nipis
1,5%
berkhasiat
sebagai
antiketombe(4).
Sediaan sampo dipilih karena sampo
merupakan sediaan kosmetik yang
digunakan untuk mencuci rambut,
menghilangkan kotoran dari rambut, kulit
kepala dan meninggalkan rambut dalam
kondisi yang baik dan mudah diatur(5).
Dalam pembuatan sampo dibutuhkan
bahan pembuat busa yang berfungsi
sebagai pembersih untuk mengikat kotoran
yang terdapat dalam sebum/minyak di kulit
kepala. Sebagai bahan pembersih dalam
sampo digunakan natrium lauril eter sulfat
yang mempunyai sifat stabil meskipun
dalam suhu rendah. Akan tetapi, bahan
pembersih ini dapat mengiritasi kulit
kepala, sehingga untuk mengatasinya
ditambahkan pembersih lain dari golongan
surfaktan amfoter yaitu kokamidopropil
betain yang juga berfungsi sebagai
pembentuk busa. Penelitian formula sampo
dengan menggunakan perasan buah jeruk
nipis 1,5% pada umumnya digunakan
variasi konsentrasi HPMC 0%; 1,5%;
2,0%; 2,5% untuk mendapatkan sediaan
sampo cair jernih dengan konsistensi yang
cukup tinggi dalam wadah namun dapat
dituang dan tersebar dengan mudah. Oleh
karena itu, pada penelitian ini digunakan
hidroksi propil metil selulosa (HPMC)
dengan variasi konsentrasi 1,5%; 2%;
2,5%.
Pengujian stabilitas dilakukan dengan
tujuan untuk penentuan tanggal kadaluarsa
suatu bahan obat atau produk jadi obat,
sehingga dapat mengetahui kemampuan
produk tersebut untuk bertahan 90%.
Sampo yang telah dihasilkan diuji
stabilitasnya dengan metode uji stabilitas
dipercepat menggunakan suhu yang
berbeda untuk menetapkan tanggal
kadaluarsa sampo tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Teknologi Farmasi FMIPA ISTN, Jakarta
dan Laboratorium Teknologi Sediaan
Semisolid & Liquid, Universitas Pancasila.
serta pH.
Viskositas (cPs)
240
80
120
Blangko
II
320
III
Formula
Formula III
5,69
5,72
5,70 0,04
pH
5.75
5.74
5.73
5.72
5.71
5.7
5.69
5.68
5.74
5.73
5.71
5.7
Blangko
Formula
Gambar 2. Grafik evaluasi pH sampo jeruk nipis
Hasil evaluasi bobot jenis sampo
jeruk nipis pada Tabel 5. dan Gambar 3.
didapatkan hasil bobot jenis berturut-turut
pada blangko adalah 1,025g/ml; formula I
1,02 g/ml; formula II 1,024 g/ml; formula III
1,025 g/ml. Persyaratan bobot jenis yang
ditetapkan oleh standar nasional Indonesia
untuk sediaan sampo yaitu 1,02 g/ml diukur
pada suhu kamar. Bobot jenis sampo
1.026
1.024
1.025
1.024
1.022
1.02
1.02
1.018
1.016
Blangko
II
III
Formula
Gambar 3. Grafik evaluasi bobot jenis sampo jeruk nipis
Berdasarkan
hasil
pengamatan
tegangan permukaan pada Tabel 6 dan
Gambar 4. semua formula dari sampo jeruk
Tegangan Permukaan
(dyne/cm)
30.82
31
30
28.95
29
28
28.02
27.08
27
26
25
Blangko
II
III
Formula
Gambar 4. Grafik evaluasi tegangan permukaan sampo jeruk nipis
Tabel 7. Hasil Pengukuran Volume dan Kestabilan busa sampo jeruk nipis
Volume dan Kestabilan busa (ml)
Perlakuan
Blangko
I
II
III
Pengocokkan 2 menit
82
72
74
75
Pendiaman 5 menit
80
71
73
74
Hasil pengujian sifat organoleptik
pada uji stabilitas dapat dilihat pada Tabel
20. Berdasarkan hasil pemeriksaan uji
organoleptik
formula
I-IV
pada
penyimpanan suhu kamar (25oC-30 oC) tidak
terjadi perubahan warna, bau, dan kekeruhan.
Pada suhu (60 oC) juga didapatkan sediaan
yang relative stabil secara organoleptis
karena tidak ada perubahan warna, bau, serta
memiliki tampilan sampo yang baik selama
penyimpanan 3 minggu. Pada suhu suhu 85
o
C sediaan sampo yang dibuat juga tetap
dalam keadaan stabil selama penyimpanan
2,5 hari. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa sediaan sampo yang
dibuat stabil selama penyimpanan 2 tahun(7).
Hasil pengujian stabilitas terhadap
viskositas dan sifat alir formula I-IV. Dari
hasil pemeriksaan viskositas didapat adanya
perbedaan viskositas pada sampo yang
disimpan pada suhu kamar, suhu 60oC dan
suhu 85 oC. Pada penyimpanan suhu 85 oC
viskositas sampo yang dihasilkan lebih tinggi
dan stabil dibandingkan sampo yang
disimpan pada suhu kamar dan suhu 60oC.
Hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan suhu menyebabkan kekakuan
rantai dan tingginya gaya antar rantai akibat
ikatan hydrogen antar gugus hidroksil pada
rantai yang berdekatan, akibatnya viskositas
meningkat. Semua formula memiliki sifat
alir tiksotropik pseudoplastis yang berkaitan
erat dengan komponen penyusunnya
terutama HPMC. Sifat alir tiksotropi
memiliki sifat yaitu viskositasnya dapat
berkurang dengan meningkatnya kecepatan
geser. Sifat alir tiksotropik mempunyai
konsistensi yang optimum dalam wadah,
tetapi dapat dituang dengan mudah.
Hasil pengujian stabilitas terhadap
pH sampo formula I-IV pH sediaan selama
penyimpanan 3 minggu berkisar antara 5,685,77. Hasil pemeriksaan sediaan sampo
semua formula yang disimpan pada suhu
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Sarwono, B., 1994, Jeruk Nipis dan
Pemanfaatannya, Penebar Swadaya,
Jakarta.
2. Sarwono, B., 1994, Khasiat dan
Manfaat Jeruk Nipis, Penebar
Swadaya, Jakarta.
3. Kenneth, A., dan Ardnt, M.D., 1980,
Pedoman Terapi Dermatologis,
Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
4. Safitri, M., 1999, Efektivitas Kadar
Jeruk Nipis Terhadap Persentase
Penghambatan Pertumbuhan Koloni
Saran
Perlu dilakukakn penelitian lebih lanjut
dengan pengujian mikrobiologi terhadap
fungsi sediaan sampo jeruk nipis sebagai
antiketombe dengan menggunakan bakteri
Pityrosporum ovale.