Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.............................................................................................................
......................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................
..................ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 2
1.2 Tujuan.............................................................................................................. 3
II. DASAR TEORI..................................................................................................... 4
III. PEMBAHASAN.................................................................................................... 7
3.1 Komposisi kimiawi Fly Ash...............................................................................7
3.2Pemanfaatan Fly Ash........................................................................................ 7
3.3 Stabilisasi Tanah Dengan Fly Ash.....................................................................7
IV. KESIMPULAN................................................................................................... 10
DAFTAR PUTAKA................................................................................................... 11

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring semakin meningkatnya perekonomian pembangunan di Indonesia pun sudah
pasti juga akan meningkat. Pembangunan di Indonesia sudah sangat pesat, untuk
membangun bangunan tidak begitu saja denagn mudahnya mendirikan bangunan
disuatu lokasi tetapi kita harus meninjau kembali apakah lokasi tersebut layak digunakan
untuk mendirikan bangunan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah kondisi
tanah pada lokasi yang akan dijadikan lokasi untuk mendirikan bangunan tersebut.
Kondisi tanah yang kita pertimbangkan yaitu dengan melihat apakah tanah di lokasi
tersebut memiliki daya dukung yang kuat untuk menopang bangunan yang akan
dibangun diatasnya.
Tanah yang memiliki daya dukung yang rendah biasanya berupa tanah gambut,
tanah ini banyak ditemui di pulau Kalimantan. Karena sebagian tanah di pulau
Kalimantan merupakan tanah gambut yang memiliki daya dukung tanah yang rendah
perlu dilakukan treatment tertentu untuk menddapatkan daya dukung yang sesuai.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung tanah.
Dimana metode metode tersebut antara lain perbaiakan tanah secara mekanis,
perbaikan tanah secara geosintetik, perbaiakan tanah secara hidrolis dan perbaikan
tanah secara kimiawi. Empat metode tersebut yang biasa digunakan untuk
meningkatkan daya dukung tanah.
Pemilihan metode yang sesuai untuk melakukan treatment terhadap peningkatan
daya dukung tanah dipertimbangkan juga dari segi ekonomis dan waktu. Beberapa
upaya peningkatan daya dukung tanah dapat dilakukan secara berkesinambungan
tergantung seberapa kuat daya dukung yang diharapkan dari kondisi awal daya dukung
tanah tersebut. Selain itu lamanya treatment juga sebagai pertimbangan untuk pemilihan
metode yang sesuai dengan batas waktu yang telah disediakan.
Dan kali ini akan membahas tentang salah atu metode peningkatan daya dukung
tanah, yaitu metode perbaikan tanah secara kimia. Pebaikan secara kimia yaitu dengan
cara mencampur tanah asli dengan bahan stabilitator, bahan stabilitator yang dipakai
harus memenuhi kriteria. Bahan stabilitator yang biasa digunakan kapur, semen dan fly
ash. Secara lebih khusus kami akan membahas tentang perbaikan tanah secara kimia
dengan bahan fly ash.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode perbaikan tanah secara kimiawi.
2. Untuk mengetahui metode perbaikan tanah secara kimiawi khususnya dengan
mencampurkan fly ash.
3. Unsur yang terkandung pada bahan fly ash.
4. Cara pencampuran bahan fly ash sebagai bahan campuran untuk peningkatan daya
dukung tanah.

II. DASAR TEORI


Perbaiakan tanah adalah upaya untuk memperbaiki, mempertahankan, dan
meningkatkan kualitas tanah ( fisik, kimia ) sebagai sarana untuk tercapainya peningkatan
taraf hidup manusia. Namun secara khusus perbaikan tanah adalah untuk meningkatkan
produktivitas lahan dan menurunkan/menghilangkan dampak negatif pengelolaan lahan.
Untuk melakukan perbaikan tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Macam macam metode perbaikan tanah, antara laian :

Stabilisasi tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau
memperbaiki sifat tanah dasar sehingga diharapkan tanah dasar tersebut mutunya dapat
lebih baik. Hal tersebut dimaksudkan juga untuk dapat meningkatkan kemampuan daya
dukung tanah dasar terhadap konstruksi yang akan dibangun diatasnya.
Prinsip usaha stabilitas tanah adalah menambah kekuatan lapisan tanah sehingga
bahaya keruntuhan dapat diperkecil atau membuat tanah menjadi lebih stabil dalam
menerima beban yang dapat dikaji terjadinnya tegangan dan regangan tanah.
Umumnnya, stabilisasi tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Stabilisasi mekanis.
2. Stabilisasi dengan bahan-tambah.
-

Stabilisasi Mekanis
Stabilisasi mekanis atau stabilisasi mekanikal dilakukan dengan cara mencampur

atau mengaduk dua

macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda untuk

memperoleh material yang memenuhi syarat kekuatan tertentu. Pencampuran tanah ini
dapat dilakukan di lokasi proyek, di pabrik atau di tempat pengambilan bahan timbunan
(borrow

area). Material yang

telah

dicampur

dipadatkan di lokasi proyek. Stabilisasi

ini, kemudian dihamparkan

dan

mekanis juga dapat dilakukan dengan cara

menggali tanah buruk di tempat dan menggantinya dengan material granuler dari tempat
lain.
-

