SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar sarjana kedokteran
Oleh:
CUT ANITA
NIM : 0907101010171
ii
KATA MUTIARA
tersisa
hanya
doa,
usaha
dan
harapanku
untuk
Wassalam
Cut Anita
iv
KATA PENGANTAR
Sindroma dispepsia merupakan masalah kesehatan yang sangat sering di
alami oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dispepsia dapat disebabkan
oleh banyak faktor yang salah satunya adalah pola makan. Pola makan merupakan
suatu perilaku atau cara individu dalam memilih dan mengkonsumsi makanan.
Untuk dapat terbentuk pola konsumsi makanan yang baik maka diperlukan
pengetahuan, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
pembentukan tindakan seseorang. Berbagai faktor risiko telah diteliti menjadi
penyebab dispepsia itu sendiri, diantaranya faktor pola makan, merokok serta
stress. Namun, di Aceh, khususnya pada remaja yang berdomisili di asrama,
belum ada penelitian mengenai pengetahuan pola makan dengan kejadian
dispepsia, sehingga peneliti tertarik mengajukan penelitian dengan judul
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
v
vii
viii
ix
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................
1.3 Tujuan Penelitian................................................................
1.3.1 Tujuan Umum .........................................................
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................
1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................
1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................
1.5 Hipotesis.............................................................................
1
1
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
6
7
8
9
9
11
11
12
12
12
13
14
15
16
17
17
BAB III
18
19
20
20
20
20
20
21
21
21
22
22
23
24
24
25
25
26
28
28
28
28
28
34
34
35
BAB V
39
39
39
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
LAMPIRAN
40
vi
36
37
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penyebab Dispepsia ...................................................................
14
23
29
29
30
30
31
31
32
32
32
vii
33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................
19
22
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
Sindroma dispepsia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat
umum dijumpai dalam kehidupan masyarakat, khususnya golongan remaja.
Sindroma dispepsia sangat sering diabaikan dan di anggap sebagai keluhan biasa
oleh masyarakat. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, sindroma ini
dapat menimbulkan kerugian bagi penderita. Dispepsia disebabkan oleh
multifaktor salah satunya adalah pola makan. Untuk dapat terbentuk pola makan
yang baik maka diperlukan pengetahuan yang baik pula. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan pengetahuan pola makan dengan kejadian sindroma
dispepsia pada remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh
Besar. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel penelitian adalah seluruh siswa/i Madrasah Aliyah Swasta
Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar yang dipilih secara total sampling. Data
dikumpulkan melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil
penelitian dianalisa dengan analisa univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa pengetahuan responden mengenai pola makan yang
menyebabkan sindroma dispepsia dalam kategori cukup sebanyak 71 orang
(64,5%) dan kategori baik sebanyak 39 orang (35,5%). Kejadian dispepsia pada
responden sebanyak 56 orang (50,9%) sedangkan yang tidak dispepsia sebanyak
54 orang (49,1%). Hasil analisa Chi-Square dengan tingkat kesalahan 5%
(=0,05) didapatkan nilai X2hitung(5,448) > X2tabel(3,841), nilai p value < 0,05 yaitu
0,02 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak. Kesimpulan pada penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan pola makan dengan
kejadian sindroma dispepsia pada remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran
Pagar Air Aceh Besar.
Kata Kunci : pengetahuan pola makan, kejadian sindroma dispepsia, remaja
Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar
ABSTRACT
Dyspepsia syndrome is one of the very common health problems in society,
especially teenagers. Dyspepsia syndrome has always been neglected and
considered an insignificant symptom by the people. But if we see the long-term
impact, this syndrome can cause harm to the patient. Dyspepsia has many causes,
one of which is the diet behaviour. To arrange a healthy diet, sufficient knowledge
is important. This study aimed to analyze the relationship between knowledge of
diet and the occurence of dyspepsia syndrome among adolescents in Madrasah
Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar. The design of this research
is a descriptive analytic with cross sectional approach. The samples were all
students of Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar who
were selected by total sampling technique. The data were collected by using
questionnaire that had been tested by validity and reliability test. The result of this
research was analyzed by using univariate and bivariate analyses. The result
showed that 71 people (64,5%) had sufficient knowledge about diet that causes
dyspepsia syndrome and 39 people (35,5%) had good knowledge about it. The
number of respondents who-suffered dyspepsia was 56 (50,9%) and the number of
those who did not was 54 (49,1%). Chi-Square analysis result with an error rate
of 5% (=0.05) showed that the value of X2count(5,448) > X2table(3,841), p value <
0,05 is 0,02 indicating that Ho is rejected. The conclusion of this research is that
there is a significant relationship between knowledge of diet and the occurence of
dyspepsia syndrome among adolescents in Madrasah Aliyah Swasta Ulumul
Quran Pagar Air Aceh Besar.
Keywords: knowledge of diet, the occurence of dyspepsia syndrome, adolescents
in Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
masalah yaitu di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani dan di lain pihak telah terjadi
peningkatan kasus penyakit-penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh
berubahnya pola konsumsi makanan dan gaya hidup (Depkes RI, 2006).
Salah satu masalah kesehatan yang disebabkan oleh perubahan pola
konsumsi makanan dan gaya hidup adalah sindroma dispepsia. Sindroma
dispepsia merupakan kumpulan gejala yang diakibatkan karena adanya kelainan
saluran pencernaan bagian atas, khususnya lambung. Gejala tersebut dapat berupa
nyeri di ulu hati, rasa panas di dada, perut terasa penuh, perut kembung, cepat
kenyang, mual yang terkadang disertai muntah, anoreksia, serta sendawa
berlebihan (Sujani dan Priandarini, 2010).
