LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
BOTANI EKONOMI
Yang dibimbing oleh Dr. Murni Sapta Sari, M.Si
Oleh Kelompok 3
Annisa Marifatul Jannah
M. Sholeh Al-Qoyyim
Nindiya Ulfah
Saekur Mutaslimah
(130342615345)
(130342603485)
(130342603493)
(130342615348)
A. Topik
Uji Amilum, protein, dan lemak pada biji-bijian dan umbi-umbian.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengenal kandungan amilum pada biji-bijian dan umbi-umbian.
2. Mengenal kandungan lemak pada biji-bijian dan umbi-umbian.
3. Mengenal kandungan protein pada biji-bijian dan umbi-umbian.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mortal an pistil
b. Pipet tetes
c. Silet
d. Plat tetes
e. Mikroskop Cahaya
f. Kaca benda dan penutup
2. Bahan
a. Beras, jagung, ketan, kedelai, kacang tanah, ketela pohon, kentang
dan talas
b. Tepung beras, Tepung ketan, Tepung maizena, Tepung hankwe
c.
d.
e.
f.
g.
Reagen Iki
Reagen Biuret
Reagen Sudan III
Kertas Label
Aquades
D. Langkah Kerja
1.Uji Amilum
Menyiapkan beras, jagung, ketan, kedelai, kacang tanah, ketela
pohon, kentang dan talas
Hasil tusukan dan kerikan diletakkan pada plat tetes (yang sudah
diberi kertas label sesuai dengan nama bahan) dan pada kaca benda
2.Uji Protein
Geruslah masing-masing beras, jagung, talas, kacang tanah
dan ketela rambat sendiri-sendiri
E. Hasil
No Nama Bahan
1
Beras
2
Jagung
3
Ketan
4
Kedelai
5
Kacang Tanah
6
Ketela pohon
7
Kentang
8
Talas
Keterangan : +++ : warna sangat hitam
++ : sedang
+ : sedikit hitam
No
Nama Bahan
Gambar
Singkong
Butir amilum
Perbesaran 40 x 10
2
Jagung
Butir amilum
Perbesaran 40 X 10
3
Kacang tanah
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
4
Talas
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
Kentang
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
6
Beras
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
7
Beras ketan
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
8
Tepung beras
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
Tepung ketan
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
10
Tepung
maizena
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
11
Tepung
hankwe
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
12
Kedelai
Butir
amilum
Perbesaran 40 X 10
NO Nama Bahan
Beras
2
3
4
5
Jagung
Talas
Ketela rambat
Kacang tanah
++
Keterangan:
a) Reagen Biuret:
+
: Sedikit ungu
++
: Sedang
+++ : Sangat ungu
- : Tidak berwarna ungu
++
+++
+
++
F. Analisis
1. Uji Amilum
Pengujian kandungan amilum menggunakan bahan-bahan yaitu, beras,
jagung, ketan, kedelai, kacang tanah, ketela pohon, kentang dan talas. Uji
amilim dilakukan dengan menambahkan bahan yang diuji dengan reagen IKI.
Bahan makanan yang mengandung amilum, apabila bereaksi dengan regen
IKI akan menunjukkan warna biru kehitaman. Dari semua bahan yang
diujikkan menunjukkan perubahan warna menjadi hitam, tetapi perubahan
warna hitam tidak sama untuk setiap bahan. Pada beras, jagung, ketan,
kentang, talas, ketelah pohon mengalami perubahan warna sangat hitam.
Sedangkan kedelai warna hitamnya sedang, kacang tanah terdapat sedikit
perubahan warna hitam yang terlihat.
Pada praktikum pengamatan butir amilum pada seluruh bahan amatan
yang telah dipilih hampir seluruhnya memiliki butir amilum dengan bentuk
yang beragam. Butir amilum setelah direaksikan dengan reagen IKI akan
berubah warnanya menjadi sedikit keunguan.
Pada bahan amatan yang pertama yakni pada singkong ditemukan butir
amilum yang cukup banyak, bentuknya hampir bulat sempurna dan ketika
direaksikan dengan reagen IKI warna dari butir amilumnya menjadi ungu.
Pada amatan jagung juga ditemukan butir amilum yang hampir serupa
dengan pada singkong. Bentuk butir amilum pada jagung hampir bulat
sempurna namun ukuran dari butir amilumnya sedikit lebih kecil daripada
hal ini menunjukkan adanya banyak lemak dan ketela rambat yang awalnya
berwarna putih keruh berubah warna menjadi merah(++) hal ini menunjukkan
adanya lemak. Sedangakan pada kacang tanah yang awalnya putih keruh
menjadi sangat merah (+++) hal ini menunjukkan adanya lemak pada kacang
tanah.
