Rujukan Dan Rekam Medis
Rujukan Dan Rekam Medis
OLEH :
Kwa Angela Ricke Septiawaty G2A009110
Danang Prasetyo Wibowo
G2A009123
Selly Novitasari
G2A009161
G2A009167
Aldila Savitri
G2A009169
Yerlian Maryam
G2A009170
G2A009175
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1 Sistem Rujukan......................................................................3
2.1.1 Sistem Rujukan Upaya Kesehatan..................................4
2.1.2 Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan......................5
2.1.3 Jenis Rujukan..................................................................6
2.1.4 Karakteristik Konsultasi dan Rujukan.............................7
2.1.5 Masalah Rujukan............................................................7
2.1.6 Jalur Rujukan Kesehatan................................................8
2.1.7 Tata Cara Rujukan..........................................................8
2.1.8 Pembagian Wewenang dan Tanggung jawab.................8
2.2 Rekam Medis..........................................................................9
2.2.1 Sejarah Rekam Medis.....................................................9
2.2.2 Dasar Pelaksanaan Rekam Medis...................................9
2.2.3 Isi Rekam Medis...........................................................11
2.2.4 Manfaat Rekam Medis..................................................12
2.2.5 Penyimpanan Rekam Medis.........................................12
2.2.6 Kepemilikan Rekam Medis............................................12
BAB III KESIMPULAN .............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya
kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan
upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih
terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
adanya
jenjang
kesehatan
pembagian
melalui
suatu
tugas
diantara
tatanan
unit-unit
sistem
pelayanan
rujukan.
Dalam
: rujukan
jenjang
pelayanan
kesehatan,
baik
horizontal
(dari
Rujukan
Medik adalah
rujukan
pelayanan
yang
terutama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Rujukan
Tingkatan sakit secara umum dapat dibagi menjadi 3, yakni sakit
ringan
(mild),
sakit
sedang
(moderate)
dan
sakit
parah
tanggung
jawab
tersebut
ke
tingkat
pelayanan
berbagai
tingkat
unit
pelayanan
medis
berdasarkan
apabila
tidak
mampu
melakukan
suatu
pemeriksaan
sanksi
pidanasesuai
Pasal
79
yang
menyebutkan:
namun
berada
dalam
berhubungan.
Apabila
pelayanan
suatu
kesehatan
Esistem
dan
saling
primer
tidak
dapat
perbedaan
rujukan.Konsultasi
adalah
pengertian
upaya
antara
meminta
konsultasi
bantuan
dan
profesional
Kabupaten
Kecamatan
Puskesmas/Balkesmas
Kelurahan
Puskesmas Pembantu
Dokter Praktik
Swasta
Bidan Praktik
Swasta
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Masyarakat
2.1.2 Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan
a. Umum: Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan
yang didukung kualitas pelayananyang optimal dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya
guna danberhasil guna.
masalah
menyembuhkan
dan
pasien,
sebaliknya
atau
kedokteran
ataumemulihkan
untuk
yang
bertujuan
status
kesehatan
tindak
lanjut
yg
sempurna
atau
sebaliknya
(untuk
tindak
lanjut
bahan
specimens):
pemeriksaan/specimen
(transfer
pengiriman
of
bahan-bahan
Rujukan
ilmu
pengiriman
pengetahuan
dokter/tenaga
(transfer
kesehatan
of
yg
knowledge):
lebih
ahli
untuk
melaksanakanbimbingan/diskusi
atau
Adalah
rujukan
yang
menyangkut
masalah
kesehatan
KLB,
penanggulangangangguan
kesehatan
atau
penanggulangan
masalahkesehatan
penyelenggaraan
upaya
kesehatan
masyarakat.
Beberapa contoh rujukan kesehatan masyarakat:
- Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas
kejadian Luar Biasa atauberjangkitnya penyakit menular
- Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah
- Penyidikan
penyebab
keracunan,
bantuan
teknologi
lingkup
kegiatan,
konsultasi
memintakan
bantuan
Puskesmas
Pembantu/Bidan
di
Desa
dengan
Puskesmas
3)Intern antara petugas Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap
4) Antara
Puskesmas
dengan
Rumah
Sakit,
laboratorium
3) Jika
rujukan
di
Kabupaten/Kota
masih
belum
dan
sistem
kesehatan
terutama
sub
sistem
disepakati
pembagian
wewenang
dan
tanggungjawab
masing-masing pihak
2.1.8 Pembagian Wewenang dan Tanggungjawab
1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
pasien sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tersebut tidak
ikut menanganinya.
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab
penanganan pasien hanya untuk satu masalah kedokteran khusus
saja.