Dispepsia yang sering disebut penyakit maag oleh masyarakat merupakan
salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui dalam praktek sehari-hari, yaitu
hampir 30% kasus dijumpai pada praktek umum dan 60% kasus pada praktek
gastroenterologi (Djojoningrat, 2010). Prevalensi dispepsia antara satu populasi
dengan populasi lainnya juga sangat bervariasi. Prevalensi terjadinya dispepsia di
Iran mencapai 29,9% (Amini et al., 2012), sedangkan di Hongkong 18,4%,
Jepang 17%, Turki 28,4%, dan India 30,4% (Ghoshal et al., 2011). Di Indonesia,
khususnya di Jakarta pada tahun 2010 proporsi dispepsia mencapai 58,1%
(Simadibrata dkk, 2010). Di Aceh, berdasarkan informasi yang peneliti peroleh
dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, belum ada data yang masuk dari kabupaten/
kota mengenai sindroma dispepsia. Namun, masyarakat di kabupaten/ kota
mengalami kejadian dispepsia tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya data yang
tercatat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda
Aceh pada tahun 2011/2012, jumlah kasus dispepsia secara keseluruhannya
adalah 61 kasus, yang terdiri dari Aceh Besar 21 kasus (34,4%), Banda Aceh 19
kasus (31,1%), Aceh Pidie 7 kasus (11,47%), Aceh Barat 5 kasus (8,2%), Aceh
Utara 4 kasus (6,6%), Sabang 2 kasus (3,2%), Aceh Tengah 2 kasus (3,2%), dan
1
Aceh Selatan 1 kasus (1,6) yang umumnya berumur antara 15 - 45 tahun (profil di
RSUDZA, 2011). Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Reshetnikov et al. (2001) di Novosibirsk, Siberia Barat pada usia muda
didapatkan bahwa umur 14 - 17 tahun yang paling sering mengalami dispepsia.
Sindroma dispepsia merupakan salah satu masalah kesehatan yang
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah pola makan yang cenderung
tidak sehat dan tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur umumnya menjadi
masalah yang sering timbul pada remaja. Hal ini dapat disebabkan karena
meningkatnya aktivitas, baik aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Akibat
pola makan yang tidak teratur tersebut dapat menyebabkan lambung sulit untuk
beradaptasi dan akan memproduksi asam lambung secara berlebihan sehingga
pada akhirnya dapat menyebabkan lesi pada dinding mukosa lambung yang dapat
berlanjut timbulnya gastritis dan tukak lambung (Maksum, 2009). Penelitian
Annisa (2009) mengemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
ketidakteraturan makan dengan kejadian dispepsia pada remaja. Penelitian
Reshetnikov dan Kurilovich (2007) juga menyatakan bahwa jeda antara jadwal
makan yang lama dan ketidakteraturan makan sangat berkaitan dengan gejala
dispepsia.
Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan ke Madrasah Aliyah
Swasta (MAS) Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar, sebagian besar remaja di
MAS tersebut sering mengalami gejala dispepsia yang terkadang mengganggu
aktivitas mereka. Pada umumnya, banyak dari kalangan remaja sangat jarang
mengatasi keadaan dispepsia. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dan
kesadaran remaja masih sangat rendah/ minim mengenai pentingnya cara menjaga
kesehatan lambung yang salah satunya adalah dengan menjaga pola makan agar
tetap teratur setiap harinya (Khomsan, 2010). Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan untuk menumbuhkan kesadaran yang pada akhirnya akan
menyebabkan seseorang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran
Pagar Air Aceh Besar. Alasan penentuan lokasi penelitian antara lain adalah untuk
menjaga homogenitas dari sampel. Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran ini
merupakan sekolah yang menggunakan fasilitas asrama. Dengan berdomisilinya
para remaja di asrama, mereka mulai terlepas dari perhatian orang tua dan
mempunyai kemandirian dalam menentukan makanan yang mereka konsumsi.
Selain itu, belum ada penelitian serupa yang pernah dilakukan di Madrasah Aliyah
Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar, sehingga peneliti merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan pengetahuan pola makan
dengan kejadian sindroma dispepsia pada remaja Madrasah Aliyah Swasta
Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar.
Sebagai tambahan ilmu dan wawasan tentang sindroma dispepsia serta faktor
penyebabnya baik bagi peneliti, tenaga kesehatan dan instansi terkait lainnya.
2.
3.
1.5 Hipotesis
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan
pengetahuan pola makan dengan kejadian sindroma dispepsia pada remaja
Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melalui proses
penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2010)1.
dapat
menyebutkan,
tetapi
orang
tersebut
harus
dapat
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan
serta mampu membuat bagan tentang objek tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kemampuan seseorang dalam menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Dengan kata lain, sintesis
adalah suatu kemampuan untuk dapat membuat atau meringkas tentang halhal yang telah dibaca atau didengar dengan kata-kata atau kalimat sendiri.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian-penilaian tersebut
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri ataupun sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
(Notoatmodjo, 2010)1
coba-coba
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
beberapa
upaya
memperoleh
pengetahuan
dalam
memecahkan
c. Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang
sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
d. Sumber informasi
Sumber informasi dapat diperoleh dari berbagai media, baik cetak maupun
elektronik, seperti televisi, radio, koran maupun buku. Seseorang yang lebih
sering terpapar media massa akan memperoleh informasi lebih banyak,
sehingga akan meningkatkan pengetahuannya.
e. Sosial budaya
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Dari interaksi tersebut akan
diperoleh berbagai informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan. Selain
itu, kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga juga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
10
11
12
13
et al., 2011).
