Pesanan dokter istirahat, furosemide 3x1 ampul, captopril 3x1 tablet, dan
digoxin. Belum ada pemeriksaan penunjang.
Tugas:
a. Buat patofisiologi sampai terjadinya kasus sepuluh tahun kemudian
setelah didiagnosa hypertensi (dari awal hingga saat ini).
b. Sebutkan keluhan-keluhan dan hasil-hasil pemeriksaan fisik yang mungkin
ditemukan pada tn. Nadi (kembangkan berdasarkan teori yang terkait)
c. Sebutkan jenis pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang sebaiknya
dilakukan padan tn. Nandi (termasuk persiapan dan hasil yang mungkin
ditemukan)
d. Buat skema pengobatan atau penanganan kasus diatas
e. Buat data analisa terhadap hasil-hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan data-data lainnya.
f. Buat prioritas diagnosa keperawatan sesuai kasus
g. Buat rencana keperawatan sesuai kasus
TIJAUAN TEORITIS
A. Konsep Teori
1. Definisi
al,1995:918)
Hasil konsensus panel ahli mengemukakan definisi kardiomiopati
yaitu; suatu kelompok heterogen dari penyakit miokardium yang
terkait dengan disfungsi mekanik dan/atau elektrik yang biasanya
(tidak selalu) menunjukkan adanya hipertrofi atau dilatasi ventrikular
yang tidak sesuai dan karena adanya berbagai penyebab yang
biasanya adalah faktor genetik. Kardiomiopati yang terbatas hanya
2
(1)
kerusakan yang luas pada miofibril jantung yang ditandai dengan dilatasi
dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan
dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel.
2. Etiologi
Tidak ada etilogi yang pasti dari kardimiopati, tetapi kemungkinan
ada hubungan dengan beberapa hal, yaitu:
Primer (penyakit otot jantung tanpa diketahui penyebabnya)
b.
Kelainan autoimun
Hipertensi sistemik
3. Klasifikasi
Klasifikasi terbaru membagi kardiomiopati menjadi 2 kelompok besar
berdasarkan dominasi organ yang terlibat. Kardiomiopati primer
(genetik,
non-genetik,
didapat/acquired)
adalah
semata-mata
merupakan
bagian
dari
berbagai
macam
gangguan
sistemik
(multiorgan)(1).
a. Kardiomiopati Primer
Kardiomiopati Primer
(terutama yang melibatkan jantung)
Genetik
Campuran
HCM
Acquired
- DCM
ARVC/D
- Inflammatory
- Restrictive (non-hypertro-
LVNC
Glycogen Storage
- Stress-provoked
- Peripartum
-Tachycardia-induced
Conduction defects
Mithocondrial Myopathies
- infant insulindependent
diabetic mothers
Ion Channel Disorders
Bagan 1. Klasifikasi kardiomiopati primer.
Secara klinis proses penyakit kardiomiopati primer berkaitan dengan
miokardium.
b. Kardiomiopati sekunder
Kardiomiopati sekunder yang penting terdapat di dalam tabel
berikut ini.
Kelainan
Penyakit
Infiltratif
Storage
Hemochromatosis
Fabrys disease
Glycogen storage disease (tipe II, Pompe)
Niemann-Pick disease
Toksisitas
Endomyocardial
Endomyocardial fibrosis
Hypereosinophilic syndrome (Lefflers
endocarditis)
Inflamasi
Sarcoidosis
(granulomatosa)
Endokrin
Diabetes mellitus
Hyperthyroidism
Hypothyroidism
Hyperparathyroidism
Pheochromocytoma
Acromegaly
Cardiofacial
Noonan syndrome
Lentiginosis
Neuromuscular/neurol
ogical
Friedreichs ataxia
Duchenne-Becker muscular dystrophy
Emery-Dreifuss muscular dystrophy
Myotonic dystrophy
Neurofibromatosis
Tuberous sclerosis
Nutritional
deficiencies
Autoimmune/collagen
Ketidakseimbangan
elektrolit
dalam
terbentuknya
hipertensi;
faktor-faktor
tersebut
adalah:
(tonus
berhubungan
simpatis
dengan
dan/atau
variasi
meningkatnya
diurnal),
respons
mungkin
terhadap
stress
hormon
yang
psikososial dll
Produksi
berlebihan
meningkatnya
produksi
angiotensin
II
dan
aldosteron
Defisiensi
vasodilator
seperti
Perubahan
kallikrein-kinin
yang
dalam
mempengaruhi
tonus
ekspresi
sistem
vaskular
dan
Abnormalitas
tahanan
pembuluh
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Obesitas
Meningkatnya
aktivitas
vascular
growth factors
6
Nikotin, CO dan
tar
Disfungsi Oksida
nitric
Difisiensi
vasodilator
Vasokontriksi
PDPD
merusak endotel
PD
fibrinogen
agregasi
platelet
plakatheroskleros
is
Aliran darah
melambat
HIPERTENSI
Kerja
meningkat
kontraksi ventrikel
kiri
Hipertrofi ventrikel
kiri
Penebalan
dinding
jantung
Kompensa
si
terlampaui
Otot jantung
Dilatasi
melemah ,
Penurunan
ventrike
rongga/ru ang
elastisitas
PATOFISIOLOGI
KARDIOMIOPATI
DILATASI
l
jantung melebar
ventrikel.