3. Cross
referral,
penanganan
menyerahkan
pasien
wewenang
sepenuhnya
dan
kepada
tanggungjawab
dokter
lainuntuk
selamanya.
4. Split
referral,
penanganan
menyerahkan
pasien
wewenang
sepenuhnya
dan
kepada
tanggungjawab
beberapa
dokter
tersebut
dokter
pemberi
rujukan
tidak
ikut
campur.
2.2 Rekam Medis
12
dokumen
mengenai
identitas
pasien,
hasil
pemeriksaan,
yang
menyediakan
berhubungan
sarana
dengan
komunikasi
antar
kesehatan
tenaga
pasien
kesehatan
serta
bagi
13
usahanya
dalam
menyembuhkan
pasien.Pasien
tidak
dengan
data
rekam
medis
wajib
memperhatikan
14
secara
moral
dan
hukum
dalam
penyimpanan
rekam
rekam
medis
dapat
dikelompokkan
menjadi
empat
komponen, yaitu:
1. Identifikasi, meliputi: nama lengkap, tempat tanggal lahir,
alamat, nomor telpon, jenis kelamin, etnis, nama orang tua,
nomor jaminan sosial, status perkawinan, dll.
2. Sosial, meliputi: ras, status dalam keluarga, pekerjaan, hobi,
gaya hidup, informasi keluarga, dll.
3. Medikal, meliputi:
a. Data langsung, yaitu: riwayat penyakit yang lalu, tanda
vital, catatan perawat, EKG, dll
b. Data dokter atau professional lainnya, yaitu: laporan
laboratorium, laporan operasi, pasca anestesi, perintah
dokter, laporan khusus, dll.
4. Finansial, meliputi: perusahaan tempat bekerja, jabatan, alamat
perusahaan, cara pembayaran, nomor asuransi, dll
Pada pasal 46 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
ditambahkan bahwa setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama,
waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan.
Setiap isian pada rekam medis harus jelas, terbaca, tidak
menimbulkan keraguan, akurat, adekuat, dan pantas.Adekuat berarti
berisikan seluruh informasi yang diperlukan, dan harus cukup rinci
15
rekam
medis.Pengisian
harus
ditulis
dengan
tinta
atau
institusi kesehatan.
informasi
kesehatan.
Rekam
medis
harus
disimpan
setidaknya lima tahun sejak kunjungan terakhir pasien, dan setelah itu
dapat dimusnahkan mengikuti ketentuan tertentu, yaitu yang diatur
dalam
Pedoman
yang
diterbitkan
oleh
Departemen
Kesehatan.
pihak
lain,
baik
individu
atau
lembaga,
yang
ingin
berkas,
menggunakan
isi
rekam
medis
untuk
17
dua
kewajiban
hukum.
Pengambilan
keputusan
untuk
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun diluar
rumah sakit tidak tertutup kemungkinan timbul konflik. Konflik tersebut
dapat terjadi antara tenaga kesehatan dengan pasien dan antara
sesama tenaga kesehatan (baik satu profesi maupun antar profesi).
Hal yang lebih khusus adalah dalam penanganan gawat darurat fase
18
Untuk
mencegah
dan
mengatasi
konflik
biasanya
tolok
ukur
norma
hukumlah
yang
diberlakukan.
Pada
mempunyai
kewajiban
merujuk
pasien
yang
memerlukan
tubuh dan kesehatan pasien, yang terdiri dari data identitas dan data
medis. Secara umum isi Rekam Medis dapat dibagi dalam dua
kelompok data yaitu:
1.
berdasarkan
peraturan
atau
perundang-undangan
yang
tangan
petugas
pelayanan
kesehatan.
Hal
ini
terdapat
kesalahan
pencatatan,
maka
pembetulan
Rekam
medis
dapat.dijadikan
bahan
pembuktian di pengadilan
21
3. Financial value
dan
pendidikan
mahasiswa
kedokteran,
berbagai
dokumen
yang
berkaitan
dengan
kesehatan pasien.
ASPEK MEDIKOLEGAL
Diantara semua manfaat rujukan dan rekam medis , yang terpenting
adalah
aspek
legalnya.
Karena
pada
kasus
yang
memerlukan
22
DAFTAR PUSTAKA
Idries, Abdul Munim dan Agung Legowo Tjiptomartono. Edisi Revisi.
2008. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Proses Penyidikan.
Jakarta: CV.Sagung Seto.
HS, Hartono dkk. Edisi I. 2008. Pemahaman Etik Medikolegal: Pedoman
Bagi Profesi Dokter. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipoegoro.
Kosultasi dan rujukan dalam praktek dokter keluarga, dr.Rina Amelia
Departemen IKM/IKP/IKK Fakultas Kedokteran USU
23
24