2. Dispepsia fungsional
Dispepsia fungsional merupakan dispepsia yang terjadi tanpa adanya
perubahan struktural pada saluran cerna yang berdasarkan pada pemeriksaan
klinis, laboratorium, radiologi serta endoskopi (Brun and Kuo, 2010). Dispepsia
fungsional juga dikenal dengan nama dispepsia non-ulkus, essential dyspepsia
atau dispepsia idiopatik (Akamizu et al., 2010).
Dalam konsensus Roma III tahun 2006 yang khusus membicarakan
tentang kelainan gastrointestinal fungsional, dispepsia fungsional didefinisikan
sebagai:
1. Adanya satu atau lebih keluhan berikut:
a. Rasa penuh setelah makan makanan dalam porsi normal, lebih dari satu
hari dalam seminggu.
b. Cepat kenyang (tidak sanggup menghabiskan makanan dalam porsi
normal), lebih dari satu hari dalam seminggu.
c. Nyeri epigastrium atau rasa tidak nyaman di ulu hati/ perut bagian atas,
bersifat intermiten, tidak berpindah ke daerah abdomen lainnya serta
tidak berkurang dengan defekasi maupun flatus, yang dapat dirasakan
setidaknya satu hari dalam seminggu.
d. Rasa panas seperti terbakar di dada.
14
Obat-obatan
Gangguan fungsional
15
oxyntic (parietal) gland area yang bersesuai dengan fundus dan badan lambung,
menyekresikan ion hidrogen, pepsinogen dan bikarbonat, dan (3) pyloric gland
area yang berlokasi di antrum menyekresikan gastrin dan mukus (Staf Pengajar
Dep. Farmakologi FK Universitas Sriwijaya, 2008).
Lambung melakukan tiga fungsi utama, yang terdiri dari penyimpanan,
pencampuran dan pengosongan cairan lambung (kimus/makanan yang
bercampur dengan sekret lambung) ke duodenum. Namun fungsi utama lambung
yang paling penting adalah menyimpan makanan yang telah dicerna hingga
makanan tersebut dapat dikosongkan ke dalam usus halus pada kecepatan
normal untuk proses cerna dan absorpsi. Mukosa lambung mengandung banyak
kelenjar. Sel kelenjar lambung menyekresikan cairan lambung (asam lambung
dan enzim) sekitar 2500 ml untuk memulai pencernaan protein. Asam
hidroklorida yang disekresikan oleh kelenjar di korpus lambung dapat
membunuh sebagian besar bakteri yang masuk, menghasilkan pH yang
diperlukan pepsin untuk mencerna protein serta merangsang aliran empedu.
Konsentrasi asam lambung cukup pekat sehingga dapat menimbulkan kerusakan
jaringan lambung bila ada hal yang memicunya. Namun, dalam keadaan normal,
tidak terjadi kerusakan karena adanya sawar mukosa yang dibentuk oleh mukus
dan HCO3-. Mukus dan HCO3- ini berperan penting dalam melindungi lambung
dari kerusakan ketika getah lambung disekresikan ke dalamnya (Ganong, 2008).
Sekresi cairan lambung terutama dikontrol oleh saraf vagus yang
bermanifestasi pada tiga fase yaitu fase sefalik, fase gaster, dan fase intestinal.
Pada fase sefalik dimana adanya stimulus bau dari hidung, rasa dari lidah dan
masuknya makanan impuls pada sistem saraf pusat (CNS) untuk memberikan
impuls melalui serat preganglionik saraf vagus ke pleksus submukosa lambung
dan memengaruhi sel-sel mukus untuk memproduksi mukus, sel-sel chief untuk
memproduksi pepsinogen, sel-sel parietal untuk memproduksi HCL, dan
memengaruhi sel-sel G untuk melepaskan gastrin. Fase sefalik biasanya
berlangsung singkat dengan tujuan untuk melakukan proses higienis dan sekresi
16
asam pada makanan yang masuk ke dalam lambung. Pada fase gaster berkisar
antara 3-4 jam, dimana terjadi proses penting dalam melakukan digesti protein
oleh pepsin dan pelepasan histamin oleh sel mast. Pelepasan histamin akan
meningkat terhadap beberapa jenis makanan tertentu yang menjadi proteksin
terhadap reaksi antigen-antibodi. Fase intestinal sekresi lambung dimulai ketika
kimus masuk ke usus halus. Secara umum, fase ini berlangsung beberapa jam
untuk melakukan kontraksi. Kontraksi spingter pilorus bertujuan untuk
mengendalikan yang keluar disesuaikan dengan kemampuan usus halus dalam
melakukan absorpsi. Pada fase ini, secara hormonal akan dilepaskan
kolesistokinin (cholecystokinin, CCK) dan gastric inhibitory peptide (GIP). CCK
akan memberikan efek pada sistem digestive, diantaranya adalah menghambat
sekresi asam dan enzim lambung. Sedangkan GIP akan menghambat sekresi
lambung dan meningkatkan kontraksi lambung. Hasilnya makanan yang tinggi
lemak akan berada di dalam lambung lebih lama dengan tujuan sebelum masuk
usus halus, material lemak lebih halus dan lebih mudah diabsorpsi (Muttaqin dan
Kumala, 2011).