Myocarditi
s
toksik (rokok,
Penurunan
fungsi
ventrikel
Kardiomiopati
dilatasi
Peripartu Geneti
m
k
preload
HR
Gangguan
perfusi
jaringan
Hipertropi
Kelemaha
n
Perfusi ginjal
filtrasi glomerulus
Suplay darah
ke otak
Hipoksia
jaringan
Risti
gangguan
integritas
Ket.
Vasokontriksi PD
ginjal aldosteron
Retensi Na dan
cairan
Pitting Edema
Kelebihan
volume
(+)
Intoleransi
Imobilisasi
sirkulasi
Perubahan
status
mental
diagnosa keperawatan
5. Manifestasi klinis
Dispneu
Batuk dan mudah lelah
Distensi vena jugularis
Kongesti vena sistemik
Disritmia atau blok jantung
Gagal jantung (bagian kiri)
Emboli sistemik/
pulmonary
Kardiomegali sedang-
tricuspid
Tekanan darah
normal/turun
Hepatomegali
Asites
Pittimg edema pada bagian
tubuh bawah
Kulit dingin
berat
6. Komplikasi
Komplikasi dari Kardiomiopati Dilatasi sebagai berikut:
Gagal jantung
Merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada DCM. Terjadi
ketika otot jantung tidak cukup kuat untuk memompa darah yang
cukup untuk seluruh tubuh, menyebabkan edema di paru-paru
dan/ atau jaringan/ perifer. Beberapa orang memiliki penyakit
yang stabil dan kondisi yang agak sedikit buruk. Sementara yang
mempengaruhi
kedua
sisi
jantung(
kiri
dan
kanan)
tersebut
diatasi
dengan
pemberian
warfarin
yang
Ektopik ventrikular
Kadang-kadang ada 1 denyut tambahan di luar denyut
jantung. Tidak memerlukan pengobatan, tidak berbahaya, dan
dapat ditemukan pada orang normal.
2.
Ventrikular takikardia
Dapat
berespon
terhadap
obat
atau
ICD/
Heart block
Jika sistem konduksi elektrikal jantung dalam jantung gagal untuk
berfungsi dengan baik, jantung akan menjadi terlalu lambat. Jika
terjadi
pandangan
mata
terasa
gelap/
tidak
sadar,
maka
diperlukan pacemaker.
hipotensi
2.
3.
4.
pusing
5.
gangguan pencernaan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali,
terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru
dan efusi pleura
dan
digunakan
untuk
meninngalkan
miokardium
muntah.
Vasodilator
Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh
karena
mempersatukan
vena,
menurunkan
resistensi
ACE
inhibitor
(seperti
Captopril,
Enalapril,
Lisinopril, Enalapril )
ACE ( Angiotensin-converting enzyme) inhibitor terbukti dapat
digunakan untuk mencegah perkembangan dilatasi jantung
dan berguna untuk pasien DCM. Merupakan suatu vasodilator.
Efek sampingnya adalah batuk kering (akibat peningkatan
sintesis bradikinin), rash, rasa mengecap logam, dan jarang
terjadi bengkak lidah.
Beta-blockers
(seperti
Metoprolol,
Carvedilol,
Bisoprolol )
Jika timbul gagal jantung, maka terjadi peningkatan produksi
adrenalin yang dapat menyebabkan kerusakan jantung yang
lebih parah. Hal tersebut dapat dicegah dengan penggunaan
beta
bloker.
Dengan
penggunaan
jangka
panjang
akan
Efek samping
memburuk,
tangan
menjadi
dingin
dan
wheezing.
