No.Dokumen
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Pemeriksaan darah
Terapi
I. Abortus imminens
a.
Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam
pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran
darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
b.
menenangkan penderita.
c.
Tokolitik
d.
e.
Antiprostaglandin 3x500mg
Perbaiki KU
2.
Kosongkan uterus
3.
4.
Amoxycicillin 4500 5 hr
Penyulit
Ada 3 penyulit:
a.
Anemia
Infeksi
Perforasi
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
Pemberian uterotonik
1.
Cuningham F.G.MD, Mac Donald P.C.MD, Garet
N.F.MD, Abortion, William Obstetric 18ed, Applenton & Large
Connecticut p.489-509
2.
Jones, G.C. Jones H.W. Infertility recurret dan spontaneous
abortion, In: Novaks Textbook of Gynaecology, tenth edition,
KEHAMILAN EKTOPIK
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
kehamilan abdominasi
b.
c.
d.
e.
kehamilan ovarialal
f.
g.
kehamilan komu
h.
Kriteria Diagnosa
kehamilan serviks
Anamnesis
a.
Tanda-tanda syok
Hipotensi
Takikardi
b.
Abdomen akuta
dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
penunjang
Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadangkadang sulit diketahui karena nyeri abdomen yang
hebat.
Radang panggul
Appendisitis
Abortus iminens
a.
b.
Pemeriksaan Laboratorium
Ditalasi
Kuretase.
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Kuldosentesis
Pemeriksaan Laparoskopi
:
:
Kehamilan Abdominal:
Bila mudah kantung dan plasenta diangkat
Otopsi
Referensi
1. Lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan
RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan
terapi Edisi III 2008
2. Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF
Hypertensiv disorder in pregnancy. William
obstetric 20th Ed 718-723, 1997
3. Friedman E.A. Gynecology Decision making, The
C.V. Mosby Company-Saint LouisToronto-London,
1983, p. 166-167.
4. Russell J.B. The ethiology of ectopic pregnancy.
Clin. Obstet & Gynec. 30, No. 1, 191190: March
1987.
5. Seppala M., Purthonen M. The Use of HCG and
other pregnan4 proteins in the diagnosis of ectopic
pregnancy. Clin. Obstet & gynec. 30, No. 1, 148154 : March 1987.
6. Wectein L.N. Clinical diagnosa of ectopic
pregnancy. Clin Obstet & Gynec., 30, No. 1, 236244, March 1987
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
:
:
Urine
Liver fungsi
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Perlu
Penyakit Dalam
Penyakit Jiwa
Spesialis Saraf
Ringan
Lama Perawatan
1. Berat
: 7 hari
: Tergantung dengan penyulit yang telah
didapat.
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
1
2
Nama Penyakit
Definisi
:
:
ABORTUS
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan
sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri,
sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Pemeriksaan Penunjang
Abortus komplit
Abortus inkomplit
Abortus insipiens
Abortus imminens
Standar Tenaga
Perawatan RS
Terapi
Rawat inap
I. Abortus imminens
f.
Istilah baring, tidur baring merupakan unsur
penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsang mekanis.
g.
Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat diberikan
untuk menenangkan penderita.
II. Abortus insipiens :
Dengan kehamilan < 12 minggu yang biasanya disertai
dengan pendarahan. Penanganan terdiri atas
pengosongan uterus dengan segera. Pengeluaran hasil
konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam ovum disusulkan dengan kerokan.
III. Abortus inkompletus
Disertai syok karena pendarahan, segera diberikan infus
intra vena NaCl fisiologi atau cairan Ringer yang
selakas mungkin dan disusul dengan darah. Setelah
syok diatasi, dilakukan kerokan pasca tindakan
disuntikkan intramuskuler ergometrin untuk
mempertahankan kontraksi otot uterus..
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita
anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan
supaya makanannya banyak mengandung protein,
vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
Penyulit
Ada 3 penyulit:
d.