Stabilisasi Dengan Menggunakan Bahan-Tambah


Bahan-tambah

(additives)

adalah

bahan

basil

olahan

pabrik yang

bila

ditambahkan ke dalam tanah dengan perbandingan yang tepat akan memperbaiki sifatsifat teknis tanah, seperti: kekuatan, tekstur, kemudahan-dikerjakan (workability) dan
plastisitas. Contoh bahan tambah adalah: kapur, semen portland, abu-terbang (fly ash),
aspal (bitumen) dan lain-lain.
Stabilisasi dengan menggunakan bahan tambah atau sering disebut juga stabilisasi
kimiawi bertujuan untuk memperbaiki sifat sifat teknis tanah, dengan cara mencampur
tanah

dengan

menggunakan

bahan-tambah

dengan

perbandingan

tertentu.

Perbandingan campuran bergantung pada kualitas campuran yang diinginkan.

Jika

pencampuran hanya dimaksudkan untuk merubah gradasi dan plastisitas tanah, dan
kemudahan dikerjakan, maka hanya memerlukan bahan-tambah sedikit. Namun, bila
stabilisasi dimaksudkan untuk merubah tanah agar mempunyai kekuatan tinggi, maka
diperlukan bahan-tambah yang lebih banyak. Material yang telah dicampur dengan
bahan tambah ini harus dihamparkan dan dipadatkan dengan baik.

Gambar 1.1 Pemberian Fly Ash

III. PEMBAHASAN
Perbaikan tanah dengan cara mekanis / stabilisasi dengan menggunakan bahan
tambahan ( zat aditif ) salah satunya dengan menggunakan abu terbang / fly ash. Fly Ash
adalah salah satu residu yang dihasilkan dalam pembakaran, biasanya dari hasil
pembakaran batu bara. Fly Ash biasanya di tangkap oleh filter partikel sebelum gas dibuang
melalui cerobong asap.

Gambar 1.1 Fly ash

3.1 Komposisi kimiawi Fly Ash


Fly Ash mengandung unsur kimia antara lain silika (SiO2), alumina (Al2O3),
ferooksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), juga mengandung unsur tambahan
lain yaitu magnesium oksida (MgO), titanium oksida (TiO2), alkalin (Na2O dan K2O),
sulfur trioksida (SO3), pospor oksida (P2O5) dan carbon.

3.2Pemanfaatan Fly Ash


Pengumpulan fly ash ini dimaksudkan terutama adalah untuk mencegah polusi
udara. Ketersediaan fly ash yang sangat melimpah dapat dimanfaatkan sebagai material

konstruksi bangunan, seperti yang selama ini dipakai yaitu sebagai Fly Ash cement dan
sebagai bahan tambah pada campuran beton.
Pemanfaatan limbah batubara (fly ash) akan sangat membantu program pemerintah
dalam mengatasi pencemaran lingkungan sekaligus sebagai bahan stabilisasi tanah untuk
konstruksi jalan, pada tanah-tanah yang secara teknis bermasalah maupun keperluan lain
dibidang teknik sipil.

3.3 Stabilisasi Tanah Dengan Fly Ash


Stabilisasi tanah secara kimia pada saat ini banyak digunakan untuk memperbaiki
tanah dasar yang kualitasnya buruk. Salah satu yang dikembangkan saat ini adalah
stabilisasi dengan Fly Ash (abu terbang). Sebagaimana pemanfaatan fly ash sebagai bahan
tambah pada campuran beton, fly ash juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan stabilisasi
tanah. Hal ini dimungkinkan karena material ini banyak mengandung unsur silikat dan
aluminat sehingga dikategorikan sebagai pusolan (McCarthym dkk., 2011).
Pada prinsipnya yang dimaksudkan dengan stabilisasi Fly - Ash adalah
mencampurkan secara langsung antara Fly-Ash dan tanah yang telah dihancurkan,
kemudian menambahkannya dengan air dan kemudian dipadatkan. Dari hasil campuran
tanah Fly Ash - air ini, dapat menghasilkan tanah yang memiliki sifat atau karakteristik
teknis yang lebih baik dibandingkan sebelumnya (Brooks, 2009). Jika abu terbang dicampur
dengan bahan tanah, akan terjadi proses lekatan sementasi antara lain akibat pengaruh
pozzolan atau akibat sifat pengerasan alami abu terbang karena kondisi pemadatan dan air
yang ada.
Dari penelitian terdahulu diperoleh manfaat dengan digunakannya abu terbang
sebagai bahan stabilisasi dan bahan beton yaitu abu terbang dapat mengurangi kebutuhan
air, memperbaiki kohesi, mengurangi shringkage dan permeabilitas tanah serta menambah
kekuatan beton bermutu tinggi (K.W. Day). Stabilisasi tanah dengan fly ash memberikan
jumlah endapan yang paling sedikit dibandingkan dengan stabilisasi tanah dengan kapur
dan tanah tanpa distabilisasi.
Menurut ASTM C618 fly ash dibagi menjadi dua kelas yaitu fly ash kelas F dan fly ash kelas
C.
1. Fly Ash kelas F
merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran batubara anthracite atau
bituminous, mempunyai sifat pozzolanic dan untuk mendapatkan sifat cementitious harus
diberi penambahan quick lime, hydrated lime, atau semen. Fly ash kelas F ini kadar
kapurnya rendah (CaO < 10%).

