1. CHRESOPHENE
Komposisi :
Cresophene mengandung 3 antiseptik : parachlorophenol, thymol,
camphor dan dexamethasone yang bertujuan untuk mengurangi
inflamasi. Selain itu juga, Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene,
thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai anti-phlogisticum.
Pemakaian terutama pada gigi dengan periodontitis tahap awal,
apikalis akut yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa over
instrumentasi.
Cara aplikasi :
Pulpa Vital
Setelah pulpotomi dan pembersihan saluran akar secara mekanik,
diaplikasikan ke saluran akar dan dibiarkan selama beberapa menit.
Setelah kemudian dibersihkan dengan paperpoint steril, kemudian
saluran akar diisi dengan bahan pengisi saluran akar yang
radiopaque dan non resorbable.
Obat ini ditinggal selama 3-7 hari. Pada kunjungan ke 2, jika gigi bebas
gejala dan saluran sudah steril, bisa dilakukan pengisian saluran akar
secara permanen. Jika sterilitas belum tercapai, maka perawatan
diulang sampai tercapai kontrol antimikroba.
2. ChKM (CHLOROPHENOL CHAMPHORMENTOL)
Reaksi jaringan rendah dan tidak mengganggu sintesis protein
sehingga efek antibakteri cepat. Terdiri dari 2 bagian paraklorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat
mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum
antibakteri luas dan efektif terhadap jamur.
Bahan utama:
Para-klorophenol
yang
mampu
mengurangi
berbagai
mikroorganisme dalam saluran akar.
Komposisi :
Phenol
Formaldehyde
Cara aplikasi :
Sebelum memakai bahan ini, dianjurkan preparasi saluran dan
bersihkan semua debris yang ada di dalam saluran akar. Kemudian
cotton pellet atau paper point dibasahi dengan bahan ini kemudian
dimasukkan ke dalam ruang pulpa atau ke saluran akar sesuai
kebutuhan. Setelah itu, seluruhnya ditutup dengan tumpatan
sementara tanpa tekanan berlebihan. Setelah 3 hingga 5 hari
Bahan ini memberikan kualitas sealing yang sangat baik dan bersifat
bakteriostatik. ZOE digunakan sebagai base perantara. ZOE semen
memiliki efek anodyne, dengan kata lain akan sangat membantu untuk
menghilangkan rasa sakit jika terjadi preparasi yang dalam karena
tindakan sedatif. ZOE semen tidak boleh digunakan dengan resin
komposit karena menghambat polimerisasi resin.
2. Zinc phosphate cement
Campuran kental yang tebal dari zinc phosphate cement digunakan
sebagai base untuk mengurangi konduktivitas termal restorasi logam
dan menghalangi undercut di dinding preparasi jika terjadi restorasi
cor. Campuran kental harus meminimalkan iritasi pulpa dan kebocoran
tepi. Ketebalan semen untuk memberikan isolasi termal efektif
sebaiknya antara 0,50 sampai 1,0 mm. Semen tidak harus mencakup
di dinding enamel atau kontak cavosurface margin. Jika diperlukan,
bentuk semen dengan bur fissure kecepatan lambat atau explorer yang
tajam.
3. Polycarboxylate cement
Zinc polikarboksilat mengandung bubuk zinc oxide dan larutan asam
poliakrilat yang dimodifikasi. Bahan ini berikatan secara kimia dengan
enamel dan dentin dan memiliki sifat antibakteri. Semen
polikarboksilat dapat ditoleransi dengan baik oleh pulpa. Varnish tidak
boleh digunakan dengan semen polikarboksilat karena akan
menetralisir potensi adhesi semen.
4. Glass ionomer cement
Glass ionomer cement memiliki sifat antikariogenik karena pelepasan
fluoride secara terus menerus selama masa restorasi. Semen ini juga
dapat mengikat pada enamel dan dentin gigi melalui ikatan kimia.
Mereka juga ditoleransi dengan baik oleh pulpa.
SUBBASE / LINER
1. Zinc oxide eugenol
Banyak dental material mengandung eugenol dan zinc oxide yang
digunakan sebagai liner. Eugenol berguna untuk mengurangi rasa sakit
pada inflamasi pulpa yang ringan sampai sedang. Walaupun hanya
dalam konsentrasi rendah, bahan ini berfungsi untuk mengurangi
sensitivitas tetapi pada konsentrasi yang tinggi, bahan ini dapat
menjadi iritan kimia. Ketika digunakan sebagai liner, ada pelepasan
eugenol pada beberapa hari pertama setting, oleh karena itu, liner ini
kurang disukai terutama pada preparasi yang sedikit dalam. Zinc oxide
eugenol liner sebaiknya tidak digunakan dibawah restorasi komposit
karena menghambat polimerisasi dari bahan bonding dan komposit.
