Monosodium glutamat, juga dikenal sebagai natrium glutamat dan MSG, yaitu garam
sodium dari alami non-esensial asam amino asam glutamat. MSG dikenal masyarakat sebagai
bumbu masak penting.Fungsinya adalah sebagai penyedap yang menimbulkan rasa gurih. Ia
lebih dikenal dengan nama vetsin atau micin. Secara kimiawi MSG adalah garam natrium
dari asam glutamat. Satu ion hidrogen (dari gugus -OH yang berikatan dengan atom C-alfa,
dari asam amino) digantikan oleh ion natrium.
Salah satu cara pembuatan monosodium glutamat (MSG) adalah dengan cara fermentasi.
Proses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan asam glutamat.
Bakteri tersebut digunakan untuk memecah glukosa pada TCM menjadi asam glutamat.
Reaksi yang terjadi selama proses fermentasi adalah :
Pada proses ini juga ditambahkan bahan pembantu fermantasi yaitu amonia (NH3)
sebagai sumber N pada media fermentasi dan juga berfungsi sebagai kontrol pH, H2PO4
sebagai sumber phosphat (P) pada media, dan juga ditambahkan antifoam sebagai zat
pemecah buih yang dihasilkan pada proses fermentasi. Pada tahap ini juga dilakukan aerasi,
yaitu dengan mengalirkan oksigen ke dalam fermentor. Asam glutamat yang terjadi dari
proses fermentasi ini, kemudian ditambahkan soda (Sodium karbonat) atau NaOH, sehingga
akan terbentuk MSG. MSG ini kemudian dimurnikan dan dikristalisasi sehingga
menghasilkan serbuk kristal yang murni yang siap dijual.
Substrat adalah media pertumbuhan dan pembentukan produk yang dibutuhkan
mikroorganisme. Dalam fermentasi Monosodium Glutamat (MSG), substratnya adalah tetes
tebu (molase). Molase dipilih karena mudah untuk dicari dan murah harganya. Molase
merupakan hasil samping dalam industri gula tebu.
Sifat-sifat fisika dan kimia dari molases:
Wujud
: Cairan coklat
Warna
: Coklat kehitam-hitaman
Densitas
: 1.47 gr/mL
Viscositas
: 4.323
Cp Panas Spesifik
: 0.5 Kkal/Kg C
: 62 %
Air
: 20 %
Non Gula
: 18 %
Bahan Pendukung
Bahan pendukung digunakan pula sebagai bahan pembantu dalam proses produksi.
Bahan pendukung yang digunakan adalah :
a. H2SO4
b. NH3
g. Penisilin
c. HCl
h. Dextrose
d. NaOH
i. Aronvis
j. Karbon Aktif
Secara garis besar proses produksi MSG melalui tahap-tahap persiapan bahan baku dan
bahan pembantu, fermentasi, kristalisasi, dan netralisasi serta pengeringan dan pengayakan.
Selain bahan baku utama juga terdapat bahan pembantu dalam pembuatan MSG. Bahan
pembantu tersebut adalah amina (NH2), asam sulfat (H2SO4), HCl, NaOH, karbon aktif,
beet molasses dan raw sugar (Susanto dan Sucipto, 1994).
2. Fermentasi
Berikut ini merupakan bagan proses fermentasi :
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktifitas mikroba penyebab fermentasi pada
substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat
bahan pangan sebagai akibat dari pemecahan-pemecahan kandungan bahan pangan tersebut.
Hasil-hasil fermentasi terutama tergantung pada jenis bahan pangan (substrat), macam
mikroba dan kondisi sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan
metabolisme mikroba tersebut (Winarno, 1990).
Bakteri yang banyak digunakan dalam pembuatan MSG adalah bakteri Brevibacterium
lactofermentum. Pertama-tama biarkan kultur yang telah diinokulasi dimasukkan kedalam
tabung berisi medium pra-starter dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu 310C. Selanjutnya
biarkan prastarter diinokulasi kedalam tangki starter (Judoamidjojo, dkk. 1990).
Penurunan pH akibat terbentuknya asam pada proses pembentukan pra-starter tidak
diinginkan karena akan menghambat pola pertumbuhan. Penambahan garam (CaCO3)
sebanyak 3 % kedalam tebu prastarter berguna untuk mencegah agar pH tidak rendah dari 7.
Didalam tangki pembibitan penggunaan CaCO3 tidaklah mungkin karena akan menyebabkan
efek samping berupa kerak dan endapan serta akan mengurangi efek pertumbuhan mikroba.
Penambahan urea ke dalam tangki pembibitan akan mengurangi pH dan dapat menggantikan
fungsi CaCO3. Nilai pH tertinggi yang terjadi akibat peruraian urea diharapkan tidak lebih
dari 7,4 sedangkan pH terendah tidak kurang dari 6,8. Hasil dari fermentasi adalah asam
glutamat dalam bentuk cair yang masih tervampur dengan sisa fermentasi (Said, 1991).
Daftar Pustaka
Judoamijoyo, M., Darwis, A.A, dan Said, E.G.1990. Teknologi Fermentasi. PAU
Bioteknologi IPB, Rajawali Press. Jakarta.
Said, G. 1991. Biondustri Penerapan Teknologi Fermentasi. PT. Meiyatama Sarana perkasa.
Jakarta.
Susanto, T dan N. Sucipto.1994. Teknologi Pengolahan Hasil pertanian. Bina Ilmu, Surabaya.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Fermentasi. Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas bersama
http://putrarajawali76.blogspot.co.id/2012/11/pembuatan-monosodium-glutamat.html
http://runnaqie.blogspot.co.id/2014/01/pembuatan-monosodium-glutamat-msg.html