PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju, setelah
penyakit jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah 2 per 1000 populasi. Mayoritas stroke
adalah infark serebral.
Suplai darah ke otak berasal dari arteri karotis dan arteri vertebralis yang berasal dari
medula spinalis. Ketika area otak kehilangan atau terhentinya suplai darah, hal ini menjadi
penyebab stroke. Penyebab stroke didominasi oleh plak arterosklerotik yang terjadi pada satu
atau lebih arteri yang memberi lairan darah ke otak. Plak biasanya mengaktifkan mekanisme
pembekuan darah dan menghasilkan bekuan untuk membentuk dan menghambat arteri
sehingga menyebabkan gangguan perfusi pada area yang tersumbat.
Seiring dengan berjalannya waktu pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
pasien yang diduga mengalami stroke dan untuk membedakan jenis stroke dapat
menggunakan Computed Tomografi (CT) dalam investigasi serangan stroke, pencitraan untuk
membedakan lesi vaskular dan non vaskular seperti tumor dan infeksi dan menentukan letak
arteri yang mengalami penyumbatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Stroke
Stroke merupakan sindrom klinis yang timbul secara mendadak, progresif, berupa
defisit neurologis fokal maupun global yang terjadi dalam 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian (kapita selekta kedokteran, 2). stroke merupakan sindrom yang
didasari oleh kelainan serebrovaskuler bisa berupa iskemik maupun hemoragik yang muncul
mendadak dan memiliki manifes defisit neurologis fokal maupun global.
2.1 Anatomi Pembuluh Darah Otak
Suplai darah otak dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri karotis
interna. Cabang-cabangnya beranastomosis membentuk sirkulus arteriosus serebri willisi.
1. Arteri karotis
Arteri karotis komunis kiri langsung bercabang dari arkus aorta, tetapi arteri
karotis komunis kanan berasal dari arteri brakiosefalika. Arteri karotis eksterna
memperdarahi wajah, thiroid dan lidah. Cabang dari arteri karotis eksterna, yaitu
arteri meningea media, memperdarahi struktur-struktur di daerah wajah. Arteri karotis
interna sedikit berdilatasi tepat setelah percabangannya yang dinamakan sinus
carotikus. Arteri karotis interna masuk ke otak dan bercabang kira-kira setinggi
khiasma optikum menjadi arteri serebri anterior dan media, arteri serebri media adalah
lanjutan langsung dari arteri karotis interna. Setelah masuk ke ruang subaraknoid dan
sebelum bercabang, arteri karotis interna mempercabangkan arteri opthalamika yang
memperdarahi orbita. Arteri serebri anterior menyuplai darah pada nukleus kaudatus,
putamen, bagian-bagian capsula interna dan korpus calosum dan bagian-bagian lobus
frontalis dan parietalis. Arteri serebri media menyuplai darah untuk bagian lobus
temporalis, parietalis dan frontalis.
2. Arteri vertebrobasilaris
Arteri vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteri subklavia sisi yang sama.
Arteri
subklavia
kanan
merupakan
cabang
dari
arteri
inomata
(trunkus
katup jantung, atrial fibrilation.Faktor risiko minor antara lain obesitas, merokok, alkohol,
kurang olahraga, ras (negro)
2.4 Stroke Iskemik
2.4.1 Etiologi
1. Trombosis
a. Arterosklerosis
b. Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa
c. robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau traumatik)
d. ganggua darah : polisitemia, hemoglobinopati
2. Embolisme
a. sumber di jantung : fibrilasi atrium (tersering), infark miokardium, penyakit jantung
reumatik, penyakit katup jantung, kardiomiopati
b. sumber tromboemboli aterosklerosis : bifukasio karotis komunis, arteri vertebralis
distal
c. keadaan hiperkoagulasi : kontrasepsi oral
2.4.2 Klasifikasi Stroke Iskemik
Stroke iskemik dapat diklasifikasikan menjadi
1. Trancient ischemic attack (TIA)
Serangan defisit neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal
yang cenderung membaik dalam waktu 24 jam
2. Trombosis serebri
Stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak
karena trombus yang makin lama makin menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak
lancar
3. Emboli serebri
Stroke yang disebabkan leh oklusi lumen pembuluh darah orak karena emboli
(gumpalan-gumpalan kecil yang terlepas dari trombus yang lebih besar) bisa berasal
dari arteri distal atau jantung
2.4.3 patogenesis Stroke Iskemik
Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat trombus
(bekuan darah di arteri serebri) atau embolus (bekuan darah yang berjalan ke otak dari tempat
lain tubuh).
