Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Fisiologi Tumbuhan
yang dibimbing oleh Ibu Nugrahaningsih dan Bapak I Wayan Sumberartha

Oleh:
Kelompok 4/Offering B
Hana Arifiana
Intan Permatasari
Lydia Bayu Fitriana
Nabilah Febrianti Hasan
Nova Yesika Gultom

(140341600865)
(140341605268)
(140341604708)
(140341601400)
(140341605196)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2015

A. Topik
Transpirasi pada tumbuhan
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur kecepatan transpirasi dengan transpirometer
pada luasan daun
Mahasiswa dapat mengukur kecepatan tarnaspirasi dengan metode penimbangan langsung pada luasan daun
Mahasiswa mampu menganalisis faktor yang mempengaruhi kecepatan
transpirasi
C. Dasar Teori
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan
dalam bentuk uap air ke atmosfir. Banyaknya air yang dikeluarkan oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun terdapat perbedaan terjadi
antar spesies. Proses Transpirasi adalah proses kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam tubuh tanaman, yaitu air yang diserap oleh akar akar
tanaman, dipergunakan untuk membentuk jaringan tanaman dan kemudian
dilepaskan melalui daun ke atmosfir (Purba, 2011).Transpirasi dilakukan oleh
tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daun terdapat banyak stomata.
Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada
tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan
lingkungan sekitarnya. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan
dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral,
mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi
dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang
ada dalam daun (Lakitan, 1993). Ada banyak langkah dimana perpindahan air
dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang
ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari
dalam tumbuhan berupa jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata dan (2)
Faktor luar seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Salisbury dan Ross,
1992). Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam tanaman sendiri misalnya jumlah daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, luas daun, dan jumlah

stomata. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi laju


transpirasi tanaman yang berasal dari luar atau lingkungan seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan angin (Lakitan, 1993).
Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi. Pada sebagian besar tumbuhan, transpirasi umumnya sangat
rendah pada malam hari. Transpirasi mulai menaik beberapa menit setelah
matahari terbit dan mencapai puncaknya pada siang hari (Agustine, 2014)
Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Peristiwa transpirasi biasanya berhubungan dengan kehilangan air dalam melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak air yang harus hilang melalui transpirasi untuk
membesarkan tumbuhan karena rangka molekul semua bahan organik pada
tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon
masuk ke dalam tubuh sebagai karbon dioksida melaui pori stomata, yang
paling banyak terdapat pada permukaan daun dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka (Purba, 2011).
D. Alat Bahan
1. Transpirometer
2. Pucuk tanaman Acalipha
3. Kapas
4. Vaselin
5. Timbangan torsi
6. Neraca digital
7. Kertas
8. Botol 100 cc
9. Aquadest

E. Cara Kerja
a. Menghitung kecepatan transpirasi dengan transpirometer
Meletakkan pucuk tanaman pada transpirometer dengan benar, buat untuk 2
perlakuan

Menempatkan satu perlakuan di tempat ternaungi & satu perlakuan lagi di


tempat di tempat yang terkena cahaya langsung.

Mencatat perubahan laju gerakan air pada pipa kapiler transpirometer pada
masing-masing perlakuan setelah 1 jam

Menghitung luas total daun yang melakukan transpirasi.

b. Menghitung kecepatan transpirasi dengan metode penimbangan langsung


Memasukkan pucuk tanaman ke dalam botol berisi air, buat untuk 2 perlakuan

Menimbang botol berisi pucuk tanaman tersebut

Menempatkan botol tersebut seperti pada prosedur a

Menimbang botol tersebut setiap 15 menit, melakukan penimbangan sebanyak


3x

Menghitung luas total daun yang melakukan transpirasi

c. Data Pengamatan
Berat kertas = 100 cm = 1,46 gram
Volume awal transpirometer = 0,08 ml
Berat botol awal = 245 gram
No.
1.