Anemia
Infeksi
Perforasi
10
11
12
Informed Concent
Konsultasi
Lama Perawatan
:
:
:
13
Masa pemulihan
14
15.
Output
PA
:
:
16
Otopsi
Pemberian uterotonik
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Definisi
Pemeriksaan inspekulo:
Diagnosa Banding
Stress inkontinensia
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Konservatif :
Rawat di RS
B.Aktif:
a.
Bila pelvik skor < 5, diakhiri persalinan dengan
seksio sesarea.
Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, partus per vaginam.
Terapi
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Infeksi
umum pasien.
3-5 hari
2 minggu
Sembuh total
PERSALINAN PRETERM
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Kehamilan multiple
Hidramnion
Anomaly uterus
Iritabilitas uterus
Minor :
riwayat pielonefritis
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
istirahat baring
Janin sungsang
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Pada bayi :
perdarahan intracranial
trauma persalinan
sepsis
gangguan neurology
Perlu, tertulis
Output
PA
Otopsi
Referensi
1.
lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU
dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi
III 2008
2.
Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF
Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th
Ed 718-723, 1997
PERDARAHAN
ANTE PARTUM
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Perokok
Hipertensi
Multi paritas
Pemeriksaan:
Keadaan tensi, nadi, pernafasan.
Obstetrik :
Periksa luar
PMDO
persalinan.
Diagnosa Banding
USG
Solusio plasenta
Batasan : terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
fundus uteri/corpus uteri sebelum janin lahir.
a.
Ringan:
Sedang:
Berat:
Plasenta Previa:
Batasan :
Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
Vasa Previa :
Batasan:
Tali pusat berinsersi pada selaput ketuban dimana
pembuluh darahnya diantara lapisan amnion dan korion
melalui pembukaan serviks.
Pemeriksaan
penunjang
a.
Laboratorium
Kardiotokografi
USG
:
:
Ekspektatif
Tirah baring
Atasi anemia
Aktif
a.
Resusitasi cairan
PDMO:
resusitasi cairan
Atasi anemia
PDMO
Solusio Plasentae
Plasenta Previa
C.
2.
Terdapat Renjatan
1. Solusio plasenta
A. Karena penyakit:
Pada ibu:
Renjatan
Plasenta acreta
Pada Janin:
Asfiksia
BLLR
RDS
B. Karena Tindakan/terapi
Pada Ibu :
Reaksi tranfusi
Kelebihan cairan
Renjatan
Infeksi
Pada Janin :
Asfiksia
Informed Consent
Konsultasi
Infeksi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
RUPTURA UTERI
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Perdarahan pervaginam
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
:
Mola destruens
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
Sepsis
Renjatan Irreversibel
Perlu
1 minggu
3 bulan
sembuh total
sembuh parsial
Fistula vesiko-vagina.
PA
Otopsi
Referensi
Definisi
Kriteria Diagnosa
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Diagnosa Banding
Revisi 0
abses peri-apendikuler.
mioma uteri.
hidrosalping.
perforasi apendik.
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
PARTUS KASEP
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
2.
Meteorismus.
3.
Febris.
4.
1.
2.
His hilang.
3.
4.
didorong ke atas.
5.
vagina.
IV. Tanda-tanda gawat janin.
1. Air ketuban bercampur mekonium.
2.
ireguler.
3.
yang konvulsive).
Keadaan umum Ibu :
1.
Dehidrasi
2.
Panas
3.
Meteorismus
4.
Syok
5. Anemia
6.
Oliguria.
II. Palpasi
1.
2.
3.
III.
Auskultasi
Takikardi / bradikardi
Ireguler
IV.
Pemeriksaan dalam
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Laboratorik, USG
:
:
2.
3.
4.
Pemberian kalori.
5.
Pemberantasan infeksi.
6.
II.
l.
Penurunan panas.
: 500 cc
Dextrose 5 10 %
: 500 cc
Pembukaan lengkap
Ibu .
1.
4.
5.
II. Anak
1.
2.
