Anda di halaman 1dari 42

PERATURAN MENTERI

TENTANG
PELAKSANAAN REKLAMASI DAN
PASCATAMBANG PADA KEGIATAN
USAHA PERTAMBANGAN MINERBA
(PERMEN 07/2014)

Dr. LANA SARIA, M.Si

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA

DAFTAR ISI
HAL-HAL YANG DIATUR DALAM PERMEN 07/2014
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PENYUSUNAN RENCANA REKLAMASI DAN PASCATAMBANG


PENILAIAN DAN PERSETUJUAN
PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
JAMINAN REKLAMASI
JAMINAN PASCATAMBANG
PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI
PENYERAHAN LAHAN PASCATAMBANG

PENYUSUNAN RENCANA REKLAMASI


DAN PASCATAMBANG
1. Rencana Reklamasi Tahap Eksplorasi
2. Rencana Reklamasi Tahap Operasi Produksi
3. Penyusunan Rencana Pascatambang

PENYUSUNAN & TATA LAKSANA RENCANA REKLAMASI TAHAP


EKSPLORASI
IUP/IUPK EKSPLORASI
Penyelidikan
Umum

Rencana Reklamasi
Tahap Eksplorasi

Eksplorasi

Pengajuan
45 hari sebelum
kegiatan

sesuai dengan jangka waktu


kegiatan eksplorasi dengan
rincian tahunan.

Disusun berdasarkan
dokumen lingkungan hidup
yang telah disetujui
Penyusunan Rencana Reklamasi
mengacu pada Pedoman
Penyusunan Rencana Reklamasi
Tahap Eksoplorasi (lampiran I)

sebelum
melakukan
kegiatan
eksplorasi yang dapat menyebabkan
lahan terganggu meliputi antara lain
lubang pengeboran, sumur uji,
parit
uji,
dan/atau
sarana
penunjang eksplorasi.
Rencana reklamasi tahap eksplorasi
meliputi:
a. tata guna lahan;
b. rencana pembukaan lahan untuk
kegiatan eksplorasi
c. program reklamasi;
d. rencana biaya reklamasi tahap
eksplorasi; dan
e. kriteria keberhasilan reklamasi
meliputi standar keberhasilan
penataan lahan, revegetasi dan
penyelesaian akhir. (lampiran
VI)

FS
Rencana biaya reklamasi tahap
eksplorasi dihitung berdasarkan
biaya:
a.biaya langsung, antara lain:
1. penatagunaan lahan; dan
2. revegetasi;
b.biaya tidak langsung, antara lain:
1. mobilisasi dan demobilisasi;
2. perencanaan kegiatan;
3. administrasi dan keuntungan
pihak ketiga sebagai kontraktor
pelaksana reklamasi; dan
4. supervisi.

PENYUSUNAN & TATA LAKSANA RENCANA REKLAMASI TAHAP


OPERASI PRODUKSI

IUP/IUPK OPERASI PRODUKSI


IUP/IUPK OPERASI
PRODUKSI

FS
Rencana Reklamasi
Tahap OP

Pengajuan

sesuai dengan jangka waktu 5


tahun dengan rincian tahunan.

mempertimbangkan:
a. prinsip-prinsip reklamasi
b. sistem dan metode
penambangan berdasarkan hasil
studi kelayakan;
tambang terbuka; dan
tambang bawah tanah.
c. kondisi spesifik wilayah
setempat; dan
d. ketentuan peraturan perundangundangan.
Disusun berdasarkan
dokumen lingkungan hidup
YANG TELAH DISETUJUI

bersamaan dengan pengajuan permohonan IUP Operasi Produksi atau IUPK


Operasi Produksi kepada Menteri melalui Direktur Jenderal, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

kegiatan operasi pertambangan yang dapat


mengakibatkan lahan terganggu meliputi
antara lain areal penambangan, areal
penimbunan
tanah
penutup,
areal
penimbunan komoditas tambang, jalan
tambang dan non tambang, pabrik atau
instalasi pengolahan dan pemurnian,
dan/atau sarana penunjang.
a.status lahan;
b.bentuk ekosistem;
c.kondisi keanekaragaman hayati; dan
d.kondisi sosial dan budaya.
(*) termasuk bukaan lahan eksplorasi
yang dilakukan oleh pemegang IUP OP

Rencana reklamasi tahap


operasi produksii meliputi:
(Lampiran II)
a. tata guna lahan sebelum dan
sesudah kegiatan operasi
produksi; (*)
b. rencana pembukaan lahan
untuk kegiatan operasi
produksi
c. program reklamasi;
d. rencana biaya reklamasi
tahap operasi; dan
e. kriteria keberhasilan
reklamasi meliputi standar
keberhasilan penataan lahan,
revegetasi, pekerjaan sipil,
dan penyelesaian akhir.
(Lampiran X)
5

