Pendahuluan
Teknik kultur jaringan mensyaratkan kondisi aseptik, bebas dari bakteri,
jamur, yeast dan jasad renik lain pada setiap tahapan kegiatannya. Hambatan
utama keberhasilan pelaksanaan kultur jaringan adalah adanya kontaminasi
yang dapat timbul baik selama prosedur tersebut dikerjakan maupun selama
kultur dipelihara didalam ruang inkubator. Kontaminasi oleh mikroorganisme
menjadi problem yang sangat serius, karena mikrobia kontaminan akan segera
mengkonsumsi zat hara yang ada pada medium kultur. Mikroorganisme ini
meskipun berukuran sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat banyak dan aktivitas
metabolismenya sangat tinggi, jika pertumbuhannya tidak dapat dicegah maka
dalam waktu yang relatip singkat segera mendominasi kultur. Sel dan jaringan
tanaman yang dikulturkan akan mati, matinya eksplan dapat disebabkan karena
dibebaskanya senyawa-senyawa toksik sebagai hasil metabolisme dari mikrobia
kontaminan, dapat juga karena eksplannya "dimakan" oleh mikrobia kontaminan
tsb.
Kontaminasi dapat timbul pada setiap tahapan dari pelaksanaan kultur
jaringan, prosedur kerja aseptis yang harus dikerjakan untuk menanggulangi
kontaminasi adalah:
1. Sterilisasi ruang kerja
2. Sterilisasi medium dan alat-alat
3. Sterilisasi eksplan.
Pendahuluan
Sebagaimana telah diuraikan pada Pokok Bahasan Laboratorium Kultur
Jaringan, kegiatan aseptis dimulai didalam Ruang Steril dan Ruang Inkubasi /
Kultur, kegiatan utama yang dilakukan meliputi sterilisasi dan penanaman
eksplan diatas atau didalam medium kultur. Laboratorium sederhana setidaknya
mempunyai dua ruangan tersebut, yang kebersihannya senantiasa harus
diperhatikan. Ruang kerja yang kotor, akibat terlalu banyak orang yang lalu
lalang didalamnya, dapat mengundang timbulnya kontaminasi. Ruang kultur yang
tidak terpelihara dapat mengundang serangga-serangga kecil untuk masuk
kedalam botol-botol yang berisi medium kultur. Serangga-serangga kecil ini
menimbulkan permasalahan tersendiri karena spora-spora jamur dan bakteri
biasanya ikut lerbawa masuk kedalam botol kultur. Ruang kerja harus mudah
dibersihkan dan dilengkapi dengan AC sehingga senantiasa kering dan sejuk.
Kegiatan sterilisasi medium dan alat-alat dikerjakan diruang persiapan.
Kebersihan dan organisasi laboratorium yang efisien, ditunjang dengan peralatan
yang memadai, dapat menciptakan kondisi aseptis yang terkendali.
Gambar 4.1. Laminar air flow dengan bagian-bagiannya (a) udara masuk (b)
blower (c) HEPA filter (d) ruang kerja aseptis (e) prefllter.
Gambar 4.2. Detail ruang kerja dan Laminar air flow, botol berisi medium kultur
dan alat-alat harus diletakkan dikanan kiri ruang kerja dan tidak boleh
menghalangi hembusan udara steril.
Didalam laf juga sering dilengkapi dengan instalasi gas yang diperlukan
untuk sterilisasi alat-alat dengan pembakaran, tetapi ini dapat diganti
dengan lampu spiritus atau baktisinerator.
b. Steril box (entkas)
Alat lain untuk dapat menciptakan ruang kerja yang steril dengan harga
yang relatip murah adalah steril box (entkas). Alat ini berujud seperti
kotak yang terbuat dari bahan kaca (lihat gambar 4.3 ), plywood, papan
kayu atau yang lebih sederhana misalnya dari kardus yang didalamnya
dilapisi aluminum foil. Steril box atau entkas dapat dibuat dengan ukuran
sesuai dengan yang dikehendaki, yang penting untuk diperhatikan adalah
tangan kita dapat menjangkau setiap dinding entkas karena akan
memudahkan untuk membersihkannya.
Gambar 4.3 Steril box (entkas) yang terbuat dari bahan kaca
Sebelum mulai bekerja, dinding entkas dibersihkan lebih dahulu dengan
melap kain yang sudah dibasahi alkohol 70%. Ruang kerja didalam
entkas disterilisasi dengan formalin tablet yang ditaruh didalam cawan
porselin kecil dan diletakkan disudut-sudut ruangan, setiap cawan berisi
satu tablet. Uap formalin ini dapat mensterilkan udara yang terdapat
didalam entkas. Alat-alat dan botol kultur yang berisi media disemprot
20 50
15
75
20
250 500
25
1.000
30
1.500
35
2.000
40
(Biondi dan Thorpe, 1978)
Alat-alat yang digunakan didalam ruang steril antara lain : scalpel, pinset
bermacam-macam ukuran, petridish, cork borrer, pipet, alat-alat gelas (botol
kultur dsb), gunting, kertas saring dsb. Alat-alat tersebut, sebelum disterilisasi,
dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus rapi dengan kertas coklat. Alatalat yang akan disterilisasi dengan autoclave tidak boleh dibungkus dengan
aluminum foil sebab uap air tidak dapat masuk kedalam bungkusan. Untuk botol
kultur, sebelumnya harus dicuci kemudian ditutup dengan aluminum foil atau
bahan lain yang terbuat dari karet, kain atau plastik yang tahan panas. Botol
kultur dengan penutup yang berulir, tidak boleh ditutup terlalu rapat ketika
disterilisasi, ini diperlukan agar tidak terjadi perbedaan tekanan dengan ruangan
didalam autoclave, perbedaan tekanan akan mengakibatkan pecahnya botol
kultur.