Timbangan Langsung
I. berat 15 menit pertama= 237,5 gram
Selisih berat awal dan I adalah
245,0 - 237,5=7,5 gram
II. berat 15 menit kedua= 237,3 gram
Selisih berat I dan II adalah
237,5 - 237,3= 0,2 gram
III. berat 15 menit ketiga = 236,8 gram
Selisih berat II dan III adalah
237,3 - 236,8 = 0,5 gram

2.

3.

4.

5.

Berat asli daun (a) = 2,83 gram


Berat pola daun (b)= 3,46 gram
a 2,83
L= =
=0,818 cm2
b 3,46

x=

7,5+ 0,2+0,5
=2,73
3

mg
mg
2
x cm
2,73
cm2
v transpirasi =
=
=3,34
L jam 0.818
jam

Transpirometer
I.Volume transpirometer 15 menit
pertama 0,11 ml
Selisih volume awal dan I adalah
0,11 - 0,08 = 0,03 ml
II. volume transpirometer 15 menit
kedua = 0,15 ml
Selisih volume I dan II adalah
0,15 - 0,11= 0.04 ml

Berat asli daun (a) = 2,26 gram


Berat pola daun (b)= 2,59 gram
a 2,26
L= =
=0,873 cm2
b 2,59

s=

0,03+ 0,04
=0,035
2

mg
mg
2
s cm 0,035
cm2
v transpirasi =
=
=0,040
L jam 0,873
jam

d. Analisis Data
Dari praktikum yang telah dilakukan tentang trasnpirasi mendapatkan
perlakuan dengan cahaya matahari dengan media botol kaca dengan
transpirometer. Data yang diperoleh pada media botol kaca dengan
penimbangan langsung Berat 15 menit pertama = 237,5 gram. Selisih berat
awal dan I adalah 245,0-237,5 = 7,5 gram. Berat 15 menit kedua= 237,3 gram.

Selisih berat I dan II adalah 237,5- 237,3= 0,2 gram. Berat 15 menit ketiga =
236,8 gram. Selisih berat II dan III adalah 237,3-236,8 = 0,5 gram .
Penimbangan pada daun juga dilakukan beserta pola daun yang telah di
gambar pada kertas manila. Diperoleh data berat asli daun (a) = 2,83 gram dan
berat pola daun (b)= 3,46 gram. Untuk menghitung luas daun diperoleh data
sebagi berikut:
a 2,83
L= =
=0,818 cm2
b 3,46
Luas permukaan daun adalah 0,018 cm2, kemudian dihitung nilai rata-rata dari
perubahan berat botol sebagai berikut.
x=

7,5+ 0,2+0,5
=2,73
3

Maka dapat dihitung kecepatan transpirasi pada daun sebagai berikut:


mg
mg
2
2
x cm
2,73
cm
v transpirasi =
=
=3,34
L jam 0.818
jam
Sedangkan pada praktikum menggunakan media transpirometer diperoleh data
volume transpirometer 15 menit pertama 0,11 ml. Selisih volume awal dan I
adalah 0,11-0,08 = 0,03 ml. Volume transpirometer15 menit kedua = 0,15 ml.
Selisih volume I dan II adalah 0,15-0,11= 0.04 ml. Daun pada percobaan
menggunakan media tranpirometer beserta pola daun yang telah di gambar pada
kertas manila diperoleh data berat asli daun (a) = 2,26 gram dan berat pola daun
(b)= 2,59 gram. Untuk menghitung luas daun diperoleh data sebagai berikut:
a 2,26
2
L= =
=0,873 cm
b 2,59
Luas permukaan daun adalah 0,873 cm2, kemudian dihitung nilai rata-rata dari
perubahan berat botol sebagai berikut.