PROGRAM REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI(*)


Program reklamasi dapat dilaksanakan dalam bentuk revegetasi dan/atau
peruntukan lainnya, berupa:
a. area permukiman;
b. pariwisata;
c. sumber air; atau
d. budidaya.
Dalam hal pelaksanaan kegiatan tambang secara teknis meninggalkan lubang
bekas tambang maka wajib dibuat rencana pemanfaatan lubang bekas tambang
meliputi:
a. stabilisasi lereng;
b. pengamanan lubang bekas tambang;
c. pemulihan kualitas dan pengelolaan air sesuai peruntukannya;
d. manfaat;
e. pemeliharaan dan pemantauan.
Dalam hal kegiatan reklamasi berada di laut maka rencana reklamasi tahap
operasi produksi wajib disampaikan dengan memuat kegiatan yang meliputi:
a. pengelolaan kualitas air laut;
b. penanggulangan terhadap abrasi dan/atau pendangkalan pantai; dan
c. perlindungan keanekaragaman hayati;
6

BIAYA REKLAMASI & PERIODE RENCANA REKLAMASI


TAHAP OPERASI PRODUKSI

Rencana biaya reklamasi tahap operasi produksi harus menutup


seluruh biaya pelaksanaan kegiatan reklamasi termasuk
pelaksanaan kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh pihak ketiga.
(*)

Penentuan biaya reklamasi tahap operasi produksi pada periode


lima tahun pertama dihitung berdasarkan rencana reklamasi seluas
lahan yang dibuka pada periode lima tahun pertama.
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib
menyampaikan rencana reklamasi tahap operasi produksi periode
lima tahun berikutnya kepada Menteri melalui Direktur Jenderal,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender sebelum
berakhirnya pelaksanaan reklamasi periode lima tahun sebelumnya.
(*)

RENCANA BIAYA REKLAMASI

Rencana Biaya Reklamasi Tahap


Eksplorasi

Rencana Biaya Reklamasi Tahap


Operasi Produksi

Biaya Langsung
1. Penatagunaan lahan
2. Revegetasi

Biaya Langsung
1. Penatagunaan lahan
2. Revegetasi
3. Pencegahan dan penanggulangan
Air Asam Tambang
4. Pekerjaan Sipil

Biaya Tidak Langsung


Biaya Tidak Langsung
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Mobilisasi dan demobilisasi
2. Perencanaan kegiatan
2. Perencanaan Kegiatan
3. Administrasi dan keuntungan pihak
3. Administrasi dan keuntungan pihak
ketiga sebagai kontraktor
ketiga sebagai kontraktor
pelaksana reklamasi
pelaksana reklamasi
4. Supervisi
4. Supervisi

PENYUSUNAN DAN TATA LAKSANA RENCANA


PASCATAMBANG
IUP/IUPK EKSPLORASI

Penyelidikan
Umum

Eksplorasi

Rencana Pascatambang

FS

Pengajuan Bersamaan
dgn Pengajuan IUP OP

Disusun berdasarkan dokumen lingkungan


hidup YANG TELAH DISETUJUI

IUP/IUPK OPERASI PRODUKSI


Rencana pascatambang memuat (Lampiran III):
1. Profil WIUP atau WIUPK, meliputi lokasi dan
aksesibilitas wilayah, kepemilikan dan peruntukan
lahan, dan kegiatan usaha lain di sekitar WIUP atau
WIUPK;
2. Rona lingkungan awal meliputi peruntukan lahan,
morfologi, air permukaan dan air tanah, biologi akuatik
dan terestrial, serta sosial, budaya, dan ekonomi
sesuai dengan dokumen lingkungan hidup yang telah
disetujui.
3. Deskripsi kegiatan pertambangan, meliputi keadaan
cadangan awal, sistem dan metode penambangan,
pengolahan
dan/atau pemurnian serta
fasilitas
penunjang;

4. Rona lingkungan akhir, meliputi keadaan cadangan tersisa, peruntukan lahan, morfologi, air permukaan
dan air tanah, serta biologi akuatik dan teresterial, serta sosial, budaya, dan ekonomi;
5. program pascatambang, meliputi:
1. reklamasi pada lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas tambang;
2. pemeliharaan dan perawatan hasil reklamasi;
3. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat; dan
4. pemantauan.
6. Organisasi, termasuk jadwal pelaksanaan pascatambang;
7. Kriteria keberhasilan pascatambang (Lampiran XIV)
8. Rencana biaya pascatambang.

