel silika, bentonit

Dimasukan dalam gelas kimia 400 ml


Dipanaskan
DinginkanPage
+ air dan aduk
Ditaburkan31
silika diatas plat
keringkan
Hasil

C. Pengukuran Sampel

Larutan pecah beling


(akar, batang, dan daun)

Ditandai plat dibagian pinggir


Ditotolkan sampel (akar, batang, daun)
Chamber + metilen klorida : n-Hexana (1:4)
Dimasukan plat kedalam chamber
Dibiarkan mengelusi sampai bidang batas eluen
Di amati noda yang muncul dengan UV
Diulangi percobaan dengan eluen
a. N-hexana : metanol (4:1)
b. Metilen klorida : etil asetat (1:1)
Dihitung Rf sampel

Hasil

Page
32

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Dan Preparative Sampel


4.1.1 Hasil
A. Sampel Anorganik
Wujud

: Padat

Rupa

: Serbuk atau serpihan kecil

Warna

: Coklat, putih, dan hitam

Bau

Cara Kerja
- Sampel + H2O
- Sampel + HCl 2M
- Sampel + HCl pekat

Hasil percobaan
- Tidak larut, tidak bereaksi, larutan bening
- Beraksi, larutan hijau muda
- Tidak bereaksi, tidak larut, larutan kuning

- Sampel + HNO3 2M
- Sampel + HNO3 pekat
- Sampel + Aquaregia

pekat
- Larutan tidak bereaksi dan tidak berwarna
- Larutan bereaksi dan berwarna hijau muda
- Sampel tidak larut dan larutan kuning pekat

Page
33

B. Sampel Organik
Pelarut
- Metanol

Akar
Kuning, lerut
sebagian dan tidak

- Aseton

- Etil asetat

- N-hexan

berbau
- Hijau pekat bening,

larutan berbau
Coklat, larut

sedikit larut, berbau


- Hijau keruh, sedikit

sebagian, berbau
larut, tidak berbau
Bening, tidak larut, - Hijau muda bening,

bau menyengat

sedikit larut, berbau

Larutan bening,

- Larutan bening, tidak

tidak larut, berbau

sedikit larut, tidak

berbau
Hijau bening,

- Metilen
klorida

Sampel
Batang
- Hijau muda keruh,

larut, berbau

Daun
Hijau pekat,sedikit
larut, tidak berbau

Hijau pekat bening,

sedikit larut, berbau


Hijau keruh, sedikit

larut, tidak berbau


Hijau pekat keruh,
sedikit larut berbau

sabun
Larutannya kuning,
sedikit larut, berbau

C. Pengenalan asam dan basa


Sampel anorganik
Sampel 9 + H2O = larutan bersifat basa
D. Reaksi dengan asam sulfat
1. Larutan sampel 9 + H2SO4 encer = larutan bening, gas tidak berwarna
2. Larutan sampel 9 + H2SO4 pekat = larutan bening, gas tidak berwarna
E. Uji nyala sampel Anorganik
Sampel (larutan) + HNO3 pekat = berwarna hijau