Sterilisasi eksplan
Eksplan adalah bagian kecil dari tanaman baik itu sel, jaringan, ataupun
organ yang digunakan untuk memulai suatu kultur. Eksplan yang digunakan
didalam kultur jaringan harus yang masih muda (primordia), sel-selnya masih
bersifat meristematik. Sel-sel yang bersifat meristematik dicirikan dengan sifatnya
yang selalu membelah, selnya berukuran kecil tetapi inti selnya relatip besar,
penuh plasma, vacuola kecil-kecil, dinding sel tipis terdiri dari dinding primitip
yang berupa selulosa microfibril. Bagian tanaman yang bersifat meristematik
antara lain terdapat pada ujung (kuncup) batang atau akar, dikenal dengan nama
meristem apikal, pada batang disebut shoot apical meristem sedangkan
meristem yang terdapat pada kuncup diketiak daun disebut meristem aksiler
(gambar 4. 4).
didalam jaringan tanaman. Kontaminan internal ini sangat sulit untuk diatasi,
karena sterilisasi permukaan tidak akan efektip.
Eksplan yang digunakan ukurannya sangat bervariasi dari yang hanya
dapat dilihat dengan mikroskop (mikroskopis) misalnya mikrospora, shoot apical
meristem, embrio dsb sampai yang berukuran 1 cm atau lebih misalnya ruas
batang, daun, hipokotil, biji, rhizom dsb. Bagian-bagian tanaman tersebut
seringkali masih tertutup oleh jaringan / sarung-sarung daun misalnya pada daun
tebu, hal ini akan memudahkan prosedur sterilisasi karena secara alamiah
bagian daun yang ada didalamnya masih suci hama. Eksplan yang berukuran
terlalu besar akan membawa resiko kontaminasi yang lebih besar, namun jika
digunakan eksplan yang terlalu kecil pertumbuhan dan respon yang diharapkan
juga tidak sebaik jika menggunakan eksplan yang berukuran besar. Dilemma ini
menyebabkan tidak adanya metoda sterilisasi eksplan yang baku untuk semua
tanaman. Hal penting yang harus diperhatikan pada sterilisasi eksplan adalah
bahwa eksplan dan mikrobia kontaminan keduanya adalah jasad hidup,
kontaminasi harus dihilangkan tanpa mematikan eksplan.
Bahan pensteril yang umum digunakan untuk sterilisasi eksplan adalah
calcium hypochlorite , sodium hypochlorite, sublimat/mercuric chloride (HgCl2),
alkohol dsb. Konsentrasi dan lama waktu sterilisasi sangat bervariasi tergantung
dari jenis eksplan dan tempat tumbuhnya. Eksplan yang ditumbuhkan dalam
rumah kaca relatip lebih bersih, sedangkan yang berasal dari lapangan pada
umumnya lebih kotor, lebih terkontaminasi sejak dari awalnya sehingga prosedur
sterilisasi harus dibuat lebih keras dengan meningkatkan konsentrasi bahan
pensteril atau dengan memperpanjang waktu sterilisasi.
Semua bahan-bahan pensteril adalah toksik terhadap eksplan, sehingga
perlu dilakukan pencucian yang berulang-ulang agar semua bahan pensteril yang
menempel dapat tercuci. Untuk meningkatkan penetrasi bahan pensteril,
seringkali ditambahkan 1 atau 2 tetes agensia pembasah ( Triton-X , Tween 20
atau Tween 80) yang fungsinya menambah tegangan pada permukaan eksplan.
Penggunaan pompa vakum juga dapat meningkatkan penetrasi bahan pensteril
pada permukaan jaringan sehingga dapat meningkatkan efisiensi sterilisasi.
Konsentrasi
Lama
Efektifitas
perendaman
Cacium hypochlorite
(9-10)%
(5 - 30 ) menit
Sangat bagus
Sodium hypoehlorite
2%(bayclin 20%)
(5 - 30 ) menit
Sangat bagus
(10-12)%
(5 - 15 ) menit
Bagus
(1-2)%
(2 - 10 ) menit
Sangat bagus
1%
(5 - 30 ) menit
Bagus
(0,1 - 1)%
(2 - 10 ) menit
Memuaskan
(4 - 50) mg 1-1
Cukup bagus
Hydrogen peroxide
Bromine water (H2O2)
Silver nitrate
Mercuric chloride
Antibiotics
Latihan soal-soal
1. Jelaskan bagaimana prinsip kerja autoclave, apa kelemahan sterilisasi
medium dengan autoclave!
2. Jelaskan apa bahayanya sinar UV yang digunakan untuk sterilisasi ruang
kerja!
3. Jelaskan bagaimana prinsip kerja Laminar Air Flow!
4. Jelaskan cara sterilisasi medium dalam jumlah banyak yang ditambahkan
asam-asam amino dan Gibberellin!
5. Jelaskan tahapan-tahapan yang harus dijalankan untuk sterilisasi eksplan
yang berasal dari lapangan!