Informed Consent
Konsultasi
Perlbelum tindakan
Penyakit dalam , Anak
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
3-7 hari
2 minggu
baik
LETAK SUNGSANG
No.Dokumen
Revisi 0
STANDAR .
PELAYAN
AN MEDIS Tanggal Terbit :
1 dari 2
Ditetapkan,
Definisi
Halaman
Direktur
a. letak bokong
b.
c. letak kaki
Kriteria
Diagnosa
:Pemeriksaan fisik.
1. Palpasi
Leopold I
Leopold II
: teraba punggung disatu sisi, bagian-bagian kecil disisi
lain. Leopold III dan IV: bokong teraba dibagian bawah rahim.
2. Ultrasonografi
Dipertahankan untuk :
konfirmasi letak janin apabila pemeriksaan fisik tidak jelas.
menentukan letak plasenta.
primigravida
multigravida ( Kala I )
Primi
Multi
Pernah su
Tidak
1x
>2x
EFW
> 3630
Usia Kehamilan
3629-3176
> 3176
> 39 mg
38 mg
< 37 mg
Stasion
< -3
Dilatasi
Syarat : Z.A. skor hanya berlaku untuk kehamilan aterm atau EFW diatas
2500 gram. Skor kurang dari 3
: persalinan perabdominan.
Skor 4
: persalinan pervaginam
3-7 hari
2 minggu
Baik
POST DATE
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Definisi
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Persalinan aterm
Pemeriksaan
penunjang
USG :
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
Amniotomi :
Amniotomi :
baik
-> Penilaian kesejahteraan secara
ini > sampai induksi persalinan memungkinkan.( PS > 5 )
3. Penilaian Kesejahteraan Janin baik
Bila Skor pelvik : matang ( > 5) drip oksitosin tanpa
amniotomi.
Bila Skor pelvik belum matang ( PS < 5).
Tunggu dengan melakukan penilaian janin secara seri,
dilakukan NST sekurangkurangnya 1 x seminggu s/d PS >
5 untuk dilakukan drip oksitosin.
Bila hasil penilaian kesejahteraan janin secara seri raguragu atau jelek lihat bagan penilaian kesejahteraan janin
ragu-ragu atau jelek.
CATATAN:
1. Bila drip oksitosin dinyatakan gagal pada kasus-kasus
dengan amniotomi dilakukan seksio sesar, pada kasus-kasus
tanpa amniotomi keesokan harinya dilakukan penilaian
kesejahteraan janin ulang kemudian dilihat hasil penilaian
kesejahteraan janin dan diikuti bagan skema penilaian
kesejahteraan janin seperti diatas.
2. Yang dimaksud dengan hasil penilaian kesejahteraan
janin ialah has il NST, dan jumlah cairan ketuban.
3. NST belum tersedia di RSUIT
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
2 minggu
Baik
VAGINOSIS BAKTERIAL
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Revisi 0
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Halaman
Perawatan RS
Terapi
Penyulit
1.
1. Pada kehamilan resiko abortus, partus
prematurus, khorioamnionitis
2. Endometritis
3. Adnexitis
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
3-5 hari
Seminggu
Baik
VAGINITIS TRICHOMONIASIS
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Definisi
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Direktur
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
Pemeriksaan parasit, pH
:
:
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
1 minggu
Baik
1.
1. Soper David E Novaks Gynecologi edisi
XIIp 429-445
2. Carter James E, Pelvic Inflamatory disease ,
pelvic pain diagnosis and management.
Lippincot William 8c Wilkin. Edisi tahun
2000 bab IX
VULVOVAGINAL KANDIDIASIS
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
KOH
:
:
2. Kasus kronis
ketoconazole 400mg atau fluokonazole 200mg/ dosis
tunggal/hari sampai keluhan hilang, dilanjutkan
ketoconazole 400mg atau fluokonazole 150mg/minggu
selama 6 bulan
Penyulit
3-7 hari
2 minggu
Baik
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
PROLAP UTERI
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Kontipasi
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
estrogen
ISK
Sebelum tindakan
INFERTILITAS
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
:
:
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
Revisi 0
Analisis sperma
penunjang
Laparaskopi-histeroskopi
Uji pasca senggama
Histerosalfingogrfi (HSG)
Pemeriksaan panas badan basal/ body basal temperatur
Biopsi endometrium
.
