Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pengencer
tersebut
terutama
dipakai
hanya
untuk
perlindungan
mengerahkan
sperma
perhatiannya
didalam
terhadap
pengencer,
hal
itu
namun
malah
tidak
mereka
tidak
mengajurkan
= 5ml
Konsentrasi sperma
Jadi:
1 ml semen mengandung
70
x 109 atau7 x 108
100
7 x 108
=140
5 x 106
Dengan demikian contoh semen ini yang mempunyai volume 5ml dapat
diencerkan menjadi 5 x 140 = 700 ml dan dapat dipakai untuk menginseminasi
700 sapi betina.
Apabila terlampau banyak permintaan terhadap pembibit penjatan unggul
tertentu, beberapa organisasi inseminasi buatan tetap memproduser dan mengirim
semen cair karena bentuk ini memungkinakan inseminasi 2 samapai 3 kali lebih
banyak sapi betina dibandingkan sengan semen beku karena banyak spermatozoa
yang mati dalam proses pembekuan. Semen cair menghasilkan angka kosepsi
yang terbaik 24 samapai 48 jam sesudah penampungan. Sesudah itu angka
konsepsi menurut cepat terutama setelah hari keempat penyimpanan banyak
terjadi kematian embrional awal dan penundaan kembali esterus (Salisbury et al.
1941).
Pengencer penyanggah kuning telur
Fosfat- Kuning Telur. Phillips (1939) dari Universitas Wisconsinuntuk
pertama kali melaporkan keberhasilan preservasi motilitas dan fertilitas sperma
pada suhu 50 C menggunakan suatu pengencer yang terdiri dari satu bagian kuning
telur segar dan satu bagian penyanggah fodfat yang terdiri dari 2,0g Na2HPO4, 12
H2O dan 0,3 g KH2PO4 dalam 100 ml aqudestillata dengan pH 6,7 sampai 6,8.
Anka keberhasilan kebuntingan pada sapi setelah diinseminasi dengan semen
spermatozoa terutam dengan susu pengencer, tidak pada pengencer sirat kuning
telur (Willet & Ohms, 1956).
Menurut McLean (1956) spermatozoa di dalam semen yang di encerkan
dengan susu sebagai pengencer ditambah 10 % glycerol ternyata mempunyai daya
tahan hidup dan fertilitas yang baik. Prosedur pengenceran dengan air susu dan
glycerol terdiri dari pencampuran semen samapai setengah volume akhir dengan
air susu dan didinginkan samapai 50C dalam jangka waktu 1 samapai 2 jam.
Kemudian ditambahkan satu volume yang sama dari air susu pengencer yang
berisi 20% glycerol pada 50C secara berangsur angsur dalam 3 bagian dengan
interval 10 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Balackshaw, A.W, 1954; the prevention of temperature shock of bulls and ram
spermatozoa, Austral. J.Biol. sci.7. 573
Blackshaw, A.W, & G.W. Salisbury, 1957; Factors indluencing metabolic activity
of bull spermatozoa, II .cold shock abd its prevention. J. Dairy Sci, 32, 604
Foote, R.H., 1974; artifical insemination. Dalam reproduction of farm animals,
E.S.E. Hafez. 3rd Ed. Lea & Febiger Philadelphia
Johnson, P.E, R.J Flipse & J.O. Almquist, 1955; Diluters of bovine semen. Vi. The
effect of cysteine hydrochloride on the livability of bull spermatozoa in
unheated skim milk, J. Dairl Sci, 38, 53
Kampschmidt, R.F., D.T. Mayer 7 H.A. Herman, 1953; Lipid and lipoprotein
constituents of egg yolk in the resistance and storage of bull spermatozoa, J.
Dairy Sci. 36, 733
Mc Lean. J. M. 1956; Results on the use of bovine semen stores 6 -10 days in
homogenized whole milk with the addition of 10% glycerine, Natl. Assoc.
Artif. Breesers News, 4, 13
Melrose, D.R., D.L. Stewart & W. Bruce, 1958; Comparative fertility studies of
bovine semen diluents containing powdered skim milk, fresh skim milk,
glycine and egg yolk, Vet. Med, 70 .433
Michajiov, N.N, 1950; Sperm dilution in the milk, Czechoslovak vet. Mag. Jan.
10. Abstr. Dalam: J. Am. Vet. Med. Assn, 117, 337, 139, 415
Thacker, D.L. & J.O. Almquist, 1951; Milk and milk products as diluters for
bovine semen, J. Amin. Sci, 10, 1082
Toelihere, M.R. 1977; Inseminasi Buatan pada Temak, Angkasa, Bandung.
Tosic, J. & A. Walton, 1950; metabolism of sperm. The formation and elimination
of hydrogen peroxide by spermatozoa and effects on motility and survival,
Biochem. J. 47, 199
Salisbury, G.W., H.K. Fuller 7 E.L. Willet, 1941; preservation of bovine
spermatozoa in yolk citrate diluent and field results from its use, j. Dairy Sci.
24, 905.
Van Tienhoven, A. , G. W Salisbury, N.L. Van Demark & R.G. Hasen, 1952; the
preferential utilization by bull spermatozoa of glucose as compares to
fructose.J.Dairy Sci,35 , 637
White, I.G. 1952; Metabolism of glycerol and similar compunds by bull
spermatozoa, Am. J. Physiol, 189, 307
Willet, E.L, H.K. Fuller & G.W. Sallisbury, G.W. 1940; preservation of bovine
spermatozoa in yolk citrate diluent and field results from its use, Cornel Vet,
30, 507.
Willet, E.L & J.I.ohms, 1956; Livability of spermatozoa in diluters containing
yolk citrate or nonfat milk solids with glycerol. J. Dairy Sci. 39. 1759