Page
34

4.1.2

Pembahasan
Salah satu identifikasi yang sederhana yang digunakan untuk dilakukan adalah
identifikasi berdasarkan sifat kelarutannya. Kelarutan senyawa organik dipengaruhi oleh
tingkat kepolarannya. Senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar larut
dalam pelarut non polar. Oleh karena itu memilih pelarut yang cocok untuk sampel organik
adalah pelarut non polar dan untuk sampel anorganim pelarut polar.
Ciri-ciri senyawa polar :
a. Larut dalam air dan pelarut lain.
b. Memiliki kutub (+) dan kutub (-) akibat tidak melarutnya distribusi
elektron.
Pada percobaan ini pelrut yang cocok untuk sampel anorganik (sampel 9) adalah
HNO3 pekat karena sampel hasil reaksi tersisa sedikit. Sedangkan pelarut yang cocok untuk
senyawa organik (tanaman pecah beling) adalah metil klorida pelarut untuk batang, etil
asetat pelarut untuk daun dan metanol pelarut untuk akar.
Identifikasi sampel juga dapat diketahui dari warna khas sampel yang keluar saat
dibakar. Zat atau senyawa dapat memberikan warna khas sesuai dengan warna unsur logam
penyusunnya. Pada percobaan uji nyala sampel 9 berwarna hijau kemungkinan ada logam
barium didalamnya
Pada percobaan uji asam sulfat percobaan dilakukan dua kali yaitu sampel ditambah
H2SO4 encer dan H2SO4 pekat menghasilkan larutan bening dan gas tidak berwarna.
Kemungkinan gas yang keluar dari sampel adalah SO 2, H2S, CO2, HOAc, HCl, dan HF. Gas
ini diperoleh dari asam kuat yang mendesak asam lemah keluar dari senyawa.
Ketika uji asam basa dari sampel 9, sampel ditambah H 2O menunjukan sifat basa. Hal
ini juga merupakan salah satu identifikasi sampel. Karena penyusun basa dari golongan IA,
IIA, atau IIIA berarti kemungkinan terdapat atom atau penyusun sampel dari golongan
tersebut.

Page
35

4.2 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik
4.2.1 Hasil
A. Uji Kation Kelompok I
Uji Pb2+
Cara kerja
Sampel 9 + K2CrO4 1M
Sampel 9 + 1 tetes H2SO4 2M + 1 tetes alkohol

Hasil
Negatif (-)
Negatif (-)

B. Uji kation Kelompok II


1. Uji Fe3+

Cara kerja
Sampel 9 + KSCN 2M

Hasil
Warna merah darah (+)

2. Uji Sn2+

4.2.2

Cara kerja
Sampel 9 + HgCl2

Hasil
Negatif (-)

Pembahasan
Pada pecobaan ini, yaitu melakukan percobaan reaksi spesifik untuk kation.
Reaksi spesifik kation, berarti mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa dari suatu
sampel dengan cara direaksikan dengan zat lain yang nantinya akan muncul hasil atau
produk yang khas.
Pada percobaan ini kation positif yang ditemukan terdapat 1 kation yaitu pada uji
kation kelompok II kation yang positif yaitu Fe3+, dimana ketika sampel ditambah KSCN
2M terjadi warna merah darah. Pewarnaan merah darah ini disebabkan karena
pembentukan suatu kompleks besi(III) tiosianat yang tak berdisisiasi.
Fe3+ + 3SCN-

Fe(SCN)3

Sedangkan pada uji Pb2+ dan Sn2+ hasilnya negatif (-). Hal ini berarti pada sampel 9
tidak terdapat kation tersebut. Menurut literatur pada uji Pb 2+ ditambah K2CrO4
menghasilkan endapan kuning PbCrO4.
Page
36

Reaksi: Pb2+ + K2CrO4

PbCrO4

Pada penambahan NaOH endapan akan larut.


Reaksi : PbCrO4

+ 4OH-

[Pb(OH)4]2-

Namun ketika Pb2+ ditambah H2SO4 akan menghasilkan endapan putih PbSO4.
Reaksi :Pb2+ + SO42-

PbSO4

Menurut literatur ketika Sn2+ ditambah HgCl2 akan terbentuk endapan putih merkurium(I)
klorida yang tak larut dalam amonia berlebih.
Reaksi :Sn2+ + HgCl2

HgCl2 + Sn4+ + 2Cl-

4.3 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik
4.3.1 Hasil
Cara Kerja

Hasil pengamatan

2-

A. Uji SO3
Sampel 9+ setetes larutan Ba(NO3)2+ setetes
larutan air brom
B. Uji F 2 tetes sampel+ SiO2 padat+ H2SO4 pekat
Uji larutan dengan setetes air diujung batang