Digoxin
Digunakan untuk mengontrol denyut jantung jika terjadi
fibrilasi atrium. Meskipun denyut jantung normal, Digoxin
diberikan
utnuk
membantu
meningkatkan
kontraksi
otot
Diuretika
(seperti
Furosemide,
Bumetamide,
Amiloride )
Obat ini dikenal sebagai pil air dan digunakan untuk
mengurangi retensi cairan dalam tubuh dengan meningkatkan
produksi urine. Jika gejala sudah teratasi, penggunaan obat ini
dapat dikurangi. Efek sampingnya hipokalemia, dan diatasi
dengan kombinasi antara Furosemide dengan Spironolakton,
atau diberikan suplemen kalium atau diuretik hemat kalium.
Bila pasien diberi diuretic, biasanya pasien menjadi lemah atau
kebimbangan. Harus diobservasi kehilangan elektrolit, ketika
diuretic
digunakan.
kehilangan
Kehilangan
potassium,
klorida,
tersebut
dapat
sodium,
dan
berupa
calsium.
Warfarin/ antikoagulan
Untuk
mencegah
mengencerkan
pembentukan
darah
dan
bekuan
bekerja
darah.
dengan
Obat
baik
ini
untuk
Mengurangi
insidensi
untuk
fibrilasi
atrium.
terjadi
adalah
dilatasi
pembuluh
darah
perifer,
untuk
dikombinasi
pemberiannya
dengan
yang tinggi.
Melakukan mobilisasi
meningkatkan
sirkulasi
secara
teratur
dan
mencegah
oksigen
ke
jaringan
pada
klien
robeknya
berjalan,
untuk
jaringan
bersepeda)
Penambahan
oksigen
posisi
untuk
menghindari
kardiomiopati
seperti
serangan
jantung,
penyakit
yang
6.
Mengalami
tekanan
darah
tinggi
Anda
memompa
(kiri
ventrikel). Faktor
risiko
untuk
11.
12.
makan (hemachromatosis)
13.
14.
15.
KonsepAsuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
DS
DO
Klien mengeluh:
- sesak
- kaki bengkak
- mengeluh lemah
- Pasien mengatakan sulit berjalan
orthopnea
Asites pada abdomen
S3 da S4 (+)
tampak
cemas
saat
akibat
menanyakan
penyakitnya
Klien
sudah
komplikasi
hipertensinya
Denyut dan irama jantung berubah
Kulit teraba dingin/lembab
Nadi perifer tidak teraba
Distensi vena jugularis (+)
Rongten dada: Kardiomegali ventrikel kiri
Pengumpulan Data
1) Data Demografi
Angka kejadian kardiomiopati dilatasi adalah 2 X terjadi pada
laki-laki dan terjadi pada usia pertengahan. (Ignatavicius et al,
1995:919)
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Umumnya klien datang dengan keluhan adanya sesak.
Sesa yang dirasakan bertambah bila dilakukan aktivitas dan
tidur
terlentang
dan
berkurang
bila
diistirahatkan
dan
adanya
Kelainan
autoimun,
Hipertensi
sistemik,
bakteri/virus),
dan
Gangguan
scurvy),
gangguan
metabolik
(defisiensi
imunitas
(leukimia),
adanya
anggota
keluarga
lingkungan
yang
dangkal,takipneu,
penggunaan
otot
aksesori
kelemahan,
sakit pada
otot
dan
kehilangan
dikaji
tentang
persepsi
klien
terhadap
dirinya
tentang
keyakinan
atau
persepsi
klien
terhadap
Pada
foto
rontgen
dada,
terlihat
adanya
konduksi
intraventrikular.
Kadang-kadang
terdapat
insufisiensi
trikuspid,
pergerakan
septum
juga
aneurisma
ventrikel
kiri
dapat
pada
pemeriksaan
radionuklear
tampak
2. Analisa data
Problem
Penurunan
curah jantung
Risti Kerusakan
pertukaran gas
Kelebihan
volume cairan
Etiologi
Symptom
Perubahan
kontraktilitas DO:
TD: 170/110 mmHg
miokardial/perubahan
N: 120 x/menit
inotropik
P: 30 x/menit
JVP (+)
Denyut dan irama jnatung berubah
S3 &S4 (+)
Nadi perifer tidak teraba
Kulit dingin
JVD (+)
Pitting Edema (+/+)
DS:
Mengeluh sesak
Perubahan membran kapiler- DS:
alveolus,
contoh - Klien mengeluh sesak
pengumpulan/perpindahan
DO:
cairan
kedalam
area Batuk (+),P: 30 x/menit. Ronkhi (+),
orthopnea (+)
interstitial/alveoli
menurunnya
laju
filtrasi
glomerulus
atau
meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium /air.