17
18
c. Endoskopi.
d. pH-metri untuk menilai tingkat sekresi asam lambung.
e. Penggunaan pellet radioopak untuk mengukur waktu pengosongan
lambung.
f. Monometri gastrointestinal.
g. elektrogastrografi.
Bila alarm symtomps seperti penurunan berat badan, timbulnya
anemia, melena, muntah yang prominen, maka merupakan petunjuk awal akan
kemungkinan adanya penyebab organik yang membutuhkan pemeriksaan
penunjang diagnostik secara lebih intensif seperti endoskopi dan sebagainya
(Djojoningrat, 2010).
sederhana
penatalaksanaan
dispepsia
adalah
dengan
19
a. Umur
b. Tingkat Pendidikan
c. Pengalaman
d. Sumber Informasi
- Pengetahuan
mengenai
e. Sosial Budaya
(Notoatmodjo, 2010)1
3. Alkohol
4. Kopi
5. Faktor psikologis/ stres
6. AINS (Anti Inflamasi
Non-steroid)
7. Helicobacter pylori
(Misnadiarly,
2009
jenis
Staf
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu untuk mengetahui hubungan
pengetahuan pola makan dengan kejadian sindroma dispepsia pada remaja
Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar. Dalam arti kata
luas, studi cross sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran
variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali atau satu waktu (Sastroasmoro dan
Ismael, 2006).
20
21
sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
pengetahuan responden tentang pola makan yang menyebabkan sindroma
dispepsia.
2. Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian sindroma
dispepsia pada responden.
22
Variabel independen
Pengetahuan Pola
Makan
Variabel dependen
Kejadian Sindroma
Dispepsia
23
No.
Jawaban Responden
Favorable
Unfavorable
1.
Sangat setuju
2.
Setuju
3.
Tidak setuju
4.
24
11)
25
26
27
signifikan antar variabel) apabila p-value 30,05 dan tidak bermakna (tidak
ada hubungan yang signifikan antar variabel) apabila p value > 0,05. Rumus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar
merupakan salah satu sekolah yang terdapat di pesantren Yayasan Pendidikan
Dayah Madrasah Ulumul Quran (YPD MUQ) Pagar Air Aceh Besar. Sekolah ini
berada dalam kawasan pesantren yang berlokasikan di jalan Banda Aceh-Medan
Km. 6, desa Bineh Blang, Kelurahan Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten
Aceh Besar, Provinsi Aceh. Seluruh siswa sekolah MAS tersebut berdomisili di
tempat yang telah ditentukan oleh pihak pesantren.
Sekolah ini dilengkapi dengan sarana prasarana seperti ruang kepala
sekolah, ruang guru dan tata usaha, ruang kelas, ruang laboratorium (bahasa dan
komputer), ruang perpustakaan, ruang koperasi, gedung serbaguna (masjid dan
aula), ruang WC, lapangan olahraga (volly, basket, badminton, dll), dan kantin.
28
29
ini mencakup jenis kelamin, kelas, umur, pengetahuan pola makan, dan kejadian
sindroma dispepsia pada responden. Berikut ini adalah variabel-variabel yang
dianalisa dengan analisa univariat:
1.) Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
L
51
P
59
110
Total
Persentase (%)
46,4
53,6
100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa dari 110 jumlah total
responden, responden perempuan lebih banyak dibandingkan responden laki-laki
yaitu sebanyak 59 orang (53,6%).
2.) Kelas
Karakteristik responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas
Kelas
Jumlah
I
35
II
31
III
44
110
Total
Persentase (%)
31,8
28,2
40
100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa dari 110 jumlah total
responden, responden kelas III yang memiliki jumlah paling banyak yaitu
sebanyak 44 orang (40%) sedangkan jumlah responden yang paling sedikit
adalah responden kelas II dengan jumlah 31 orang (28,2%).
30
3.) Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Jumlah
Persentase (%)
14
15
16
17
Total
7
28
38
37
110
6,4
25,5
34,5
33,6
100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa dari 110 jumlah total
responden, responden yang berumur 16 tahun yang memiliki jumlah terbanyak
yaitu 38 orang (34,5%) sedangkan jumlah responden paling sedikit adalah
responden yang berumur 14 tahun dengan jumlah 7 orang (6,4%).
4.) Gambaran Pengetahuan Pola Makan Responden
Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan pola makan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pola Makan
Persentase
Kategori Pengetahuan Pola Makan
Jumlah
(%)
Baik
39
35,5
Cukup
71
64,5
Kurang
0
0
110
100
Total
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa dari 110 jumlah total responden,
sebagian besar responden memiliki pengetahuan pola makan dalam kategori
cukup yaitu sebanyak 71 orang (64,5%) dan tidak satupun responden yang
memiliki pengetahuan pola makan dalam kategori kurang.
31
Total
n
7
28
38
37
110
%
100
100
100
100
100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari 110 total responden,
yang paling banyak memiliki pengetahuan pola makan dengan kategori baik
adalah pada responden umur 17 tahun yaitu sebanyak 20 orang (54,1%) dan
yang paling sedikit pada responden umur 14 tahun yaitu sebanyak 3 orang
(42,9%).
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Pola Makan Berdasarkan Kelas
Kategori Pengetahuan Pola Makan
Kelas
Baik
Cukup
Kurang
n
%
n
%
n
%
I
13
37,1
22 62,9
0
0
II
5
16,1
26 83,9
0
0
III
21
47,7
23 52,3
0
0
39
35,5
71 64,5
0
0
Total
Total
n
35
31
44
110
%
100
100
100
100
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 110 total responden,
yang paling banyak memiliki pengetahuan dalam kategori baik adalah responden
kelas III yaitu sebanyak 21 orang (47,7%) dan yang paling sedikit adalah kelas II
sebanyak 5 orang (16,1%).