- Kuning Muda
- (+) Warna larutan kuning
muda keruh

pengaduk

4.3.2

(+) endapan putih

Pembahasan
Ketika uji anion C uji poitif (+) mengandung anion SO32- dengan adanya endapan
putih. Endapan ini merupakan endapan barium sulfit.
Reaksi : SO32- + Ba2+

BaSO3

Penambahan air brom pada uji ini agar barium sulfit teroksidasi menjadi barium sulfat
Reaksi : BaSO3

+ Br2 + H2O

BaSO4 + 2Br- + 2H+

Pada uji anion F- dengan H2SO4 pekat menghasilkan larutan H2F2


Page
37

Reaksi : 2 F- + H2SO4

+ SO42-

H2F2

H2F2 dalam bentuk larutan karena anion F- yang bereaksi dengan H2SO4 bersifat
oksidasi sehingga menghasilkan larutan. ketika uji ditambah SiO2 padat maka reaksinya
akan membebaskan gas silikon tetra fluorida (SiF4).
Reaksi : SiO2 + 2 H2F2

SiF4 + 2H2O

Pada uji anion F- larutan kemudian di uji dengan setetes air diujung batang
pengaduk maka akan terjadi penguraai silikon tetra fluorida dan larutan yang dihasilkan
dari kuning muda menjadi lebih keruh
Reaksi : 3 SiF4 + 3 H2O

2[SiF6]2- + H2SiO3

+ 4H+

4.4 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik
4.4.1 Hasil
Cara Kerja
- Sampel 9 + HCl
+ NH3 berlebih + (NH4)2S + HOAc
+ H2SO4
+ NH4HC2O4

+ H3PO4

Hasil Pengamatan
Larut, larutan berwarna kuning
Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna kuning
Larutan berwarna kuning, terbentuk dua
fasa, fasa bawah kuning dan fasa atas

kuning muda
- Larutan kuning muda
- PH = 12, warna kuning muda
- Filtrat mengandung NH4+, K+, Na+

+ NH4OH
- Filtrat akhir pencampuran
- Dilakukan reaksi spesifik pada kation
a. Reaksi spesifik K+
- Dilakukan reaksi uji nyala
b. Reaksi spesifik Na+
- Sampel 9 + Zn uranil asetat

4.4.2

- Memberikan warna merah


- Endapan kuning keruh (hablur)

Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan uji kation yang bertujuan untuk mengidentifikasi
kation yang terdapat dalam sampel anorganik yang tidak diketahui kationnya yaitu
sampel 9. Pada percobaan didapat kation yang posotif yaitu kation K+ dan Na+.
Page
38

Pada uji kation K+ dengan warna nyala merah. Dimana senyawa kalium,
kloridanya mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang menjadi lembayung. Nyala
kuning yang dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit, mengganggu warna
lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala melalui dua lapisan kaca kobalt yang
biru, sinar-sinar natrium yang kuning akan diserap sehingga nyala kalium yang
lembayung kemerahan itu terlihat.
Pada uji Na+ menghasilkan endapan kuning keruh. Endapan itu diperoleh karena
Zn bersifat reduktor yang bereaksi dengan Na+ sehingga memberikan warna kuning
keruh. Endapan itu merupakan endapan natrium uranil asetat.
Reaksi : Na+ + UO22-

Na2UO2

4.5 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik
4.5.1 Hasil

Cara Kerja
Sampel + HCl pekat
Sentrat (I) + KOH + K2CO3 + Br2
Sentrat (II) + NH4OH + NaCl
Reaksi spesifik
a. Uji kation Zn2+
- Sampel + K4Fe(CN)6
b. Uji kation Al3+
- Sampel + 3 tetes pereaksi morin
c. Uji kation Cr3+
- Setetes sampel + setetes larutan

Hasil Pengamatan
Larur, larutan kuning muda bening
Warna larutan orange
Warna larutan orange

Larutan warna hijau (-)

