BRONKOPNEUMONIA
PADA BAYI
DOSEN PEMBIMBING :
PEPIN NAHARIANI S.Kep.,Ns., M.Kep
ANGGOTA KELOMPOK 6
1.
ANDIK URDIANSYAH
(130801007)
2.
FERA AYU E.
3.
4.
(130801021)
(130801030)
(130801036)
A. DEFINISI BRONKOPNEUMONIA
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Muttaqin ,2008),
Bronchopneu monia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru- paru
yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan
radang
paru
yang
akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret akan sampai
ke alveolus paru dan mengganggu system pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna
saat terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus menjadi
agen pathogen sehingga timbul masalah gastrointestinal.
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi
makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran
pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat
tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan
dengan gambaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh
darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran
pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal
dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian
terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
WOC
Virus, bakteri,
jamur, alergi
Batuk produktif
D. MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian
atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami
tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk
produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis.
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Gejala-gejala yang dapat ditemui pada klien secara umum adalah:
1. Demam tinggi 38C
2. Berkeringat
3. Batuk yang awalnya kering menjadi produktif dengan sputum yang purulen bias
berdarah
4. Sesak nafas, retraksi intercosta
5. Sakit kepala
6. Mudah merasa lelah/ tampak lemah
7. Nyeri dada
8. Kesulitan makan dan minum (Manurung, 2009).
E. KOMPLIKASI
a. Atelektasis
b. Emfisema
c. Abses paru
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis
f. Meningitis
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a.
Pemeriksaan darah
Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil).
b.
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes
sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius
c.
d.
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus
b. Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas
tersumbat oleh benda padat
G . PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penderita dengan bronkopneumonia berat harus dirawat inap
2. Bersihkan jalan nafas (isap lendir), oksigenasi yang adekuat.
3. Cairan yang cukup bila perlu intra vena.
4. Diet TKTP, selama masih sesak nafas hati-hati makanan per oral, lebih baik makanan
lewat sondre drip.
5. Bila ada asidosis, koreksi dengan natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB
6. Medikamentosa
a. Umur > 2 bulan : kombinasi ampisilin dan klorampenikol
b. Umur < 2 bulan : kombinasi ampisilin dan gentamisin
Dosis :
1) Ampisilin 100 mg/kgBB/hr
2) Klorampenikol 100 mg/kgBB/hr
3) Gentamisin 5 mg/kgBB/hr
c. Pada kasus-kasus dengan etiologi stafilokokus berikan golongan obat tahan
terhadap B laktamase. Bila etiologi mikoplasma antibiotik yang tepat adalah
golongan makrolid. Dapat diberikan obat-obat untuk mukosilier klirens (golongan
beta 2 agonis dan atau teofilin) secara inhalasi atau peroral.
7. Fisioterapi, bila perlu untuk membersihkan jalan nafas.
8. Pemantauan :
a.
b.
c.
d.
H. PENCEGAHAN
1. Hindari anak dari paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian yang berpotensi
penularan.
2. Hindari kontak anak dengan penderita ISPA
3. Membiasakan pemberian ASI
4. Segera berobat jika terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai
suara sesak
Perkembangan Psikoseksual
Perkembangan psikoseksual pada bayi termasuk kedalam fase oral
sensori ( lahir sampai 12-18 bulan atau bayi ). Aktivitas melibatkan mulut
seperti mengisap, menggigit, dan mengunyah merupakan sumber utama
kenikmatan. Anak yang terhalang kegiatan mengisap mungkin berusaha
untuk memuaskan kebutuhan ini dikemudian hari melalui aktivitas seperti
mengunyah permen karet, merokok, dan makan yang berlebihan.
j. Riwayat Nutrisi
Pemberian Makanan Pada Bayi
a. Usia 0-6 bulan
Hanya ASI (ASI EKSLUSIF). Makanan tambahan diberikan usia 6
bulan.
b. Usia 6-8 bulan
WAKTU
05.00- 06.00
08.00
11.00
13.00
DIET
ASI- SUSU FORMULA
BUBUR SUSU
JUICE ATAU BUAH
JUMLAH
150-180 CC
6-9 SDM
75-125 CC, 6-8
SDM
6-8 SDM
15.00
16.00
18.00
150-180 CC
WAKTU
05.00- 06.00
08.00
11.00
DIET
ASI- SUSU FORMULA
NASI TIM
JUICE ATAU BUAH
JUMLAH
180 CC
9-12 SDM
125-180 CC, 9-12
13.00
15.00
16.00
SDM
NASI TIM
9-12 SDM
ASI SUSU FORMULA
150-180 CC
BISKUIT, AGAR-AGAR 1-3 KEPING
21.00 22.00
c. Usia 9-12 bulan
SUSU,
BUAH
18.00
21.00 22.00
III.