G. Pembahasan
1. Uji amilum
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan karbohidrat
dalam bahan makanan nabati, karbohidrat yang kami amati jenis
polisakarida yaitu pati atau amilum. Polisakarida dalam bahan makanan
nabati terdiri dari 2 jenis, yaitu yang dapat dicerna (zat tepung/amilum,
dekstrin), dan yang tidak dapat dicerna (selulosa, pentosa, dan galaktan)
(Sulistyoningsih, 2011). Pengamatan amilum pada bahan makanan
menggunakan reagen IKI.
Berdasarkan hasil pengamatan beras, jagung, ketan, kentang, talas,
ketelah pohon mengalami perubahan warna sangat hitam. Hal tersebut
dapat terlihat bahwa kandungan pada bahan makanan tersebut memiliki
kandungan amilumnya lebih banyak dibandingkan dengan kedelai yang
kandungan amilumnya sedang dan kacang tanah yang sedikit mengandung
amilum. Beras, jagung, ketan, dan kentang merupakan sumber karbohidrat
utama yang dimanfaatkan oleh warga Indonesia. Beras dan jagung
merupakan
talas
yang
sudah
direbus
(Koswara,___).
Umbi
kentang
sejumlah
hubungan
alfa-1,6
yang
terdapat
pada
titik-titik
CuSO4 sebagai
penyedia
ion
Cu2+ yang
nantinya
akan
hasil yang positif atau negatif. Terjadinya warna ungu terbentuk dari ikatan
antara Cu dan N, unsur N terdapat pada peptida menghasilkan CuN yang
terjadi dalam suasana basa. Makin panjang suatu ikatan peptida, maka
warna ungu yang terbentuk makin jelas dan makin pekat. Pada praktikum
uji protein ini akan diamati adanya protein bahan makanan pada beras,
jagung, talas, kacang tanah dan ketela rambat.
Pada uji protein beras, jagung, talas, ketela rambat dan kacang
tanah yang di berikan reagen biuret 2 ml menunjukkan bahwa pada beras
yang awalnya berwarna putih keruh dan setelah diberikan reagen biuret
berwarna sedikit ungu (+) hal ini menunjukkan adanya protein dalam
beras, sedangakan pada jagung, talas dan ketela rambat tidak terdapat
perubahan warna atau tidak berwarna ungu (-) hal ini menunjukkan tidak
adanya protein di dalam bahan makanan tersebut. Pada kacang tanah yang
awalnya berwarna putih keruh setelah diberikan reagen biuret 2 ml
berubah warna menjadi sangat ungu (+++) hal ini menunjukkan adanya
protein pada kacang tanah.
Pada percobaan ini terdapat kesalahan Hal ini mungkinterjadi
karena kurang teliti dalam kebersihan alat-alat yang dipakai. Sebaiknya
kebersihan alat diperhatikan dengan baik karena dapat menyebabkan
kontaminasi sehingga sangat mempengaruhi hasil akhirnya. Hal ini juga
dapat disebabkan karena konsentrasi yang digunakan pada pembuatan
sampeltidak sebanding dengan pelarutnya yaitu air sehingga menjadikan
larutan tersebut berkonsentrasi rendah.Suatu peptida yang mempunyai dua
buah ikatan peptide atau lebih dapat bereaksi dengan ion Cu2+ dalam
suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yangberwarna biru
ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama Reaksi Biuret. Dua asam amino
berikatan melalui suatu ikatan peptide dengan melepas sebuah molekul air.
Reaksi keseimbangan ini cenderung untuk berjalan kearah hidrolisis dari
pada
sintesis.
Pembentukan
ikatan
tersebut
memerlukan
banyak
air.Pembentukan
ikatan
tersebut
memerlukan
banyak
-CH2NH2;
-CRHNH2;-
CHOHCH2NH2 ;-
tiga
molekul
air
dan
satu
molekul
trigliserida
(Sastrohamidjojo, 2005).
Sudan III / etanol / kertas buram digunakan untuk menunjukkan
bahan makanan yang mengandung lemak / minyak. Berdasrkan praktikum
percobaan yang dilakukan Pada uji lemak beras, jagung, talas, ketela
rambat dan kacang tanah yang di berikan reagen sudan III
2 ml
menunjukkan bahwa pada beras yang awalnya berwarna putih keruh dan
setelah diberikan reagen biuret berwarna sedikit merah (+) hal ini
menunjukkan adanya lemak dalam beras, sedangakan pada jagung yang
awalnya berwarna kuning berubah warna menjadi merah (++) hal ini
menunjukkan adanya lemak. Pada talas yang awalnya berwarna putih
keruh berubah warna menjadi sangat merah (+++) hal ini menunjukkan
adanya banyak lemak dan ketela rambat yang awalnya berwarna putih
keruh berubah warna menjadi merah(++) hal ini menunjukkan adanya
lemak. Sedangakan pada kacang tanah yang awalnya putih keruh menjadi
sangat merah (+++) hal ini menunjukkan adanya lemak pada kacang
tanah.