Larutan warna kuning (-)

Endapan kuning (+)

PbOAc
4.5.2

Pembahasan
Pada percobaan uji kation sistem gartenzang pada sampel 9 kation yang positif
adalah Cr3+ dengan endapan kuning, sedangkan uji Al3+ dan uji Zn2+ hasilnya negatif (-).
Ion Cr3+ adalah stabil, dan diturunkan dari dikromium trioksida. Dalam larutan
ion-ion ini berwarna hijau atau lembayung. Dalam larutan hijau terdapat kompleks
pentakuomonoklorokromat(III) [Cr(H2O)5Cl]2+ sedangkan dalam larutan lembayung
terdapat ion heksakuokromat(III) [Cr(H2O)6]3+.
Page
39

Endapan kuning dari uji kation Cr3+ merupakan endapan Cr2OAc3.


Reaksi : Cr3+ + OAc2-

Cr2OAc3

Pada uji kation Zn2+ pada sampel 9 tidak mengandung kation ini. harusnya jika
uji positif menghasilkan endapan putih K2Zn3[Fe(CN)6]2
Reaksi : 3Zn2+ + 2K+ + 2[Fe(CN)6]4-

K2Zn3[Fe(CN)6]2

Endapan tak larut dalam asam encer, tetapi larut dengan mudah dalam natrium
hidroksida.
Reaksi : K2Zn3[Fe(CN)6]2 +12OH-

2[Fe(CN)6]4- + 3[Zn(OH)4]2 + 2K+

4.6 Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik


4.6.1 Hasil
Cara Kerja

Pembahasan

Page
40

- Sampel 9 + ekstrak soda


+ AgNO3 + NH4OH + (NH4)2CO3
- Sentrat (I) + HNO3 + benzene

-Larutan warna bening.


-Larutan keruh.
-Terbentuk 2 fasa. Fasa atas bening, fasa
bawah keruh dan larutan berminyak.
-2 fasa. Fasa atas kuning, fasa bawah
keruh.
-2 fasa. Fasa atas putih, fasa bawaah

- Sentrat (II) + NH4OH + Ca(NO3)2

bening. Terdapat endapan putih.

- Sentrat (III) + Ba(NO3)2


- Uji endapan
a. SO42- Sampel + 2 tetes Ba(NO3)2

-2 fasa. Fasa atas kekuningan, fasa bawah


kuning bening. Terdapat endapan
putih
-Endapan tidak larut dalam HCl

+ HCl pakat

4.6.2

Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan analisis kualitatif yaitu memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur. Dalam percobaan ini dilakukan uji anion sistem weisz
untuk sampel anorganik. Ketika ekstrak soda + sampel 9 + AgNO3 + NH3- + (NH4)2CO3
larutan keruh
Reaksi : Na2CO3 + 2AgNO3
Ag2CO3 + NH4OH
AgOH + (NH4)2CO3

Ag2CO3 + 2NaCO3
AgOH + NH2 (CO3)4
Ag2CO3 + NH4OH

Pada percobaan ini dilakukan reaksi spesifik terhadap endapan yang dihasilkan
untuk mengetahui anion apa yng terdapat didalam sampel. Pada percobaa ini endapan
mungkin mengandung kation SO42- dan CrO42-. Untuk membuktikan kation dilakukan
reaksi spesifik.

Page
41

Pada uji kation CrO42- menunjukan hasil negatif (-), sedangkan pada uji kation
SO42- uji positif (+) dibuktikan dengan terbentuk endpan putih dan endapan tidak larut
dalam HCl encer/pekat. Endapan yang terbentuk dari uji ini adalah endapan BaSO4.
Reaksi : SO42- + Ba2+

