Oleh
Kelompok 8 :
Diana Loika Sari Sirait
Etrine Yuliantini Uniwaly
Mardani Aman Felixs
Maria Magdalena Susan Erni
Natalia Niken
Winda Selly S.S
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ yang fungsi utamanya adalah
TUJUAN PENULISAN
Umum
Pengertian Addison
b.
c.
Etiologi Addison
d.
Phatofisiologi Addison
e.
Komplikasi Addison
f.
C.
METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan melihat buku-buku
yang berkenaan dengan penyakit endokrin khususnya pada bagian koeteks adrenal, selain
itu dengan melihat situs-situs internet.
D.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
metode
penulisan, sistematika
BAB II
penatalaksanaan.
BAB III
: Asuhan keperawatan
BAB VI
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Penyakit Addison ialah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari kerusakan pada kelenjar
adrenal (Black,1997) Penyakit Addison (juga dikenal sebagai kekurangan adrenalin
kronik, hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah penyakit endokrin langka dimana
kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup. Penyakit ini juga
dapat terjadi pada anak-anak. dan presentasi dari kejadiannya yaitu 44% pada wanita
dan 56% bagi pria, namun hal ini tidak diketahui pasti penyebabnya. Nama penyakit ini
dinamai dari Dr Thomas Addison, dokter Britania Raya yang pertama kali
mendeskripsikan penyakit ini tahun 1855. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenalin
kurang aktif, sehingga kekurangan hormon adrenal.
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat
untuk memenuhi kebutuhan pasien
akan kebutuhan
hormon korteks
adrenal
Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk pada beberapa tempat di
sekitar bagian tepinya. Ketiga kelompok utama arteri adalah arteri suprarenalis superior,
berasal dari arteri frenika inferior; arteri suprarenalis media, berasal dari aorta ; dan
arteri suprarenalis inferior, berasal dari arteri renalis. Berbagai cabang arteri membentuk
pleksus subkapsularis yang mencabangkan tiga kelompok pembuluh: arteri dari simpai;
arteri dari kortex, yang banyak bercabang membentuk jalinan kapiler diantara sel-sel
parenkim (kapiler ini mengalir ke dalam kapiler medulla); dan arteri dari medulla, yang
melintasi kortex sebelum pecah membentuk bagian dari jalinan kapiler luas dari
medulla. Suplai vaskuler ganda ini memberikan medulla dengan darah arteri (melalui
arteri medularis) dan darah vena (melalui arteri kortikalis). Endotel kapiler ini sangat
tipis dan diselingi lubang-lubang kecil yang ditutupi diafragma tipis. Di bawah endotel
terdapat lamina basal utuh. Kapiler dari medulla bersama dengan kapiler yang
mensuplai kortex membentuk vena medularis, yang bergabung membentuk vena adrenal
atau suprarenalis.
timbulnya
diabetes
militus,
osteoporosis,
ulkus
peptikum,
sintesis
protein dan
atrofi
jaringan
limfoid menyebabkan
kurangi
keluanya sel sel T dan antibodi dari jaringan limfoid , tingkat kekebalan
terhadap benda asing berkurang dan kadang menyebabkan infeksi fulminan
dan kematian
b. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro
intestinal untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk
mengeksresikan ion kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit
dipengaruhi ACTH. Hormon ini terutama disekresikan sebagai respon terhadap
adanya angiotensin II dalam aliran darah. Kenaikan kadar aldesteron menyebabkan
peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal dan traktus gastro intestinal yang
cenderung memulihkan tekanan darah untuk kembali normal. Pelepasan aldesteron
juga ditingkatkan oleh hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon primer untuk
mengatur keseimbangan natrium jangka panjang.
EFEK MINERALOKORTIKOID
a. Efek ginjal dan sirkulasi dari aldosteron
1. Aldosteron menyebabkan pengangkutan pertukaran natrium dan kalium
yakni absorbsi natrium bersama sama dengan ekskresi kalium oleh sel
sel epitel tubulus terutama dalam tubulus distal dan duktus koligentes
2. Meningkatkan jumlah total natrium dalam cairan ekstraseluler sementara
menurunkan jumlah kalium.
