Kelompok 5
Erwin (120112140501)
Fatania Latifa (120112140516)
R. Putriana (120112140510)
A. IKLIM ETIKA
1. Definisi Iklim
Menurut Victor dan Cullen (1987), iklim etika organisasi (organizational
ethical climate) adalah persepsian dan penerimaan individu-individu terhadap
praktik dan prosedur yang ada dalam organisasi karena etika yang muncul di
dalam organisasi akan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan pengetahuan
individu untuk mencapai kinerja yang baik. Maka dengan itu menurut Tseng dan
Fang (2011), iklim etika organisasi sangat terkait dengan manajemen pengetahuan
karena individu dapat berdiskusi dan berbagi pengetahuan yang dimiliki jika iklim
etika yang muncul dalam organisasi dapat mendorong individu-individu untuk
berbagi pengetahuan sesama mereka dengan baik melalui teknik dan cara tertentu.
Praktik etika dalam organisasi kemudian dikembangkan oleh Appelbaum et
al. (2005) dengan menyatakan bahwa iklim etika organisasi memberi kontribusi
yang signifikan terhadap hubungan kerja dan pembentukan perilaku yang baik
karena iklim etika organisasi merupakan seperangkat nilai dan norma yang dapat
membimbing tindakan karyawan. Iklim etika organisasi dapat mendorong
terciptanya perilaku yang etis dan sebaliknya juga dapat mendorong terciptanya
perilaku yang tidak etis dalam organisasi sehingga akan menyebabkan terjadinya
penyimpangan etika dan perilaku di tempat kerja yang dapat mempengaruhi
perilaku berbagi pengetahuan.
Victor dan Cullen (1987 dan 1988) menyatakan terdapat tiga faktor utama
yang menyebabkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan. Pertama, terciptanya
budaya perusahaan yang baik. Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi
berdasarkan saling percaya (trust-based organization). Ketiga, terbentuknya
manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management). Ketiga
faktor tersebut terjadi karena adanya beberapa interaksi yakni kepentingan diri
sendiri, keuntungan perusahaan, pelaksanaan efisiensi dan kepentingan kelompok
yang mana terdiri dari egoism yaitu sifat yang mengutamakan kepentingan sendiri
sama ada kepentingan individu, organisasi atau masyarakat, kemudian iklim etika
yang terdiri dari benevolence merupakan sifat yang mengutamakan kepentingan
dengan orang lain yang terdiri dari persahabatan, kerjasama tim dan
tanggungjawab sosial, setelah itu principle yang bersifat mengutamakan
kepercayaan, peraturan, prinsip serta kode etik individu, organisasi atau
masyarakat yang terdiri dari moralitas pribadi, aturan dan prosedur, dan undangundang serta kode etik profesional (Victor dan Cullen 1987;1988 dalam Van Sandt
et al. 2006).
Pada sektor publik, hal yang menonjol dari persepsi individu tentang iklim
etika di organisasi mereka adalah terkait dengan peraturan dan kode etik (law and
code) serta tanggungjawab sosial (social responsibility) sedangkan untuk sektor
swasta, persepsi individu adalah lebih ke arah efisiensi (efficiency) dan moralitas
pribadi (personal morality). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tseng dan Fan
ini, iklim etika yang terdiri dari kepentingan pribadi, tanggungjawab sosial, dan
undang-undang serta kode etik profesional dimasukkan sebagai pendahulu
(antecedent) dari manajemen pengetahuan yang mana ketiga iklim etika ini
muncul dalam organisasi tersebut dengan mengacu pada persepsian anggota
organisasi terkait pola perilaku yang dibentuk oleh nilai-nilai umum dan
keyakinan serta normanorma individu-individu yang ada dalam organisasi
tersebut yang memberi dampak terhadap manajemen pengetahuan dan job
performance.
2. Komponen Iklim Etika
Untuk membentuk iklim etika dan perilaku anggota organisasi, beberapa
instrumen digunakan seperti kode etik, kebijakan, program pendidikan formal dan
pesan-pesan menejemen puncak (Schwepker, Ferrell, dan Ingram, 1997). Hal
tersebut serupa dengan yang diutarakan oleh Schwepker (2001) bahwa manajemen
puncak memainkan peran penting dalam pembentukan dan pelestarian sebuah
iklim etika organisasi.