BaSO4

Endapan putih barium sulfat yang tidak larut dalam HCl encer panas dan dalam
asam nitrat encer, tetapi larut sedang-sedang saja dalam larutan asam klorida.
Uji ini biasanya dilakukan dengan menambahkan reagensia kepada larutan yang
diasamkan dengan asam klorida encer, karbonat, sulfit, da fosfat tidak diendapkan pada
kondisi-kondisi ini. Asam klorida pekat atau asam nitrat pekat tidak boleh dipakai,
karena mungkin membentuk endapan barium klorida atau endapan barium nitrat, namun
endapan ini melarut setelah diencerkan dengan air. Endapan barium sulfat ini dapat
disaring dari larutan panas dan dilebur diatas arang dengan natrium karbonat, pada mana
natrium sulfida akan terbentuk

4.7 Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapisan Tipis Untuk Sampel Organik
4.7.1 Hasil
A. Persiapan Sampel
Pelarut
- Metanol

Akar
Kuning, lerut

Sampel
Batang
- Hijau muda keruh,
Page
42

Daun
Hijau pekat,sedikit

sebagian dan tidak


- Aseton
- Metilen
klorida

berbau
Hijau bening,

berbau
- Hijau pekat bening,

larutan berbau
Coklat, larut

sedikit larut, berbau


- Hijau keruh, sedikit

sebagian, berbau
larut, tidak berbau
Bening, tidak larut, - Hijau muda bening,

- Etil asetat

- N-hexan

sedikit larut, tidak

bau menyengat

sedikit larut, berbau

Larutan bening,

- Larutan bening, tidak

tidak larut, berbau

larut, berbau

larut, tidak berbau


-

Hijau pekat bening,

sedikit larut, berbau


Hijau keruh, sedikit

larut, tidak berbau


Hijau pekat keruh,
sedikit larut berbau

sabun
Larutannya kuning,
sedikit larut, berbau

B. Pengukuran Sampel

Ekstrak
Aseton
n-Hexana

MTC : EA
Jarak Noda
Jarak Elusi
2,5 cm
2,5 cm
3,5 cm
3 cm
4 cm
3 cm
0
2,5 cm
Page
43

nH: Metanol
Jarak Noda
Jarak Elusi
2,5 cm
2,5 cm
3,5 cm
3 cm
3,7 cm
3 cm
0
3 cm

Sampel
Akar
Batang
Daun
Akar

Metanol
Etil Asetat
Metilen klorida

4.7.2

2,5 cm
0
2,7 cm
0
3,2 cm
2,5 cm
0
0
2,7 cm
3 cm
3 cm

2,5 cm
2,5 cm
2,5 cm
3,2 cm
3,2 cm
3 cm
3,2 cm
3,2 cm
2 cm
3 cm
3 cm

2 cm
3,5 cm
0
0
4,3 cm
2,5 cm
0
0
0
0
0

2,5 cm
2,5 cm
2 cm
3,2 cm
3,2 cm
3 cm
3 cm
3 cm
2 cm
3 cm
3 cm

Batang
Daun
Akar
Batang
Daun
Akar
Batang
Daun
Akar
Batang
Daun

Pembahasan
Pada persiapan sampel sebagian pelarut cocok untuk tanaman pecah beling yaitu bagian