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
:
:
DISTOSIA
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
1 dari 2
Ditetapkan,
Definisi
Kriteria Diagnosa
Direktur
: 8 jam
Fase akselerasi
: 2 jam
: 2 jam
: primigravida 1 ,5 jam
Multigravida 1 jam
Parameter untuk menilai proses kemajuan persalinan :
Pemeriksaan
penunjang
USG
Standar tenaga
Perawatan RS
:
:
Terapi
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
KANKER SERVIKS
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Kriteria Diagnosa
:
:
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Diagnosa Banding
Ca endometrium
Ca ovarium
Pemeriksaan
penunjang
Pap smear
Kolposkopi
Biopsi
Dilatasi dan kuretaseboratorium
Konisasi
Labortorium
Radologi
Usg
Endoskopi
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
MIOMA UTERI
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Kriteria Diagnosa
v Gejala klinis :
1. bisa tanpa gejala
2. rasa penuh atau berat di perut bagian bawah atau
benjolan yang padat dan kenyal.
3. gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus
Diagnosa Banding
:
Kehamilan
Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
Kelainan bawaan rahim
Pemeriksaan
penunjang
:
v USG pada kasuis terpilih
v Kuret dan pemeriksaan PA pada kasus perdarahan
v D/K bertingkat pada penderita disertai dengan
pendarahan untuk menyingkirkan patologi lain pada
endometrium ( hiperplasia endometrium atau
adenokarsinoma endometrium)
v Tes kehamilan
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
operatif
diit TKTP
Usia 35-45 th histerektomi dan unilateral
salfingooophorektomi
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Infeksi
Infertilitas
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Usia terjadinya:
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Kelainan organik
Kelainan hematology
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan hematologi
:
:
Terapi
1. sudah menikah
2. life saving untuk belum menikah.
Pengobatan hormonal:
1. PUD ovulasi
1.
Pendarahan pertengahan siklus Estrogen 0.626 1.25
hari ke 10-15 siklus.
2.
Pendarahan bercak pra haid Progesteron 5- 10 mg hari
ke 17 26 siklus
3.
Polimenorea : progesteron 10 mg hari ke 18 25
siklus
1. PUD Anovulasi:
Menghentikan pendarahan segera
Kuret medisinalis:
1.
Anovulasi stimulasi CC
2.
Hiperprolakstin bromokriptin
3.
Polikistik ovarii kortikosteroid lanjutan stimulasi
CC.
Setelah darah berhenti atau siklus:
a.
Anovulasi stimulasi CC
b.
Hiperprolaktin bromokriptin
c.
CC.
4 jam atau
Anemia berat
Penyulit
Informed Consent
Konsultasi
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
RADANG PANGGUL
(PELVIC INFLAMATORY DISEASE)
No.Dokumen
STANDAR PELAYANAN .
MEDIS
Tanggal Terbit :
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Kriteria Diagnosa
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
2.
Suhu diatas 38 C
3.
4.
Adanya pus dan kavun peritonel yang didapat dengan
kuldosentesis maupun laparoskopi
5.
Adanya abses pelvik dengan pemeriksaan bimanual
maupun USG
Di RSUI ORPEHA TULUNGAGUNG tidak dilakukan
pemeriksaan diagnostik dengan laparoskopik.
Berdasarkan rekomendasi Infection Disease Society for
Obstetrics & Gynecology, USA, Hager membagi derajat
radang panggul menjadi :
Derajat I
: Radang panggul tanpa penyakit ( terbatas
pada tuba dan ovarium ), dengan atau tanpa pelvioperitonitis.