5.) Gambaran Kejadian Sindroma Dispepsia Pada Responden
Dari hasil penentuan diagnosa awal sindroma dispepsia dengan
menggunakan Rome Criteria III yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut :
a. Gambaran Kejadian Sindroma Dispepsia Responden
Karakteristik responden berdasarkan kejadian sindroma dispepsia dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut:
32
Kategori Kejadian
Dispepsia
Tidak Dispepsia
Total
Jumlah
56
54
110
Persentase (%)
50,9
49,1
100
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa dari total responden, yang
mengalami dispepsia sebanyak 56 orang (50,9%).
Tabel 4.8 Distribusi Kejadian Sindroma Dispepsia Berdasarkan Jenis Kelamin
Kategori Kejadian
Total
Tidak
Jenis Kelamin
Dispepsia
Dispepsia
n
%
n
%
n
%
L
25
49
26
51
51
100
P
31
52,5
28
47,5
59
100
56
50,9
54
49,1
110
100
Total
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden terbanyak yang
mengalami dispepsia adalah responden perempuan sebanyak 31 orang (52,5%).
b. Gambaran Keluhan Sindroma Dispepsia Responden
Karakteristik responden berdasarkan keluhan sindroma dispepsia dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Sindroma Dispepsia
No.
Keluhan
Jumlah
Persentase (%)
1. Perut terasa penuh
20
18,2
2. Cepat merasa kenyang
25
22,7
3. Rasa nyeri atau perih di ulu hati
23
20,9
4. Rasa panas seperti terbakar di dada
25
22,7
5. Perasaan mual setelah makan
12
10,9
6. Merasakan keluhan muntah
8
7,3
7. Perut kembung
16
14,5
8. Bersendawa yang berlebihan
16
14,5
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa keluhan yang paling banyak
diderita oleh responden adalah cepat merasa kenyang (perasaan tidak sanggup
menghabiskan makanan dalam takaran biasa) dan rasa panas seperti terbakar di
dada, dimana masing-masing keluhan berjumlah 25 orang (22,7%). Sedangkan
33
keluhan yang paling sedikit adalah keluhan muntah yang berjumlah 8 orang
(7,3%).
B. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan guna mengetahui hubungan antara dua variabel
(variabel independen dan variabel dependen) untuk membuktikan hipotesis
penelitian. Untuk itu, dilakukan analisa bivariat dengan metode penggabungan
sel uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5% (=0,05). Adapun
variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan pola makan
sedangkan variabel dependen adalah kejadian sindroma dispepsia dan hubungan
keduanya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hubungan Pengetahuan Pola Makan Dengan Kejadian Sindroma
Dispepsia Pada Responden
Pengetahuan Pola
Makan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Kategori Kejadian
Total
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
n
%
n
%
n
%
14 35,9 25 64,1 39 100
42 59,2 29 40,8 71 100
0
0
0
0
0
0
56 50,9 54 49,1 110 100
P
value
X2
hitung
0.02
5,448
34
sindroma dispepsia pada remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar
Air Aceh Besar.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan Pola Makan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja Madrasah
Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar, didapatkan hasil bahwa
tingkat pengetahuan responden mengenai pola makan umumnya berada pada
kategori cukup. Kondisi ini terlihat pada tabel 4.4, sebanyak 71 (64,5%)
responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai pola makan dan
tidak ada responden yang memiliki pengetahuan pola makan dalam kategori
kurang. Dikatakan responden memiliki pengetahuan dalam kategori cukup
apabila responden memiliki kemampuan menjawab 56-75% dari total
pertanyaan mengenai pengetahuan pola makan seperti yang telah tertera pada
kuesioner (lampiran 3).
Menurut Notoatmodjo (2010)1, pengetahuan merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek tersebut terjadi melalui panca indera yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Namun sebagian besar
diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan juga merupakan domain yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya
perilaku
dan
tindakan
seseorang.
35
sedikit adalah kelas II sebanyak 5 responden (16,1%). Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi proses
belajar, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
orang tersebut menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula
pengetahuan
yang
didapat.
Selanjutnya,
dengan
adanya
pengetahuan-
36
makan yang tidak teratur akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika
hal tersebut berlangsung terlalu lama, maka produksi asam lambung akan
berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa lambung yang dapat
berlanjut timbulnya gastritis (Maksum, 2009). Reshetnikov dan Korilovich
(2007) dalam penelitiannya juga telah mengemukakan bahwa jeda waktu makan
yang lama dan ketidakteraturan makan berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala
dispepsia. Selain itu, Krause M. (dalam Setyono, dkk, 2006) menyatakan bahwa
perempuan lebih mudah mengalami dispepsia dikarenakan struktur tubuh yang
kurang ideal. Krause juga menambahkan bahwa masalah kehamilan pada ibu
hamil merupakan penyebab tingginya prevalensi dispepsia. Hal ini terjadi karena
disebabkan oleh tekanan dari bawah ke arah lambung sehingga produksi asam
lambung menjadi meningkat.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis keluhan dispepsia yang
dialami responden sangat bervariasi. Kondisi tersebut dapat terlihat pada tabel
4.9, dimana keluhan yang paling banyak dialami responden adalah cepat
kenyang dan rasa panas seperti terbakar didada yaitu sebanyak 22,7% sedangkan
keluhan paling sedikit yaitu muntah sebanyak 7,3%. Hasil tersebut berbeda
dengan penelitian Annisa (2009) yang mendapatkan bahwa sekitar 50,1%
keluhan nyeri epigastrium sebagai keluhan terbanyak dan 6,8% keluhan muntah
sebagai keluhan yang paling sedikit.