RENCANA BIAYA PASCATAMBANG


Rencana
biaya
pascatambang
berdasarkan biaya:

dihitung

a. biaya langsung, antara lain:


1. pembongkaran;
2. reklamasi;
3. penanganan bahan berbahaya dan
beracun (B3) serta limbah B3;
4. pemeliharaan dan perawatan;
5. pemantauan; dan
6. aspek sosial, budaya, dan ekonomi(*);
b. biaya tidak langsung, antara lain:
1. mobilisasi dan demobilisasi;
2. perencanaan pascatambang;
3. administrasi dan keuntungan pihak
ketiga sebagai kontraktor pelaksana
reklamasi; dan
4. supervisi.

(*)Biaya

jaminan pascatambang
harus memperhitungkan nilai uang
masa depan pada saat
pelaksanaan pascatambang.
(*)Biaya

aspek sosial, budaya, dan


ekonomi diatur dalam rangka
meningkatkan kewirausahaan
setelah memasuki pascatambang
Rencana biaya pascatambang
harus menutup seluruh biaya
pelaksanaan kegiatan
pascatambang termasuk
pelaksanaan kegiatan
pascatambang yang dilakukan oleh
pihak ketiga

(*)Biaya

jaminan pascatambang harus memperhitungkan NILAI UANG MASA DEPAN selama


periode pelaksanaan pascatambang.
(*)Nilai uang masa depan mengacu pada suku bunga obligasi pemerintah apabila mata uang
dalam Rupiah dan/atau suku obligasi dolar Amerika Serikat bila mata uang dolar Amerika
Serikat.

10

KONSULTASI DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN(*)

Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi dalam menyusun rencana


pascatambang harus berkonsultasi dengan pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan terdiri atas:
a. instansi Pemerintah, dinas/instansi pemerintah provinsi, dan/atau
dinas/instansi kabupaten/kota yang membidangi pertambangan mineral dan
batubara;
b. instansi terkait lainnya(mis. Bappeda, BLHD, PU, Kehutanan, sektor
pertanian dll); dan
c. masyarakat yang akan terkena dampak langsung akibat kegiatan usaha
pertambangan.
Hasil konsultasi wajib dibuat dalam bentuk berita acara yang ditandatangani
oleh para pemangku kepentingan
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan rencana
pascatambang disertai dengan berita acara hasil konsultasi bersamaan dengan
pengajuan permohonan IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya
11

PENILAIAN DAN PERSETUJUAN


1. Penilaian dan Persetujuan Rencana Reklamasi
Tahap Eksplorasi
2. Penilaian dan Persetujuan Rencana Reklamasi
Tahap Operasi Produksi
3. Penilaian dan Persetujuan Rencana
Pascatambang

PERSETUJUAN RENCANA REKLAMASI TAHAP


EKSPLORASI
Menyampaikan Rencana
Reklamasi pada saat akan
memulai kegiatan ekslporasi

IUP EKSPLORASI

Menteri/Gub/Bup
30 hari
Menyampaikan
Penyempurnaan Rencana
Reklamasi

30 hari
tidak termasuk
jumlah hari yang
diperlukan untuk
penyempurnaan
rencana
reklamasi

180 hari
Menyampaikan
Perubahan Dokumen
Rencana Reklamasi

NOT OK

Evaluasi

> 30 hari tidak


memberikan
persetujuan
atau saran
penyempurnaan

OK

Jika terdapat Perubahan:


1. rencana eksplorasi;
2. dokumen lingkungan.

PERSETUJUAN

Persetujuan rencana reklamasi tahap eksplorasi termasuk di dalamnya penetapan besaran jaminan
reklamasi tahap eksplorasi sesuai jangka waktu eksplorasi dengan rincian tahunan. (Lampiran I, tabel 1
hanya contoh)

13

PERSETUJUAN RENCANA REKLAMASI TAHAP OPERASI


PRODUKSI
Menyampaikan Rencana Reklamasi bersamaan pengajuan IUP /IUPK OP
Penerbitan
IUP/IUPK
Operasi
Produksi

IUP/IUPK
OPERASI PRODUKSI

Menteri/Gub/Bup
30 hari
Menyampaikan Revisi
Rencana Reklamasi

30 hari
tidak termasuk
jumlah hari yang
diperlukan untuk
penyempurnaan
rencana
reklamasi

180 hari
Menyampaikan
Perubahan Dokumen
Rencana Reklamasi

NOT OK

Evaluasi

Jika terdapat Perubahan:


1. sistem dan metoda
penambangan;
2. kapasitas produksi;
3. umur tambang;
4. tata guna lahan; dan/atau
5. dokumen lingkungan hidup
yang telah disetujui

> 30 hari tidak


memberikan
persetujuan
atau saran
penyempurnaan

OK

PERSETUJUAN

Persetujuan rencana reklamasi tahap eksplorasi termasuk di dalamnya penetapan besaran jaminan
reklamasi tahap operasi produksi sesuai jangka waktu eksplorasi dengan rincian tahunan. (Lampiran II,
tabel 1 hanya contoh)

14

PERSETUJUAN RENCANA PASCATAMBANG


Menyampaikan Rencana Pascatambang bersamaan pengajuan IUP /IUPK OP
Penerbitan
IUP/IUPK
Operasi
Produksi

IUP/IUPK
OPERASI PRODUKSI

Menteri/Gub/Bup
30 hari
Menyampaikan Dok
Revisi Rencana
Pascatambang

60 hari
tidak termasuk
jumlah hari yang
diperlukan untuk
penyempurnaan
rencana
reklamasi

90 hari
Menyampaikan
Perubahan Dokumen
Rencana Reklamasi
paling lambat 2 tahun
sebelum akhir kegiatan
penambangan

NOT OK

proses

Evaluasi

Jika ada perubahan

Jika terdapat Perubahan:


1. Perubahan Rencana
Reklamasi Tahap Operasi
Produksi
2. Perubahan jadwal
pascatambang

OK

> 60 hari tidak


memberikan
persetujuan
atau saran
penyempurnaan

PERSETUJUAN

Persetujuan rencana pascatambang termasuk di dalamnya penetapan besaran jaminan pascatambang


dan jangka waktu penempatannya.

15

PELAKSANAAN DAN PELAPORAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pelaksanaan Reklamasi Tahap Eksplorasi


Pelaksanaan Reklamasi Tahap Operasi Produksi
Pelaksanaan Pascatambang
Pelaporan Reklamasi Tahap Eksplorasi
Pelaporan Reklamasi Tahap Operasi Produksi
Pelaporan Pascatambang
Peninjauan Lapangan

PELAKSANAAN DAN PELAPORAN REKLAMASI TAHAP


EKSPLORASI (*)

Pelaksanaan reklamasi wajib dipimpin oleh Kepala Teknik Tambang yang dibantu
oleh petugas yang berkompeten di dalam pelaksanaan reklamasi dan
pascatambang.
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi
tahap eksplorasi yang telah disetujui pada lahan terganggu akibat kegiatan
eksplorasi yang tidak digunakan lagi, antara lain:
a. lahan bekas eksplorasi (lubang pengeboran, sumur uji, dan parit uji)
b. lahan bekas sarana penunjang eksplorasi (akses jalan eksplorasi, base camp,
helipad, dan/atau workshop yang tidak digunakan lagi)
Pelaksanaan reklamasi wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah tidak ada kegiatan eksplorasi pada lahan terganggu
Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
reklamasi tahap eksplorasi disertai dengan permohonan pencairan jaminan
reklamasi tahap eksplorasi setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

17

PELAKSANAAN DAN PELAPORAN REKLAMASI TAHAP


OPERASI PRODUKSI (*)
Pelaksanaan reklamasi wajib dipimpin oleh Kepala Teknik Tambang yang dibantu
oleh petugas yang berkompeten di dalam pelaksanaan reklamasi dan
pascatambang.
Pemegang IUP/ IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi tahap
operasi produksi pada lahan terganggu akibat kegiatan operasi produksi meliputi
lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas tambang yang tidak digunakan lagi
Lahan di luar bekas tambang dengan sistem tambang terbuka antara lain:
a. tempat penimbunan tanah penutup;
b. tempat penimbunan bahan tambang;
c. jalan tambang dan/atau jalan angkut;
d. pabrik/instalasi pengolahan dan pemurnian;
e. bangunan/instalasi sarana penunjang;
f. kantor dan perumahan;
g. pelabuhan khusus/dermaga; dan/atau
h. lahan penimbunan dan/atau pengendapan tailing.
Lahan bekas tambang dengan sistem tambang bawah tanah antara lain shaft,
raise, stope, adit, decline, pit, tunnel, dan/atau final void.
18

PELAKSANAAN REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI


....lanjutan
Pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan reklamasi tahap operasi produksi disertai dengan permohonan
pencairan jaminan reklamasi setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
(*)

Dalam hal areal yang sudah direklamasi akan dibuka kembali untuk kegiatan
penambangan, pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan
rencana kegiatan penambangan untuk mendapat persetujuan dari Direktur
Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(*)

