OLEH :
EVIRAYUNI PUSPITASARI
KHAZANATUL KHAIR
SISTEM ENDOKRIN
I.
II.
TUJUAN
Menghayati peran sistem endokrin dalam homeostatis tubuh
Mengenal istilah-istilah yang digunakan dalam sistem endokrin
Mengenal organ yang terlibat dalam sistem endokrin dan peran masing-
masingnya
Mengenal mekanisme kerja sistem endokrin
TINJAUAN PUSTKA
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan
mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ini
tumpang tindih dengan sistem saraf dan eksokrin dan tanggung jawabnya meliputi
metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual.
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ
internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas
(kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.
Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus B.
Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan
atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
2.
3.
4.
5.
berkembang.
Menstimulasi urutan perkembangan.
Mengkoordinasi sistem reproduktif.
Memelihara lingkungan internal optimal.
Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
dalam
darah
juga
dikontrol
oleh
umpan
balik
III.
IV.
CARA KERJA
Tempatkan seekor ikan ke dalam 100cc air yang sudah ditetesi dengan 40 tetes
insulin.
Amati gejala-gejala yang terjadi pada ikan tersebut sebagai akibat dari difusi
insulin ke dalam sistem sirkulasi melalui membran insang. Gejala-gejala yang
V.
HASIL
No
1
Konsentrasi
Iritabilitas
Konvursi
Koma
Pulih kembali
Insulin 0.6 ml
2 4
11 42
14 45
16 7
1 jam 2215
1 jam 40 49
46
1 7
54 11
38
35
4520
30
537
59 30
10
30
9 40
12 40
1,2 ui
2
Insulin 0,8 ml
1,6 iu
Insulin 1,0 ml 2
iu
Insulin 1,2 ml
2,4 iu
Insulin 1,4 ml
2,8 iu
Insulin 1,6 ml
3,2 iu
VI.
PEMBAHASAN
Setelah ikan dimasukkan ke dalam beker gelas yang berisi air dan insulin, ikan
mengalami perubahan dalam hal aktifitasnya. Beberapa waktu setelah dimasukkan, ikan
mulai mengalami iritabilitas yaitu respon pertamanya yang ditandai dengan ikan yang
seperti stres dan aktifitasnya berbeda dengan ikan yang tidak diberi insulin.
insulin
melalui
membran
insang
menuju
aliran
darah
ikan.
Insulin berfunhsi sebagai pengontrol keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak
meningkatkan pengambilan glukosa oleh badan sel.
Masuknya insulin kedalam darah ini yang secara berlebihan menyebabkan
glukosa yang ada pada darah menjadi berkurang sehingga glukosa yang akan dirubah
menjadi energi tidak ada, tapi penganbilan glukosa terus berlanjut sehingga energi ikan
berkurang bahkan habis dan menyebabkan ikan mengalami iritabilitas, konvulsi, bahkan
koma. Keadaan dimana turunnya kadar gula darah disebut hipoglikema dan
mempengaruhi fungsi metabolisme ikan.
Setelah mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma ikan akan dipindahkan
kedalam beker gelas yang berisi air dan glukosa. Setelah beberapa menit ikan akan
mengalami iritabilitas hingga normal kembali. Ikan menjadi normal kembali karena
glukosa masuk melalui membran insang kedalam aliran darah sehingga menyebabkan
kadar gula pada darah ikan kembali ada. Karena glukosa yang merupakan sumber
energi utama telah ada, menyebabkan metabolisme glukosa menjadi energi dan glikogen
kembali normal.
Kerena metabolisme pada ikan kembali normal dengan meningkatnya glukosa
sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan, maka ikan yang semula mengalami
koma kembali menjadi normal kembali.
Pada percobaan kali ini setiap kelompok diberi dosis insulin yang berbeda yaitu
36 tetes (1,8 mL), 14 tetes (0,7 mL), 12 tetes (0,6 mL), 10 tetes (0,5 mL),8 tetes (0,4
mL), 4 tetes (0,2 mL). Dari percobaan didapatkan bahwa dosis insulin mempengaruhi
waktu untuk ikan mengalami iritabilitaas, konvulsi, dan koma. Ikan dengan kadar
insulin yang paling besar akan cepat mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma
Begitu juga ukuran dan jenis ikan yang ada mempengaruhi waktu pencapaian
iritabilitas, konvulsi, dan koma. Untuk ikan yang ukuran lebih kecil bila dimasukkan
dalam dosis yang sama akan cepat mengalami iritabilitas, konvulsi, dan koma
dibandingkan ikan yang ukuran lebih besar.
Sedangkan untuk jenis juga mempengaruhi waktu pencapaian iritabilitas,
konvulsi, dan koma. Untuk ikan nila waktu yang dibutuhakan untuk
mengalami
iritabilitas, konvulsi, dan koma lebih lama dari pada ikan mas dengan kadar insulin yang
sama. Hal ini dikarenakan setiap ikan memiliki daya tahan yang berbeda.
VII. KESIMPULAN
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino yang
ada.
Dosis insulin, ukuran ikan dan jenis ikan juga mempengaruhi pencapaian
iritabilitas, konvulsi dan koma. Semakin tinggi dosis maka waktu pencapaian
akan cepat. Semakin besar ukuran ikan maka pencapaian akan semakin lama.
Hipoglikema adalah menurunnya kadar gula dalam darah karena resistensi