Derajat II
: Radang panggul dengan penyulit
( didaptkan masa radang, atau abses pada kedua tuba dan
ovarium ) dengan atau tanpa pelvio-peritonitis.
Derajat III
: Radang panggul dengan penyebaran
diluar organ-organ pelvik, misal adanya abses tubo ovarial
Diagnosa Banding
Pemeriksaan
1.
2.
Abortus septikus
3.
4.
Endometriosis
5.
Apendisitis
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
Penyakit segera
Perlu
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
1.
Faukner.S dan Soman M.Pelvic Inflammatory
Disease manual of , outpatient Gynecology. Little Brown
& Co, 1986, p.29-38.
2.
Hare M.J,.Genital Tract Infection in Women.
Churenhil Livingstone, New York, 1988.
3.
Jones H.W, Wentz A.C. et al. Novak Textbook of
Gynecology, 11`h edition, William & Wilkins 188, p.507524.
4.
Hacker F.N, Moore J.G. Essential of Obstetrics and
Gynecology. W.B.Saunders Company 1986, p.304-310.
5.
Handaya. Etiologi dan diagnosis penyakit radang
pelvik. Seminar, radang Pelvik, Jakarta Oktober 1987.
6.
Khoo S.K. Pelvik Inflammatory Disease. Journal of
Paed.Obs &` Gynecology, Nov/Des, 1986, p.29-39.
7.
Mattingley, R.F. Te Lindes Operative Gynecology.
Sixth Ed. Harper & Row Publ, Asia 1985.
8.
Moh. Dikman Angsar, Diagnosa Radang Panggul.
Simposium Penyakit Radang Panggul Pelvik, Denpasar
1988, hal.7-12.
ASUHAN ANTENATAL
No. Revisi
No. Dokumen
Ditetapkan
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tanggal terbit
Direktur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
a.
Umur suami istri, pekerjaan, pendidikan, suku, dan agama, riwayat
haid, KB dan kehamilan sekarang, pemeriksaan yang telah dilakukan,
gerakan janin, riwaynt perkawinan, kehamilan dan persalinannya, riwayat
penyakitnya dahulu, penyakit keluarga.
2.
a.
Memeriksa GCS, ada tidaknya anemia, ikterus, sianosis, sesak,
mengukur tinggi badan, memeriksa keadaan organ vital secara sistematis
dan singkat
3.
ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
TETAP
Halaman
Tanggal terbit
b.
c.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
Kunjungan berikutnya :
partus.
b)
3.2.1.
3.2.2.
SC.
2.
2.1. Pada KRR diperiksa pada karnar KRR dan KRT pada
kamar KRT.
2.1.1. Janin :
DJJ, ukuran dan perubahannya, jumlah ketuban, bagian
menengah dan penurunannya, serta aktivitas janin.
2.1.2. Ibu :
Tekanan darah, berat badan dan perubahannya, tinggu
fundus, keluhan-keluhan.
ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
TETAP
Unit terkait
Halaman
Tanggal terbit
DENGAN DOPPLER
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tanggal terbit
Direktur
Kebijakan
Prosedur
melaksanakan tindakan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
No. Revisi
Halaman
1/2
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Kebijakan
Prosedur
1.1.
1.2.
1.3.
Gelas ukur.
1.4.
Bengkok.
1.5.
Timba.
1.6.
1.7.
Tempat kotoran.
1.8.
1.9.
2. Pelaksanaan
2.1.
2.2.
Halaman
2/2
pasien.
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
2 Agustus 2008
2.3.
Memberi penjelasan pada pasien proses persalinan dan langkah
yang akan dikerjakan serta cara mengejan yang benar.
2.4.
2.5.
Melakukan anestesi lokal infiltrasi pada tempat eposiotomi
menggunakan lidocain 1%.
2.6.
2.7.
2.12.
2.13.
Membersihkan badan bayilmemandikan dan kemudian
membungkusnya.