a. Stroke Trombotik
Stroke trombotik
terjadi
akibat
oklusi
aliran
darah,
biasanya
karena
arterosklerosis. Sering kali, individu mengalami satu atau lebih serangan iskemik
sementara ( Transient Ischemic Attack, TIA) sebelum stroke trombotik yang
sebenarnya terjadi.
b. Stroke Embolik
Stroke embolik berkembang setelah oklusi areri oleh embolus yang terbentuk
diluar otak. Sumber umum embolus yang menyebabkan stroke adalah jantung
setelah infark miokardium atau fibrilasi atrium, dan embolus yang merusak arteri
karotis komunis atau aorta.
2.5 Diagnosis Stroke
Untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik dapat menggunakan alogritma dan
penilaian yang diambil berdasarkan manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Algoritma dan penilaian dengan skor untuk membedakan stroke yang sering dipakai di
Indonesia adalah algoritma stroke Gajah Mada dan Siriraj Stroke score
Tanda awal infark, NCCT menunjukkan hipodensitas nukelus lentiform (panah di A),
hilangnya gray-white matter interface (panah di B), hipodensitas di nukleus lentikular (panah
di C), middle cereberal/basilar artery sign ( panah di D), dan hilangnya insular ribbon (panah
di E)
Pada
NCCT,
hiperdensitas
di
proaksimal
arteri
intracranial
menggambarkan
tromboembolisme akut. Tanda ini dapat dideteksi di middle cerebral artery (MCA), posterior
serebri dan arteri basilar. Trombus di cabang-cabang silvian MCA tampak sebagai spot yang
terang (MCA Sylvian dot)
A dan B, Baseline CT Scan, wanita usia 80 tahun dengan aphasia, hemiparesis kanan, dan
hmeianopia kanan, 3 jam setelah onset. CT scan menunjukkan hiperdensitas pada M2
breanch di fissure silvian (MCA dot sign), yang juga tampak lebih padat dari sis kontralateral
(panah hitam) berkaitan dengan hilangnya diferensiasi gray-white mater dan hipodensitas
parenkim di lobus temporal dan parietal (panah putih). C dan D, 24 jam setelah onset MCA
dot sign masi terlihat (panah hitam)
b. CT Perfisiom (CTP)
CTP digunakan jika pada NCCT menunjukkan tanda-tanda stroke non-hemoragik,
dengan demikianCTP merupakan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis stroke nonhemoragik. CTP kritis adalam menentukan luas infark otak yang ireversibel (infark core)
dan iskemik berat jaringan yang masih dapat diselamatkan (penumbra)
Jaringan infark yang ireversibel berkaitan dengan penurunan CBV yang dikelilingi oleh
bagian iskemik yang reversible/salvageable tissue (penumbra) dengan penurunan CBF,
peningkatan MTT, dan normal CBV
CTP dapat mengevaluasi perfusi serebral secara cepat baik kualitatif maupun
kuantitatif dengan membuat pemetaan CBF (cerebral blood flow), CBV (cerebral blood
volume), MTT (mean transit time) dan TTP (time to peak). TTP berkaitan dengan waktu yang
dierlukan konras untuk mencapai enhancement maksimal di region of interes (ROI) yang
dipilih sebelum nilainya mulai berkurang. Pada stroke iskemik, dengan menurunnya CBF,
autoregulasi serebral menjamin CBV yang adekuat dengan mendilatasi kapiler, akibatnya
menyebabkan meningkatnya MTT dan CBV. Ini berlanjut hingga penurunan CBF mencapai
level kritis (biasanya 20% dari nilai normalnya) yang mana pada poin ini autoregulasi gagal
dan terjadi CBV dan CBF
CTP pasien stroke iskemik, menunjukkan defek perfusi yang luas dibagian MCA kiri. (A)
NCCT menunjukkan lesi hipodens pada teritori yang diperdarahi MCA. (B,C dan D) masing-
masing menunjukkan peta CBF, CBV, dan MTT. Indikator semakin berwarna merah
dikatakan meningkat, semakin biru dikatakan menurun