2. Fly Ash kelas C


Diproduksi dari pembakaran batubara lignite atau sub-bituminous selain mempunyai
sifat pozolanic juga mempunyai sifat self-cementing (kemampuan untuk mengeras dan
menambah strength apabila bereaksi dengan air) dan sifat ini timbul tanpa penambahan
kapur. Biasanya mengandung kapur (CaO) > 20%.
Stabilisasi tanah dengan penambahan fly ash biasanya digunakan untuk tanah
lunak, subgrade tanah kelempungan dibawah jalan yang mengalami beban pengulangan
(repeated loading). Perbaikan tanah ini bisa menggunakan fly ash kelas C maupun kelas F.
Jika menggunakan fly ash kelas F diperlukan bahan tambahan kapur atau semen,
sedangkan jika menggunakan fly ash kelas C tidak diperlukan bahan tambahan semen atau
kapur karena fly ash kelas C mempunyai sifat self cementing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan teknis dari fly ash adalah
tipe batubara, kemurnian batubara, tingkat penghancuran, tipe pemanasan dan operasi,
metoda penyimpanan dan penimbunan.

IV. KESIMPULAN
Dari penjelasan dan percobaan yang telah dilakukan ddapat ditarik beberapa kesimpulan,
diantaranya :
- Dengan ditambahkannya fly ash cenerung akan menurunkan spesific gravity tanah.

Liquid limit (LL) dan plasticity index (PI) tanah ekspansif yang dicampur dengan fly

ash menurun seiring dengan jumlah fly ash yang ditambahkan.


Penambahan fly ash dapat memperbaiki gradasi butiran tanah, yang dapat dilihat
ddengan penurunan kadar air (WC) optimum untuk mencapai berat-volume kering

(gd) maksimum dan kenaikan kekuatan tanah.


Pada kandungan FA 25%, WC optimum turun sebesar 8.5% sedangkan beratvolume kering (gd) maksimum naik sebesar 0.11 g/cm3 (dari 1.39 g/cm3 menjadi 1.5

g/cm3).
Kekuatan tanah dicampur dengan 25% FA dan di curing selama 28 hari meningkat
menjadi sekitar 6 kg/cm2 dari sekitar 2 kg/cm2 pada tanah asli, atau meningkat

sekitar 300%.
Penambahan FA sebesar 25% dan curing selama 28 hari dapat menurunkan swell
pressure tanah expansif dari sekitar 2 kg/cm2 menjadi sekitar 1 kg/cm2, atau turun
sebesar 50%. Kadar FA optimum untuk menurunkan swell pressure tanah adalah
20%.

DAFTAR PUTAKA
Slideshare.(2014, 8 Mei). Metode konservasi secara mekanis(teknik sipil). Diperoleh 25
September 2014, ww.slideshare.net/usmansipil/metode-konservasi-secara-mekanis-tekniksipil

UnitedGank. (2013, 11).STABILITASI TANAH DENGAN FLY ASH dan SEKAM PADI.
Diperoleh tanggal 26 September 2014, http://utdgank.blogspot.com/2013/11/stabilisasitanah-dengan-fly-ash-dan.html
MG-2-METODE-PERB-TANAH.pptx.(2010,08).METODE PERBAIAKAN TANAH. Diperoleh
tanggal 26 September 2014, http://widodosuyadi.lecture.ub.ac.id/files/2012/08/MG-2METODE-PERB-TANAH.pptx

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya berhasil menyelesaikan paper ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah PERBAIKAN TANAH.

Tujuan dibuatnya paper ini untuk memberikan informasi metode apa saja yang dapat
digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah, khusus perbaiakn tanah secara
kimiawi/stabilitasi menggunakan bahan tambahan fly ash. Saya berharap paper ini dapat
berguna bagi saya dan pembaca.
Meskipun saya telah memberikan upaya yang maksimal untuk menulis paper ini
namun saya menyadari akan adanya keterbatasan, untuk itu kritik dan saran ssangat saya
harapkan.

Terima kasih,

Penulis

STABILISASI TANAH
( FLY ASH )

Disusun oleh :
INTAN SULISTYO WARNI / 115060101111015

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Anda mungkin juga menyukai