Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.

2 Tahun 2012

STUDI DAMPAK KOROSI TERHADAP MATERIAL BAJA


Amsori M Das1
Abstract
Steel is one of God's creation of materials that functioned in the lives If many people,especially the
manufacture of machinery, building materials, carpentry tools and machinery
agriculture, and
others. Steel in concrete tensile force serves as a barrier. As for the weakness of the steel material is on
fire. Corrosion of steel is the main enemy, corrosion is detrimental because it would reduce the cross
sectional area of the steel structure, which can shorten the service life or durability of the
building. Therefore needed a way of handling or the right solution according to the circumtances,
environmental conditions and the type of corrosion
Keywords: corrosion, stell and solution
PENDAHULUAN
Korosi,
pembusukan
makanan,
dan
pembentukan lemak pada tanaman adalah
merupakan reaksi kimia yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Pada suatu benda
yang terbuat dari besi seperti baja terkadang
lama kelamaan timbul bercak-bercak coklat tua
pada permukaannya. Bercak cokelat tua
tersebut, semakin lama akan semakin banyak
sampai menutupi seluruh permukaan besi.
Bercak cokelat tua tersebut adalah karat atau
korosi. Karat terbentuk karena adanya suatu
reaksi kimia besi dengan uap air di udara.
Baja merupakan suatu bahan dengan keserba
samaan yang besar, terdiri dari kandungan
Ferrum (Fe) dalam bentuk hablur dan 1,6 % zat
arang (C), Zat arang diperoleh dengan jalan
membersihkan bahan pada temperatur yang
sangat tinggi (dilebur). Sifatsifat baja
tergantung kepada kadar zat arang, semakin
tinggi kadar zat arangnya (C), semakin tinggi
tegangan patahnya.
Baja mengalami korosi jika permukaannya
berhubungan langsung dengan udara atau
berada dalam lingkungan yang korosif. Korosif
pada permukaan baja dipengaruhi oleh kadar
kelembaban udara di sekelilingnya. Jika
kelembaban udara kurang dari 70 % pada
permukaan baja tidak akan terjadi korosi,
keadaan seperti ini terdapat pada lingkungan di
dalam bangunan gedung.
Jika kelengasan tinggi, atau besar oksigen
dari udara akan bereaksi dengan besi dan
membentuk karat atau korosi :
4 Fe + 3 O2 + 2 H2 = 2FeO3H2O
Dari
kajian
pakar-pakar
material
sebelumnya terindikasi laju korosi ratarata
pada komponen baja yang ada pada lingkungan
laut, laju korosinya sebesar 0,15 mm pertahun.
Oleh karena itu, suatu elemen baja dua sisi yang
tanpa perlindungan, akan terserang karat
sebanyak 2 mm dalam waktu sepuluh tahun.
1

Dosen Fakultas Teknik Universitas Batanghari

Jika elemen baja tebalnya 10 mm, maka


tebalnya akan berkurang 40% dalam jangka
waktu dua puluh tahun, sehingga keamanan
bangunan tersebut jelas tidak terjamin. Agar
bangunan baja dapat berumur panjang, maka
diperlukan cara perlindungan yang tepat
terhadap korosi. Bangunan baja yang umumnya
mendapat lindungan secara khusus, antara lain:
Rangka atap baja, tiang pancang baja, jembatan
baja, pipa baja di dalam tanah, platform
pemboran minyak, kapal laut, dinding (baja)
pemecah gelombang, dinding baja penahan
tanah dan lainlain.
LANDASAN TEORI KOROSI
Banyak teori tentang korosi atau karat pada
logam yang di kemukakan oleh para pakar,
Secara umum, korosi adalah proses kimia atau
elektro kimia yang terjadi antara logam dengan
lingkungannya yang mengakibatkan degradasi
sifat logam tersebut akibat reaksi antara bahan
logam dengan lingkungannya yang korosif.
Ada dua macam proses korosi :
1. Korosi Proses Kimia
Merupakan serangan korosi secara langsung,
tanpa adanya aliran listrik pada logam.
Contohnya adalah berkaratnya baja dalam
udara terbuka. Korosi oleh proses kimia
biasanya menyebar secara merata pada
seluruh permukaan logam.
2. Korosi Elektro Kimia
Oleh proses elektro kimia, pada permukaan
logam akan terbentuk daerahdaerah anoda
dan katoda, yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan oleh jarakjarak tertentu. Karena
potensial anoda kurang mulia atau tinggi
drajatnya dibanding potensial katoda, maka
akan terjadi arus listrik diantara kedua
elektroda tersebut, electronelectron akan
berpindah dari anoda ke katoda, sehingga
anoda larut dan katoda mendapat
perlindungan.
Peristiwa korosi logam seng dalam larutan asam
klorida, reaksinya dapat di tulis sbb
11