Unit Terkait
(MELAHIRKAN PLASENTA)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tanggal terbit
Direktur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
2.
2.1.
Pelaksanaan
Penolong berada didepan vulva atau sampaing kanan pasien
PROSEDUR
TETAP
Halaman
2/2
Tanggal terbit
Unit Terkait
PADA PERSALINAN
No. Revisi
No. Dokumen
Halaman
1/3
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tanggal terbit
Direktur
Suatu tindakan pada ibu hamil baik yang sudah inpartu maupun
Yang belum inpartu dengan memasukkan Inf. D 5% dan oksitosin.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Persiapan
No. Dokumen
PROSEDUR
TETAP
No. Revisi
Halaman
2/3
Tanggal terbit
2.5. Yang dimaksud dengan his yang adekuat dalam Minis adalah his yang
mempunyai sifat sebagai berikut:
2.5.1. Interval setiap 3 5 menit, dengan fase relaksasi yang sempurna.
2.5.2. Lamanya: 40 60 detik.
PROSEDUR
TETAP
No. Revisi
Halaman
3/3
Tanggal terbit
Unit Terkait
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
01/MED/15
1/5
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Direktur
Tanggal terbit
Suatu tindakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan pada suatu tarikan
cunam yang dipasang pada kepalanya
Untuk segera melahirkan janin sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu
Tujuan
maupun janin.
Kebijakan
Prosedur
1.1. Ekstraksi cunan yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun
janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila
dibiarkari, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya.
1.2. Indikasi Relatif dibagi menjadi :
1.2.1. Indikasi De Lee. Ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah di dasar
panggul, putaran paksi dalam sudah sempurna, levator ani sudah
terenggang, dan syaratsyarat ekstrasksi cunam lainnya sudah dipenuhi.
Ekstraksi cunam atas indikasi elektif, di negara-negara Barat sekarang
banyak dikerjakan, karena dinegara-negara tersebut banyak dipakai
anestesia atau conduction analgesia guna mengurangi nyeri dalam
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
1
PROSEDUR
TETAP
Halaman
2/5
Tanggal terbit
1.2.2. Indikasi Pinard Ekstraksi cunam yang mempunyai syarat sama dengan
indikasi de lee, hanya di sini Pasien harus sudah mengejan selama 2 jam.
1.2.3. Keuntungan Indikasi Profilaktik, ialah :
1.2.3.l.
4. Syarat
Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi cunan, harus dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
4.1. Janin harus dapat lahir pervaginam ( tidak ada disproporsi,
sefalopelvik).
4.2.
4.3.
Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah terjadi
engagement).
4.4.
4.5.
Janin hidup.
4.6.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
1
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
5. Persiapan
5.1.Persiapan untuk lbu.
5.1.1. Posisi tidur lithotomi.
5.1.2.
Halaman
3/5
5.1.3.
5.1.4.
Desinfeksi vulva.
5.1.5.
5.1.6.
5.1.7.
5.1.8.
Gunting episiotomi.
5.1.9.
5.1.10.
Uterotonika.
5.2.
Mencuci tangan.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
4/5
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
6. Teknik
6.1. Cara Pcmasangan Cunam.
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan panggul ibu pada
waktu cunam tersebut dipasang, maka pemasangan cunam dibagi :
6.1.1. Pemasangan Sefalik (pemasangan biparietal, melintang terhadap
kepala), ialah pasangan cunam dimana sumbu panjang cunam sesuai dengan
diameter mentooksipitalis kepala janin, sehingga daun cunam terpasang
secara simetrik di kiri kanan kepala.
6.1.2. Pemasangan Pelvik (melintang terhadap panggul) ialah pcmasangan
cunam sehingga sumbu panjang cunam sesuai dengan sumbu panggul.
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam terpasang bilateral
kepala dan melintang panggul. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah
dipintu bawah panggul dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah
simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah bila
:
6.1.2.l.
6.1.2.2.
6.1.2.3.
6.2.6.