37
38
4. Tempat penelitian (pesantren) yang diteliti pada penelitian ini tidak dapat
mewakili semua pesantren yang terdapat di Banda Aceh maupun Aceh Besar.
Oleh karenanya disarankan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut
agar penelitian ini lebih sempurna.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan
pengetahuan pola makan dengan kejadian sindroma dispepsia pada remaja
Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh Besar, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebanyak 71 (64,5%) responden memiliki pengetahuan pola makan dalam
kategori cukup.
2. Sebanyak 56 (50,9%) responden mengalami sindroma dispepsia.
3. Terdapat hubungan antara pengetahuan pola makan dengan kejadian sindroma
dispepsia pada remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air Aceh
Besar.
5.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Diharapkan kepada remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air
Aceh Besar agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai sindroma
dispepsia serta faktor-faktor penyebabnya yang salah satunya adalah pola
makan guna terciptanya kualitas hidup yang lebih baik.
2. Diharapkan kepada pihak sekolah dan juga pesantren untuk dapat bekerjasama
dengan instansi kesehatan untuk memberikan informasi-informasi yang
lengkap dan bermanfaat mengenai pola makan yang dapat menyebabkan
munculnya gejala dispepsia dan faktor-faktor lainnya yang dapat juga
menyebabkan terjadinya sindroma dispepsia.
3. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat guna untuk menghindari faktor risiko terjadinya
sindroma dispepsia.
4. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel-variabel
penelitian lainnya yang merupakan bagian dari faktor risiko terjadinya
sindroma dispepsia.
39
DAFTAR PUSTAKA
Akamizu, T., Iwakura, H., Ariyasu, H., and Kangawa, K. 2010. Review Article:
Ghrelin And Functional Dyspepsia. International Journal of Peptides.
Volume 2010, pp. 1-6.
Amini, E., Keshteli, A.H., Jazi, M.S.H, Jahangiti, P., and Adibi, P. 2012.
Dyspepsia In Iran. Internasional Journal Preventive Medicine 3 (3):
S18-25.
Annisa. 2009. Hubungan Ketidakteraturan Makan Dengan Sindroma Dispepsia
Remaja Perempuan Di SMA Plus Al-Azhar Medan. Skripsi.USU.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 95.
Baliwati, Y.F., Martianto, D. 2012. Modul Training of Master Training (TOMT)
Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan: Konsumsi
Pangan 3B-Beragam, Bergizi, dan Berimbang. Jakarta: Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian. Hal 23.
Basith, A. 2006. Pola Makan Rasulullah : Makanan Sehat Berkualitas Menurut
Al-Quran dan As-Sunnah. Jakarta: Almahira. Hal 17-18.
Brun, R., and Kuo, B. 2010. Functional Dyspepsia. Journal of Therapeutic
Advances In Gastroenterology 3 (3): 145-164.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 14-17.
Depkes RI. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I. Hal 1.
Djojoningrat, D. 2010. Dispepsia Fungsional. Dalam: Sudoyo, dkk (eds) Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing. Hal 529-531.
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Hal 509-510.
Ghoshal, U., Singh, R., and Chang, F. 2011. Epidemiology of Uninvestigated And
Functional Dyspepsia In Asia: Facts And Fiction. Journal of
Neurogastroenterology And Motility (JNM) 17 (3): 235-244.
Gustin, R. 2011. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis
Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Bancah Kota
Bukittinggi Tahun 2011. Skripsi.Universitas Andalas.
Ikawati, Z. 2010. Resep Hidup Sehat. Yogyakarta: Kanisius. Hal 26.
Iskandar, E. 2010. The Miracle of Touch: Panduan Menerapkan EFT (Emotional
Freedom Techniques) Untuk Kesehatan, Kesuksesan, Dan Kebahagiaan
Anda. Bandung: Qanita. Hal 166.
40
41
Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Rajawali. Hal
103 dan 120.
Lowden, A., Moreno, C., Holmback, U., Lennernas M., and Tucker, P. 2010.
Eating And Shift Work-Effects On Habbits, Metabolism, And
Performance. Scand J Work Environ Health 36 (2): 150-162.
Maksum, S. 2009. Rahasia Sehat Berkah Shalawat: Terapi Ampuh Mencegah
Dan Menyembuhkan Penyakit. Yogyakarta: Best Publisher. Hal 104.
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau
maag), Infeksi Mycobacteria Pada Ulcer Gastrointestinal. Jakarta:
Pustaka Populer Obor. Hal 24-25, 98.
Muchtadi, D. 2001. Pangan dan Gizi: Ilmu, Teknologi, Industri dan Perdagangan
Internasional. Jakarta: Sagung Seto. Hal 102.
Muttaqin, A., Kumala, S. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba
Medika. Hal 10-12.
Notoatmodjo, S. 20101. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 2729, 33, 79, 90.
. 20102. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal 10-18, 38, 164.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian: Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika. Hal
120.
Oustamanolakis, P., Tack, J. 2012. Dyspepsia: Organic Versus Functional.
Journal of Clinical Gastroenterol 46 (3):175-190.