Dalam membentuk iklim etika suatu organisasi, Schwepker (2001)
mengemukakan tiga komponen pembentuk, yaitu:
a) Kode Etik (Ethnical Codes)
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara sebagai pedoman perilaku.
b) Kebijakan Organisasi (Corporate Policy)
Sama halnya dengan kode etik, kebijakan organisasi jjuga mempengaruhi
kesempatan bagi individu untuk berperilaku tida etis dan berdampak pada
iklim etik organisasi sebagai contoh, karyawanbagian pembelian barang
dilarang untuk menerima gratifikasi sebagai akibat dari kebijakan
organisasi tertulis.
c) Penghargaan dan Sanksi (Reward and Punishment)
Adapun penghargaan dan sanksi yang dibahas terait dengan tindakan top
manajemen terhadap iklim etika, seperti seorang supervisoe dapat
mempengaruhi perilaku bawahannya melalui pemberian penghargaan dan
sanksi.
B. INTEGRITAS ORGANISASI
Integritas merupakan kesadaran terpadu yang diperoleh dari penghayatan
mendalam akan suatu proses yang pernah dialami, melampaui kreatifitas, nilai,
intuisi, emosi dan daya analisis-rasional. Integritas bisa memunculkan gema, medan
gaya-energi, kreativitas, kebanggaan dan dapat diinteraksikan kepada orang lain
dalam hubungan individual, kelompok, dan keorganisasian. Integritas merupakan ciri
watak manusia yang patuh pada prinsip-prinsip moral dan etika, dalam keadaannya
yang menyeluruh, penuh dan utuh. Seorang pemimpin berintegritas adalah pemimpin
yang membuat komitmen dan setia kepada komitmen itu sendiri, kendati ia harus
menanggung resiko.
Integritas merupakan pondasi dalam merancang kinerja yang optimal
diseluruh aspek organisasi. Inilah yang menjadi pokok terbentuknya kerjasama yang
solid dalam tubuh organisasi. Integritas tidak hanya menjadi pegangan bagi seorang
pemimpin dalam bertindak, tapi juga bagaimana integritas itu totalitas bagi seluruh
anggota dan bawahan, sehingga kebulatan akan terintegrasi dalam tujuan organisasi
tersebut. Tidak dapat dipungkiri, begitu besar pengaruh integritas yang kokoh dalam
organisasi. Bagaimana tidak, kejujuran, kewibawaan, aktualisasi diri, kredibilitas,
dalam afiliasinya, menjadi jiwa untuk menghidupi tubuh organisasi. Setaip bagian
harus terpateri dalam membangun karakter yang dapat dipercaya. Walaupun pada
kenyataannya hal ini terkadang tidak disadari secara mendalam, namun komitmen
yang utuh akan terus mebangkitakan kesadaran akan pentingnya membangun
integritas, baik individu, maupun kelompok.
-Stephen R. CoveyIntegritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
-Denis WaitleyIntegritas berarti kita melakukan apa yang kita lakukan karena hal tersebut benar dan
bukan karena sedang digandrungi orang atau sesuai dengan tata krama. Gaya hidup,
yang tidak tunduk kepada godaan yang memikat dari sikap moral yang mudah, akan
selalu menang.
organisasi tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Oleh karena itu, pendekatan
integrasi
mengedepankan
pemahaman,
bahwa
kepentingan
organisasi
hubungan.
Pendekatan
terintegrasi
merupakan
pendekatan
yang
BAB 2
STUDI KASUS INFOSYS
Pada tahun 2000, Presiden Amerika Serikat Bill Clinton memuji India atas prestasi di
bidang teknologi tinggi mengutip contoh dari Infosys. Infosys akan menginvestasikan
$ 100 juta (Rs 440 crore) untuk mendirikan kampus 20.000-seater di Shanghai.