Rencana kegiatan penambangan wajib memperhitungkan nilai keekonomian


reklamasi yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi wajib dilakukan paling lambat 30
(tiga puluh) hari kalender setelah tidak ada kegiatan pada lahan terganggu.
(*)

Bilamana tidak ada kegiatan namun akan direncanakan untuk dilanjutkan


kembali, maka reklamasi dilaksanakan dalam rangka pengendalian kualitas air
permukaan, erosi, dan sedimentasi.
19

PENINJAUAN LAPANGAN PELAKSANAAN REKLAMASI


TAHAP EKSPLORASI (*)
Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan pencairan
jaminan reklamasi tahap eksplorasi/Operasi Produksi dalam jangka
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya
laporan
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan jaminan
reklamasi tahap eksplorasi wajib melakukan evaluasi terhadap
laporan pelaksanaan reklamasi tahap eksplorasi.
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan jaminan
reklamasi tahap eksplorasi dapat melakukan peninjauan lapangan
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah diterimanya
laporan pelaksanaan reklamasi tahap eksplorasi
Hasil peninjauan harus dibuat dalam berita acara yang memuat
penilaian keberhasilan reklamasi tahap eksplorasi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VIII
20

PENINJAUAN LAPANGAN PELAKSANAAN REKLAMASI


TAHAP OPERASI PRODUKSI

Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan pencairan
jaminan reklamasi tahap Operasi Produksi dalam jangka waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya laporan

(*) Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan jaminan
reklamasi tahap eksplorasi wajib melakukan evaluasi terhadap
laporan pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi
(*) Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan jaminan
reklamasi tahap eksplorasi/operasi produksi wajib melakukan
peninjauan lapangan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender
setelah diterimanya laporan pelaksanaan reklamasi tahap operasi
produksi
(*)Hasil peninjauan harus dibuat dalam berita acara yang memuat
penilaian keberhasilan reklamasi tahap eksplorasi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XII
21

PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PASCATAMBANG


(*) Pelaksanaan pascatambang wajib dipimpin oleh Kepala Teknik
Tambang yang dibantu oleh petugas yang berkompeten di dalam
pelaksanaan reklamasi dan pascatambang.
Pascatambang wajib dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah kegiatan penambangan dan/atau pengolahan dan/atau
pemurnian berakhir sesuai dengan rencana pasctambang yang disetujui.
Pemegang IUP/ IUPK Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan kegiatan pascatambang disertai permohonan pencairan
jaminan pascatambang setiap triwulan kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
(*) Permohonan pencairan jaminan pascatambang berisi rincian program
dan rencana biaya pascatambang yang telah dilaksanakan dan yang akan
dilaksanakan pada triwulan berikutnya berdasarkan RPT yang disetujui

PENINJAUAN LAPANGAN TERHADAP PELAKSANAAN


PASCATAMBANG

Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


sesuai dengan kewenangannya memberikan persetujuan pencairan
jaminan pascatambang dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari kalender setelah diterimanya laporan.
(*) Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan jaminan
pascatambang wajib melakukan evaluasi terhadap laporan
pelaksanaan pascatambang.
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya sebelum memberikan persetujuan pencairan jaminan
pascatambang wajib melakukan peninjauan lapangan paling lambat
paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah diterimanya
laporan pelaksanaan pascatambang
Hasil peninjauan harus dibuat dalam berita acara yang memuat
penilaian keberhasilan pelaksanaan pascatambang sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XVI

JAMINAN REKLAMASI
1. Jaminan Reklamasi Tahap Eksplorasi
2. Jaminan Reklamasi Tahap Operasi Produksi
3. Tata Cara Pelaksanaan Pencairan dan Pelepasan
Jaminan Reklamasi
4. Penetapan Pihak ketiga

JAMINAN PASCATAMBANG
1. Jaminan Pascatambang
2. Tata Cara Pelaksanaan Pencairan Jaminan
Pascatambang
3. Penetapan pihak ketiga

JAMINAN REKLAMASI TAHAP EKSPLORASI (*)


BENTUK JAMINAN

DEPOSITO BERJANGKA
Ditempatkan setiap tahun dalam bentuk mata uang rupiah
atau dolar Amerika Serikat.
Dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya eksplorasi
tahunan
Penempatan jaminan reklamasi tahap eksplorasi dilakukan
dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak rencana kerja dan anggaran biaya tahap
eksplorasi disetujui
Ditempatkan pada bank Pemerintah di Indonesia atas nama
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota qq
pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi yang
bersangkutan dengan jangka waktu penjaminan sesuai
dengan jadwal reklamasi.
Jaminan Reklamasi tidak menghilangkan kewajiban untuk
melaksanakan Reklamasi
25

JAMINAN REKLAMASI TAHAP OPERASI PRODUKSI


BENTUK JAMINAN

1.
2.
3.
4.

