Tujuan Percobaan
Pendahuluan
Alkohol merupakan senyawa menyerupai air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai
atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol yaitu mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana dengan jumlah atom C yang sama, hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk
ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol ROH dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun
siklik. Alkohol yang memiliki banyak cabang akan memiliki titik didih yang semakin rendah.
Alkohol berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan.
Contoh alkohol dengan beberapa jenisnya sebagai berikut:
OH
OH
ethanol
CH3
H3C
H3C
H3C
H3C
CH3
propan-2-ol
OH
2-methylpropan-2-ol
(Brady, 1999).
Reaksi substitusi adalah reaksi yang berlangsung karena pergantian satu atom atau gugus
atom dalam suatu senyawa oleh atom atau gugus atom lain. Reaksi substitusi dapat terjadi pada
nukleofil atau yang dikenal dengan spesi yang kelebihan elektron (muatan negatif), sehingga
reaksi yang terjadi disebut dengan reaksi substitusi nukleofilik (S N). Reaksi substitusi juga dapat
terjadi pada elektrofil atau yang dikenal dengan substrat karbon yang suka muatan negatif atau
spesi yang kekurangan elektron (muatan positif), sehingga reaksi yang terjadi dikenal dengan
reaksi substitusi elekrofilik (SE) (Frieda, 2004).
Reaksi substitusi nukleofilik terjadi pada senyawa alifatik, senyawa
lingkar, dan aromatik. Gugus -OH suatu alkohol dapat disubstitusi oleh suatu
R Br
HO
OH
Br
OH
H Br + CH3
CH3
Tahap 2 :
Br +
H3C
CH3
Br
Br
H3C
CH3
H3C
CH3
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum reaksi halogenasi alkohol adalah Labu alas bulat 100 mL,
kondensor distilasi, kondensor refluks, pipet tetes, penangas air, corong pisah 75 mL, 4 erlenmeyer
50 mL, 4 gelas beker 100 mL, 5 tabung reaksi.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum reaksi halogenasi alkohol adalah 2-butanol, NaBr,
larutan jenuh Na2CO3, H2SO4 pekat, MgSO4 anhidrat atau Na2SO4 anhidrat.
Prosedur Kerja
-
Skema kerja
- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100 ml bersih dan kering
20 gram NaBr
- Ditambahkan 17 ml air dan 14 ml 2-butanol dan diletakkan labu di dalam
penangas es
- Ditambahkan 15 ml H2SO4 pekat tetes demi tetes melalui dinding labu sambil
menggoyang labu untuk mencampurnya setelah larutan dingin
- Disambungkan labu dengan kondensor refluks. Bila kondensor refluks tidak
tersedia, digunakan kondensor destilasi
- Dipanaskan campuran dalam labu dengan penangas air pada suhu 85-90 oC
selama 40 menit dan kemudian dinginkan sehingga aman untuk dirubah
susunan refluks dan diganti dengan kondensor destilasi
- Diamati campuran cairan dalam labu serta dicatat hasilnya
- Didestilasi campuran pada suhu 110-115oC dalam penangas air hingga tidak
terlihat tetesan lagi kemudian dipindahkan destilat ke corong pisah
- Dicuci sebanyak dua kali dengan 20 ml air
- Diamati ada berapa lapisan cairan dan di lapisan manakah 2-bromobutananya
- Dicuci dengan larutan jenuh Na2CO3 dan ditampung cairan bukan airnya (2bromobutana) ke dalam erlenmeyer 50 ml kering dan bersih
- Ditambahkan zat pengering (MgSO4 atau Na2SO4) secukupnya hingga diperoleh
cairan yang jernih
- Dipisahkan cairannya dengan dituangkan ke dalam erlenmeyer kecil lain yang
kering dan bersih
- Diidentifikasi cairan yang diperoleh dengan menentukan titik didih, massa jenis,
indeks refraksi, uji kimia untuk alkil halida dan uji kelarutan di dalam air,
-
Hasil
-
Prosedur kerja
Masukkan 20 g NaBr ke dalam labu alas bulat 100 mL bersih dan kering, tambahkan 17 mL air
dan 14 mL 2-butanol. Letakkan labu di dalam penangas es, setelah dingin, tambahkan 15 mL H 2SO4
pekat tetes demi tetes melaui dinding labu sambil menggoyang labu untuk mencampurnya.
Sambungkan labu dengan kondensor relfuks, bila kondenssor refluks tidak tersedia, gunakan
kondensor destilasi, panaskan campuran dalam labu dengan penangas air pada suhu 85 - 90 oC selama
sekitar 40 menit kemudian dinginkan sehingga aman untuk dirubah susunan refluks dan diganti
dengan kondensor distilasi dan amati campuran cairan dalam labu serta catat hasilnya. Setelah labu
dihubungkan dengan kondensor distilasi dan erlenmeyer penampung, distilasilah campuran pada
suhu 110-115oC dalam penangas pasir sampai tidak terlihat tetesan lagi. Pindahkan distilat ke dalam
corong pisah, dan cucilah dua kali dengan sekitar 20 mL air. Amati ada berapa lapisan cairan dan di
lapisan manakah 2-bromobutananya? Setelah itu cucilah dengan 20 mL larutan jenuh Na 2CO3 dan
tampunglah cairan bukan airnya (2-bromobutananya) ke dalam erlenmeyer 50 mL bersih dan kering.
Tambahkan zat pengering (MgSO4 atau Na2SO4) secukupnya sampai diperoleh cairan yang jernih,
kemudian pisahkan cairannya dengan menuangkan ke dalam erlenmeyer kecil lain yang bersih dan
kering.
Identifikasikan cairan yang diperoleh pada prosedur di atas dengan menentukan titik didihnya,
massa jenisnya, indeks refraksi, uji kimia untuk alkil halida dan uji kelarutannya di dalam air
metanol, etanol, aseton dan diklorometana. Bandingkan sifatnya dengan 2-butanol yang digunakan!
Kegiatan
Penimbangan NaBr
Penambahan air dan 2-butanol
Penambahan H2SO4 pekat
Pemanasan campuran dalam labu pada
suhu 85-90oC
Pendinginan campuran
Destilasi campuran
Pemisahan destilat dan dicuci dengan
Jam
07.30 07.33
07.33 07.35
07.35 07.40
Waktu
3 menit
2 menit
5 menit
07.40 08.20
40 menit
08.20 08.30
08.30 09.30
09.30 09.40
10 menit
60 menit
10 menit
20 ml air
Pencucian campuran dengan larutan
8.
10.
11.
12.
Nama Praktikan
Dewi Adriana Putri (121810301053)
09.40 09.50
10 menit
09.50 09.55
5 menit
09.55 10.15
20 menit
10.15 10.35
20 menit
185 menit