s=

0,03+ 0,04
=0,035
2

Maka dapat dihitung kecepatan transpirasi pada daun sebagai berikut:


mg
mg
2
s cm 0,035
cm2
v transpirasi =
=
=0,040
L jam 0,873
jam
e. Pembahasan
1. Perhitungan Kecepatan Tarsnpirasi Menggunakan Penimbangan Langsung
Fungsi transpirasi pada pertumbuhan tanaman untuk mengetahui kemampuan
fotosintesis tanaman dalam kepemilikan terhadap air tersedia dan membantu
proses transport unsur hara dan garam-garam mineral dari akar menuju batang dan
daun. Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan melalui
stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi
pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan
lingkungan sekitarnya (Agustine, 2014). Adanya transpirasi ini menyebabkan
terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar, batang, dan daun.
Aliran air tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air
tanah di dalam tubuh tumbuhan.
Menggunakan metode penimbangan sehelai daun segar atau bahkan seluruh
tumbuhan

beserta

potnya

ditimbang.

Setelah

beberapa

waktu

yang

ditentukan,ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan


angka penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan
kepada air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas
dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat
merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi (Soedirokoesoemo, 1993). Pada
praktikum kali ini botol yang telah diisi air sebanyak 100ml, diberi tanaman
acalipha dengan daun yang berjumlah 5 helai dan ditutup menggunakan kapas
yang telah dilapisi Vaseline ditimbang diatas neraca, dari hasil timbangan
menunjukkan angka 245 gram. penimbangan dilakukan sebanyak 3x15 menit.
Dari hasil analisa dijelaskan bahwa berat 15 menit pertama adalah 237,5 gram.
Selisih berat awal dan berat 15 menit pertama adalah 7,5 gram. Berat 15 menit

kedua sebesar 237,3 gram. Selisih berat 15 menit pertama dan 15 menit kedua
adalah 0,2 gram. Berat 15 menit ketiga adalah 236,8 gram dengan selisih berat 0,5
gram. Penurunan berat botol menandakan berkurangya air. Pada praktikum ini air
berfungsi sebagai pemberi turgor bagi sel adalah membantu sel dalam menjaga
bentuk daun dan membuka serta menutupnya stomata pada tanaman (Agustine,
2014). Pada ujung botol ditutup rapat menggunakan kapas yang dilapisi oleh
Vaseline, dalam hal ini Vaseline berfungsi sebagai pengisi celah yang ada pada
kapas agar air tidak menguap melalui celah-celah kapas. Hal ini ditujukan agar
pada praktikum ini didapatkan data yang akurat. Penimbangan pada daun juga
dilakukan beserta pola daun yang telah di gambar pada kertas manila. Kecepatan
transpirasi dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan, 2010):
V transpirasi=

X
L

mg / cm2/ Jam

Dimana X adalah selisih rata-rata berat botol + air + tanaman sebelum dan
sesudah percobaan. Sedangkan L merupakan luas total daun. Untuk luas total
daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan,
2010):
L=

a
b

Dimana a merupakan berat seluruh pola daun dan b menunjukkan berat potongan kertas.
Diperoleh data berat asli daun (a) sebesar 2,83 gram dan berat pola daun (b)
sebesar 3,46 gram. Untuk menghitung luas daun diperoleh data0,818

cm 2 dan

rata-rata penurunan berat botol adalah 2,73 gram. Dari data tersebut dihitung
kecepatan transpirasi daun acalipha sebesar 3,34 mg /cm2/ jam. Menurut pendapat
Dwijoseputro, 1989 faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi, yaitu
1. Kelembaban
Gerakan uap air dari udara kedalam daun akan menurunkan laju neto dari air
yang hilang, dengan demikian eandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan
menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. Apabila stomata dalam
keadaan terbuka maka kecepatan difusidari uap air keluar tergantung pada
besarnya perbedaan tekanan uap air yang adadi dalam rongga-rongga antar sel

dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air di udara rendah, maka
kecepatan difusi dari uap air di daun keluar akan bertambah besar begitu pula
sebaliknya. Pada kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air
di daun dan atmosfer dua kali lebih besar darikelembaban relatif 70%.
2. Suhu
Kenaikan suhu dari 180-200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air
sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu
udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 100-200 F
lebih tinggi dari pada suhu udara.
3. Cahaya
Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu (1) sehelai daun
yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi energi radiasi dan (2)
cahaya tidak selalu berbentuk cahaya langsung dapat pula mempengaruhi
transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata dengan
mekanisme tertentu.
4. Angin
Angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi baik didalam naungan
atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah sinar matahari,
pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap
penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih penting daripada
pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
5. Kandungan air tanah
Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,
gerakan airmelalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi transpirasi, yaitu:
1. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula relatif tidak
tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup.
Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi
peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan
penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan
penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan
kelembapan.
2. Jumlah dan ukuran stomata
Genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.

3. Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun
Jika banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun

yang

menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.


5. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya
sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih
dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan
volume tanah) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah
sebelum terjadi pelayuan permanen.
Pada dasarnya, cahaya matahari merupakan bahan yang sangat penting
dibutuhkan

oleh

tanaman

untuk

melakukan

setiap

proses

fotosintesis.

Pengukuran dilakukan dengan penimbangan langsung


bukan dengan volume bertujuan untuk mempermudah dalam proses pengukuran,
mengingat mengukur volume dibutuhkan ketelitian yang lebih. Di samping itu
tanaman diletakkan dalam botol (ditutup dengan kapas yang dioles dengan vaselin) dan
pengukuran botol dilakukan dengan penimbangan berat, jadi menyesuaikan dengan
p engukuran dari botol/wadah tanaman dan diukur dari pertambahan botol
yang berisi tanaman tersebut (Lestari, 2006). Transpirasi pada tempat yang terkena
cahaya matahari lebih cepat bila dibandingkan dengan transpirasi pada tempat
yang gelap. Hal ini disebabkankarena radiasi cahaya matahari mempengaruhi
membukanya stomata, sehingga transpirasi akan berjalan dengan lancar. Selain itu deengan
adanya sinar matahari menyebabkan suhu lingkungan meningkat dan kelemban turun bila
dibandingkan pada tempat yang teduh atau gelap. Akibatnya perbedaan tekanan
uap air dalam rongga daun dengan di udara semakin besar dan laju transpirasi
makin meningkat (Lestari, 2006).
2. Perhitungan Kecepatan Transpirasi Menggunakan Transpirometer
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan, menghitung kecepatan
transpirasi dengan transpirometer bertujuan untuk membuktikan bahwa air tanah
naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya (Loveless, 1991). Prosedur kerja yang harus di lakukan untuk
menghitung kecepatan transpirasi dengan transpirometer yang pertama adalah

dengan meletakkan pucuk tanaman pada transpirometer dengan benar (Tim


Pengampu Fisologi Tumbuhan, 2010). Transpirometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan penguapan air melalui daun secara kuantitatif
(Wirakususmah, 2003). Hasil pengukuran secara teliti dapat dinyatakan dalam
ml/cm/detik, yaitu jumlah penguapan dari tiap permukaan daun luas 1 cm tiap
detik. Dengan alat ini dapat ditanamkan suatu konsep tentang fungsi hutan yang
penuh dengan tanaman yang rimbun dalam memengaruhi musim di suatu daerah
(Gardner, 1991).
Alat ini terdiri dari dua bagian utama yaitu (1) pipa Y yang berfungsi sebagai
tempat pesediaan air (yang bertutup karet) dan tempat tertancapnya ranting
tanaman yang diselidiki (yang berujung pipa karet) dan (2) pipa kapiler yang
dikaliberasi, teliti hingga 0,01 ml. Bagian-bagian ini dihubungkan dengan pipa
karet dan seluruh alat terletak dan tertempel pada bantalan dan penyangga logam
atau kayu. Prinsip kerja alat ini yaitu dapat menunjukkan setiap kedudukan air
pada pipa kapiler berskala sebagai akibat adanya penguapan air dari daun setiap
waktu tertentu. Volum air yang menguap dari daun sama dengan volum ruang
pada pipa kapiler yang ditinggalkan air (Sasmitamihardja, 1996).
Berdasarkan hasil analisis pada praktikum menggunakan media transpirometer
diperoleh data volume transpirometer 15 menit pertama 0,11 ml. Selisih volume
awal dan 15 menit pertama adalah 0,03 ml. Volume transpirometer pada 15 menit
kedua sebesar 0,15 ml sehingga selisih volume volum 15 menit pertama dan
volum 15 menit kedua adalah 0.04 ml. hal ini menujukkan berlurangnya volum air
pada transpirometer. Daun pada percobaan menggunakan media transpirometer
beserta pola daun yang telah di gambar pada kertas manila diperoleh data berat
asli daun (a) sebesar 2,26 gram dan berat pola daun (b) sebesar 2,59 gram.
Kecepatan transpirasi dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi
Tumbuhan, 2010):
V transpirasi=