6.2.7.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
1
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Unit Terkait
Halaman
5/5
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tanggal terbit
Direktur
jiwa ibu maupun janin. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau
ventouse.
Kebijakan
Prosedur
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/4
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
2.2. Janin.
2.2. 1. Gawat Janin (masih kontroversi)
3. INDIKASI KONTRA
3.1. Ibu
3. l. l. Ruptura uteri membakat.
3.1.2.
SYARAT
cunarn,
Harus ada
Teknik
1.
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan panggul ibu pada
waktu cunam tersebut dipasang, maka pemasangan cunam dibagi :
1.1. Pemasangan Sefalik (pemasangan biparietal, melintang terhadap
kepala), ialah pasangan cunam dimana sumbu panjang cunam sesuai dengan
diameter mentooksipitalis kepala janin, sehingga daun cunam terpasang
secara simetrik di kiri kanan kepala
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
PROSEDUR
TETAP
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit
.
1.2. Pemasangan Pelvik (melintang terhadap panggul) ialah pemasangan
cunam sehingga sumbu panjang cunam sesuai dengan sumbu panggul.
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam terpasang bilateral
kepala dan melintang panggul. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah
dipintu bawah panggul dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah
simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna (ideal) ialah bila
:
1.2.l.
cunam
1.2.2. Ubun-ubun kecil terletak 1 jari di atas bidang tersebut.
1.2.3. Kedua daun cunam teraba simetris disamping kepala.
2. Cara Ekstraksi Cunam.
Ekstraksi cunam terdiri dari tujuh langkah, yaitu :
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
4/4
PROSEDUR
TETAP
Unit Terkait
Tanggal terbit
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Kebijakan
Prosedur
1.1. Perasat crede bermaksud melahirkan plasenta yang belum lahir secara
ekspresi.
2. Syarat
2.1. Uterus berkontraksi balk dan veksika urinaria kosong.
3. Pelaksanaan
3.1. Fundus uteri dipegang oleh tangan kanan sedemikian
rupa, sehingga ibu jari terletak pada permukaan depan
uterus sedangkan jari lainnya pada fundus dan
permukaan belakang. Bila ibu gemuk hal ini tidak bisa
dilaksanakan dan sebaiknya dilaksanakan secara
TINDAKAN OPERATIF
DALAM KALA URI
No. Dokumen
PROSEDUR
TETAP
No. Revisi
Halaman
2/4
Tanggal terbit
4.2.
Pelaksanaan
PROSEDUR
TETAP
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
01/MED/17
Tanggal terbit
2 Agustus 2008
Walaupun orang takut bahwa pelepasan plasenta meningkatkan insidensi
infeksi tidak boleh dilupakan bahwa perasat ini justru bermaksud
menghemat darah dan menangguhkan kejadian melahirkan plasenta paling
lama 30 menit setelah anak lahir.
4.2.4. Kesulitan yang mungkin dijumpai waktu pelepasan plasenta secara
manual ialah adanya lingkaran konstriksi, yang hanya dapat dilalui dengan
diatasi oleh tangan dalam secara perlahan-lahan dan dalam narkosis yang
dalam. Lokasi plasenta pada dinding depan rahim juga sedikit lebih sukar
dilepaskan daripada lokasi pada dinding belakang. Ada kalanya plasenta
tidak dapat dilepaskan secara manual seperti halnya pada plasenta akreta.
4.2.5. Plascnta akreta ditanggulangi dengan histerektomi. Setelah
pelepasan plasenta secara manual sebaiknya pasien diberi antibiotika
apalagi kalau kehilangan darah banyak.
4.2.6. Post tindakan dapat dilakukan eksplorasi uterovaginal, dengan
inspeculo dilihat portio uteri, fornix posterior, anterior dan lateral, kemudian
dilihat dinding vagina.
.
5.
5.1.