Rekening bersama pada bank Pemerintah


Deposito Berjangka
Bank Garansi yang diterbitkan oleh bank Pemerintah di Indonesia
Cadangan Akuntansi (Accounting Reserve)

Ditempatkan setiap tahun


dalam bentuk mata uang rupiah atau dolar
Amerika Serikat.
(*)Jaminan reklamasi tahap operasi produksi untuk periode 5 (lima) tahun
pertama wajib ditempatkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sekaligus
sesuai jangka waktu reklamasi.
(*) Jaminan reklamasi tahap operasi produksi untuk periode 5 (lima) tahun
berikutnya dapat ditempatkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sekaligus
sesuai jangka waktu reklamasi atau setiap tahun.
(*) dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya operasi produksi
tahunan.
Ditempatkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak rencana
reklamasi tahap operasi produksi disetujui
(*) Penempatan jaminan reklamasi setiap tahun untuk tahun berikutnya
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
sejak dimulainya tahun berjalan.
Jaminan Reklamasi tidak menghilangkan kewajiban untuk melaksanakan
Reklamasi

26

PERSYARATAN UNTUK PENEMPATAN DALAM BENTUK


Accounting Reserve (*)
Cadangan Akuntansi (Accounting Reserve), dapat ditempatkan apabila
Pemegang IUP atau IUPK tersebut memenuhi salah satu persyaratan
sebagai berikut:
terdaftar di bursa efek di Indonesia, atau yang terdaftar di bursa efek di luar
Indonesia dan telah menempatkan sahamnya pada bursa lebih dari 40%
dari total saham yang dimiliki; dan
mempunyai jumlah modal disetor tidak kurang dari US $ 50.000.000,00 (lima
puluh juta dolar Amerika Serikat) sebagaimana yang tercantum dalam akta
pendirian perusahaan dan/atau perubahannya yang disahkan oleh notaris.
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi yang
menempatkan jaminan reklamasi dalam bentuk Cadangan Akuntansi
(Accounting Reserve), wajib menyampaikan surat pernyataan penempatan
jaminan reklamasi yang disahkan oleh notaris kepada Menteri melalui
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak penetapan bentuk jaminan
reklamasi tahap operasi produksi.
Surat pernyataan sebagaimana dimaksud di atas harus disertai dengan laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik
27

Perubahan Jaminan Reklamasi


(*) Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya dapat memerintahkan pemegang IUP Eksplorasi atau
IUPK Eksplorasi untuk mengubah jumlah jaminan reklamasi tahap eksplorasi
apabila:
terjadi perubahan rencana eksplorasi; atau
biaya pelaksanaan kegiatan reklamasi tidak sesuai dengan rencana reklamasi.

Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya


dapat memerintahkan pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi
Produksi untuk mengubah bentuk jaminan reklamasi tahap operasi produksi
berdasarkan pertimbangan:
kinerja pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi; dan/atau
kemampuan keuangan Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi.

Direktur Jenderal atas nama Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai


dengan kewenangannya dapat memerintahkan pemegang IUP Operasi Produksi
atau IUPK Operasi Produksi untuk mengubah jumlah jaminan reklamasi tahap
operasi produksi apabila:
terjadi perubahan rencana reklamasi; atau
biaya pelaksanaan kegiatan reklamasi tidak sesuai dengan Rencana Reklamasi..
28

Kewajiban Melaksanakan Reklamasi

Penempatan jaminan reklamasi tidak


menghilangkan kewajiban Pemegang
IUP/IUPK untuk melaksanakan reklamasi.
Kekurangan biaya untuk menyelesaikan
reklamasi dari jaminan yang telah
ditetapkan, tetap menjadi tanggung jawab
Pemegang IUP/IUPK.

29

JAMINAN PASCATAMBANG
BENTUK JAMINAN

DEPOSITO BERJANGKA
dimuat dalam rencana kerja dan anggaran biaya operasi produksi tahunan
Ditempatkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak rencana
pascatambang disetujui
Penempatan jaminan pascatambang harus sudah selesai dilakukan 2 (dua)
tahun sebelum memasuki pelaksanaan pascatambang

ditempatkan pada bank Pemerintah di Indonesia atas nama Direktur


Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota qq pemegang IUP Eksplorasi,
IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, atau IUPK Operasi Produksi yang
bersangkutan dengan jangka waktu penjaminan sesuai dengan jadwal
pascatambang
ditempatkan dalam bentuk mata uang rupiah atau dolar Amerika Serikat.