HUNGKWE,
ATAU
SNACK
LAINNYA
NASI TIM
ASI- SUSU FORMULA
9-12 SDM
180 CC
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran compos mentis sampai koma, keadaan umum lemah dan gelisah, suhu
tubuh 39-400C, nadi cepat (>160 x/menit), respirasi cepat dan dangkal (>60
x/menit), BB sesuai dengan umur.
2. Pemeriksaan Persistem
1) Sistem Pernapasan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak sulit bernapas
Hidung
Inspeksi : ada nafas cuping hidung, ada secret
Palpasi
Mulut
Inspeksi
Faring
Inspeksi : tidak ada odem
Area dada
Inspeksi : Irama nafas
penggunaan otot bantu napas, ada retraksi dada, pergerakan dada asimetris
Palpasi
Refleks Babinski
Dengan sebuah benda yang berujung agak tajam, telapak kaki digores
dari tumit menyusur bagian lateral menuju pangkal ibu jari. Positif bila
terjadi dari ibu jari dan biasanya disertai dengan pemekaran jari-jari
kaki.
2.
Refleks Chaddok
Tanda babinski timbul dengan menggoreskan bagian bawah dari
maleous lateral kearah depan.
3.
Reflek Oppenheim
Dengan mengurut tulang tibia dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah mulai dari lutut tengah mulai dari lutut menyusur ke bawah.
Positif bila timbul tanda babinski.
4.
Refleks Gordon
Otot gastrokmius/betis ditekan. Positif bila timbul tanda babinski.
2)
Refleks Rooting
Saat pipinya disentuh, bayi akan menggerakan kepalanya menuju
arah bagian yang disentuh sambil membuka mulutnya seperti siap menyusu.
Menghilang saat bayi berusia 3-4 bulan. Bila tak ada respons atau ada
respons tapi lemah, menunjukkan ada kelainan pada saraf otak. Bayi
prematur biasanya belum memiliki.
3)
(semua saraf selaian otak dan saraf tulang belakang) atau kemungkinan ada
retak pada tulang atau tulang di betis.
7)
Refleks plantar
Ketika telapak kakinya disentuh, jari-jari kakinya akan menekuk dan
telapak kakinya bergerak ke dalam menjauhi tulang kering. Menghilang
saat bayi berusia 1 tahun. Bila tidak ada respons, menunjukkan ada kelainan
pada susunan saraf. Refleks ini tidak muncul bila bayi lahir prematur.
8)
9)
10)
4) Sistem Pencernaan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak malas makan
Mulut
Inspeksi
stomatitis
Palpasi
Lidah
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar, keadaan bersih, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
5) Sistem Perkemihan
Anamnesa
Orangtua mengatakan anak malas minum
Kandung kemih
Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
Palpasi
Ginjal
Inspeksi : tidak ada pembesaran daerah pinggang
Palpasi
Kekuatan otot
Ekstremitas Atas
Inspeksi : ada sianosis, tidak ada clubbing finger
Palpasi
: suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada oedem, tidak ada clubbing finger
Palpasi
: suhu akral hangat
Auskultasi : tidak ada krepitasi
7) Sistem Endokrin
Kepala
Inspeksi
Palpasi
Leher
Inspeksi
Palpasi
h Sistem Reproduksi
Genetalia
Inspeksi
Palpasi
i
: tidak ada benjolan atau masa dan tidak ada nyeri tekan
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkakan kelopak mata
Hidung
Inspeksi
Palpasi
: tidak ada pembengkakan, tidak ada fraktur , dan tidak ada nyeri
tekan
Mulut
Inspeksi
Telinga
Inspeksi
Palpasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
Diagnosa
1.
NOC
Keperawatan
Bersihan jalan
tidak
efektif
peningkatan
sputum
NIC
nafas Setelah
dilakukan
b.d tindakan
produksi selama
pasien
keperawatan
3x24
jam,
Airway suction
Mandiri :
menunjukkan
keefektifan
Auskultasi suara
nafas
sebelum
dan
sesudah
suctioning.
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status :
pada
Airway patency
-
suctioning
ada
sianosis
dan
dyspneu
(mampu
nasal
suksion
nafas,
nasotrakeal.
frekuensi
rentang
tidak
normal,
ada
suara
untuk
memfasilitasi
dengan mudah)
dalam
O2
menggunakan
sputum,bernafas
pernafasan
Berikan
dengan
mengeluarkan
2. Irama
keluarga
tentang
Aspiration Control
bersih,
Informasikan
Gunakan
alat
nafas abnormal.