TINDAKAN OPERATIF
DALAM KALA URI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
4/4
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
5.2. Penatalaksanaan
5.2.1. Tangan masuk secara obstetrik seperti pada pelepasan plasenta
secara manual dan mencari sisa plasenta yang seterusnya dilepaskan atau
meraba apakah ada kerusakan dinding uterus. Untuk menentukan robekan
dinding rahim eksplorasi dapat dilakukan sebelum plasenta lahir dan sambil
Unit Terkait
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
.
nifas dini yaitu perdaralran lebih dari 500 cc setelah plasenta lahir
sampai 24 jam pertama setelah persalinan.
Kebijakan
Prosedur
1.1. Terjadi perdarahan kala nifas (lebih atau diduga lebih 500 cc sejak
plasenta lahir.
2. Petunjuk :
atau
2.2 Atau dengan monitoring tanda vital dan menghitung dalam formula
Giesecke
3. Penatalaksanaan
3.1. Pemasangan infus ukuran besar apabila belum terpasang, bila
pendarahan banyak dan syok berat sebaiknya dipasang lebih dari satu
saluran infus.
3.2. Pemberian cairan pengganti (RL/PZ) sesuai dengan formula Giesecke.
3.3. Pemasangan kateter tetap den mengukur produksi urine secara berkala.
3.4. Monitor tanda vital secara intensif selarna pertolongan diberikan.
3.5. Massage uterus atau kompresi bimanual.
PENCEGAHAN PENDARAHAN
PADA KALA NIFAS DINI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
2/2
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
3.6.
Unit Terkait
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tanggal terbit
Direktur
Kebijakan
Prosedur
ETIOLOGI
JENIS/TINGKAT
PROSEDUR
TETAP
Halaman
2/2
Tanggal terbit
Unit Terkait
Halaman
1/1
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal terbit
Direktur
Prosedur
1.
2.
3.
3.1. Antibiotik
3.2. Analgesik
3.3. Roborantia
3.4. Laxantia
Unit Terkait
4.
5.
5.1.
Mobilisasi bertahap
5.2.
5.3.
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal terbit
Prosedur
Direktur
Memeriksa
1.10.1.
1.10.2.
6.1.10.3.
6.1.10.4.
6.1.10.5.
6.1.10.6.
No. Revisi
Halaman
2/2
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Unit Terkait
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.1. Duduk
1.2. Berbaring
1.3. Berdiri
2. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu.
3. Cara memegang bayi, posisi perut bayi menempel pada perut ibu.
1. Cara memegang payudara dengan ibu jari berada dibagian payudara
bagian atas, 4 jari bagian payudara bawah.
2. Memasukkan putting susu sampai areola mamae.
3. Memperhatikan posisi putting susu dalam mulut bayi sehingga bayi
kelihatan menghisap dengan kuat.
4. Cara melepas putting susu dengan ujung jari kelingking
dimasukkan ke lidah satu sisi mulut bayi.
Halaman
2/2
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Unit Terkait
PEMERIKSAAN VAGINAL
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Syarat :
ASUHAN NIFAS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Diagnosis :
Pemeriksaan fisik.
Laboratorium.
ke N
Manajemen :
Antibiotik
Drainase
Laparotomi
Kuretase
Laparotomi
Antibiotik
Obat Antikoagulan
Antibiotik
Ambulasi dini
1. Konseling
1.1. Menerangkan maksud dan tujuan petneriksaan vaginal pada pasien.
2. Persiapan Tindakan
2.1.
Syarat :
PEMERIKSAAN VAGINAL
Halaman
No. Revisi
Halaman
2/2
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Unit Terkait
4.1.
4.2.
Menetapkan diagnosa.
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Direktur
Pengertian
Tujuan
1.
Misoprostol ada 2 kemasan 200 mcg dan 100mcg, oral, vaginal
maupun rectal
Kebijakan
Prosedur
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dosis 25-50 mcg tiap 6-8 jam pervaginal maksimal 4x pemberian ,
pemberian oral lebih dianjurkan
7.
Unit terkait
About these ads
Memuat...