Studi Dampak Korosi Terhadap Material Baja

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.2 Tahun 2012


Zn+2HClZnCl2+ H2

(1)

Asam klorida dan seng klorida larut dalam


larutan, sehingga reaksinya adalah sbb:
Zn+2
+2

+2
+ H2
(2)
Dalam reaksi (2) ion klorida tidak ambil bagian
dalam proses korosi seng sehingga reaksinya
adalah sbb :
Zn + 2

+ H2
(3)
Dalam reaksi (3) dapat dilihat bahwa dalam
roses korosi terjadi dua jenis reaksi yang
berlangsung bersamaan, yakni reaksi (4) atau
reaksi (5) sbb :
Zn
+2e, reaksi oksidasi
(4)
2

+2eH2, reaksi reduksi

(5)

Reaksi (4) adalah oksidasi dari proses terkorosi


logam seng yang terjadi di daerah anodik. Reaksi (5)
yang berlansung serempak, adalah reaksi reduksi
yang disebut juga reaksi katodik yang terjadi di
daerah yang bersifat katodik atau katoda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
proses korosi di lingkungan basah dapat terjadi jika
mempunyai 3 syarat:
1. Ada anoda dimana reaksi anodik terjadi
2. Ada katoda, dimana reaksi katodik terjadi
3. Ada lingkungan yang bersifat elektrolit.
Di daerah-daerah industri keasaman akan
semakin tinggi atau PHnya lebih rendah dari 5.
Reaksi kimia pada lingkungan air sekitar elemen baja
akan memberi pengaruh kerusakan korosi, apabila
terdapat beberapa faktor pendukungnya, yaitu ;
keasaman air, resistivity dan potensial, seperti terlihat
dalam gambar 2. Bagian baja terkorosi/berkarat
disebut anodik ,dan bagian yang tidak berkarat/
terkorosi disebut katodik lihat gambar ( 1)

Gambar 2. Diagram potensial pH teoritis untuk baja

Proses terbentuknya karat dapat dijelaskan


dalam gambar 3 dan reaksi kimia di bawah ini
Reaksireaksi elektrokimiawi terjadi dalam
lingkungan netral:
Pada anoda: Fe

+ 2

(reaksi oksidasi)

Pada katoda : H2O + 1/2


+2
(reaksi reduksi)
Reaksi total: Fe+1/2 + H2O F
F

+ 4O

2
+2 O

2 Fe(OH)2

2Fe(OH)+1/2
2FeO(OH)H2O (2H2O
+ Fe3O4) Karat

Gambar 3. Korosi baja di bawah titik air


KOROSI AKIBAT POLUSI UDARA
Kondisi udara, terutama di daerah perkotaan
dan industri, banyak dikotori oleh gas-gas
industri yang mengandung bahan kimia
pembentuk garam. Misalnya: sulfat, klorida,
nitrat dan garam elektrolit lainya. Di daerah
industri, pengaruh terbesar disebabkan oleh
sulfat.

Gambar1. Jembatan rangka baja yang terkena korosi

Korosi
akibat
polusi
udara
yang
mengandung SO2 dan proses terbentuknya bisul
karat, dapat di jelaskan dengan gambar 4 dan
reaksi kimia sbb:

12
Studi Dampak Korosi Terhadap Material Baja

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.2 Tahun 2012

dari keadaan lingkungan serta biaya yang


disediakan. Jenis baja ini hanya feasible
pada pemakaian di tempat yang suhunya
sangat tinggi atau di lingkungan yang sangat
korosif.
Selain baja mutu tinggi, sekarang banyak
dipakai bahan lain yang tahan karat, seperti :
PVC, AC, HDPE dan lainlain. Bahan
bahan tersebut umumnya digunakan sebagai
pengganti pipa baja yang tertanam di dalam
tanah, untuk mengalirkan zat cair.
Gbr 4. Penampang skematis suatu bisul karat
Reaksi permulaan :
4Fe + 4SO2 + 4O2 4FeSO4

Reaksi penerus

(1)

4FeSO4+O2+6H2O4FeOOH+4H2SO4(karat). (2)
4H2SO4+SFe +2O2 4FeSO4 + SH2O

(3)