Reshetnikov, O.V., Kurilovich, S.A., Denisova, D.V., Zavyalova, L.G., and
Tereshonok, I.N. 2001. Prevalence of Dyspepsia and Irritable Bowel
Syndrome Among Adolescents of Novosibirsk, Western Siberia.
Internasional J Circumpolar Health 60 (2): 253-7.
Reshetnikov, O.V., Kurilovich, S.A. 2007. Population-Based Study: Mode of
Dieting and Dyspepsia. PubMed 76 (4): 35-7.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2006. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto. Hal 97.
Sediaoetama, A.D. 2006. Ilmu Gizi II: Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta:
Dian Rakyat. Hal 10.
Setyono, J., Prastowo, A., dan Saryono. 2006. Karakteristik Penderita Dispepsia
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) 1 (1) : 28.
42
Simadibrata, M., Abdullah, M., Syam, A.F., Fauzi, A., Makmun, D., dan Manan,
C. 2010. Dyspeptic Syndrome In Urban Population In Jakarta. The
Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive
Endoscopy 11 (3) : 66-70.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: EGC. Hal 7980.
Subroto, M.A. 2008. Real Food, True Health. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal 47,106,119.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Hal 121-123.
Sujani, S., Priandarini, L. 2010. Cara Cerdas Untuk Sehat. Jakarta: Trans Media
Pustaka. Hal 84-85.
Utomo, T. 2005. Health Quotient: Cerdas Kesehatan Untuk Eksekutif. Jakarta:
Grasindo. Hal 12, 18, 19.
Lampiran 1
: Cut Anita
NIM
: 0907101010171
Alamat
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang akan mengadakan penelitian untuk
menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana
kedokteran.
Adapun
penelitian
yang
dimaksud
berjudul
Hubungan
( Cut Anita )
43
Lampiran 2
Dispepsia Pada Remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran Pagar Air
Aceh Besar.
Demikian pernyataan ini saya buat atas dasar kemauan sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain.
44
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN POLA
MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROMA DISPEPSIA
PADA REMAJA MADRASAH ALIYAH SWASTA
ULUMUL QURAN PAGAR AIR ACEH BESAR
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: .....................................................
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan*.
Umur
: .................. Tahun.
Kelas
: I/ II/ III*.
NIS
: ...................
Alamat
: ......................................................
*coret yang tidak perlu
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No.
1.
Pernyataan
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
terlalu pedas dapat menyebabkan sindroma
dispepsia.
2.
3.
4.
45
SS
TS
STS
46
5.
6.
7.
8.
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Lampiran 4
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No.
Kegiatan
5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Studi
Kepustakaan
Survey Awal
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Perbaikan
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Penulisan
Skripsi
Seminar Hasil/
Sidang Skripsi
Perbaikan
Skripsi
Penyerahan
Skripsi
47
10
11
12
Bulan/ Tahun
2013
1 2
Lampiran 5
No.
1.
2.
1
3
4
2
4
3
3
3
3
4
3
3
5
4
3
6
4
3
7
4
3
8
3
3
1
2
1
2
1
2
3
2
1
4
1
1
5
1
0
6
1
1
7
1
2
8
1
1
3.
4.
2
2
2
2
3
2
1
2
2
2
2
3
1
1
2
2
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
2
5.
6.
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
2
7.
8.
4
2
4
2
3
1
3
1
3
3
3
2
3
1
4
2
1
1
1
1
0
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9.
10.
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
3
2
1
2
2
2
1
1
0
2
0
2
1
2
1
2
1
11.
12.
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
2
1
2
2
13.
14.
2
4
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
1
3
2
3
1
1
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
2
1
15.
16.
3
2
3
2
3
3
4
1
3
2
3
3
4
3
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
17.
18.
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
19.
20.
2
3
2
3
1
3
2
4
3
3
2
4
2
4
2
4
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
48
Lampiran 6
Valid
a
Excluded
Total
%
20
100.0
.0
20
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.918
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
a1
20.70
23.063
.761
.904
a2
20.85
23.503
.827
.901
a3
20.95
24.366
.636
.914
a4
20.85
21.713
.738
.907
a5
20.70
24.853
.651
.913
a6
20.75
24.934
.596
.917
a7
20.80
19.853
.843
.899
a8
20.65
22.239
.847
.897
Scale Statistics
Mean
23.75
Variance
29.776
Std. Deviation
N of Items
5.457
49
Valid
Excludeda
Total
%
20
100.0
.0
20
100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.845
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
b1
8.75
8.513
.581
.827
b2
8.55
7.839
.546
.833
b3
8.70
7.168
.763
.800
b4
9.05
8.576
.526
.833
b5
9.00
8.000
.552
.830
b6
9.10
8.937
.460
.840
b7
8.85
8.239
.592
.825
b8
8.70
7.905
.638
.819
Scale Statistics
Mean
10.10
Variance
10.411
Std. Deviation
N of Items
3.227
50
L/P
Nama
Responden
R 01
R 02
R 03
R 04
R 05
R 06
R 07
R 08
R 09
R 10
R 11
R 12
R 13
R 14
R 15
Kelas
15
15
15
15
15
16
16
15
15
14
15
16
14
15
16
Umur
a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
Variabel Independen
a8
21
23
26
18
26
23
26
27
26
25
21
20
21
28
25
Total
66
72
81
56
81
72
81
84
81
78
66
63
66
88
78
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Kategori