Pada percobaan tersebut dapat ditunjukkan bahwa yang sangat
banyak mengandung lemak sampai dengan yan paling sedikt mengandung
lemak yaitu talas, kacang tanah, ketela rambat, jagung dan terakhir beras.
H. Kesimpulan
1. Bahan yang memiliki kandungan amilum paling banyak adalah beras,
ketan, jagung, kentang, talas, dan ketela pohon. Hal tersebut terlihat
dari perubahan warna bahan pengan yang menjadi sangat hitam
2. Bahan pangan yang lain seperti kedelai mengandung amilum sedang,
dan kacang tanah mengandung sedikit amilum.
3. Hampir pada seluruh bahan amatan memiliki butir amilum yang
berbeda bentuknya dan ketika direaksikan dengan larutan IKI akan
terntuk perubahan warna yakni menjadi ungu atau biru kehitaman
K. Lampiran
(a)
(e)
(b)
(f)
(c)
(g)
(d)
(h)
Hasil pengamatan uji amilum menggunakan reagen IKI, (a) singkong yang
dihaluskan setelah ditetesi reagen IKI, (b) talas yang telah dihaluskan setelah
ditetesi reagen IKI, (c) beras yang telah dihaluskan dan ditetesi reagen IKI, (d)
Ketan yang telah dihaluskan dan ditetesi reagen IKI, (e) kentang yang telah
dihaluskan dan ditetesi regen IKI, (f) jagung yang telah dihaluskan dan diberi
reagen IKI, (g) Kedelai yang telah dihaluskan dan diberi reagen IKI, dan (h)
Kacang tanah yang dihaluskan dan diberi regen IKI.
Uji lemak menggunakan reagen sudan III, (a) beras, (b) talas, (c)kacang tanah, (d)ketela
rambat
LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
BOTANI EKONOMI
Yang dibimbing oleh Dr. Murni Sapta Sari, M.Si
Oleh Kelompok 3
Offering H-HP dan G-GP
Annisa Marifatul Jannah
(130342615345)
M. Sholeh Al-Qoyyim
(130342603485)
Nindiya Ulfah
(130342603493)
Saekur Mutaslimah
(130342615348)
A. Topik
Uji Vitamin B1 dan Vitamin C pada sayuran dan buah-buahan segar
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui kandungan serat dalam sayuran dan buah
2. Mengidentifikasi adanya gula dalam sayuran dan buah.
3. Mengidentifikasi adanya vitamin dalam sayuran dan buah
A. Alat dan Bahan
1. Uji Vitamin
a. Alat
1) Mortar dan pistil
2) Kaca benda dan kaca penutup
3) Mikroskop cahaya
4) Pipet tetes
b. Bahan
1) Sayuran: Daun singkong, daun bayam, wortel, kentang, kacang
panjang,
2) Buah: apel, markisa, dan belimbing wuluh
3) Asam pikrat
4) Kertas label
5) air
2. Uji Serat
a. alat :
1) Mikroskop
2) Beaker glass 100 ml
3) Spirtus
4) Kaki tiga
5) Pipet tetes
6) Kassa asbes
7) Pisau
8) Lup
9) Korek api
10) Mortar dan pistil
11) Kaca benda dan kaca penutup
b. Bahan
1) Daun singkong
2) Daun bayam
3) Wortel
4) Kentang
5) Kacang panjang
6) Floroglusin
7) HCl 25 %
8) Tisue
9) Kertas hisap
3. Uji Gula
a. Alat
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Mikroskop cahaya
Moral dan pistil
Pipet tetes
Kaki tiga
Spiritus
Korek api
Penjepit tabung
Korek api
b.Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Daun singkong
Daun bayam
Wortel
Kentang
Kacang panjang
Larutan Fehling A dan B
Kertaslabel
B. Langkah Kerja
1. Uji Vitamin
Menyiapkan Sayuran (daun singkong, daun bayam,
wortel, kentang, kacang panjang) dan buah (apel,
belimbing wuluh dan markisa) yang masih segar
2. Uji Serat
Menyediakan sepotong daun singkong, daun bayam,
wortel, kentang dan kacang panjang
Hasil pengamatan
Bahan
Daun
Singkong
Hasil Pengamatan
Bayam
Markisa
Belimbing
Kacang
wuluh
panjang
Wortel
Apel
c. Vitamin C
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Bahan
Kentang