Penempatan jaminan pascatambang tidak menghilangkan kewajiban


Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi untuk
melaksanakan pascatambang
Kekurangan biaya untuk menyelesaikan pascatambang dari jaminan yang
telah ditetapkan, tetap menjadi tanggung jawab Pemegang IUP Operasi
Produksi atau IUPK Operasi Produksi
30

TATA CARA PELAKSANAAN PENCAIRAN JAMINAN


REKLAMASI
Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya sebelum
memberikan persetujuan pencairan atau pelepasan jaminan reklamasi tahap operasi produksi,
selain melakukan evaluasi melakukan penilaian untuk pencairan atau pelepasan jaminan
reklamasi tahap operasi produksi.

Penentuan besaran pencairan dan pelepasan jaminan reklamasi meliputi:


a. Paling banyak 60 % (enam puluh perseratus) dari besaran jaminan reklamasi tahap
operasi produksi apabila telah selesai melaksanakan penatagunaan lahan yang terdiri dari:
1. pengaturan permukaan lahan;
2. penyebaran tanah pucuk (tanah zona pengakaran);
3. pengendalian erosi dan pengelolaan air;
b. Paling banyak 80 % (delapan puluh perseratus) dari besaran jaminan reklamasi tahap
operasi produksi apabila telah selesai melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan pekerjaan revegetasi, yang terdiri dari:
1. penanaman tanaman penutup (cover crop);
2. penanaman tanaman cepat tumbuh;
3. penanaman tanaman jenis lokal; dan/atau
4. pengendalian air asam tambang.
c. 100 % (seratus persen) dari besaran jaminan reklamasi tahap operasi produksi setelah
kegiatan reklamasi memenuhi penyelesaian akhir dari kriteria keberhasilan reklamasi tahap
operasi produksi
31

PENETAPAN PIHAK KETIGA PELAKSANAAN REKLAMASI TAHAP


EKSPLORASI DAN OPERASI PRODUKSI (*)

Dalam hal pemegang IUP Eksplorasi atau IUPK Eksplorasi tidak


memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaan reklamasi tahap
eksplorasi berdasarkan evaluasi laporan, penilaian pencairan jaminan
reklamasi tahap eksplorasi dan operasi produksi, dan/atau penilaian
lapangan, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melaksanakan
reklamasi tahap eksplorasi dan operasi produksi dengan
menggunakan jaminan reklamasi tahap eksplorasi
Penetapan pihak ketiga dilakukan apabila setelah 2 (dua) tahun
pelaksanaan reklamasi tidak mencapai kriteria keberhasilan 60%
Penetapan pihak ketiga dilakukan dengan cara:
a. pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Eksplorasi, atau
IUPK Operasi Produksi mengusulkan pihak ketiga yang memiliki Izin Usaha
Jasa Pertambangan di bidang pascatambang dan reklamasi kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
b. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
melakukan evaluasi untuk menetapkan pihak ketiga.
32

PENETAPAN PIHAK KETIGA PELAKSANAAN REKLAMASI TAHAP


EKSPLORASI DAN OPERASI PRODUKSI (*)
.........lanjutan

Pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi


Produksi, IUPK Eksplorasi, atau IUPK Operasi
Produksi dilarang melakukan kegiatan
penambangan sebelum reklamasi yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga dinyatakan
memenuhi kriteria keberhasilan reklamasi
minimal 80% (delapan puluh persen) oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
33

TATA CARA PELAKSANAAN PENCAIRAN JAMINAN


PASCATAMBANG
(*) Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dapat mengajukan
permohonan pencairan Jaminan Pascatambang berikut bunganya setiap triwulan
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal, gubernur atau bupati/walikota sesuai
kewenangannya dengan melampirkan:
a. realisasi biaya pelaksanaan program pascatambang setiap 3 (tiga) bulan; dan
b. rencana biaya dan program 3 (tiga) bulan berikutnya.
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya hanya dapat
memberikan persetujuan pencairan jaminan pascatambang berikut bunganya,
setelah memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaan pascatambang
(*) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya sebelum
memberikan persetujuan pencairan jaminan pascatambang wajib melakukan
evaluasi dan peninjauan lapangan.
Peninjauan lapangan dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah
diterimanya laporan pelaksanaan pascatambang dan Hasil peninjauan lapangan
sebagaimana harus dibuat dalam berita acara yang memuat penilaian keberhasilan
pascatambang
34