Dari reaksi (2) terlihat, bahwa pada


permukaan baja selalu terbentuk asam sulfat.
Reaksi ini akan terus berjalan (bisul karat kian
membesar) hingga sisa asam sulfat terpakai
habis. Pencemaran udara oleh gas-gas industri
merupakan salah satu ancaman bagi konstruksi
baja yang berada di sekelilingnya.
Pengaruh
lingkungan
yang
terpenting
menyebabkan korosi baja adalah:
1. Udara atmosfir dan kotoran
2. Air dan kelembaban udara
3. Gas industri
4. Tanah
5. Bahan kimia (basa,asam dll)
ALTERNATIF ANTISIPASI KOROSI
Korosi atau karat harus diantisifasi atau
dikendalikan dengan
pendekatan yang
konfrehensif agar mendapat hasil/solusi yang
maksimal sebagaimana yang diharapkan. Ada
beberapa macam metode solusi pengendalian
korosi atau karat, antara lain :
1. Penggunaan Bahan Tahan Karat
Material Baja merupakan bahan logam
yang banyak dipakai dalam industri
konstruksi. Karena sifatnya mudah berkarat,
maka sebagai penggantinya dipilih bahan
baja paduan yang tahan terhadap korosi.
Jenis logam yang banyak digunakan sebagai
paduan (campuran) untuk baja adalah :
chrom (Cr), Tembaga (Cu), Nikel (Ni),
Vanadium (V), Molybdenum (Mo) dan
Titanium (Ti). Penggunaan baja paduan
(alloy steel) yang sangat mahal, tergantung

2. Pemakaian Lapis Pelindung


Material atau Bahan yang umum dipakai
sebagai lapis pelindung baja adalah :
Pengecatan/ Cat khusus
Melumuri dengan oli atau minyak
Melapisi dengan plastik
Melapisi dengan timah (Tin Platting)
Melapisi dengan krom (chroming
Platting)
Mortar (adukan) beton
Lapis logam tahan korosi
Material atau bahan tersebut di atas
masing masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan, dan pemakaiannya tergantung
dari lingkungan serta fungsi konstruksi
yang dilindungi. Daya tahan lapis pelindung
tergantung dari ketahanan dasar serta daya
lekatnya pada permukaan baja.
Cat merupakan lapis pelindung yang
mudah rusak oleh suhu tinggi, oleh karena
itu cat hanya digunakan pada suhu yang
lebih rendah dari titik didih air. Agar cat
dapat melekat dengan baik maka bahan yang
akan
dilindungi
harus
dibersihkan
permukaannya dari kotoran seperti : debu,
karat, minyak dan lain sebagainya.
Disamping itu daya lekat cat dapat
ditingkatkan
dengan
mengkasarkan
permukaan baja, karena dapat memperluas
bidang kontak yang akan dilindungi.
Pengkasaran permukaan dilakukan dengan
cara penyemprotan dengan pasir silica (sand
blasting). Setelah itu permukaan baja mulai
dicat dengan urutan sebagai berikut:
a. Cat dasar (primer)
Lapisan cat primer ini berfungsi untuk
menutup permukaan baja, mencegah
serangan
korosi
serta
menjamin
pelekatan yang baik untuk lapisan cat
berikutnya. Untuk primer, warna serta
mengkilatnya cat tidak diperlukan, baru
13