Dimana

s adalah

selisih

s
L

mg / cm2/ Jam

rata-rata

pengurangan

volume

air

pada

trasnpirometer selama percobaan. Sedangkan L merupakan luas total daun. Untuk

luas total daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Tim Pengampu Fisiologi
Tumbuhan, 2010):
L=

a
b

Maka didapatkan hasil perhitungan kecepatan tarsnpirasi pada tumbuhan


adalah 0,040 mg / cm2/ Jam. Pada alat transpirometer, air dalam tabung akan
berkurang karena diserap tanaman dan ruang bekas air akan diisi udara, hal ini di
lakukan sebagai mekanisme regulasi dan adaptasi terhadap kondisi internal dan
eksternal tubuhnya, terutama terkait dengan kontrol cairan tubuh (turgiditas sel),
penyerapan dan transportasi air, garam-garam mineral serta mengendalikan suhu
jaringan. Dengan mengukur jarak tempuh pada pipa kapiler, dapat diketahui
jumlah air yang diuapkan oleh daun tanaman (Sasmitamihardja,1996).
Pada praktikum ini pengamatan menggunakan cahaya matahari sebagai faktor
luar yang mempengaruhi transpirasi. Sinar matahari menyebabkan membukanya
stomata, jadi banyaknya sinar mempercepat transpirasi. Karena sinar matahari
juga mengandung panas, dengan demikian menaikkan temperatur. Kenaikan
temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya
stomata dan dengan demikian memperbesar transpirasi (Darmawan,1982).
Stomata. merupakan modifikasi beberapa sel epidermis daun, baik epidermis
permukaan atas maupun bawah daun. Struktur stomata sangat bervariasi pada
antar tumbuhan, terutama bila dibandingkan untuk antar tumbuhan yang
lingkungan hidupnya cukup kontras. Melalui stoma tumbuhan menunjukkan
kemampuan adaptifnya terhadap perubahan dan stress dari lingkungannya.
Tumbuhan darat banyak mengeluarkan zat-zat melalui stomata. Stomata selain
merupakan alat pelepasan dan penyerapan, juga merupakan alat kontrol atau
pengatur pertukaran gas agar terjadi keajegan dinamik cairan dan gas-gas dalam
jaringan untuk mempertahankan aktivitas fisiologisnya (Tjitrosoepomo, 1998).
Mekanisme pengaturannya dilakukan melalui adaptasi fisiologis stomata yang
mengendalikan membuka-menutupnya stomata. Melalui cara ini konduktivitas
stomata bersifat dinamik adaptif (Sasmitamihardja, 1996). Secara fisiologis,
tumbuhan mampu mengatur tingkat konduktivitas stomata, dengan cara mengatur

