TINJAUAN PUSTAKA
luar. Perilaku
kesehatan
adalah
suatu
respon
serta
lingkungan
komunikasi, memberikan
meningkatkan
pengetahuan,
informasi
dan
edukasi
sehingga
guna
dapat
menerapkan
masyarakat
10
institusi
pendidikan.
Indikator
PHBS
di
institusi
pada
saat
11
hewan,
dan
sehabis
dari
toilet.
Usaha
pencegahan
dan
karbohidrat,
protein,
lemak, mineral
dan
syarat
kesehatan
(leher
angsa
dengan
septictank,
cemplung
tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang
tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah
oleh hewan, tidak mencemari tanah di sekitarnya, mudah dibersihkan
dan aman digunakan.
d. Olah raga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat
terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan
olah raga di sekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik
dan
mental
anak agar
tidak mudah
sakit. Dalam
rangka
segar.
Dengan
12
jentik
dengan gerakan
nyamuk
dilingkungan
(menguras,
sekolah
menutup,
dan
kebiasaan
merokok
diawali
dari
melihat
orang
penimbangan
berat
badan
di
sekolah
untuk
13
sampah
di
siswa-siswi
yang
seminggu
pemberantasan
jentik
sekali. Hasil
nyamuk
ini
yang
kemudian
didapat
dari
disosialisasikan
14
4. Manfaat PHBS
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya
promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan
produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang
berkaitan dengan perilaku perorangan,
keluarga,
kelompok,
dan
sekolah terlindungi
dari
berbagai
ancaman
penyakit,
15
5. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam
lima tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di
tempat-tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan.
Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga
institusi pendidikan yang terbagi dalam:
a. Sasaran primer
Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah
perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/
kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan
yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid,
kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan
lintas sektor terkait.
c. Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam
mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah,
camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang
tua murid.
6. Strategi PHBS
Kebijakan
Nasional
Promosi
kesehatan
menetapkan
tiga
16
masyarakat
untuk
mau
melakukan
perilaku
yang
terhadap
pemecahan
masalah
dengan
perilaku
hidup
bersih
sehat
(PHBS)
terdapat
non
perilaku
(non
17
18
19
2. Macam-macam Peran
Ada dua macam peran yaitu :
a. Peran Formal
Peran formal merupakan peran yang membutuhkan ketrampilan dan
kemampuan tertentu dalam menjalankan peran tersebut. Peran formal
yang standar terdapat dalam keluarga yaitu ayah sebagai pencari
nafkah, ibu sebagai pengatur ekonomi keluarga, di samping itu tugas
pokok sebagai pengasuh anak. Jika salah satu anggota keluarga tidak
dapat memenuhi suatu peran, maka anggota keluarga yang lainnya
mengambil alih kekosongan ini dengan memerankan perannya agar
tetap berfungsi dengan baik (Friedmen, 2003).
b. Peran Informal
Peran informal adalah peran yang mempunyai tuntutan yang berbeda,
tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin dan lebih berdasarkan
pada atribut personalitas atau kepribadian individu.
Peran formal dapat mempermudah pandangan terhadap sifat
masalah yang dihadapi dan mendapatkan solusi yang tepat. Pelaksanaan
peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran
formal (Friedmen, 2003).
20
Adiwiryono
(2010)
menyatakan
bahwa
peran
orang tua
21
mereka
dari
kelompok
temam
sebaya.
Mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama atau lebih
jelek dari yang dilakukan oleh anak-anak lain.
Kelompok memenuhi kebutuhan pribadi remaja, menghargai
mereka, menyediakan informasi, menaikan harga diri, dan memberi
mereka suatu identitas. Remaja bergabung dengan suatu kelompok
dikarenakan mereka beranggapan keanggotaan suatu kelompok akan
sangat menyenangkan dan menarik serta memenuhi kebutuhan mereka
atas hubungan dekat dan kebersamaan. Mereka bergabung dengan
kelompok karena mereka akan memiliki kesempatan untuk menerima
penghargaan, baik yang berupa materi maupun psikologis. Kelompok juga
merupakan sumber informasi yang penting. Saat remaja berada dalam
suatu kelompok belajar, mereka belajar tentang strategi belajar yang
efektif dan memperoleh informasi yang berharga tentang bagaimana cara
untuk mengikuti suatu ujian. Tarsadi (2005) mengidentifikasi empat fungsi
teman sebaya, yang mencakup :
Hubungan teman sebaya sebagai sumber emosi (emotional resources),
baik untuk memperoleh rasa senang maupun untuk beradaptasi terhadap
stress.
22
23
sebaya
memiliki
peran
yang
cukup
besar
bagi
24
penerus, guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga
jenis tugas guru, yakni :
1. Tugas dalam bidang profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup yang
baik dalam membentuk perilaku siswa yang tepuji baik terhadap dirinya,
lingkungan
dan
masyarakat.
Mengajar
berarti
meneruskan
dan
25
26
E. Kerangka Teori
Faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors) :
Pengetahuan,
Sikap,
Keyakinan,
Kepercayaan,
Nilai-nilai tradisi
Faktor-faktor pemungkin (enabling
factors) :
Tempat pembuangan air yang
bersih,
Tempat pembuangan sampah,
Tempat olah raga yang
memadai,
Ketersediaan makanan bergizi
di warung sekolah,
KegiatanUKS
27
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan
Sikap
Variabel Pengganggu
Gambar 2.1. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel pengganggu tidak diteliti
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
H1 : Terdapat hubungan yang bermakna antara peran orang tua dengan
praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa di SDN
Kedungmundu Semarang.
H2 : Terdapat hubungan yang bermakna antara peran teman sekolah dengan
praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa di SDN
Kedungmundu Semarang.
H3 : Terdapat hubungan yang bermakna antara peran guru dengan praktik
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa di SDN Kedungmundu
Semarang.