Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada pembahasan zoologi invertebrata kali ini kelompok kami membahas mengenai
filum arthropoda. Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali
dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmensegmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan,
kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang
tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah
spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat
ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
B. BATASAN MASALAH
Dari pembahasana pada latar belakang kali ini dapatlah batasan masalahnya.
1. Apa itu arthropoda ?
2. Apa-apa saja ciri-ciri filum arthropoda?
3. Apa saja klasifikasi arthropoda?

BAB II
PEMBAHASAN
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang
tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah
spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat
ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
1) Ciri-ciri filum Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ
tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang
berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking,
jangkrik,

belalang,

caplak,

bangsat,

kaki

seribu,

udang,

lalat

laler,

kecoa.

Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari
60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun
beragam.
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan
tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya.
Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu
serangga

mengadakan

pertumbuhan,

kutikula

akan

mengalami

pengelupasan.

Kutikula berfungsi melindungi tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh serangga
dan dapat menjadi tempat melekatnya otot, terutama yang berhubungan dengan alat gerak.
Otot serangga merupakan otot serat lintang yang susunannya sangat kompleks. Otot ini
diperlukan untuk melakukan gerakan yang cepat.
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk
sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan
abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak
dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan arthropoda memiliki organ sensoris
2

yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat
peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat
hidupnya.
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah.
Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan arthropoda yang hidup di
air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau pada
beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem ekskresi menggunakan saluran malpighi.
Sistem saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion dorsal
yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf trepi dihubungkan oleh saraf melintang sehingga
merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut, usus, dan anus. Mulut ada
yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk dan menghisap seperti pada
nyamuk, serta menggigit seperti pada semut.
Anggota filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina.
Fertilisasi arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang
tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna,
metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis.
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada juga yang
secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu
baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ
reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet
pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa
telur.
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau
simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat,
semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun
pasir, dan padang rumput.

2) Klasifikasi filum Arthropoda


Filum arthropoda dibagi menjadi empat kelas, yaitu Crustcea, Arachnida, Insecta, dan
Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda).
3

a. Kelas Crustcea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta= kulit) memiliki kulit yang keras. Udang,
lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan
hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.
Hewan ini memiliki ciri khas, yaitu rangka luar dari kitin yang keras. Rangka luar ini
keras karena mengandung zat kapur. Hewan yang tergolong kelas Crustcea kebanyakan hidup
di laut, sperti kutu air, udang karang, dan kepiting. Selain itu ada pula yang hidup di air tawar
atau di darat pada tanah yang lembab.

Gambar : Struktur morfologi hewan Crustacea


Tubuh hewan kelas ini terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Pada kepala terdapat
sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada toraks udang dan kepiting terdapat lima
pasang kaki yang terdiri atas satu pasang kaki ginting dan empat pasang kaki jalan. Kaki
gunting berfungsi untuk menjepit mangsanya. Pada setiap abdomen terdapat kaki renang.
4

Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod). Uropod terletak diantara sisi ekor yang
mendatar (telson).
Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu
Entomostraca dan Malacostraca. Beberapa Crustacea kecil hidup melayang-layang di laut,
bersama binatang kecilainnya membentuk zooplankton. Zooplankton Crustacea memiliki
antenna panjang dan bulu sikat yang dapat membantu memperluas bidang permukaan
tubuhnya dan mencegah supaya zooplankton tidak dapat tenggelam.
Selain spesies Crustacea yang hidup di air laut, terdapat juga beberapa Crustacea yang
hidup di air tawar. Contoh Crustacea kecil yang hidup di air tawar adalah Daphania pulex dan
cyclop. Daphania pulex memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dan cyclop pun memiliki
ukuran yang sangat kecil juga.
Entomostraca umunya sebagai zooplankton untuk memakan ikan. Spesies udang
tingkat rendah, seperti cyclop yang bermata satu dan kutu ikan (Argulus indicus) merupakan
parasit

pada

beberapa

spesies

ikan

dan

kepiting.

