Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HIPERTENSI
OLEH :
KELOMPOK 16
1. Astutik
(120701059)
2. Ainur Rhosyidah
(120701054)
(120701069)
(120701080)
(120701094)
1.1 Pengertian
Tekanan darah normal pada orang dewasa berkisar 130 - 140
sistolik dan 70 - 90 diastolik. Dilihat dari tekanan diastolik, hipertensi
dapat dibagi menjadi hipertensi ringan (95 - 104 mmHg), hipertensi
sedang (105 - 114 mmHg) dan hipertensi berat (mencapai 115 mmHg
atau lebih). Komplikasi yang timbul adalah stroke, jantung, paru - paru,
ginjal dan gangguan penglihatan (Mansjoer, 2001).
Hipertensi atau darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam
waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui
oleh tubuh kita sendiri. Satu - satunya cara untuk mengetahui hipertensi
adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur (Martonah,
2006).
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya
120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa
darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah
tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah
kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Menurut WHO, di dalam
guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari
Normal
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
85 - 89 mmHg
Stadium 1
(Hipertensi ringan)
90 - 99 mmHg
Stadium 2
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
(Hipertensi berat)
Stadium 4
(Hipertensi maligna)
tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko yang dapat di
modifikasi dan yang tidak dapat di modifikasi. Sedangkan menurut
Dalimartha (2007) membagi dua kelompok faktor resiko pemicu terjadinya
hipertensi adalah sebagai berikut:
Faktor Internal :
a.
Keturunan
Pada 70 - 80% kasus hipertensi esensial didapatkan riwayat
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi di dapatkan
pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
Hipertensi juga banyak di jumpai pada penderita yang kembar
monozogot (satu telur) apabila salah satunya mendarita hipertensi.
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran
dalam terjadinya hipertensi.
b.
Jenis Kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki laki dari pada
perempuan. Hal ini kemungkinan karena laki laki banyak memiliki
faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stress, kelelahan dan
makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan
peningkatan resiko terjadi setelah masa menopause (sekitar 45
tahun).
c.
Umur
Pada umumnya hipertensi menyerang pria pada usia di atas 3 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause).
Faktor Eksternal :
a.
Lingkungan
Faktor lingkungan seperti stress, kegemukan (obesitas) dan kurang
olahraga juga berpengaruh memicu hipertensi esensial. Hubungan
antara stress dengan hipertensi, diduga terjadi melalui aktivasi saraf
simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan
aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
b.
Berat badan
Merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Walaupun belum dapat
dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
c.
Konsumsi garam
Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi
karena adanya penumpukan cairan atau odem pada tubuh.
e.
Pola makan
Pola makan yang salah misalnya banyak mengandung kolesterol dan
konsumsi alkohol dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pada
tekanan darah.
f.
Aktivitas Olahraga
Olahraga isotonic seperti bersepeda, jogging dan aerobic yang teratur
dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya
cenderung mengalami kegemukan. Olahraga juga dapat mengurangi
atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan garam ke dalam
tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh bersama keringat.
1.3 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II oleh anginotensin I dari anginotensin I converting enzyme
(ACE), ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan
darah. Darah mengandung angiotensinogen yang di produksi di hati,
selanjutnya oleh hormone rennin (di produksi oleh ginjal) akan di ubah
1.4
Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya
penyakit jantung, gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan
dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan
resiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak terobati akan
mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya akan memperpendek
harapan hidup sebesar 10 20 tahun.
Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya
tidak terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ
vital. Sebab kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan
atau tanpa di sertai stroke dan gagal ginjal. Dengan pendekatan sistem
Komplikasi
Jantung
Ginjal
Mata
Retinopati hipertensif
1.5
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa
saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal (Kardinan, 2007).
Gejala hipertensi masih misterius, sebagian besar penderita
seringkali tidak merasa apa - apa. Bisa saja mereka segar bugar, penuh
vitalitas dan bukan tergolong pemarah. Gejala baru terlihat jelas kalau
sudah timbul komplikasi. Meski begitu ada satu gejala yang bisa dijadikan
patokan, yaitu sakit kepala khas yang berlokasi di sekitar tengkuk,
biasanya muncul pagi hari dan menghilang setelah matahari makin tinggi.
Tipe pusingnya bukan berdenyut melainkan tegang dan berat (Nelson,
2005).
1.6
b.
c.
d.
e.
Pengobatan Hipertensi
Banyak macam obat hipertensi dan cara kerjanya pun
bervariasi. Macam obat dan dosisnya diberikan sesuai penyakitnya.
Jika penyakitnya berat, terkadang obat harus diberikan terus
seumur hidup. Pemberian obat harus melalui dokter. Selain itu,
batasi makanan berlemak, mengontrol berat badan agar tetap ideal
serta berolahraga. Dianjurkan periksa ke dokter ahli penyakit dalam
sebelum mengikuti latihan (olahraga), karena dokter yang akan
memutuskan boleh atau tidaknya latihan (Mansjoer, 2001).
a. PengobatanMedisinal
1) Istirahat di rumah dengan tirah baring miring 1 jam pagi hari dan 1
jam siang hari.
Bila
terjadi
superimposed
preeclampsialeclampsia,
maka
hipertensi
dengan
kronik
maupun
pengobatan
superimposed,
obstetrik
pada
1.7
KriteriaHipertensi
a.
b.
dalamkeadaanistirahat.
Edema
Akumulasicairanekstravaskulersecaramenyeluruh, dengankriteria:
1) Adanya pitting edema di daerah pretibia, dinding abdomen,
lumbosakral,wajahdantangansetelahbangunpagi.
2) Kenaikan berat badan melebihi 500 gram/minggu atau 2000
gr/bulanatau13kg/seluruhkehamilan.
c.
Proteinuria
Adanyaproteinuriadalamurine:
1)Melebihi0,3gram/literdalam24jam.
2) Melebihi1gram/literdalamduakalipengambilanurine selang6
jamsecaraacak.
3) Pemeriksaankualitatif 2+padspengambilanurinesecara acak.
Urinehamsdiambildengankateteratauporsitengah(midstream
urine/MSU) (Suririnah, 2008).
1.8
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa dan gajih).
b.
c.
d.
e.
f.
Bumbu - bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
g.
Pathways