Studi Dampak Korosi Terhadap Material Baja

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.2 Tahun 2012

pada lapis cat akhir diperlukan kekerasan


serta warna yang baik.
b. Cat antara (intermediate coat)
Lapisan antara harus cukup tebal
(sebagai pelindung cat dasar), tahan
terhadap zat kimia agresif dan
merupakan lapis pengikat yang merata
antara primer dengan finish coat.
c. Cat akhir (finish coat)
Karena langsung terlihat, maka cat ini
harus mempunyai warna yang menarik,
tahan terhadap zat kimia, permukaannya
halus dan licin agar mudah dibersihkan.
Pencegahan
korosi
dengan
cara
pengecatan, umumnya digunakan pada
bangunan baja untuk industri, jembatan
rangka baja, jembatan komposit gelagar baja
lantai beton.
Pada jembatan komposit dengan
pengecatan yang mengikuti peraturan, yaitu
pembersihan permukaan diikuti dengan
lapisan cat dasar, cat antara dan kemudian
finish coat, akan mempunyai daya tahan
paling baik terhadap korosi, yaitu derajat
korosinya hanya 0 sampai 1 %. Menurut
pengamatan di lapangan, jembatan yang
hanya dicat dengan finish coat saja tanpa
dengan primer, derajat korosinya bertambah
sampai dengan 15 %. Jembatanjembatan
yang menggunakan cat dasar, keadaannya
lebih baik daripada jembatan yang
menggunakan finish coat saja, hal ini
disebabkan oleh primer yang dapat
mencegah serangan korosi. Walaupun
perlindungan dengan cat banyak digunakan
tetapi umurnya terbatas, hanya maksimum
tujuh tahun, sehingga secara periodic harus
dilakukan pengecatan ulang.
Melamuri besi dengan minyak oli, salah
satu cara yang banyak digunakan untuk
melindungi besi/baja pada perkakas dan
mesin-mesin sehingga bisa mengurangi atau
menahan daripada serangan korosi.
Melapisi besi/baja dengan plastik akan
mencegah kontak antara besi dengan air dan
uap air. Perlindungan dengan cara ini
biasanya dilakukan pada rak piring, rantai
besi pagar dll.
Pelapisan dengan timah (Tin Plaating)
digunakan karena timah termasuk logam
tahan korosi. Pelapisan timah di gunakan
untuk melapisi besi pada kaleng-kaleng
kemasan makanan, missal susu kaleng,
kelamahan sistem ini ini adalah cara
pelindungannya hanya efektif selama lapisan

timah masih utuh atau tidak rusak, misalnya


tergores.
Pelapisan dengan Krom (Chroming
Platting), pelapisan dengan krom selain
berfungsi melindungi besi/baja dari korosi,
juga dapat memperbagus penampilan karena
krom bersifat mengilap.
Mortar (adukan) beton sebagai pelapis
pelindung, umumnya digunakan pada
bangunan baja yang berada di lingkungan
air. Mortar beton dipakai untuk menutup
bagian baja yang berada di atas elevasi
terendah air surut. Adukan beton dibuat dari
campuran batu pecah halus, pasir dan semen
Portland dari jenis yang cepat mengeras.
Telah diketahui bahwa mortar beton
merupakan medium yang alkalis (basa),
dimana dalam medium ini baja menjadi
pasif terhadap korosi atau dengan kata lain :
dalam suasana basa, baja tidak akan
terserang korosi.
Untuk perlindungan korosi dapat juga
dilakukan pelapisan baja dengan logam.
Yang telah dikenali adalah, beberapa cara
pelapisan seng (Zn) pada baja, antara lain:
a. Pelapisan dengan seng secara electrolysis
b. Mencelupkan bahan baja kedalam cairan
seng panas (hotdip galvanizing). Sistim
ini dipakai pada jembatan rangka baja
buatan Inggris, Australia atau Nederland.
c. Pelapisan baja dengan cara pengecatan
dengan zinc rich paint.
3. LindunganKatoda (Chathodic Protection)
Jika dua batang logam yang berlainan
jenis dimasukkan kedalam suatu bahan
elektrolit (tanah atau air laut), kemudian
dihubungkan satu sama lain, sehingga dapat
mengalirkan arus listrik, maka pada jenis
logam yang kurang reaktif (kurang mulia)
akan larut dan berkelakuan sebagai anoda.
Sedangkan logam yang lebih mulia (pasif)
berlaku sebagai katoda dan akan terlindung
oleh korosi. Peristiwa ini merupakan dasar
bagi cara pengendalian korosi yang disebut
lindungan katoda (cathodic protection). Pada
umumnya bahan logam yang terkena korosi
elektro kimia (karena berhubungan langsung
elektrolit) dapat diproteksi dengan cara
lindungan katoda.
Ada dua cara lindungan katoda :
a. Dengan
menyediakan
impressed
currentBangunan baja yang akan
terserang korosi dibuat menjadi katoda
dengan mengalirkan listrik (dari sumber