Malacostraca

merupakan

Crustacea tingkat tinggi dan merupakan bagian terbesar dari kelas Crustacea. Semua anggota
kelompok ini bersifat makroskopis.
Malacostraca ada yang hidup di laut dan ada pula yang hidup di air tawar.
Malacostraca memiliki mata faset dan memiliki pembungkus sefalotoraks yang dinamakan
karapaks. Pernapasan menggunakan insang yang terdapat di bawah karapaks. System
pencernaan terdiri atas mulut yang dilengkapi gigi yang kuat, esophagus, lambung, usus
halus, kelenjar pencernaan, dan anus.
System peredaran darah pada Malacostraca merupakan system peredaran darah
terbuka. Jantung merupakan organ pada system peredaran darah Malacostraca. System
ekskresi memiliki alat yang dinamakan kelenjar hijau (green glands) yang berfungsi
membuang zat-zat yang bersifat sampah dari darah. Hewan ini memiliki system saraf tangga
tali. Organ sensoris telah berkembang dengan baik, seperti mata faset, antenna, dan alat
keseimbangan pada dasar antenna yang dinamakan statocyst.
Udang, lobster,dan kepiting merupakan hewan yang termasuk Malacostraca. Hewanhewan tersebut merupakan sepertiga dari keseluruhhan Crustacea. Udang, lobster,dan
kepiting dikelompokan di dalam ordo Decapoda, yaitu hewan yang memiliki sepuluh kaki.
Jenis Malacostraca diantaranya udang karang (Panulirus sp), udang yuyu (Paratelphusa
convexa), kepiting (Astracus cancer), udang belalang (Squilla sp), kutu kayu di laut
(Lymnirua sp), dan lobster (Honarus americanus).
5

b. Kelas Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok labalaba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas
Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada
yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan
terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas
bersifat karnivora. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks, abdomen, dan 4 pasang kaki. Tidak
memiliki mandibula.
System pencernaan terdiri atas mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, anus, dan
kelenjar racun untuk mematikan mangsanya. Respirasi dilakukan dengan paru-paru buku dan
trakea. System ekskresi memiliki saluran Malphigi. System sarafnya adalah system saraf
tangga tali. Hewan ini memiliki mata tunggal,tubuhnya berbuku dan dapat dibedakan menjadi
hewan jantan dan hewan betina. Fertilisasi terjadi secara internal dan tidak mengalami
metamorfosis.
Pada bagian sefalotoraks dapat dibedakan menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut
dihubungkan oleh pedunkulus. Bagian kepala memiliki kelisera yang berfungsi
menghancurkan mangsanya. Kelisera ini berhubungan dengan kelenjar racun yang terletak di
daerah kepala. Selain itu, terdapat pedipalpus yang bentuknya menyerupai kaki dengan ujung
bercakar. Pedipalpus memiliki fungsi yang bermacam-macam bergantung pada spesiesnya.
Pada kalajengking, pedipalpus memiliki fungsi sebagai penangkap dan pemegang mangsa.
Pada laba-laba jantan, pedipalpus digunakan untuk menyalurkan sperma.
Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.

Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen


terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan
ketunggeng ( Buthus after).

Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada


kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala
(Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini memiliki tubuh

berbentuk bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau merusak tumbuh-tumbuhan atau
menjadi parasit pada binatang dan manusia. Contoh kelompok ini adalah tungau kudis
(Sarcoptes scabei) dan tungau unggas (Argus sp).
6

c. Kelas Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik,
belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu
pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar,
laut dan darat. Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Insecta sering disebut
serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos
berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari
900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi
dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.
Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk
(mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta
yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki
anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju
tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga terdapat
tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem
sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.

Gambar : Struktur morfologi dan anatomi belalang


Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga :
Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa
perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma saccharina)
Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana
Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul,
misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta
muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telurnimfa (larva) dewasa (imago).
Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (Periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan
walang sangit (leptocorisa acuta).
Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan
perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur
larvapupadewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali.
Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa.
Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan
organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar
dari

pupa.