b1
51
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Ya
b2
b3
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
b4
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
b5
b6
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Variabel dependen
b7
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
b8
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
JK
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Kategori
Tabel Master Hubungan Pengetahuan Pola Makan Dengan Kejadian Sindroma Dispepsia Pada Remaja Madrasah Aliyah Swasta Ulumul Quran
Lampiran 7
R 16
R 17
R 18
R 19
R 20
R 21
R 22
R 23
R 24
R 25
R 26
R 27
R 28
R 29
R 30
R 31
R 32
R 33
R 34
R 35
R 36
R 37
II
16
15
15
15
14
14
14
14
14
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
24
21
22
25
24
26
25
22
23
22
21
23
22
25
23
23
24
23
22
27
21
75
66
69
78
75
81
78
69
72
69
66
72
69
78
72
72
75
72
69
84
66
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Ya
MISSING VALUE
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
52
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
R 38
R 39
R 40
R 41
R 42
R 43
R 44
R 45
R 46
R 47
R 48
R 49
R 50
R 51
R 52
R 53
R 54
R 55
R 56
R 57
R 58
R 59
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
15
16
16
16
16
16
16
16
16
15
16
16
16
16
16
16
16
15
16
16
20
22
20
22
28
24
20
22
22
22
24
24
22
22
26
27
22
24
26
23
63
69
63
69
89
75
63
69
69
69
75
75
69
69
81
84
69
75
81
72
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
MISSING VALUE
Ya
Ya
Ya
Ya
Kadangkadang
MISSING VALUE
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
53
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
R 60
R 61
R 62
R 63
R 64
R 65
R 66
R 67
R 68
R 69
R 70
R 71
R 72
R 73
R 74
R 75
R 76
R 77
R 78
R 79
R 80
R 81
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
17
17
17
17
17
17
17
16
17
17
16
16
17
16
16
16
16
16
17
15
23
24
21
24
23
25
22
23
26
26
24
22
22
23
21
23
25
21
21
22
72
75
66
75
72
78
69
72
81
81
75
69
69
72
66
72
78
66
66
69
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
MISSING VALUE
Kadang- KadangTidak
kadang
kadang
Pernah
Kadang- KadangYa
kadang
kadang
Kadang- Kadang- Kadangkadang
kadang
kadang
KadangTidak
Ya
kadang
Pernah
Kadang- Kadang- Kadangkadang
kadang
kadang
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
MISSING VALUE
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
54
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
R 82
R 83
R 84
R 85
R 86
R 87
R 88
R 89
R 90
R 91
R 92
R 93
R 94
R 95
R 96
R 97
R 98
R 99
R 100
R 101
R 102
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
17
17
16
17
17
17
17
16
16
17
17
17
16
17
17
17
17
17
17
17
17
23
28
21
25
25
25
20
21
24
27
25
23
21
26
25
27
27
24
30
26
23
72
89
66
78
78
78
63
66
75
84
78
72
66
81
78
84
84
75
93
81
72
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
55
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
Dispepsia
R 103
R 104
R 105
R 106
R 107
R 108
R 109
R 110
R 111
R 112
R 113
R 114
R 115
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
III
16
17
16
17
17
17
17
16
17
17
16
17
17
24
21
19
23
23
26
26
28
25
22
19
27
25
75
66
59
72
72
81
81
89
78
69
59
84
78
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Ya
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Tidak
Pernah
Ya
Ya
Tidak
Pernah
Ya
Kadangkadang
56
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Lampiran 8
Frequency Table
Jenis Kelamin
Valid
Frequency
51
59
110
Laki-laki
Perempuan
Total
Percent
46,4
53,6
100,0
Valid Percent
46,4
53,6
100,0
Cumulative
Percent
46,4
100,0
Kelas
Valid
Frequency
35
31
44
110
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Total
Percent
31,8
28,2
40,0
100,0
Valid Percent
31,8
28,2
40,0
100,0
Cumulative
Percent
31,8
60,0
100,0
Umur
Valid
Frequency
7
28
38
37
110
14 tahun
15 tahun
16 tahun
17 tahun
Total
Percent
6,4
25,5
34,5
33,6
100,0
Valid Percent
6,4
25,5
34,5
33,6
100,0
Cumulative
Percent
6,4
31,8
66,4
100,0
Valid
Cukup
Baik
Total
Frequency
71
39
110
Percent
64,5
35,5
100,0
Valid Percent
64,5
35,5
100,0
Cumulative
Percent
64,5
100,0
Sindroma Dispepsia
Valid
Dispepsia
Tidak Dispepsia
Total
Frequency
56
54
110
57
Percent
50.9
49.1
100.0
Valid Percent
50.9
49.1
100.0
Cumulative
Percent
50.9
100.0
Lampiran 9
Crosstabs
Pengetahuan Pola Makan * Sindroma Dispepsia Crosstabulation
Pengetahuan
Pola Makan
Cukup
Baik
Total
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Pola Makan
% within Sindroma
Dispepsia
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Pola Makan
% within Sindroma
Dispepsia
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Pola Makan
% within Sindroma
Dispepsia
Sindroma Dispepsia
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
42
29
36.1
34.9
Total
71
71.0
59.2%
40.8%
100.0%
75.0%
53.7%
64.5%
14
19.9
25
19.1
39
39.0
35.9%
64.1%
100.0%
25.0%
46.3%
35.5%
56
56.0
54
54.0
110
110.0
50.9%
49.1%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
5.448b
4.557
5.502
5.399
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
.020
.033
.019
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.028
.016
.020
110
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value
.217
110
Approx. Sig.
.020
58
59
60
61
62
63
RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
Nama
: Cut Anita
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
: Islam