DO:
Edema (+/+)
TD: 170/110 mmHg
N: 120 x/menit
JVP (+)
Asites pada abdomen
S3
orthopnea
DS:
Mengeluh Sesak
Intoleransi
aktivitas
Gangguan pola
tidur
Risti gangguan
integritas kulit
Kurangnya
pengetahuan
mengenai
kondisi, program
pengobatan
Ketidakseimbangan
antara DS:
suplai
oksigen/kebutuhan, - Klien mengeluh sesak dan mudah
kelemahan
umum,
tirah
capek saat beraktivitas
baring lama/immobilisasi.
- Klien
mengatakan
aktivitasnya
dibantu oleh keluarga
DO:
- Klien tampak berbaring lemah
- TD: 170/110 mmHg
- N: 110 X/menit
R= 30X/menit
Napas pendek/statis sekresi
DS:
- Klien mengatakan tidur siang tidak teratur,
sebentar-sebentar.
- Klien mengatakan tidur sering terbangun karena
sesak.
- Klien mengatakan tidur malam 4 jam
DO:
- Mata tampak sembab
- Klien tampak lemah
Tirah baring lama, edema, DO:
Pasien hanya di tempat tidur
penurunan perfusi jaringan.
Kurang
DS:
pemahaman/kesalahan
- Klien mengatakan takut dan cemas
persepsi tentang hubungan
penyakitnya tak dapat disembuhkan
fungsi jantung/penyakit
- Klien selalu bertanya tentang kondisi
penyakitnya
DO:
- Klien tampak gelisah
- Klien
tampak
cemas
saat
menanyakan penyakitnya
- Klien sudah 2 X akibat komplikasi
hipertensinya
3.
N
o
.
1
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan KH
Penurunan
curah
jantung b.d Perubahan
kontraktilitas
miokardial/perubahan
inotropik
DO:
TD: 170/110 mmHg
N: 120 x/menit
P: 30 x/menit
JVP (+)
Denyut dan irama
jnatung berubah
S3 &S4 (+)
Nadi
perifer
tidak
teraba
Kulit dingin
Pitting Edema (+/+)
DS:
Mengeluh sesak
Tujuan:
Curah jantung tidak
menurun
setelah
dilakukan
perawatan 2x 24
jam
KH:
TD: 125/90mmHg
N: 90 x/menit
P: 20 x/menit
JVP(-)
Denyut dan irama
jantung normal
S3 dan S4 (-)
Kulit hangat
Edema (-)
Sesak (-)
Intervensi
Mandiri
Auskultasi nadi apical, kaji
frekwensi, irama jantung.
Catat bunyi jantung, palpasi
nadi perifer, pantau tekanan
darah tiap 1 jam
Kaji kulit terhadap pucat, dan
sianosis.
Tinggikan kaki dengan
mengganjal bagian tumit kaki
dengan bantal/ gulungan kain
Pantau haluaran urine, catat
penurunan haluaran dan
konsentrasi urine setiap 8 jam
Tingkatkan/ dorong tirah baring
dengan kepala ditinggikan 45 0
Rasional
Biasanya
terjadi
takikardi
untuk
mengkonpensasi
penurunan
kontraktilitas ventrikuler
Indikator klinis dari keadequatan curah
jantung. Pemantauan memungkinkan
tindakan terhadap dekompensasi
Pucat indikasi penurunan perfusi ferifer,
cyanosis karena kongseti vena
Menurunkan stasis vena dan dapat
menurunkan insiden
trombus/pembentukan embolus
Ginjal berespon untuk meningkatkan
curah jantung dengan menahan natrium
dan cairan. Haluaran urine biasa
menurun
Menurunkan volume darah yang kembali
ke jantung yang memungkinkan
oksigenasi, menurunkan dispneu dan
regangan jantung
Dapat menunjukkan tidak adequatnya
perfusi serebral sekunder terhadap
penurunan curah jantung
pengumpulan/perpind perawatan
ahan cairan kedalam KH:
area interstitial/alveoli Sesak (-)
Ronkhi (-)
DS:
P: 20 x/menit
- Klien
mengeluh Orthopnea (-)
sesak
DO:
Batuk
(+),P:
30
x/menit. Ronkhi (+),
orthopnea (=)
Kelebihan
volume Tujuan:
cairan
b.d Kelebihan
cairan
menurunnya
laju tidak terjadi setelah
filtrasi
glomerulus diberi aske 2x24
atau
meningkatnya jam
produksi
ADH
dan KH:
retensi natrium /air.