Pada tahun 2001, Infosys dinilai sebagai Best Employer di India oleh Business
Today. Infosys dinilai sebagai employer terbaik yang bekerja untuk tahun 2000, 2001,
dan 2002 oleh Hewitt Associates. Pada tahun 2007, Infosys menerima lebih dari 1,3
juta aplikasi dan memperkerjakan sedikitnya 3% dari pelamar. Infosys adalah satusatunya perusahaan India yang memenangkan penghargaan Global MAKE (Most
Admired Knowledge Enterprises) untuk tahun 2003, 2004 dan 2005, dan dilantik ke
Global Hall of Fame pada saat yang sama.
Berikut ini adalah tahap perkembangan Infosys dari tahun ke tahun dimulai
dari awal didirikan hingga saat ini:
2015
Infosys memperoleh Panaya, Inc., penyedia terkemuka teknologi otomatisasi
untuk manajemen perusahaan perangkat lunak skala besar.
Infosys mengumumkan USD 250 juta 'Inovasi di Dana India ' untuk
mendukung start-up India.
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
Mencatat sebagai the largest international equity offering of US$ 1 billion dari
India.
Dipilih untuk Global MAKE Hall of Fame.
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1987
1983
1981
Infosys didirikan oleh NR Narayana Murthy dan enam insinyur di Pune, India,
dengan modal awal US $ 250
Menandatangani klien pertamanya, Data Basics Corporation, di New York.
B. Visi dan Misi Infosys
Visi
To be a globally respected corporation that provides best-of-breed business solutions
leveraging technology delivered by best-in-class people.
(Menjadi perusahaan global dihormati yang menyediakan best-of-breed teknologi
solusi bisnis leveraging yang dilakukan oleh orang terbaik di kelasnya.)
Misi
To achieve objectives in an environment of fairness, honesty, and courtesy towards
clients, employees, vendors andsociety at large.
(Mencapai tujuan dalam lingkungan keadilan, kejujuran, dan kesopanan terhadap
klien, karyawan, vendor dan masyarakat pada umumnya.)
C. Tantangan Infosys Dalam Lingkungan Bisnis yang Korup
India terkenal sebagai negara terkorup sejak dulu. Dan hal itu mempengaruhi
jalannya usaha Infosys. Tantangan pertama yang dihadapi Infosys terjadi pada tahun
1984, dimana pada saat itu Infosys memutuskan untuk mengimpor super
minicomputer agar Infosys dapat segera mengembangkan software untuk klien di luar
10
uang. Hal ini membuat seluruh pegawai Infosys, tidak hanya Narayana Murthy
selaku petinggi perusahaan, mendapatkan kepercayaan diri untuk melakukan segala
sesuatu mengikuti prosedur yang benar dan memang sudah seharusnya, bahkan
ketika keadaan di sekitar mereka seluruhnya melanggar aturan dan ketentuan yang
berlaku. Hal ini juga mendorong antusiasme mereka; mereka menjadi lebih
berkomitmen terhadap perusahaan dan menjadi lebih produktif. Karena ethnical
image inilah, Infosys justru mendapat kepercayaan lebih dari klien untuk
melakukan proyek yang lebih besar. Values yang ditanamkan sejak awal ini
kemudian menjadi keuntungan atau kelebihan utama Infosys, memberikan
pendapatan yang lebih besar, pegawai berkemampuan tinggi, investor besar, dan
semakin dihormati oleh pemerintah dan masyarakat. Values ini didapat dengan
komitmen yng kuat terhadap para klien, dan tentu saja kerja keras. Narayana
Murthy mengatakan : A good company always go beyond following the law.
Ethnical behavior transcends legal compliance is about satisfying the authorities.
---- (bisa liat lanjutannya di HBR) *keterbatasan dalam bahasa inggris, hehehe*--2. Perbandingan Tantangan yang Dihadapi Infosys di India dengan Tantangan yang
Dihadapi Perusahaan yang Beroperasi di Indonesia
Tantangan Infosys di India
Pada tahun 1981, Infosys menghadapi
berbagai
tantangan
pada
saat
pendiriannya di India, diantaranya
korupsi, nepotisme dan profiteering.
12
multinasional.