3. Karena natrium dalam cairan ekstraselular banyak maka berpengaruh juga
terhadap kandungan air dalam cairan ekatraselular dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
4. Aldosteron sebaliknya menyebabkan sekresi ion hidrogen yang ditukar
dengan natrium di tubulus sehingga mengakibatkan alkalosis ringan.
b. Efek aldosteron pada kelenjar keringat, kelenjar liur, dan absorpsi
intestinal
1. Efek aldosteron terhadap kelenjar keringat penting untuk menyimpan
garam tubuh dalam lingkungan yang panas.
2. Efek aldosteron terhadap kelenjar liur adalah menyimpan garam sewaktu
liur hilang secara berlebihan
3. Aldosteron meningkatkan absorsi natrium oleh usus terutama di dalam
kolon yang mencegah hilangnya natrium di dalam tinja
c. Hormon-hormon seks Adrenal (Androgen)
Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula
adrenalis dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok
hormon androgen ini memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria.
Kelenjar adrenal dapat pula mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon
seks wanita. Sekresi androgen adrenal dikendalikan oleh ACTH. Apabila
disekresikan secara berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti terlihat pada
kelainan bawaan defisiensi enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno
Genital.
3. Etiologi
Penyebab paling umum penyakit Addison adalah Kerusakan dan menyusut (atrofi) dari
adrenal korteks.
a.
Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
1. Infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur pada bagian kelenjar adrenal
2. Sel-se kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke kelenjar-kelenjar
adrenal
3 Amyloidosis, yaitu penyakit yang mengenai kelenjar adrenal akibat adanya
penumpukan protein amiloid yang berlebihan.
4. Pengangkatan kelenjar-kelenjar adrenal secara operasi
b.
pituitary
2. Kehilangan aliran darah ke pituitary
3. Radiasi untuk perawatan tumor-tumor pituitary
4. Operasi pengangkatan bagian-bagian dari hypothalamus
5. Operasi pengangkatan kelenjar pituitary
c.
Etiologi penyakit addison bentuk idiopatik :
penyebabnya akibat komplikasi dari pnyakit lain, penyakit yang sering menyebabkan nya
`
adrenokortikal
menghasilkan
penurunan
level
mineralokortikoid
penyakit amiloidosis disebut, di zat tepung yang disebut amiloid diendapkan pada
abnormal tempat seluruh tubuh, mengganggu fungsi struktur kelenjar adrenal oleh kanker.
Pada sekitar 75% dari semua pasien, penyakit Addison cenderung menjadi sangat
bertahap, perlahan-lahan berkembang penyakit. gejala signifikan tidak dicatat sampai
sekitar 90% dari korteks adrenal telah dihancurkan. Yang paling umumtermasuk gejala
kelelahan dan hilangnya energi, penurunan nafsu makan, mual, muntah, diare, sakit perut,
penurunan berat badan, lemah otot, pusing ketika berdiri, dehidrasi, tidak biasa bidang gelap
(pigmen) kulit, dan freckling gelap. Sebagai penyakit berlangsung, pasien mungkin tampak
telah sangat disamak, atau kulit berwarna perunggu, dengan penggelapan lapisan mulut,
vagina, dan rektum, dan gelap pigmentasi daerah sekitar puting susu (aereola). Sebagai
dehidrasi menjadi lebih parah, tekanan darah akan terus untuk drop dan pasien akan merasa
semakin lemah dan pusing. Beberapa pasien memiliki gejala kejiwaan, termasuk depresi
dan mudah tersinggung.Perempuan kehilangan kemaluan dan rambut ketiak, dan berhenti
setelah menstruasi normal periode.
Ketika pasien menjadi sakit dengan infeksi, atau ditekankan oleh cedera, penyakit ini
tiba-tiba dan kemajuan pesat, menjadi hidup mengancam. Gejala dari krisis "Addisonian"
termasuk jantung abnormal irama, rasa sakit parah di punggung dan perut, tak terkendali
mual dan muntah, penurunan drastis dalam darah tekanan, gagal ginjal, dan pingsan.
Tentang25% dari pasien penyakit semua Addison diidentifikasi karena terhadap
perkembangan krisis Addisonian.
6. Gejala atau Manifestasi klinis
Menurut Keperawatan Medikal Bedah II, edisi 8, 2001, gejala yang mungkin saja timbul
pada penderita penyakit addison adalah :
a. gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh
etiologi primer yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
merasa lelah
lemah
kehilangan berat badan
dehidrasi
tidak mempunyai selera makan
sakit otot
mual
muntah
b. gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh
etiologi sekunder yaitu :
1. pusing kalau berdiri sesudah duduk atau berbaring
2. memiliki spot kulit yang gelap. Kegelapan mungkin nampaknya seperti karena
sinar matahari, tetapi tampak pada kulit yang terpapar matahari secara tidak
merata.
3. Bintik-bintik hitam mungkin berkembang di balik dahi, muka, dan bahu, dan
seorang kulit hitam kebiru-biruan pemudaran warna mungkin terjadi di seputar
puting susu, bibir, mulut, dubur, kantung kemaluan, atau vagina.
4. Banyak menjadi tidak dapat mentolerir dingin
5. gejala yang mungkin timbul pada penderita penyakit addison yang disebabkan oleh
idiopatik tergantung dari bagian mana yang terkena maka akan timbul gejala baik
gejala meyerupai gejala sekunder maupun primer.
6. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit addison ini antara lain :
a.
Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b.
Dehidrasi
c.
Hiperkalemiae
d.
Hipotensi
e.
kardiak arrest
KRISIS ADDISON
1. Pengertian
Krisis adrenal adalah suatu keadaan insufisiensi adrenal akut, tanpa tanda klinis yang
khas.
2. Etiologi
a. Perdarahan
b. Trombosis
c. Trauma pinggang
d. Infeksi (sindroma water house friderichsen)
e. Komplikasi venografi adrenal
f. Stadium akhir insufisiensi adrenal kronik
g. Stres
h. Keadaan defisiensi kortisol dan aldosteron
Predisposisi :
a. Pasien yang pernah menderta penyakit addisons sebelumnya
b. Pasien yang pernah dilakukan adrenalektomi bilateral
c. Pasien yang mendapat pengobatan steroid adrenal kurang lebih 6 bulan
3. Manifestasi klinis
a. Hiperpigmentasi
b. Shock
c. Rasa mual dan muntah
d. Dehidrasi
e. Frustasi
f. Rasa lelah
g. Kehilangan rambut tubuh (lebih jelas pada wanita)
h. Gangguan mental progresif yang menjurus ke delirium dan coma
i. sianosis, panas dan tanda-tanda klasik syok: pucat, perasaan cemas, denyut nadi
cepat dan lemah, pernapasan cepat serta tekanan darah rendah.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis dari penyakit Addison tergantung terutama pada tes darah dan urin. Tes
diagnostic fungsi adrenalkortikal meliputi:
a.
Uji ACTH: meningkat secara mencolok (primer) atau menurun (sekunder). Tes
skrining ini paling akurat untuk penyakit Addison. Prosedurnya sebagai berikut: batas
dasar plasma cortisol ditarik (waktu 0). Kortisol plasma merespon ACTH secara
intravena, 45 menit kemudian sampel darah diambil. Konsentrasi kortisol seharusnya
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
akan ditemukan.
CT Scan: Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya
dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan
non malignan dan hemoragik adrenal.
l.
Gambaran EKG: Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non
spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik.
8. Penatalaksanaan
a.
b.
dan retensi potassium dikoreksi terus. Jika dosis steroid terlalu tinggi, kelebihan
jumlah sodium dan air dipertahankan, dan ekskresi potassium yang tinggi.
Nutrisi Bagi Pasien Dengan Addison Disease
Pasien Addison disease mengalami hipotesi maka dianjurkan untuk mengkonsumsi antara
lain:
1. Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
2. Mengkomsumsi sayuran yang berwarna hijau, sayuran yang berwarna hijau mengandung
zat besi
3. Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari
4. Komposisi makanan sebaiknya dengan 10-15% daging, 25% sayuran dan sisanya
karbohidrat. Dengan kata lain diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
5. Menghindari makanan yang berkolesterol tinggi
6. Selain itu, pasien dengan Addison Disease mengalami mual, muntah dan diare maka
diberikan makanan dalam porsi kecil setiap 3 jam dan vitamin C.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Identitas Klien
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki -laki maupun perempuan yang mengalami krisis adrenal
B.
Riwayat Kesehatan Klien
1. KesehatanMasa Lalu
Riwayat Penyakit dahulu perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit
penyakit yang beresiko dapat merusak kerja hormon seperti penyakit TBC
2.
Riwayat kesehatan sekarang
a.
Data subyektif :
1)
Mengeluh pusing
2)
kelemahan
3)
muntah
4)
cepat lelah
b.
Data obyektif :
1)
Hipotensi
2)
Keringat dingin
3)
Gemetar
4)
5)
6)
7)
8)
C.
Mual-mual
Hiperpigmentasi
Kecemasan
Nampak lemah
Kadang-kadang terjadi penurunan kesadaran
D.
Data Biologis
1.
Pola nutrisi
klien mengalami perubahan nafsu makan, karena gejala mual, dsb yang
membuat klien menjadi kurang nutrisi
2.
3.
E.
Pola Eliminasi
Klien sering BAK
Pola Aktivitas
Aktivitas klien terbatas karena sering merasa lelah
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernapasan
Bentuk dada simetris, pergerakan dada cepat, adanya kontraksi otot
bantu pernapasan (dispneu),
2.
3.
4.
terdapat pergerakan
cuping
hidung.Terdapat
adrenal
dapat
dilihat
dari
foto
abdomen,
Lab.
5.
PENGELOMPOKKAN DATA
Subjektif
-
Objektif
-
BB menurun
pasien mengatakan
lemah dan tidak bisa
beraktivitas
pasien mengatakan
sulit BAB
sering
bertanya
tentang
penyakit dan pengobatannya
pasien mengatakan
belum mengerti
tentang penyakit
dan pengobatannya
pasien mengatakan
kurang nafsu makan
ANALISA DATA
NO
DATA
1.
S:
PENYEBAB
MASALAH
Defisiensi mineralkortrikoid
Pasien
mengatakan
nafsu makan kurang
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
O:
porsi
makan tidak
dihabiskan
Hiponatremia, hiperkalemia
2.
S:
Defisiensi glukokortikoid
pasien
mengatakan
lemah dan tidak bisa
beraktivitas
O:
-
BB
menurun
pasien
tampak
lemah
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
3.
S:
pasien mengatakan
sulit BAB
O:
4.
S:
pasien
mengatakan
belum
mengerti
tentang penyakit dan
pengobatannya
Kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan
pengobatan penyakit
O:
sering
bertanya
tentang penyakit dan
pengobatannya
F.
1.
Diagnosa keperawatan
Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
2.
3.
4.
5.
G.
DIAGNOSA
Kekurangan
TUJUAN
Pasien menunjukkan
INTERVENSI
-Dapatkan riwayat
RASIONAL
-membantu
volume
adanya perbaikan
memperkiraka
cairan dan
keseimbangan cairan.
volume
elektrolit
Ditandai dengan :
berhubungan
jumlah cairan
berhubungan
-pengeluaran urine
dengan
intensitas dari
kehilangan
normal)
cairan
-tanda-tanda vital
dan elektroli
stabil
-Kaji pasien
t melalui
ginjal.
jelas
kelelahan, nadi
cepat, pengisian
kapiler memanjang
lembab/basah.
membran mukosa
-Untuk
mengindikasi
kan
berlanjutnya
hipovolemia
dan
mempengaruh
i
kebutuhan
volume
pengganti.
kulit dan
temperaturnya.
perubahan
posisi,
Hipotensi
postural
merupakan
bagian
hipovolemia
akibat
kekurangan
hormon
aldosteron
dan
penurunan
curah jantung
sebagai akibat
dari
penurunan
kortisol. Nadi
mungkin
melemah
yang
mudah
dapat hilang.
hari.
-Memberikan
perkiraan
kebutuhan
akan
penggantian
volume cairan
dan
keefektifan
pengobatan.
Peningkatan
berat
badan
yang
cepat
disebabkan
oleh
adanya
retensi cairan
dan
natrium
yang
berhubungan
dengan
pengobatan
-Periksa adanya
perubahan dalam
status mental dan
sensori
steroid
-Dehidrasi
berat
menunjukkan
curah jantung
dan
-Auskultasi
bising
Catat
laporkan
jaringan
terutama
usus/peristaltik
usus.
perfusi
dan
jaringan otak.
adanya
-Kerusakan
diare.
fungsi saluran
cerna
dapat
meningkatkan
kehilangan
cairan
dan
-Kolaboratif dalam
elektrolit dan
pemberian cairan
mempengaruh
i cara untuk
pemberian
cairan
Obat:
1. Kartison/hidrok
artison 100mg
IV setiap 6 jam
dan
nutrisi.
- Cairan NaCl
0,9%
dapat
mengatasi
kekurangan
natrium yang
sudah terjadi.
Dapat
mengganti
kekurangan
kortison
dalam
tubuh
dan
meningkatkan
reabsorbsi
natrium
sehingga
dapat
2. mineral
kortikoid,
fludokortisan 2530mg per oral
menurunkan
kehilangan
cairan
dan
mempertahan
kan
curah
jantung.
Di
mulai
setelah
pemberian
hidrokartisol
yang
tinggi
yang
telah
mengakibatka
n
retensi
garam
berlebihan
dan
mengakibatka
n
gangguan
tekan
darah
dan gangguan
elektrolit
Dx
Perubahan
-Kaji/
nutrisi
terpenuhi
makan klien
kurang dari
dengan :
kebutuhan
nafsu
b/d intake
bertambah,
tidak
berkurang
adekuat
Ditandai
kebiasaan
- mengetahui
seberapa
besar asupan
makan
mual
nutrisi klien
-Berikan
asupan
-dengan
memberikan
tapi sering.
asupan nutrisi
(mual,
klien
sedang
muntah,anor
tapi
sering
eksia)
pada
pasien
defisiensi
akan
glukontikord
mengurangi
-berikan
pasien
rasa mual
makan
selingan(seperti
-dengan
buah)
memberikan
pasien makan
selingan, akan
memvariasika
n
makanan
klien
-berikan
penkes
agar
tidak bosan
tentang pentingnya
nutrisi untuk tubuh
-menambah
pengetahuan
-kolaborasi dengan
ahli
gizi
klien
untuk
menentukan nutrisi
-gizi
seimbang
seimbang
memperbaiki
nutrisi klien
Dx
gangguan
Pasien
citra
mengungkapkan
pasien
berhubungan
penerimaan
mengungkapkn
dengan
hiperpigment
diungkapkan
asi
tubuh
mampu
terhadap
kesempatan
untuk
perasaan tentang
-Membina
hubungan dan
peningkatan
keterbukaan
keadaannya,
dengan
verbal.
tunjukkan
pasien,
Ditandai dengan :
perhatian, bersikap
membentuk
Pasien
tidak menghakimi
dalam
menunjukkan
kemampuan
terhadap
secara
-Beri
adaptasi
mengevaluasi
perubahan
berapa banyak
masalah yang
berpartisipasi
dapat diubah
dalam
aktif
bekerja/
oleh pasien.
bermain/ berhubungan
-Dorong
untuk
pasien
membuat
- Pasien tidak
merasa
daftar
bantuan
orang terdekat.
sendirian dan
merasa
berguna
dalam
berhubungan
dengan orang
lain.
-Dorong
untuk
pasien
membuat
pilihan
dan
berpartisipasi dalam
perawatan diri.
-Data
membantu
meningkatan
tingkat
kepercayaan
diri,
memperbaiki
harga diri dan
meningkatkan
perasaan
terhadap
-Sarankan
pasien
untuk
pengendalian
diri.
menggunakan
ketrampilan
-Me
management stres,
minimalkan
misal:
perasaan stres,
teknik
relaksasi,
visualisasi
frustasi,
dan
meningkatkn
bimbingan
kemampuan
imajinasi.
koping
dan
kemampuan
untuk
-Sarankan
untuk
mengunjungi
mengendalika
n diri.
seseorang
yang
penyakitkan
telah
-Dapat
terkontrol.
menolong
pasien
untuk
melihat hasil
dari
pengobatan
-Tindakan
yang
telah
kolaborasi dengan:
dilakukan.
rujuk ke pelayanan
sosial,
konseling
- Pendekatan
dan
kelompok
komprehensif
pendukung
sesuai
kebutuhan
dapat
membantu
memenuhi
kebutuhan
pasien
untuk
memelihara
Dx
Intoleransi
-Kaji/diskusikan
tingkah laku.
-Pasien
Aktivitas b.d
diharapkan :
tingkat
biasanya telah
kelemahan
Pasien
klien
fisik
mampu
akibat
menyatakan
untuk
kelemahan
dan
mengalami
identifikasi aktifitas
penurunan
yang
tenaga,
penurunan
beristirahat,
produksi
peningkatan
energi
menjadi terus
metabolisme
lelah
memburuk
(gula darah)
Ditandai dengan :
setiap
Mampu menunjukkan
karena proses
faktor
penyakit dan
tenaga
dapat
dilakukan klien.
yang
kelelahan otot
hari
berpengaruh terhadap
munculnya
kelelahan.
ketidakseimba
Pasienmampu
ngan natrium
menunjukkan
dan kalium.
peningkatan
kemampuan
dan
-Kolapsnya
berpartisipasi
dalam
aktifitas.
sebelum
dan
sirkulasi dapat
sesudah melakukan
terjadi sebagai
aktivitas observasi
akibat
adanya
stres aktifitas
takikardia
hipotensi
dan
jika
dari
curah
jantung
berkurang
-Sarankan
pasien
- Mengurangi
untuk menentukan
kelelahan dan
masa/periode antara
mencegah
istirahat
ketegangan
dan
melakukan aktifitas
pada jantung.
-Diskusikan
- Pasien akan
untuk
cara
menghemat
tenaga
(misal:
dapat
melakukan
lebih banyak
daripada
kegiatan
berdiri
selama melakukan
dengan
aktifitas/latihan),
mengurangi
pengeluaran
pasien
tenaga
melakukannya
setiap
sendiri.
kegiatan yang
pada
dilakukannya.
Dx
Disfungsi
seksual
Pasien
b.d
menerima
dapat
perubahan
mengungkapka
mengekspresikan
n permasalahan
penurunan
struktur
libido/peruba
tubuh
han struktur
seksual
organ seksual
tubuh
dialaminya
yang
tubuh
yang
dengan
perubahan
fungsi
termaksud
-memberikan
ditandai
dengan
perubahan
dalam
kreteria hasil :
Mengekspresikankeny
amanan
Mengekspresikan
kepercayaan diri
-Diskusikan
solusi
beberapa
pilihan
agar
dicapai
atas
masalah klien
kenyamanan(seperti
mencapai
posisi
kepuasaan
melakukan
seksual
hubungan seksual,
dan
dalam
juga
kapan
dilakukannya
hubungan seksual,
juga suasana yang
diinginkan
dalam
-menambah
pengetahuan
tentang
hubungan)
penurunan
fungsi seksual
-Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
penurunan
fungsi
seksual.
.
.
DAFTARPUSTAKA
Brunner And suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1. Jakarta : EGC
Marylynn E, Doenges, dkk.1999. Rencana asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Huddak and Gallok.1996.Keperawatan Kritis Vol. II Edisi VI,. Jakarta : EGC