3. Orangtua
tindakan
mampu
mengidentifikasikan
dan
mencegah
faktor
Monitor
status
oksigen pasien.
yang
penyebab.
4. Saturasi O2 dalam
Hentikan suction
dan
batas normal.
berikan
oksigen apabila
pasien
batas normal
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2, dll.
Kolaborasi :
-
Pastikan
kebutuhan oral /
tracheal
suctioning.
2.
dilakukan
Terapi Oksigen
tindakan
keperawatan
selama
3x24
pasien
jam,
menunjukkan
Mandiri :
-
Bersihkan
mulut,
keefektifan
trakea.
Respiratory status :
Respiratory status :
Airway patency
jalan
Ventilation
-
Pertahankan
Vital sign
Atur
peralatan
oksigenasi.
Monitor
aliran
bersih, tidak
ada
sianosis
dan
dyspneu
(mampu
oksigen.
-
mengeluarkan
Pertahankan posisi
pasien.
sputum,bernafas
dengan mudah).
2. Menunjukkan jalan
nafas
Observasi
tanda
yang paten
adanya
tanda
hipoventilasi.
irama
nafas,
frekuensi
pernafasan
adanya
kecemasan
pasien
terhadap oksigenasi.
dalam
rentang
Monitor
normal,
tidak ada
suara
nafas abnormal).
3. TTV dalam batas
normal
3.
Gangguan
pertukaran Setelah
gas
perubahan tindakan
b.d
membran
alveolar
dilakukan
Airway Management
kapiler- keperawatan
selama
Pengkajian :
Identifikasi
perlunya
pemasangan
Respiratory
Status
Gas
pasien
alat
Exchange
-
Keseimbangan
asam
Basa, Elektrolit
Mandiri :
-
Respiratory
Status : ventilation
Vital sign
Buka
jalan
guanakan
nafas,
teknik
pasien
bersih, tidak
ada
sianosis
dan
dyspneu
(mampu
untuk
memaksimalkan
ventilasi.
mengeluarkan
sputum,bernafas
dengan
tidak
mudah,
ada
Keluarkan
sekret
pursed
suction.
lips).
2. Menunjukkan jalan nafas
yang paten
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu.
irama
nafas,
rentang
tidak ada
suara tambahan.
dalam
normal,
suara
suara
frekuensi
pernafasan
Auskultasi
Monitor
respirasi
dan status O2
nafas abnormal).
bronkodilator
normal
5. Status
Berikan
perlu.
neurologis
bila
Berikan
pelembab
udara.
-
Atur
intake
untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
4.
Risiko
kekurangan Setelah
volume
berhubungan
demam,
dengan terjadi
peningkatan -
menurunnya keseimbangan
cairan
Awasi
tanda-tanda
hipovolemik
-
Monitor
Fluid Balance
cairan.
Monitor
balance
pemberian
cairan parenteral.
Monitor
BB
<10 kg)
terjadi
penurunan
ada
tanda
dehidrasi
pucat,
jika
BB drastis.
tanda- :
Monitor
tanda
dehidrasi.
mukosa -
Monitor tanda-tanda
vital.
kering, konjungtiva -
Berikan
cairan
pucat, lemas.
peroral
sesuai
kebutuhan.
Kolaborasi :
-
Kolaborasi
pemberian
terapi
cairan.
HE :
-
Anjurkan
pada
yang
lunak.
-
Ajarkan
kepada
cairan
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
Setelah
dari tindakan
dilakukan
keperawatan
Nutrition
kebutuhan
tubuh
b.d selama
ketidakmampuan
pemasukan
3x24
jam
Management
ketidakefektifan perfusi
atau jaringan perifer teratasi
Pengkajian :
zat-zat Nutritional
Status
: -
atau
kemampuan
pasien
badan
2. Tidak
Kaji
ada
mendapatkan nutrisi
tanda
yang dibutuhkan
tanda malnutrisi
3. Tidak
penurunan
terjadi
Mandiri :
berat
untuk
Berikan
substansi
gula.
-
Monitor
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori.
Kolaborasi :
-
Kolaborasi
ahli
gizi
dengan
untuk
menentukan jumlah
kalori
yang
dan
nutrisi
dibutuhkan
pasien.
-
Berikan
makanan
Anjurkan
keluarga
untuk meningkatkan
intake Fe.
-
Anjurkan
keluarga
untuk meningkatkan
protein dan vitamin
C.
-
Berikan
pada
tentang
nutrisi.
informasi
keluarga
kebutuhan