Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Upper Full Denture yaitu geligi tiruan penuh rahang atas dan
tanggul gigitan dibuat diatas base plate yang telah dihaluskan dengan
menggunakan modelling wax (Swenson, 1964). Guna bite rim adalah untuk
meletakkan gigi sebelum diganti dengan acrylic dan mencatat maxillo-mandibular
relation pada pasien. Bite rim atas harus sejajar dengan garis pupil dan bite rim
harus kelihatan kira-kira 2 mm di bawah garis bibir atas dan lehernya harus
mengikuti general out line processus alveolaris (Soelarko dan Wachijati, 1980).
Vertikal dimensi disebut juga tinggi gigitan, yang dapat dicari dengan
pengukuran jarak pupil dan sudut mulut akan sama dengan jarak hidung dengan
dagu (PM=HD) (Soelarko dan Wachijati, 1980). Oklusi sentrik adalah oklusi yang
terjadi ketika RA dan RB dalam relasi sentrik, yaitu keadaan di mana processus
condiloideus berada pada posisi paling belakang dari fossa glenoidea (Swenson,
1964).
Artikulator mounting adalah memasang bite rim rahang atas dan rahang
bawah dari mulut pasien ke artikulator bersama modelnya setelah ditentukan
dimensi vertikal maupun oklusi sentrik (Basker et al, 1996).
Untuk pemasangan gigi yang harus diperhatikan adalah personality
expression, umur, jenis kelamin yang mana nantinya akan berpengaruh dalam
pemilihan ukuran, warna dan kontur gigi. Disamping itu juga perlu diperhatikan
keberadaan over bite, over jet, curve von spee, curve monson, agar diperoleh suatu
keadaan yang diharapkan pada pembuatan gigi tiruan lengkap.
III. L A P O R A N K A S U S
IDENTIFIKASI PASIEN :
Nama
: Sumi
Umur
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Terban
Tanggal Pemeriksaan
: 19 Mei 2005
ANAMNESA
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
MOTIVASI
Pasien datang atas kemauan sendiri ingin membuatkan gigi palsu untuk
mengganti gigi palsunya yang lama.
CHIEF COMPLAIN
Pasien merasa gigi palsunya yang lama sudah tidak enak dipakai.
PRESENT ILLNES
Kesulitan untuk mengunyah makanan
PAST DENTAL HISTORY
Pernah membuatkan GTL beberapa tahun yang lalu di RS Sardjito tapi
sekarang sudah tidak enak dipakai.
PAST MEDICAL HISTORY
Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.
FAMILY HISTORY
Ayah : sudah meninggal, tidak mempunyai kelainan sistemik.
Ibu
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
GENERAL
Jasmani
: sehat
Rohani
LOKAL
1.
EKSTRA ORAL :
Muka
Bibir
Pipi
Limfonodi
: tidak teraba
2. INTRA ORAL :
Mukosa
Palatum
Gingiva
Lidah
: - posterior kiri
: rendah
- anterior
: sedang
- posterior kanan
: rendah
: rendah
- anterior
: sedang
- posterior kanan
: rendah
Rahang Bawah :
1. Frenulum labii inferior
2. Frenulum buccalis
3. Vestibulum buccalis
4. Retromolar pad
5. Frenulum lingualis
6. Processus alveolaris
7. Mylohyoid line
- bahan cetak
- metode mencetak
: mucostatic
c. Cara mencetak :
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu
3:1, setelah dicapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok
cetak dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan tekan
posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak.
Disamping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai
lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok
diambil. Selanjutnya hasil cetakan diisi dengan gips stone. Posisi
operator pada saat mencetak RA adalah di kanan belakang pasien dan
pada saat mencetak RB adalah di kanan depan pasien.
Tahap Laboratoris
Dari study model dibuat sendok cetak individual dari bahan sellac
base plate, dengan batas 2 mm lebih pendek dari batas GTL, agar tersedia
ruang yang cukup untuk memanipulasi bahan pembentuk tepi (border
material). Sellac dilunakkan dengan cara memanaskan di atas lampu
spiritus lalu ditekan diatas study model. Sellac dipotong sesuai batasbatas yang telah digambar pada study model. Sellac dipotong dengan
menggunakan gunting saat masih lunak. Pada daerah molar dan kaninus
kanan dan kiri dibuat stop vertikal dari wax sebagai batas penekanan saat
mencetak sedangkan untuk rahang atas ditambah dengan pembuatan
postdam area yang juga dari wax untuk menahan bahan cetak agar tidak
- relief area
- Bahan cetak
10
dari dalam mulut. Setelah diperoleh cetakan yang akurat lalu diisi gips stone
Pekerjaan
kemudian
dilanjutkan
dengan
menentukan
batas
tepinya,
gips
stone. Setelah diperoleh model kerja, ditentukan batas tepi, relief area juga
dibuat postdam. Kemudian menurut batas-batas tersebut dibuat base plate dari
wax yang kemudian diganti dengan akrilik. Base plate yang diperoleh
dihaluskan dan di atasnya dibuat bite rim dari wax.