c. CT Angiografi
Bertujuan untuk menampakkan arteri-arteri besar servikal dan intracranial sehingga
membantu menemukan tempat penyumbatan, diseksi arteri, derajat aliran darah kolateral dan
mengetahui karakter aterosklerosis. CT angiografi khususnya penting untuk mendeteksi
thrombosis sistem vertebrobasiler, yang mana sangat sulit dideteksi pada NCCT dan batang
otak seing tidak masuk dalam cakupan perfusion. CT angiografi dilakukan dengan
menggunakan bolus media kontras nonionik (300-400g iodine/ml) untuk meng-enchance
arteri karotis dan arteri vertebral dil leher, serta sirkulus willisi. Pemeriksaan meliputi daerah
dari arkus aorta ke vertex, dengan ketipisan potongan yang minim dan pitch yang dikurangi
Angiogram serebral, arteri karotis internal kanan (panah pendek) terlihat di proyeksi
anteroposterior. Middle (panah panjang) dan anterior (kepala panah) cerebral arteri dapat
dilihat. Gambar A (preoperative) menunjukkan oklusi middle cerebral artery (MCA). Gambar
B diambil setelah intra arterial thrombolisis. Terjadi rekanalisasi dengan perbaikan aliran
darah ke divisi superior.
BAB III
KESIMPULAN
Stroke adalah manisfestasi klinis dari gangguan fungsi cerebral, baik fokal maupun
menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat (lebih dari 24 jam) tanpa ditemukannya
penyebab lain selain dari pada gangguan vaskular. Stroke iskemik merupakan gangguan
suplai darah ke otak akibat adanya abstruksi atau penyembpitan pembuluh darah otak yang
dapat meyebabkan gangguan neurologik mendadak.
CT Scan kepala non kontras (Non-Contrast Computed Tomography/ NCCT) berguna
unuk menentukan distribusi anatomi dari stroke dan mengeliminasi kemungkinan adanya
kelainaan lain yang gejalanya
arterovenosus malformation). Ada beberapa perubahan yang spesifik yang hampir pasti
menggambarkan proses-proses patologis pada iskemia, dikenal dengan Early Ischaemic
Change (EIC). Pada 70% kasus oklusi middle cereberal artery (MCA), tanda-tanda EIC
muncul dalam 3 jam setelah onset.
CTP digunakan jika pada NCCT menunjukkan tanda-tanda stroke non-hemoragik,
CTP dapat mengevaluasi perfusi serebral secara cepat baik kualitatif maupun kuantitatif
dengan membuat pemetaan CBF (cerebral blood flow), CBV (cerebral blood volume), MTT
(mean transit time) dan TTP (time to peak).
CT Angiografi bertujuan untuk menampakkan arteri-arteri besar servikal dan
intracranial sehingga membantu menemukan tempat penyumbatan, diseksi arteri, derajat
aliran darah kolateral dan mengetahui karakter aterosklerosis. CT angiografi khususnya
penting untuk mendeteksi thrombosis sistem vertebrobasiler,
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Awang, Kamariah. Stroke. Trisakti, Jakarta : 2012
Geinsberg, Lionel. Lecture Notes Neurologi. Edisi : 8. Erlangga : 2007, hal : 89-97
Marincek, Borut, Robert F. Dondelinger. Emergency Radiology Imaging and intervention.
Berlin Heidelberg 2007, page : 297-300
Siemund, Roger, dkk. Comperhensive CT Evaluation in Acute Ischemic Stroke : Impact on
Diagnosis and Tretment Decisions. Stroke Research and treatment, 2011
Sunardi, Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
pada
sistem
Neurologis.
Retrivied
June
16,
2015
from
http://www.docstoc.comdocs18556421computed-tomographyscan-%28CT-Scan%29dan-Magnetic-Resonance-Imaging
REFERAT
IMAGING PADA STROKE ISKEMIK
DISUSUN OLEH :
Yongky Gousario
1522314050
KEPANITERAAN KLINIK
STASE RADIOLOGI RS. PHC SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2015