TATA CARA PELAKSANAAN PENCAIRAN JAMINAN PASCATAMBANG


.........lanjutan

Dalam hal Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi tidak
memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaan pascatambang berdasarkan evaluasi
laporan dan/atau penilaian lapangan kurang dari 60% (enam puluh persen)
setelah berakhirnya jangka waktu kegiatan pascatambang maka Pemegang IUP
Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan
perpanjangan jangka waktu untuk menyelesaikan kegiatan pascatambang yang
belum memenuhi kriteria keberhasilan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya hanya dapat
menyetujui perpanjangan jangka waktu untuk menyelesaikan kegiatan
pascatambang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 2 (dua) tahun
sejak berakhirnya kegiatan pascatambang tanpa disertai dengan pencairan sisa
jaminan pascatambangnya

35

PENETAPAN PIHAK KETIGA PELAKSANAAN REKLAMASI


PASCATAMBANG (*)

Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi


Produksi tidak memenuhi kriteria keberhasilan pelaksanaan
pascatambang berdasarkan evaluasi laporan dan/atau penilaian
lapangan kurang dari 60% setelah berakhirnya jangka waktu
perpanjangan kegiatan pascatambang, maka Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya menetapkan
pihak ketiga untuk melaksanaan pascatambang
Penetapan pihak ketiga dilakukan dengan cara:
a. pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Eksplorasi, atau
IUPK Operasi Produksi mengusulkan pihak ketiga yang memiliki Izin Usaha
Jasa Pertambangan di bidang pascatambang dan reklamasi kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
b. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
melakukan evaluasi untuk menetapkan pihak ketiga.

36

1. PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI


2. PENYERAHAN LAHAN
PASCATAMBANG

PENYERAHAN LAHAN REKLAMASI (*)


Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dalam
menyerahkan lahan yang telah direklamasi kepada pihak yang berhak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan melalui Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya setelah memenuhi:
a. prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan
dan kesehatan kerja dan atau konservasi mineral dan batubara
b. 100% (seratus persen) kriteria keberhasilan reklamasi
Penyerahan lahan merupakan bagian dari rencana pascatambang atas sebagian
WIUP Operasi Produksi
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
peninjauan lapangan sebelum memberikan persetujuan penyerahan lahan yang
telah direklamasi dan Hasil peninjauan lapangan wajib dituangkan dalam bentuk
berita acara
Tanggung jawab pemeliharaan dan pemantauan lahan yang telah direklamasi oleh
pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi dinyatakan berakhir
setelah Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
memberikan persetujuan penyerahan lahan yang telah direklamasi

PENYERAHAN LAHAN PASCATAMBANG (*)


Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi yang telah selesai
melaksanakan pascatambang wajib menyerahkan lahan pascatambang kepada
pihak yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan melalui Menteri,
gubernur
Penyerahan lahan merupakan keseluruhan dari pascatambang di seluruh WIUP
Operasi Produksi.
Penyerahan lahan dilakukan setelah memenuhi :
a. prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, keselamtan
dan kesehatan kerja dan atau konservasi mineral dan
b. 100% (seratus persen) kriteria keberhasilan pascatambang sebagaimana
tercantum dalam rencana pascatambang yang disetujui
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
peninjauan lapangan sebelum memberikan persetujuan penyerahan lahan yang
telah dilakukan pascatambang dan hasil peninjauan lapangan dituangkan dalam
berita acara
Dalam hal masa berlaku IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi telah
berakhir, tidak menghilangkan kewajibannya untuk melaksanakan pascatambang

Berakhirnya masa berlaku


IUP Operasi produksi dan IUPK Operasi
Produksi yang telah berakhir masa berlakunya,
tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP
Operasi produksi dan IUPK Operasi Produksi
untuk melaksanakan Pascatambang
dalam rangka pelaksanaan pascatambang
sebagaimana dimaksud, direktur jenderal atas
nama menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
dengan kewengangannya menerbitkan surat
mengenai pelaksanaan pasctambang pada
pemegang IUP Operasi produksi dan IUPK
Operasi Produksi
40

SANKSI
1

Peringatan
tertulis

Penghentian
sebagian atau
seluruh
kegiatan
penambangan

Pencabutan
izin

Sanksi administratif berupa pencabutan IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK
Eksplorasi, atau IUPK Operasi Produksi, dikenakan kepada pemegang IUP Eksplorasi, IUP
Operasi Produksi, IUPK Eksplorasi, atau IUPK Operasi Produksi yang tidak melaksanakan
kewajiban sampai dengan berakhirnya jangka waktu pengenaan sanksi penghentian
sementara sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan
41

Anda mungkin juga menyukai