tingkat buka tutupnya stomata. Secara struktural, adaptasi stoma ditunjukkan


dari segi bentuk, ukuran, dan sebaran atau rasio antara permukaan atas dan bawah
daun (Soedirokoesoemo,1993). Pada tumbuhan air umumnya stomata lebih
banyak dibentuk pada epidermis atas daun. Pada tumbuhan darat umumnya,
jumlah stomata lebih banyak pada epidermis bawah daun.Pada tumbuhan daerah
kering (xerofit), selain stomata kecil-kecil dan lebih banyak dibentuk di
permukaan bawah daun, banyak yang diikuti dengan penebalan kutikula untuk
membantu menahan laju kehilangan air melalui transpirasi (Siregar, 2003).
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan baik dengan penimbangan
langsung maupun dengan menggunakan transpirometer di peroleh hasil untuk
v transpirasi

yang cukup jauh berbeda. Jika pada penimbangan langsung,

v transpirasi

di peroleh hasilnya sebesar 3,34 mg / cm2/ jam maka pada percobaan

dengan menggunakan transpirometer,

v transpirasi

di peroleh hasil sebesar

0,040 mg / cm2/ Jam. Menurut praktikan hal tersebut di karenakan telah terjadi
kesalahan saat melakukan praktikum dengan menggunakan transpirometer ketika
praktikan melakukan pengamatan menggunakan transpirometer praktikan hanya
bisa melakukan percobaan sebanyak 2 kali setiap 15 menit pengamatan.
Sedangkan untuk yang 15 menit ketiga, praktikan tidak bisa melanjutkan
praktikum dan mencatat datanya di karenakan air di transpirometer sudah
merembes keluar atau bocor. Jadi, perhitungan yang didapatkan oleh praktikan
kurang akurat.
f. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan
uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berbentuk gas ke udara di sekitar tumbuhan dinamakan transpirasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ada 2 yaitu faktor luar dan dalam. Faktor dalam berupa besar
kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan

daun, dan bentuk serta lokasi stomata. Sedangkan faktor luar berupa sinar
matahari, temperatur, kelembaban udara, angin, serta keadaan air dalam tanah.
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Luas permukaan daun dengan cahaya matahari adalah 0,818 cm2
2. Kecepatan transpirasi tanaman Acaliva dengan media cahaya matahari adalah
3,34 mg/cm2/jam
3. Luas permukaan daun dengan media transpirometer adalah 0,837 cm2
4. Kecepatan transpirasi tanaman Acaliva dengan media transpirometer adalah
0,040 mg/cm2/jam
Saran
Adapun saran yang dapat di cantumkan pada penulisan laporan ini adalah
kami selaku mahasiswa menyarankan agar praktikum diberikan waktu yang
panjang. Agar kami bisa mengamati dan melasanakan praktikum tersebut dengan
baik, meningkatkan tingkat ketelitian kerja di dalam melakukan suatu percobaan
agar hasil yang kita capai lebih maksimal, serta memperhatikan setiap arahan
dari dosen agar praktikum dapat berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka
Agustine, Metty. 2014. Percobaan II Transpirasi. Makassar: Universitas
Hasanuddin
Darmawan, J dan Bharsjah, J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.
Jakarta: Erlangga,.
Dwidjoseputro. 1989 . Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Gardner, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia
Lakitan, B.1993. Dasar-Dasar fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada
Lestari, E. G. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan pada
Somaklon Padi Gadjah mungkur, Towuti, dan IR 64. Biodiversitas hlm. 4448
Loveless, A. R., 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Purba, J.H. 2011. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi Untuk Tanaman Padi
Sawah (Oryza Sativa L.). Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 3: hlm.146-151.

Salisbury F.B. dan Ross C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung:
Insitut Teknologi Bandung Press.
Sasmitamihardja, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan FMIPA ITB.
Siregar, Arbayah, 2003. Anatomi Tumbuhan. Bandung: ITB
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo H.S.1998. Botani Umum. Yogyakarta: UGM Press.
Tim Pengampu Fisiologi Tumbuhan. 2010. Petunjuk Praktikum Fisiologi
Tumbuhan. Malang: FMIPA UM.
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan
Komunitas.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai