Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

MAGANG PEMANTAPAN KOMPETENSI PENDIDIKAN


(PKL)
DI SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Zainul Arifin
Ainul Lailatul F.
Kholifatur Rosyidah
Novia Dian P.
Afni Nihayah
Afi Latul Laili
Yola Ariestyan W.

(120210101046)
(120210101024)
(120210101026)
(120210101053)
(120210101082)
(120210101115)
(120210101121)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan hasil Magang Pemantapan Kompetensi Pendidikan ini disetujui oleh


Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Dosen Pembimbing dari hasil
observasi dan diskusi yang telah dilaksanakan pada,
Hari

: Selasa

Tanggal, Bulan, Tahun

: 26 Agustus 2014

Oleh:
Kelompok 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Zainul Arifin
Ainul Lailatul F.
Kholifatur Rosyidah
Novia Dian P.
Afni Nihayah
Afi Latul Laili
Yola Ariestyan W.

(120210101046)
(120210101024)
(120210101026)
(120210101053)
(120210101082)
(120210101115)
(120210101121)

Jember, 2 Oktober 2014


Ketua Program Studi

Dosen Pembimbing

Pendidikan Matematika

Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19730506 199702 1 001

Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19730506 199702 1 001

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, tiada kata yang dapat diucapkan kehadirat Allah


SWT atas taufiq, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan
Praktek Kerja Lapangan selama 4 hari yang dimulai tanggal 24 - 27 Agustus 2014
di SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Laporan ini disusun sebagai salah satu sebagai prasyarat dalam menempuh
skripsi di semester akhir program studi Pendidikan Matematika Universitas
Jember. Namun tanpa adanya bantuan serta dorongan dan motivasi dari beberapa
pihak, laporan ini tidak akan bisa terselesaikan. Sehingga pada kesempatan ini
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan laporan
ini.

Jember, 3 Agustus 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................................................
1.1

Latar Belakang.........................................................................................................

1.2

Rumusan Masalah....................................................................................................

1.3

Tujuan......................................................................................................................

BAB 2.........................................................................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Tempat dan Waktu........................................................................................................
2.2 Isi atau Topik................................................................................................................
2.2.1 Permasalahan Pendidikan dan Guru di SMAN 2 Yogyakarta...............................
2.2.2 Dinamika Siswa Dalam Belajar Matematika........................................................
2.2.3 Dinamika Guru Matematika..................................................................................
2.2.4 Pendapat Tentang SMAN 2 Jogjakarta.................................................................
BAB 3.........................................................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................
Kesimpulan.........................................................................................................................
Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum
dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan atau pengajaran

yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan


kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.
Di Indonesia, telah terjadi banyak perubahan terutama pada
Kurikulum. Perubahan kurikulum harus dilakukan sebab tidak ada satu
kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa. Kurikulum harus dapat
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung
berubah. Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen
tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua
komponenkurikulum.
Pada masa sekarang ditahun 2014 kurikulum yang diterapkan dalam
pembelajaran adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 (Pendidikan
Berbasis Karakter)

adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) yang diterapkan sejak 2006
lalu.Kurikulum 2013 merupakan lanjutan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dikembangkan pada tahun 2004
lalu, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
secara terpadu.
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham
atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun disiplin yang tinggi. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak
generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Dalam Implementasi
Kurikulum 2013 khususnya dalam Matematika.
Dengan adanya hal tersebut maka kami Mahasiswa Pendidikan
Matematika melakukan penelitian pada sekolah untuk mengetahui
penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran mata pelajaran
matematika.
1.2 Rumusan Masalah
2. Bagaimana permasalahan pendidikan dan guru di SMAN 2 Yogyakarta?
3. Bagaimana dinamika siswa dalam belajar matematika?

4. Bagaimana dinamika guru matematika?


5. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di
SMAN 2 Yogyakarta?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui permasalahan pendidikan dan guru di SMAN 2
Yogyakarta.
3. Untuk mengetahuidinamika siswa dalam belajar matematika.
4. Untuk mengetahuidinamika guru matematika.
5. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 2
Yogyakarta.
1.4 Manfaat
2. Menjalin

kerjasama

antara

mahasiswa

pendidikan

matematika

universitas Jember dengan pihak SMAN 2 Yogyakarta.


3. Menambah pengetahuan tentang kurikulum 2013.
4. Mengetahui strategi-strategi yang digunakan SMAN 2 Yogyakarta
untuk mewujudkan sekolah yang berprestasi.
5. Memantapkan diri untuk menjadi seorang guru.

BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Tempat dan Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 4 hari dimulai tanggal
24-27Agustus 2014, dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu tepatnya
untuk berkunjung ke SMA Negeri 2 Yogyakarta pada tanggal 26 Agustus
2014 pada pukul 08.30-11.00 WIB. Bersama 1 dosen pembimbing, 2 guru
matematika SMA Negeri 2 Yogyakarta dan 40 mahasiswa sebagai peserta
Praktek Kerja Lapangan.
2.2 Isi atau Topik
2.2.1 Permasalahan Pendidikan dan Guru di SMAN 2 Yogyakarta
SMAN 2 Yogyakarta merupakan salah satu SMA terbaik di
Kota Yogyakarta. Sekolah yang terletak di Jalan Bener nomor 30,
Tegalrejo, Yogyakarta memiliki berbagai prestasi baik dibidang
akademik maupun non akademik. Pada hasil Ujian Nasional terlihat
bahwa adanya peningkatan peringkat se-Yogyakarta. Pada tahun
2006 SMAN 2 Yogyakarta berada pada peringkat ke 9. Pada tahun
2014 untuk jurusan IPA bisa meraih peringkat 4 di tingkat provinsi
sedangkan untuk jurusan IPS meraih peringkat 3.
Namun tidak selamanya sekolah mencapai puncak kejayaan,
terlihat pada penghargaan adiwiyata yang berpindah alih ke SMA
lain di daerah Pangkel. Penghargaan adiwiyata bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran lingkungan melalui lembaga pendidikan
formal mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas se
Indonesia. Proses seleksinya didasarkan pada 4 kriteria yang
meliputi pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan,

pengembangan

kurikulum

berbasis

linkungan,

pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan


atau pengembangan sarana pendukung sekolah. Alasan penghargaan

tersebut beralih ke sekolah lain dikarenakan sekolah di daerah


Pangkel memiliki lahan yang lebih luas dan pelestarian lingkungan
sekolah lebih bagus dari SMAN 2 Yogyakarta.
Permasalahan lainnya yaitu adanya guru yang mengajar di dua
sekolah. Hal ini bukan kebijakan sekolah namun kebijakan dari dinas
pendidikan Yogyakarta.

Kebijakan

tersebut

dilakukan

untuk

memenuhi alokasi waktu guru mengajar 24 jam perminggu. Apabila


waktu mengajar guru di satu sekolah kurang dari 24 jam maka guru
tersebut akan ditugaskan mengajar ke sekolah lain. Hal tersebut akan
mengangganggu konsentrasi guru di satu sekolah, yang berakibat
kegiatan belajar mengajar anak juga terganggu.
2.2.2 Dinamika Siswa Dalam Belajar Matematika
Di sekolah ini siswanya mengalami peningkatan prestasi di
mata pelajaran matematika, hal ini terlihat dari siswa yang mengikuti
lomba olimpiade matematika di tingkat internasional pada tahun lalu,
namun

karena

kurangnya

kemampuan

berbahasa

inggris

menyebabkan tidak lolos. Selain itu, siswa-siswi SMAN 2 Jogja juga


banyak yang menjuarai lomba matematika tingkat nasional.
Siswa-siswi SMAN 2 Jogja selama ini tidak mempunyai
kendala dalam belajar khususnya di mata pelajaran matematika, hal
ini terlihat dari siswa yang mempunyai nilai NUM tinggi, paling
rendah 90,5. Guru sendiri cara meningkatkan motivasi belajar anak
didik, pertama menumbuhkan rasa percaya diri pada anak seperti
memberi stretching, yang kedua menampilkan bersahabat dengan
anak dan paling penting penguasaan materi sehingga siswa
menerima materi tersebut dengan mudah dan memberi kepercayaan
siswa kepada guru.
Di sekolah ini, dulu

pembelajaran matematika hanya

menggunakan model ceramah saja, guru yang lebih aktif di depan

kelas dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat, sehingga


menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak tertarik belajar
matematika, bahkan matematika menjadi momok pelajaran bagi
siswa. Namun karena sekarang lebih menekankan pada penggunaan
IT di

sekolah

maka

pembelajaran

di

kelas

mulai

terasa

menyenangkan dan siswanya ikut berperan juga dalam pembelajaran.


Hal ini terlihat dari prestasi-prestasi siswa yang dilihat mengalami
peningkatan.
2.2.3 Dinamika Guru Matematika
Tugas seorang guru sangatlah tidak mudah. Guru tidak hanya
mengajarkan tentang pengetahuam saja di dalam kelas melainkan
guru juga harus bisa mendidik. Mendidik dalam hal ini yaitu
membantu siswa dalam pembentukan karakter. Apalagi seorang guru
matematika, mendengar mata pelajarannya saja terkadang para siswa
sudah merasa ketakutan dan cemas ketika akan menghadapi
pelajaran di kelas. Hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa di
setiap sekolah.
Beda halnya dengan siswa di SMAN 2 Yogyakarta yang
memiliki minat belajar matematika yang sangat baik. Terlihat dari
antusias belajar dari siswa di kelas. Terbukti dengan nilai Ujian
Nasional yang mana ada minimal satu siswa yang mendapatkan nilai
10. Sesuatu yang sangat membanggakan pihak sekolah dimana mata
pelajaran yang mayoritas siswa menyimpulkan pelajaran matematika
itu adalah sulit namun terbukti beberapa siswa bisa meraih nilai
sempurna.
Namun di dalam setiap kelas tidak semuanya menyenangi
pelajaran matematika. Di dalam kelas juga ada yang kurang
menyenangi pelajaran matematika. Salah satu cara untuk mengatasi
beberapa anak yang kurang menyenangi pelajaran matematika yaitu

10

setiap kali masuk kelas seorang guru harus memasang wajah positif,
maksudnya adalah guru harus ceria dan tersenyum di hadapan para
siswanya. Dengan hal tersebut siswa akan merasa senang sehingga
memberikan kesiapan kepada siswa untuk belajar matematika.
Selanjutnya ketika pelajaran dimulai, guru harus siap dengan materi
yang akan diajarkan pada saat itu dan guru harus bisa mengajar
dengan model-model serta metode yang menarik.
Sebagai seorang guru matematika terkadang ketika menjelaskan
materi di kelas tidak cukup dengan hanya menjelaskan materi
dengan cara ceramah saja. Terkadang media pembelajaran juga
sangat membantu pada saat prose pembelajaran. Di SMAN 2
Yogyakarta, beberapa media juga digunakan untuk membantu proses
pembelajaran siswa di kelas. Namun beberapa media pembelajaran
tersebut

tidak

memiliki

tempat

yang

khusus(Laboratorium

matematika). Sehingga setiap guru harus menyimpannya masingmasing. Terkadang ada beberapa media yang diletakkan di gudang
sekolah.
Selain masalah siswa dan media pembelajaran, penerapan
kurikulum 2013 terkadang juga menjadi masalah kecil dalam
pembelajaran di kelas.

2.2.4 Pendapat Tentang SMAN 2 Jogjakarta


Dari hasil pengamatan kami di SMAN 2 Jogjakarta mengenai
kurikulum sudah sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan
pemerintah
(mengamati,

menggunakan
menanya,

pendekatan
mencoba,

saintifik

yaitu

menganalisis,

5M
dan

mengkomunikasikan) namun beberapa guru masih mengalami


kesulitan dalam penilaian siswa. Karena jumlah siswa yang banyak
yaitu 34 siswa perkelas sehingga sulit menghafal sikap dan

11

keterampilan yang dimiliki setiap siswa. Menurut kelompok kami


untuk mengatasi kesulitan tersebut seharusnya pihak sekolah
menambahkan identitas (nama siswa) di setiap seragam siswa
sehingga setiap pembelajaran berlangsung, guru dapat dengan
mudah menghafal nama-nama siswa.
Selain itu, menurut kami untuk mempermudah dalam
pembelajaran khususnya matematika pihak sekolah seharusnya
menambahkan sarana sekolah berupa laboratorium matematika,
sehingga alat peraga yang sudah ada bisa terawat dengan baik.
Namun secara keseluruhan kurikulum di SMAN 2 Jogjakarta sudah
baik.

12

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Permasalahan pendidikan di SMAN 2 Yogyakarta

yaitu beralihnya

penghargaan adiwiyata ke daerah Pangkel dikarenakan sekolah di daerah


Pangkel memiliki lahan yang lebih luas dan pelestarian lingkungan
sekolah lebih bagus dari SMAN 2 Yogyakarta. Sedangkan permasalahan
guru di sekolah tersebut yaitu adanya guru yang mengajar di dua sekolah.
Hal tersebut akan mengangganggu konsentrasi guru di satu sekolah, yang
berakibat kegiatan belajar mengajar anak juga terganggu.
2. Dinamika siswa dalam belajar matematika terlihat sangat baik karena
prestasi siswa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
3. Dinamika guru matematika dalam mengajar sangatlah bervariatif
sehingga siswa semakin semangat untuk belajar matematika.
4. Pendapat kami tentang kurikulum yang digunakan di SMA 2 Yogyakarta
sudah sesuai. Namun untuk membantu penilaian kepada siswa sebaiknya
pihak sekolah membuat identitas diri (nama siswa) pada seragam
sekolah.
Saran
Adapun saran dari kami yakni :
1. Memaksimalkan alat peraga matematika
2. Menambahkan sarana berupa laboratorium matematika.

13

DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud.Implementasi Kurikulum 2013.http://kemdikbud.go.id (diakses
tanggal 4 September 2014)

14

LAMPIRAN

15

16

17

Anda mungkin juga menyukai