Contoh

Insecta

ini

adalah

kupu-kupu,

lalat,

dan

nyamuk.

Berdasarkan sayap, Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas :


Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan
memiliki antena panjang. Umumnya berkembang secara ametabola. Contoh hewan kelas ini
adalah kutu buku.
Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari
tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota. Kelompok lain yang sayapnya
berasal

dari

tonjolan

dalam

dinding

tubuh

disebut

Endopterigota.

Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan
metamorfosisnya.

Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit. Misalnya kecoa,
jangkrik, dan gansir.

Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang. Contohnya walang sangit
(leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus).

Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat


(Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus).

Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala. Contohnya capung (pantala).

Endopterigota dibedakan menjadi :


Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal. Misalnya
kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica).

Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih
besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut
hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes).

Diptera hanya memiliki sepasang sayap. Misalnya nyamuk (Culex sp.), nyamuk malaria
(Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica),
10

lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis).

Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.
Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos)

d. Kelas Myriapoda (Chilopoda dan Diplopoda)

11

BAB III
KESIMPULAN
Dalam system klasifikasi dapat berbeda antara satu system dan yang lainnya. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara ilmuan di dunia pada system klasifikasi
tertentu Diplopoda dan Chilopoda merupakan tingkat kelas, sedangkan pada system lain
Diplopoda dan Chilopoda dikelompokkan dalam kelas Myriapoda.

Ciri-ciri ordo Diplopoda


Tubuh Diplopoda berbentuk bulat memanjang, memiliki banyak segmen. Tubuhnya
ditutupilapisan yang mengandung garam kalsium dan warna tubuhnya mengkilap. Kepala
memiliki dua mata tunggal, sepasang antenna pendek, dan sepasang mandibula. Toraksnya
pendek terdiri ats 4 segmen. Setiap segmen memiliki sepasang kaki, kecuali segmen pertama.
Hewan kelompok ini memiliki abdomen panjang, tersusun atas 25 hingga lebih dari 100
segmen, bergantung pada spesiesnya. Setiap segmen memiliki 2 pasang spirakel, ostia
(lubang), ganglion saraf, dan 2 pasang kaki yang terdiri atas tujuh ruas.
Hewan yang tergolong Diplopoda tidak memiliki system pencernaan yang lengkap.
System pencernaanya disusun oleh sustu saluran lurus dengan 2 atau 3 pasang kelenjar ludah.
Di daerah ujungnya terdapat 2 saluran Malphigi panjang untuk ekskresi. System peredaran
darah pada Diplopoda merupakan system peredaran darah terbuka. Alat reproduksinya
dinamakan gonopod, berada pada segmen yang ke-7. fertilisasi pada Diplopoda terjadi secara
internal.
Hewan

betina

ordo

ini

membuat

sarang

untuk

menyimpan

telur.

Hewan ordo Diplopoda hidup di tempat gelap yang lembab, misalnya di bawah batu atau
kayu yang terlindungi dari matahari. Memiliki antenna yang digunakan untuk menunjukkan
arah gerak. Kakinya bergerak seperti gelombang sehingga pergerakkannya sangat lambat.
Makanan ordo Diplopoda adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah mengalami
12

pembusukkan.
Jika ada bahaya, tubuhnya menggulung seperti benda mati sebagai upaya untuk
mempertahankan diri. Ordo ini memiliki kelenjar yang dapat menyemprotkan cairan yang
mengandung sianida dan iodium untuk mengusir musuhnya. Contoh ordo ini adalah kaki
seribu (Spirobolus sp).

Gambar : Kaki seribu Kaki seribu memiliki kaki yang banyak. Hewan ini mempunyai
antenna dan sepasang mata. Tubuhg kaki seribu terbagi atas segmen-segmen mirip cincin.

13

DAFTAR PUSTAKA

JURNAL,Filum Arthropoda. 23-26.


www. Zoologi invertebrata.com

14

Anda mungkin juga menyukai