Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

Disusun oleh:
1. Derryl Tri Jaya (061340411682)
2. Erlangga Pangestu (061340411685)
3. Feraliza Widanti (061340411686)
4. Juriwon (06134041)
5. Meilani Kharlia Putri (06134041)
6. Nita Saraswati (06134041)
7. Seppy Fajriani (06134041)

Kelas : 1EGD

JURUSAN TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2013

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

I.

II.

TUJUAN

Mampu menggunakan alat-alatukur dasar

Mampu menentukan ketidakpastian padapengukuran tunggal dan berulang

Mengerti arti angka berarti

ALAT DAN BAHAN


a) Alat :
1. Penggaris plastik

1 Buah

2. Jangka sorong

1 Buah

3. Termometer

1 Buah

b) Bahan:
1. Tabung Reaksi

III.

3 Buah

2. Gelas Kimia

3 Buah

3. Bola-bola Kecil

1 Buah

4. Kotak Mikrometer Skrup

1 Buah

5. Kotak Pensil

1 Buah

6. Kotak Jangka Sorong

1 Buah

7. Pipa Berongga

1 Buah

GAMBAR ALAT DAN BAHAN (Terlampir)

IV.

DASAR TEORI

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan


sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu
pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang
sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat
diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu besaran fisis
dengan menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar X0,
melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan dalam praktikum adalah jangka
sorong, mikrometer skrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat, stopwatch, dan
beberapa alat ukur besaran listrik. Masing masing alat ukur memiliki cara untuk
mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur.
Nilai Skala Terkecil
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi lagi,
inilah yang disebut dengan Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada
NST ini. Pada Gambar 3 dibawah ini tampak bahwa NST = 0.25 satuan.

Gambar 3 - Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0.25 satuan
Nonius
Pada gambar dibawah ii, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 17 satuan dan dengan
nonius adalah 16.5 + 4 x 0.1 = 17.4 satuan, karena skala nonius yang berimpit dengan skala
utama adalah skala ke-4 atau N1=4

PARAMETER ALAT UKUT


Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami, diantaranya:
1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variable yang
diukur.
2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
3. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variable yang diukur.
4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat
ukur.
5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.
KETIDAKPASTIAN
Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan
lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini pengukuran
mengalami gangguan. Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya
suatu besaran melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap pengukuran harus dilaporkan
dengan ketidakpastiannya.
Ketidakpastian dibedakan menjadi dua,yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif.
Masing masing ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal dan berualang.
Ketidakpastian Mutlak
Suatu nilai ketidakpastia yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri.
Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah dari
NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal
adalah:
x = NST
dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai
X = x x
Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
dantaranya adalah menggunakan kesalahan rentang atau bisa juga menggunakan standar
deviasi.
\

Kesalahan Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada
pengukuran tunggal. Kesalahan Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan
ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3,
xn
Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar

x-bar = (x1 + x 2 + + xn)/n

Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat
dituliskan

x = (xmax xmin)/2

Penulisan hasilnya sebagai:

x = x-bar x
Standar Deviasi
Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul
data x1, x2, x3, xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:

Kesalahan dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak
mungkin kita ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.

Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat
menyatakan bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x ) sampai (x + ).
Dan untuk penulisan hasil pengukurannya adalah x = x

Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil
pengukuran. Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu:
KTP relatif = x/x
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai
X = x (KTP relatif x 100%)

Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)


Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh
ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai
permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan hasil
operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel
berikut ini.
Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a a) dan (b b). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran
baru.
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran:
1. Jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahan dan satu penduga. Rahang dalam digunakan
untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar untuk mengukur
diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga digunakan untuk mengukur
kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam centimeter dan milimeter.
Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan dibagi dalam 10
skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm
atau 0,01 cm.
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan
panjang benda sampai nilai 10 cm

2. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran
maksimum sekitar 2,50 cm, benda yang akan diukur panjangnya dijepit diantara bagian A dan
B. Untuk menggerakkan bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada mikrometer
sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap
penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit dengan skala putar.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN

Adapun langkah percobaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

1. Siapkanlah terlebih dahulu smua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Siapkanlah pula alat tulis yang akan digunakan untuk mencatat setiap hasil
percobaan yang telah dilalakukan.
(-)Untuk pengukuran tunggal dan berulang dengan menggunakan alat ukur penggaris plastik
dan jangka sorong,
1. Letakkan semua alat dan bahan diatas meja kerja.
2. Buatlah 2 buah format table untuk masing-masing pengukuran yang akan dilakukan
( pengukuran tunggal dan pengukuran berulang )
3. Ukurlah bahan-bahan yang hendak diukur satu persatu (untuk pengukuran tunggal)
4. Tuliskan hasil percobaan pada table pengukuran tunggal.
5. Ukurlah bahan yang akan diukur satu persatu secara berulang oleh masing-masing
anggota kelompok ( untuk pengukuran berluang )
6. Tuliskan kembali hasil pengukuran yang telah dilakukan pada table pengukuran
berulang.
7. Sisihkan alat dan bahan yang telah digunakan agar dapat melakukan pengukuran
berikutnya dengan alat dan bahan yang berbeda.

(-) Untuk pengukuran tunggal dan berulang dengan menggunakan thermometer.


1. Sipakan alat dan bahan yang akan digunakan dan letakkanlah diatas meja kerja.
2. Ambil dan isikanlah air yang akan diukur kedalam gelas kimia (air kran,air
hangat,dan air dingin)
3. Buatlah 2 buah format table untuk masing-masing penguluran yang digunakan
(tunggal dan berulang)
4. Ukurlah suhu masing-masing air dengan menggunakan thermometer.
5. Tuliskan hasil pengamatan pada table pengukuran tunggal.
6. Ukur kembali suhu masing-masing air menggunakan thermometer oleh setiap anggota
kelompok.
7. Tuliskan kembali hasil pengamatan tersebut pada table pengukuran berulang.
8. Rapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan .

VI.

DATA HASIL PENGAMATAN

a. Pengukuran Tunggal
1. Pengukuran tunggal menggunakan penggaris plastic.
No

Nama Benda

Ukuran

Kotak Pensil

19,1 cm

Kotak Mikrometer Skrup

13,7 cm

Kotak Kayu

25,6 cm

2. Pengukuran tuggal dengan menggunakan jangka sorong.


No

Nama Benda

Ukuran

Bola-bola Kecil

20,0 cm

Diameter Luar Pipa

26,7 cm

3. Pengukuran tunggal menggunakan thermometer.


No

Nama Benda/Jenis Air

Ukuran/Suhu

Air Panas

610C

Air Kran

320C

Air Dingin

360C

b. Pengukuran Berulang.
1. Pengukuran dengan menggunakan penggaris plastic
No

Nama Barang Yang


Diukur

Percobaan
I

II

III

IV

VI

VII

Kotak Pensil

19,2

19,2

19,1

19,0

19,0

19,0

19,0

Kotak Mikrometer

13,8

13,7

13,7

13,8

13,8

13,5

13,8

Kotak Kayu

25,5

25,6

25,6

25,5

25,5

25,6

25,6

2. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong


No

Nama Barang Yang


Diukur

Percobaan
I

II

III

IV

VI

VII

Pipa

26,5

26,6

26,6

26,5

27,0

26,7

27,0

Bola-bola Kecil

20,0

20,1

20,0

20,0

20,0

20,4

20,0

VI

VII

3. Pengukuran dengan menggunakan thermometer.


No

VII.

Nama Barang Yang


Diukur

Percobaan
I

II

III

IV

Air Hangat

380C

360C

360C

350C

350C

340C

340C

Air Kran

320C

310C

320C

320C

320C

320C

310C

Air Dingin

310C

320C

320C

330C

320C

310C

320C

PERHITUNGAN

I.

Ketidakpastian mutlak pada pengukuran data tunggal


a. Pada penggaris
x = NST
= (1mm) = 0,05 mm
b. Pada Jangka Sorong
x = NST
= (1mm) = 0,05 mm

(-) Dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai berikut


a. pada penggaris

VIII.

ANALISIS PERCOBAAN
Percobaan pengukuran panjang,diameter dan suhu menggunakan alat-alat ukur
dasar seperti penggaris plastic,jangka sorong dan juga thermometer. Percobaan ini
bertujuan untuk menentukan ketidakpastian tunggal dan berulang pada pengukuran.
Dari hasil pengamatan didapat bahwa pangukuran tunggal untuk kotak pensil ,
kotak micrometer skrup dengan mnggunakan penggaris plastic secara berurutan
adalah 19,3 cm ,13,7 cm, 25,6 cm. untuk bola besi, diameter luar pipa berurutan
adalah 20,0 cm , 26,7 cm , menggunakan jangka sorong .unttuk suhu air panas,air
dingin dan juga air kran berturut-turut adalah 610C,360C dan 320C.
Untuk pengukuran berulang ketidakpastian relatifnya pada penggaris plastic
berturut-turut adalah sebagai berikut : 20,07 0,2 mm dan 26,70,25 mm. Pada
thermometer 36,50C20C, 31,50C10C dan 310C0,50C.
Dalam suatu percobaan kita harus berusaha mempelajari caranya ,kita harus
mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang telah kita lakukan . setiap
pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan
antara dua hasil pengukuran .
Ketidakpastian juga disebut kesalahan,karena menujukkan perbedaan antara
nilai ukur dan nilai sebenarnya. Factor penyebab nya yaitu kesa;ahan bersistem ,
ksalahan acak, skala terkecil dan kesalahan kalibrasi, titk nol , paralaks,fluktuasi
pegas serta adanya kemungkinan gesekkan.

IX.

KESIMPULAN

1. Memastikan bahwa dalam pengukuran selalu terdapat ketidakpastian hasil


pengukuran karena setiap orang memiliki prediksi hasil yang berbeda-beda
dalam mengukur benda. Oleh karena itu, pada settiap alat ukur terdapat angka
ketelitian . jangka sorong memiliki angka ketelitian 0,05 mm dan micrometer
skrup memiliki angka ketelitian 0,01 mm.
2. Ketidakpastian pengukuran adalah suatu rentan nilai dimana disekitar nilai suatu
pengukuran terdapat nilai yang sebenarnya. Nilai ketidakpastian dari suatu alat
ukur diharapkan berada dibawah nilai yang telah ditentukan dalam table/grafik
sehingga dianggap masih mempunyai nilai akurasi yang tinggi untuk pengukuran
. digunakan hasil/nilai rata-rata yang kemudian dijadikan hasil pengukuran.
3. Metode kuadrat terkcil digunakn untuk melakukan regresi dan pencocokan kurva
yang diharapkan dapat membentuk persamaan matematis tertentu.

X.

DAFTAR PUSAKA
Buku penuntun praktikum fisika terapan politeknik negeri sriwijaya
ervinaseptiani.blogspot.com
ifd.fmipa.itb.ac.id
sesaat-fajarzg.blogspot.com
alvinburhani.wordpress.com

LAMPIRAN
c.

Gambar Alat :

1. Penggaris

3. Thermometer

2. Jangka Sorong

d. Gambar Bahan
1. Gelas Kimia

2. Bola besi

3. Kotak Mikrometer Skrup/ kotak pensil / kotak jangka sorong

4. Pipa berongga

Anda mungkin juga menyukai