Edema (-)
DO:
TD: 125/90 mmHg
Edema (+/+)
N: 90 x/menit
TD: 170/110 mmHg
JVP (-)
N: 120 x/menit
Asites (-)
JVP (+)
S3 (-)
Asites pada abdomen
Orthopnea (-)
S3
Sesak (-)
orthopnea
DS:
Mengeluh Sesak
Intoleransi
aktivitas
b.d
Ketidakseimbangan
antara
suplai
oksigen/kebutuhan,
kelemahan
umum,
tirah
baring
lama/immobilisasi.
DS:
- Klien
mengeluh sesak dan mudah
capek
saat
beraktivitas
- Klien
mengatakan aktivitasnya dibantu
oleh keluarga
DO:
- Klien
tampak berbaring lemah
- TD: 170/110 mmHg - N: 110 X/menit
R= 30X/menit
5 Gangguan pola tidur
b.d
Napas
pendek/sesak/statis
sekresi
DS:
- Klien
mengatakan
Tujuan:
Setelah
dilakukan
perawatan selama
2xjam klien dapat
melakukan aktivitas
sesuai kemampuan
KH:
Kline mengatakan
lelah berkurang
Klien
berpartisipasi
dalam aktivitas
yang diinginkan
Kebutuhan seharihari dan
perawatan diri
klien terpenuhi
TD: 125/90 menit
Nadi 90 x/menit
R: 20 x/menit
Tujuan:
1. Latih klien untuk melakukan
Setelah
diberikan
tehnik relaksasi
perawatan selama 2. Anjurkan
klien
untuk
1 hari klien dapat
melakukan
kebiasaannya
istirahat tidur
sebelum tidur : berdoa
KH:
3. Ciptakan lingkungan yang
Tujuan:
Gangguan
integritas kulit tidak
terjadi
selama
perawatan/setelahn
ya
KH:
Mendemontra
sikan
perilaku/teknik
mencegah
kerusakan kulit
Pasien sudah
bisa
berpindah
posisi
Mandiri
Lihat kulit, catat penonjolan
tulang, adanya edema, area
sirkulasinya terganggu atau
kegemukan/kurus
Pijat area kemerahan atau
yang memutih
Menganjurkan /bantuuntuk
mengubah posisi sering di
tempat tidur/kursi, bantu
rentang gerak pasif dan aktif
Berikan perawatan kulit sering,
meminimalkan kelembaban
Periksa sepatu
kesempitan/sandal dan ubah
sesuai kebutuhan
Kurangnya
pengetahuan
mengenai
kondisi,
program pengobatan
b.d
Kurang
pemahaman
/kesalahan
persepsi
tentang
hubungan
fungsi
jantung/penyakit
DS:
- Klien
mengatakan
takut dan cemas
penyakitnya
tak dapat disembuhkan
- Klien
selalu
bertanya
tentang
kondisi penyakitnya
DO:
- Klien
tampak gelisah
- Klien tampak cemas
saat
menanyakan
penyakitnya
Kolaborasi
Berikan tekanan
alternatif/kasur, perlindungan
siku/tumit
Tujuan:
1. Jelaskan
secara
umum
1.
Setelah
dilakukan
tentang penyakit klien dan
perawatan selama
dampaknya
terhadap
2 hari pengetahuan
keadaan klien
klien
bertambah
mengenai
2. Jelaskan pada klien tentang
2.
pengobatan
dan
pentingnya
minum
obat
perawatan
secara
teratur
sesuai
KH:
program
Klien mengetahui
proses
3.
penyakitnya
3. Jelaskan pada klien proses
secara umum
perawatan yang akan dijalani
Klien mengetahui
klien
tentang
4.
pentingnya
pengobatan : obat 4. Motivasi klien untuk patuh
terhadap
program
dan pemeriksaan
pengobatan dan perawatan
laboratorium
Klien dapat
bekerja sama
selama perawatan
kaki
Menurunkan tekanan pada kulit dan
dapat memperbaiki sirkulasi
Memudahkan
diberikan
intervensi
yang
akan
- Klien sudah 2 X
akibat
komplikasi
hipertensinya
Daftar Pustaka
Doengoes, Marilynn.E. Alih bahasa I Made Kariasa. Rencana Asuhan
Keperwatan. Jakarta: EGC. 2001.
Eryana,
Nanang.
Askep
Kardiomiopati.
http://nezs.edublogs.org/2011/01/02/askep-kardiomiopati/
diterbitkan