2. Calcium hydroxide
MACAM-MACAM SEALER
Sealer dapat diklasifikasikan secara luas menurut komposisinya, yaitu:
1. Eugenol
2. Non-eugenol
3. Yang mengandung obat
Di antara ketiganya, sealer yang mengandung eugenol banyak diterima.
1. Kelompok Eugenol dapat dibagi menjadi sub kelompok yaitu:
a. Perak yang mengandung semen:
Kerr sealer (Ricky, 1931)
Procosol radiopak silver semen (Grossman, 1936)
b. Perak yang tidak mengandung semen:
Procosol nonstaining semen (Grossman, 1958)
sealer Grossman (Grossman, 1974)
Tubliseal (Kerr, 1961)
Wachs paste (Wach)
2. Non-eugenol
Sealer ini tidak mengandung eugenol dan terdiri dari berbagai bahan
kimia. Contoh:
Diaket
AH-26
Chloropercha dan Eucapercha
Nogenol
Hydron
Endofil
Glass ionomer
Polycarboxylate
Calcium Phosphate cement
3. Medicated (Mengandung Obat)
Ini termasuk kelompok sealer saluran akar yang memiliki sifat
terapeutik. Bahan-bahan ini biasanya digunakan tanpa bahan inti.
Contoh:
Diaket-A
N2
Endomethasone
SPAD
pasta Iodoform
pasta Riebler
Mynol cement
Ca(OH)2 pasta
Klasifikasi sealer menurut Grossman:
Kelas
Kelas
Kelas
Kelas
Menurut Clark
Absorbable
Non-absorbable
Menurut Ingle
Semen
Pasta
Plastik
Sealer eksperimental
ZINC OXIDE EUGENOL SEALER
Keuntungan:
Mudah dimanipulasi.
Perubahan dimensi hanya sedikit.
Radiopak
Bersifat menghilangkan mikroorganisme.
Stain minimal.
Waktu kerja cukup
Kekurangan:
Iritasi periapikal
Tidak mudah diserap dari jaringan apikal.
Reaksi Setting pada Zinc Oxide Eugenol-Semen
Rangkaian zinc oxide dan eugenol karena adanya kombinasi reaksi
fisik dan kimia, menghasilkan massa zinc oxide yang mengeras melekat
pada matriks selubung panjang seperti kristal zinc eugenolate.
Pengerasan campuran disebabkan oleh pembentukan zinc eugenolate.
Adanya eugenol bebas cenderung memperlemah campuran. Pentingnya
eugenol bebas yang paling jelas pada peningkatan sitotoksisitas daripada
perubahan sifat fisik dentin. Hampir semua sealer semen ZOE bersifat
sitotoksik dan dapat menyebabkan respons peradangan di jaringan ikat.
Contoh:
1. Kerr Root Canal Sealer / Rickerts Formula
Komposisi:
Powder:
Zinc oxide
34 41,2 %
Precipitated silver25 30 %
Oleo resins
30 16 %
Thymol iodide
11 12 %
Liquid:
Minyak cengkeh 78 80 %
Canada balsam
20 22 %
2. Grossmans Sealer
Komposisi:
Powder:
Zinc oxide (reagen)
40 parts
Staybelite resin
30 parts
Bismuth Subcarbonate 15 parts
Barium Sulfate
15 parts
Sodiumborate
1 part
Liquid:
Eugenol
3. Wachs Sealer
Komposisi:
Powder:
Zinc oxide
10 g
Tricalcium phophate
2g
Bismuth subnitrat
3,5 g
Bismuth subiodide
0,3 g
Heavy magnesium oxide
0,5 g
Liquid:
Canada balsam
20 ml
Minyak cengkeh
6 ml
4. Tubliseal
Komposisi:
Base:
Zinc oxide
57 59 %
Oleo resin
18,5 21,25 %
Bismuth trioxide 7,5 %
Thymol iodide
3,75 5 %
Minyak dan wax 10 %
Katalis:
Eugenol
Resin polimerisasi
Annidalin
1. AH-26
Komposisi:
Powder:
Bismuth oxide
60 %
Hexamethylene tetramine
25 %
Bubuk silver
10 %
Titanium oxide
5%
Liquid:
Bisphenol diglycidyl ether
2. AH Plus
Komposisi:
Pasta AH Plus A:
Epoxy resin
Calcium tungstate
Zirconium oxide
Silica
Iron oxide
Pasta AH Plus B:
Adamantianeamine
N, N-Dibenzyl-5-Oxanonane-diamine-1, 9, TCD-diamine
Calcium tungstate
Zirconium oxide
Silica
Silicone oil
REFERENSI:
1. Nisha Garg. 2010. Textbook of endodontics. 2nd Edition. India: Jaypee
Brothers Medical Publishers.