Korupsi dalam
bahasa
Latin: corruptio
dari
kata
Menurut
Kaufman
(2011),
korupsi
merupakan
tindakan
korupsi ternyata masih memiliki score Corruption Perception Index (CPI) yang
rendah. Score yang rendah ini menunjukan Indonesia belum mampu memberantas
korupsi dengan baik dan masih terdapat celah-celah bagi koruptor untuk
melakukan korupsi. Korupsi yang meluas menandakan penerapan tata kelola pada
sistem pemerintahan yang tidak baik.
Kaufmann (2011) mengungkapkan bahwa korupsi timbul karena rendahnya
dan lemahnya hak-hak politik, termasuk diantaranya pemilihan umum yang tidak
demokratis, adanya pihak legislatif, partai oposisi, dan lemahnya kebebasan warga,
yang juga mencakup hak untuk bersuara, media yang independen, dan kebebasan
berbicara. Korupsi dapat dikontrol dengan cara menghormati kebebasan bersuara,
berpolitik, dan juga dengan penerapan hukum yang baik. Dari segi perusahaan,
korupsi tidak bisa ditekan hanya dengan menaikkan gaji karyawan, tetapi harus
dengan adanya proses perekrutan yang profesional, metode training yang baik, dan
alur promosi yang mebuka kesempatan lebih besar bagi karyawan. Ketika korupsi
bisa diberantas atau dikontrol, peningkatan perekonomian yang mungkin terjadi
adalah kenaikan GDP per kapita sebesar 3 kali lipat, penurunan tingkat kematian
bayi sebesar 3 kali lipat, dan penurunan angka buta huruf sebesar 20% dalam
jangka panjang.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) biasanya diterapkan untuk
pemberantasan korupsi di pemerintahan suatu negara. Bagi perusahaan yang telah
go public, penerapan GCG menjadi keniscayaan karena seluruh kegiatan usaha
yang dilaksanakan oleh organ-organ perusahaan (RUPS, Dewan Komisaris, dan
Dewan Direksi) harus dilakukan dalam kerangka pemenuhan hak dan tanggung
jawab seluruh pemegang saham, termasuk para pemegang saham minoritas yang
notabene dikuasai oleh publik, atas dasar kewajaran dan kesetaraan (fairness)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan.
Penerapan GCG pada sektor swasta dan BUMN/BUMD merupakan salah satu
upaya pencegahan korupsi.
Penerapan Good Corporate Governance perlu didukung oleh tiga pilar yang
saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha
sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia
usaha. Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:
a)
Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang
menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan
14
c)
pelaksanaan usaha.
Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang
terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan
melakukan kontrol sosial (social control) secara obyektif dan bertanggung
jawab.
Salah satu tujuan dari implementasi GCG pada sektor usaha adalah agar
tercipta kondisi usaha yang bersih dari praktek-praktek korupsi, baik secara
internal perusahaan maupun dalam kaitannya dengan perusahaan atau lembaga
lain. Oleh karena itu, perlu didalami bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mencegah tindakan korupsi.
Beberapa hal yang dilihat dalam aspek pencegahan korupsi adalah:
a) Transparansi dan independensi dalam pemilihan pejabat perusahaan serta
b)
c)
d)
e)
f)
terbukti melakukan aksi fraud. KAP Andersen bangkrut dan terpaksa menutup
seluruh cabangnya diseluruh dunia.
Pemberantasan korupsi merupakan hal yang sulit dan harus dilakukan
bersama. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat luas harus bekerjasama dengan
menggalakkan praktik GCG. Dengan ditanamkannya praktik GCG yang sistematis
dan kental akan nilai-nilai etis, diharapkan perusahaan dapat terhindar dari praktik
korupsi.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar, Yogi. 2014. Iklim Etika Dan Integritas Organisasi Resume. PPAK FE Universitas
Widyatama
Kartikadewi, Chitarani, dkk. 2014. Corporate Ethical Governance & Accountability.
MAKSI-PPAK FE Universitas Indonesia
https://www.scribd.com/doc/257817630/Korupsi-Di-Indonesia-Dalam-Praktik-Good-PublicGovernance
https://www.coursehero.com/file/p6nvtvp/Tantangan-korup-kedua-adalah-ketika-di-masamasa-awal-berdirinya-Infosys/
https://hbr.org/2011/11/why-dont-we-try-to-be-indias-most-respected-company#
17
18