akar, batang dan daun dengan mengidentifikasi pada warna larutannya. Pada pelarut n-hexana
untuk akar dan batang, larutan yang dihasilkan tidak berwarna, artinya pelarut n-hexana tidak
cocok atau tidak mampu melarutkan senyawa-senyawa yang ada pada akar dan batang.
Pada percobaan pengukuran sampel, sampel yang digunakan adalah pecah beling
dengan nama latin Reulla Napifera Zoll Mor. Tanaman ini adalah tanaman biasa yang biasa
ditanam oleh masyarakat sebagai tanaman pagar. Pecah beling atau kej beling mengandung zatzat kimia antara lain kalium, natrium, kalsium, dan silika. Kalium berfungsi untuk melancarkan
air seni setra menghancurkan batu dalam empedu, ginjal, dan kandung kemih. Natrium
berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan peningkatan volume darah.
Kalsium berfungsi untuk proses pembekuan darah, juga sebagai katalisator sebagai pelarut
biologi dalam tubuh dan mempertahankan fungsi membran sel. Sedangkan asam silikat
berfungsi untuk mengikat air, minyak, serta senyawa non polar lainnya.
Sebelum plat dimasukan kedalam chamber sampel harus dilarutkan dalam pelarut non
polar yaitu aseton, - hexana, metanol, etil asetat, dan metilen klorida yang mudah menguap pada
suhu kamer. Digunakan pelarut ini karena kelima pelarut tersebut merupakan pelarut universal
yang mampu melarukan senyawa metabolit sekunder dalam tanaman.
Pada plat KLT diberi batas atas dan bawah 0,5 cm mmenggunakan pensil. Namun dalam
hal ini praktikan menggunakan bolpoin sehingga dikhawatirkan tintanya akan ikut terjerat.
Pengukuran sampel dalam teknik kromatografi campuran, senyawa dapat dipisahkan
menjadi komponennya berdasarkan pendistribusian zat antara dua fasa, yaitu fasa diam
(stasioner) dan fasa gerak. Pada kromatografi lapis tipis akar, batang, dan daun dengan pelarut
Page
44

yang cocok secaaraa berurutan yaitu etanol, metilen klorida, dan pelarut etil asetat untuk pelrut
daun menghaasilkan jarak noda yang berbeda. Hal ini karena senyawa yang berbeda
mempunyai koefisien distribusi yang berbeda. Dimana senyawa yang beriteraksi lemah dengan
fasa diam akan bergerak lambat sedangkan senyawa yang beriteraksi kuat akan bergerak cepat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
1.1.1 Identifikasi Dan Preparasi Sampel
1. Pelarut yang cocok untuk sampel anorganik adalah HNO3 pekat.
2. Pelarut yang cocok untuk sampel organik pada bagian akar pelarut metanol, batang
pelrut metilen klorida dan pada bagian daun pelarut yang cocok adalah etil asetat.
3. Reaksi uji nyala sampel 9 berwarna hijau kemungkinan ada logam barium didalamnya.
4. Pada reaksi pada asam sulfat kemungkinan gas yang keluar adalah SO2, H2S, CO2,
HOAc, HCl, dan HF.
5. Sampel 9 bersifat basa karena identifikasi atom penyusun sampel dari golongan
elektropositif
Page
45

1.1.2

Uji kualitatif reaksi reagen spesifik kation untuk sampel anorganik


1. Pada sampel 9 terdapat kation Fe3+
2. reaksi yang terjadi: Fe3+ + 3SCNFe(SCN)3

1.1.3

Uji kualitatif reaksi reagen spesifik anion untuk sampel anorganik


Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada sampel 9 mengandung anion F- dan
SO32-

1.1.4

Uji kualitatif kation sistem golongan carnog untuk sampel anorganik


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada sampel 9
terdapat kation K+ dan Na+.

1.1.5

Uji kualitatif kation sistem golongan garstenzang untuk sampel anorganik


Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada sampel 9 mengandung kation Cr3+

1.1.6

Uji kualitatif anion sistem weisz untuk sampel anorganik


Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam sampel 9 terdapat anion SO42-

1.1.7

Uji kualitatif dengan sistem kromatografi lapis tipis untuk sampel organik
1. Teknik pemisahan dengan KLT merupakan teknik kromatografi planar dimana zat-zat
dipisahkan berdasarka perbedaan migrasi zat terlarut dalam fasa diam (adsorben dilapisi
silika ger) dan fasa gerak (larutan pengembang)
2. Pelarut yang cocok untuk sampel organik pada bagian akar pelarut metanol, batang
pelrut metilen klorida dan pada bagian daun pelarut yang cocok adalah etil asetat.
3. Hasil pemisahan dengan metode KLT di gunakan harga Rf (Retardation Factor) dengan
rumus
Rf =

Pelarut
Aseton

jarak noda
jarak elusi x 100%

Eluen
MTC : EA
Rf = 100 %
Rf = 116,7 %
Rf = 133,3 %

nH : Metanol
Rf = 100 %
Rf = 116 %
Rf = 123 %
Page
46

Sampel
Akar
Batang
Daun

n-Hexana
Metanol
Etol asetat
Metil klorida

Rf = 0 %
Rf = 100 %
Rf = 0 %
Rf = 108 %
Rf = 0 %
Rf = 100 %
Rf = 83.3 %
Rf = 0 %
Rf = 0 %
Rf = 135 %
Rf = 100 %
Rf = 100 %

Rf = 0 %
Rf = 80 %
Rf = 140 %
Rf = 0 %
Rf = 0 %
Rf = 134,4 %
Rf = 83,3 %
Rf = 0 %
Rf = 0 %
Rf = 0 %
Rf = 0 %
Rf = 0 %

Akar
Batang
Daun
Akar
Batang
Daun
Akar
Batang
Daun
Akar
Batang
Daun

3.1 Saran
Pada praktikum ini praktikan sulit untuk mencari bahan, untuk itu penambahan bahan
diperlukan agar praktikum berjalan lancar. Dan kurangnya persediaan alat sehingga jalannya
praktikum terganggu karena mengantri akan alat yang ingin digunakan untuk praktikum sehingga
penambahan alat diperlukan dalm praktikum ini.

Page
47

DAFTAR PUSTAKA

A. Identifikasi dan Preparasi Sampel


1. Cotton, Wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar 1.UI-press.Jakarta
2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
3. Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid 3.Erlangga.Jakarta.
4. Svehla. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro edisi ke-5.
Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka
B. Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik
1. Cotton, Wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar 1.UI-press.Jakarta
2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
3. Svehla. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro edisi ke-5.
Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka
C. Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik
1. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
2. Miessler, G.L., dan Tarr, D.A. 1991. Inorganic Chemistry. Prentice-Hall inc, London
3. Svehla. 1990. Analisis anorganik Makro dan Semimikro. Jakarta : Kalman Media Pustaka
4. Underwood, A. 1993. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta : Erlangga
Page
48

D. Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik


1. Anonim. 2008, petunjuk praktikum analisa kimia
2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
3. Syukri. 1999. Kimia dasar. Jilid dua Bandung. ITB
4. Syehla. G.1985. Buku teks analisis anorganik kualitatig makkro dan semi mikro,diterjemahkan
oleh Dr.A hadjanan pudjaatmana, edisi ke ima jilid dua kakarta: PTkalian media pustaka.
E. Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik
1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta.
2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
3. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta.
4. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta.
F. Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik
1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta.
2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
3. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta.
4. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta
G. Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapis Tipis Untuk Sampel Organik
1. Anwar, Chairil , dkk. 1996. Pengantar praktikum kimia organik. Yogyakarta . FMIPA. UGM
2. A,Day,N dan AL Anderwood.1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi ke lima.
Erlangga. Jakarta
3. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta.
4. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA-UNJANI
5. Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka . Jakarta

LAPORAN AKHIR
ANALISA KUALITATIF SAMPEL
Page
49

Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah
Kimia Analitik 1

Nama : Linda Supriasih


NIM : 3211131003

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL AHMAD YANI
2014-2015

Page
50

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan akhir Kimia Analitik 1 ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan tentang rangkuman dari semua Modul
Analitik 1 yang terdiri atas Identifikasi dan Preparatif Sampel, Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik
Kation Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel
Anorganik, Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif
Kation Untuk Sistem Golongan Gartenzang Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif Anion Sistem
Weisz Untuk Sampel Anorganik Dan Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapis Tipis Untuk
Sampel Organik. Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita, khususnya reaksi Kation dan
Anion. Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Laporan Kimia Analitik 1 ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun

Page
51

Anda mungkin juga menyukai