14
Studi Dampak Korosi Terhadap Material Baja

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.2 Tahun 2012

luar) arus searah ke permukaan struktur


baja. Cara ini banyak digunakan untuk
proteksi katodik pada pipa pipa yang
tertanam di dalam tanah, untuk
mengalirkan air, minyak, gas dan lain
lain.
b. Pengorbanan Anodesacrificial anode
Logam
yang
kurang
mulia
(almunium, seng dan magnesium)
dibandingkan baja, dipasang untuk
dikorbankan sebagai anoda (larut),
sedangkan struktur bajanya menjadi
katoda yang akan terlindung dari
serangan korosi.
Metode ini umumnya dipakai untuk
melindungi bangunan baja yang ada di
laut, misalnya : dermaga, dinding
pemecah gelombang, pelampung baja,
kapal laut, tiang pancang baja dan lain
sebagainya.
Dibanding
dengan
impressed
current, metode sacrificial anode
lebih sering dipakai karena tidak
memerlukan
pemeliharaan
dan
pemasangannya cukup sederhana.
4. Metode Gabungan
Sebahagian bangunan bahan baja yang
memerlukan lindungan korosi dengan cara
menggabungkan beberapa metode sekaligus. Hal
ini disebabkan oleh jenis struktur dan lingkungan
yang dihadapi. Keadaan tersebut umumnya
dijumpai pada bangunan baja di lingkungan laut.
Metode lingkungan katoda biasa dipakai pada
bagian konstruksi baja yang terendam air laut.
Sedangkan pengecatan dan pelapisan dengan
mortar beton banyak digunakan pada daerah
pasang surut serta permukaan baja yang kena
udara laut, sebagai contoh perlindungan korosi
pada struktur (baja) pemecah gelombang di
dibeberapa pelabuhan laut di Jawa, Sumatera dan
di manca negara, misalnya Pplabuhan laut di
daerah semarang yang sekaligus memakai dua
macam metode :

a. Pemakaian lapis pelindung mortar beton


tebal 12 cm. untuk bagian baja di atas
muka air rendah (M.A.R. = 0,00)`
b. Metode lindungan katoda (chathodic
protection) dipasang pada turap baja dan
tiang baja diameter 700 mm yang
terendam di dalam air laut. Untuk
lindungan katoda digunakan sistem
sacrificial anode, dimana sebagai
anode (yang dikorbankan) dipakai
aluminium alloy yang dipasang pada
bagian atas tiang dan turap baja.

KESIMPULAN
Korosi atau karat bahan baja adalah
merupakan penurunan kualitas baja akibat
terjadinya reaksi kimia atau elektokimia
antara baja dengan lingkungannya.
Akibat polusi udara yang mengandung SO2
terutama daerah perkotaan dan industri dapat
menjadi ancaman bagi konstruksi baja yang
berada di sekelilingnya.
Dengan
makin
berkurangnya
bahan
konstruksi kayu pada masa sekarang, tingkat
penggunaan bahan baku baja untuk proyek
konstruksi terus meningkat drastis, secara
otomatis pengendalian terhadap dampak
korosipun akan ikut meningkat.
Pengendalian korosi untuk konstruksi baja
harus sudah disiapkan sejak awal, sejak
dalam tahap planning konstruksi agar umur
pemamfaatanya dapat lebih maksimal, dan
juga perlu pengontrolan berkala dari
konstruksi baja tsb untuk mengetahui
perkembangannya sesuai dengan life time
Planning diharapkan.
Berdasarkan ujicoba jembatan konstruksi
baja yang diproteksi dengan katodik anoda
karbon untuk umur rencana 5 tahun, ternyata
umurnya lebih panjang 9-15 tahun.
Di negara yang beriklim tropis seperti
Indonesia, studi tentang korosi dan cara
pencegahannya adalah penting, karena iklim
yang lembab (rata-rata kelembaban 85%)
dengan temperatur yang cukup tinggi akan
cenderung menaikkan laju karat atau korosi
DAFTAR PUSTAKA
A.P Potma, J.E. De Vries, 1994. Konstruksi
Baja, Pradnya Paramita Jakarta.
Achmad Antono, 1986. Beton Bertulang, Andi
Offset Yogyakarta.
E.Diraatmadja,1987. Ilmu Bangunan, Erlangga
Jakarta
Ferdinand L.Singer, Andrew Pytel, 1985.
Strength of Materials, Erlangga Jakarta.
F. Hart, 1985. Multi Storey Buildings in Steel,
Collins & Co. Ltd & Grafton St. London.
George E. Dieter ,1991. Engineering Design.
McGraw-Hill Co Singapore.
Heriwarsianto, 2000. Karat. Media Komunikasi.
Jakarta.
Japan Port Consultant, 1983. Cathodic
Protection For Break Water of Semarang Port.
Kusnadi M. , 1979. Korosi Pada Jembatan Baja,
Direktorat Penyelidikan Masalah Tanah & Jalan
Dep. Pekerjaan Umum.
MC Graw.Hill ,1991. Chemical, Engineering
Serie. International Second Editions.
15

Studi Dampak Korosi Terhadap Material Baja

Anda mungkin juga menyukai