3. KUNJUNGAN III
Tahap Klinis
1. Insersi base plate, retensi dan stabilisasi diperhatikan
2. Membuat bite rim
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bite rim:
a. Bite rim berbentuk tapal kuda dan diletakkan di atas base plate
untuk memperoleh tinggi gigitan pada keadaan oklusi sentrik yang
nanti akan dipindahkan ke artikulator. Lengkung bite rim rahang
bawah disesuaikan dengan alveolar ridge yang ada, sedangkan
untuk bite rim rahang atas dibuat setinggi + 2 mm di bawah garis
bibir atas saat posisi istirahat.
b. Ukuran bite rim rahang atas: anterior lebar 4 mm dengan tinggi 2
mm di bawah garis bibir atas atau + 12 mm dan posterior lebar 6
mm dengan tinggi + 10 11mm. Pada bagian posterior bite rim
oklusal dibagi dua oleh garis alveolar ridge menjadi bagian bukal 4
mm dan bagian palatinal 2 mm. Bite rim harus kelihatan + 2 mm di
bawah garis bibir. Ukuran bite rim rahang bawah sesuai dengan
11
12
diberi vaselin. Pada bite rim RB diberi tambahan wax menyesuaikan groove
kemudian katupkan dengan bite rim RA.
Incisal guide ditentukan setelah pemasangan gigi anterior atas dan bawah
dan telah memenuhi nilai estetis. Pada pemasangan gigi anterior harus diingat
high lip line, median line dan caninus line. Gigi anterior bawah menyesuaikan
yang atas.
Tahap Laboratoris
1. Pemasangan pada artikulator ( free plane artikulator )
Setelah oklusal bite rim RA dan RB selesai difixir, letakkan oklusal bite rim
RA pada mounting table dengan pedoman :
- garis tengah bite rim dan model RA berhimpit dengan garis tengah
mounting table .
- tepi luar bite rim RA menyinggung garis incisal edge dari mounting
table.
- jarum horizontal incisal guide pin ujungnya menyentuh tepi luar
anterior bite rim RA dan tepat pada garis tengah bite rim.
Oclusal bite rim RA difixir dengan menuang adonan gips pada bagian
atas model kerja. Mounting table dilepas dari artikulator. Selanjutnya bite rim
RB dipasang dan dipaskan dengan bite rim RA, dikareti dan kemudian difixir
dengan dituangi adonan gips.
2. Pemasangan gigi-gigi anterior.
Urutan pemasangan gigi adalah gigi anterior rahang atas, gigi anterior rahang
bawah.
Pemasangan gigi anterior :
1
13
2.
Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)
3.
Garis ketawa (batas servikal gigi atas, gusi tidak terllihat pada saat
ketawa).
4.
Tahap Laboratoris
Pemasangan gigi-gigi posterior.Urutan pemasangan adalah gigi posterior
RA kemudian RB.
Pemasangan gigi posterior:
4
14
a.
b.
6 terhadap 6
5
7
6.
5.KUNJUNGAN V
Setelah pemasangan
Oklusi
2.
3.
4.
6. KUNJUNGAN VI
Setelah diganti dengan resin akrilik, protesa diinsersikan dalam mulut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a.
15
16
7. KUNJUNGAN VII
Setelah pemasangan GTL selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol.
Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :
a. Pemeriksaan subyektif :
-
b. Pemeriksaan obyektif :
-
17
DISKUSI
Pasien berumur 58 tahun, jenis kelamin perempuan, datang ke poliklinik
untuk membuatkan GTL karena GTS yang lama sudah tidak enak dipakai.
Kondisi pasien dan juga jaringan mulutnya baik, sehingga memungkinkan untuk
dilakukan perawatan dengan menggunakan GTL. Dari kasus ini diketahui bahwa
processus alveolaris pada rahang bawah masih baik. Pada rahang atas, processus
alveolaris bagian anterior dan posterior sedang.
Dengan melihat studi model, dapat diketahui bahwa residual rigde masih
baik dan kemungkinan dapat mendukung retensi dan stabilisasi GTL karena pada
kasus dengan kehilangan semua gigigeligi, pembuatan gigi tiruan lengkap perlu
mempertimbangkan serta memperhatikan adanya faktor retensi dan stabilisasi.
Untuk retensi yang baik, harus memperhatikan faktorfaktor:
1. Fitting surface
a. Model kerja harus berstruktur dan berelief sesuai dengan keadaan di dalam
mulut.
b. Jaringan keras harus dihindari untuk memberi kesempatan gerak.
c. Tepi GTL harus mengikuti batas fornik.
2. Ketebalan GTL
Ketebalan GTL rahang atas dan rahang bawah tidak sama, yaitu protesa rahang
bawah lebih tebal dibanding protesa rahang atas.
Untuk menjaga stabilisasi yang baik harus memperhatikan:
a. Polishing surface
b. Oclusal surface
c. Penyusunan gigigeligi tiruan
d. Artikulasi
Vertikal dimensi juga merupakan hal yang penting dalam pembuatan GTL.
Apabila vertikal dimensi kurang, maka gigigeligi tidak tampak dan bila terlalu
tinggi maka gigigeligi terlihat panjang dan tidak baik.
18
PROGNOSA
Prognosa GTL baik karena :
1. Oral hygiene pasien baik
2. Jaringan pendukung sehat
3. Pasien kooperatif
4. Kesehatan umum baik
KESIMPULAN
Pembuatan GTL harus memenuhi tahap-tahap pekerjaan seperti yang telah
ditentukan, sehingga GTL yang dibuat dapat dirasakan lebih menyenangkan
pasien karena dapat mengembalikan fungsi gigi asli yang telah hilang seoptimal
mungkin walau tak sebaik gigi asli.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan maka pasien dapat dibuatkan
GTL dan prognosa baik karena procesus alveolaris RA dan RB masih baik
memungkinkan untuk dibuatkan GTL, kesehatan mulut baik, pasien kooperatif
dan komunikatif, serta keinginan yang kuat dari pasien sendiri untuk memiliki
gigi tiruan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20