Bayam
Belimbing wuluh
Wortel
Daun singkong
Markisa
Kacang panjang
Apel
Warna awal
Coklat muda
Hijau tua
Putih kehijauan
Oranye
Hijau muda
Oranye
Hijau muda
Putih kekuningan
Warna akhir
Ungu tua+ endapan putih
Hijau tua
Hijau keruh
Abu-abu
Hijau tua
Oranye sedikit endapan hijau
Hijau keruh
Kuning kehijauan
2. Uji Serat
a. Hasil pengamatan dengan mata telanjang dan lup
No Nama Bahan Keterangan
1
Daun
Ketika digerus daun singkong mempunyai serat-serat
singkong
Daun bayam
Wortel
Kentang
Kacang
panjang
Perbesaran 40 x 10
Serat
daun
bayam
Serat daun
bayam
Perbesaran 40 x 10
Serat wortel
Serat
wortel
Perbesaran 40 x 10
Serat kentang
Serat
kentang
Perbesaran 40 x 10
Serat
kacang
panjang
Serat
Kacang
panjang
Perbesaran 40 x 10
3. Uji Gula
NO Nama Bahan
1
Daun bayam
Kacang panjang
Daun singkong
Kentang
Wortel
D. Analisis
1.
Uji Vitamin
a. Vitamin B1
Pada percobaan tentang kandungan vitamin B1 dari buah dan
sayur segar kami mengamati bentuk Kristal yang terbentuk dari reaksi
antara bahan uji dengan reagen asam pikrat. Bentuk dan warna Kristal
yang terbentuk berbeda- beda. Hal ini disebabkan oleh bentuk awal serat
bahan uji dan hasil reaksinya dengan asam pikrat. Pengamatn kami pada
b. Uji vitamin C
Dalam percobaan Identifikasi kandungan vitamin C menggunakan
bahan uji sayur (daun singkong, bayam, kentang, wortel, dan kacang
panjang) serta buah segar (apel, markisa, dan belimbing wuluh). Semua
bahan diperas untuk diambil airnya dan diamati warna dari masing-masing
air perasan bahan uji tersebut, kemudian di teteskan Fehling A dan Fehling
B dan diamati perubahan warna yang terjadi. Pada kentang air perasannya
awalnya berwarna coklat muda dan setelah diteteskan fehling A dan B
warna menjadi ungu tua dengan endapan putih, bayam memiliki warna
awal hijau tua dan setelah ditetesi fahling A dan B menjadi hijau tua,
Belimbing wulu memiliki warna awal putih kehijauan dan berwarna hijau
keruh setelah bereaksi dengan reagen fahling A dan B, wortel meilii warna
awal oranye dan warna akhir abu-abu, daun singkong memiliki warna awal
hijau mudah dan warna akhirnya hijau tua, markisa memiliki warna awal
orange ddan warna akhirnya orange dengan sedikit endapan hijau, kacang
panjang memiliki warna awal hijau muda dan warna akhir hijau keruh, dan
apel memiliki warna awal utih kekuningan dan warna akhir setelah
bereaksi dengan reagen fehling A dan B adalah kekuningan.
2.
Uji Serat
Pembahasan
1. Uji vitamin
a. Vitamin B1
1)
Sayur Segar
Pada Percobaan ini sayur yang digunakan adalah daun
Uji vitamin C
Pada uji vitamin C menggunakan reagen fehling A dan B untuk
komponen serat pangan larut (soluble dietary fiber, SDF) dan serat pangan
tidak larut (insoluble dietary fiber, IDF). SDF diartikan sebagai serat
pangan yang dapat larut dalarn air hangat atau panas serta dapat
terendapkan oleh air yang telah dicarnpur dengan ernpat bagian etanol.
Gum, pektin dan sebagian hemiselulosa larut yang terdapat dalarn dinding
sel tanarnan rnerupakan surnber SDF. Adapun IDF diartikan sebagai serat
pangan yang tidak larut dalarn air panas rnaupun dingin. Surnber IDF
adalah selulosa, lignin, sebagian besar hemiselulosa, sejumlah kecil kitin,
lilin tanarnan dan kadang-kadang senyawa pektat yang tidak dapat larut.
IDF rnerupakan kelornpok terbesar dari TDF dalarn rnakanan, sedangkan
SDF hanya menempati jumlah sepertiganya (Astawan, 2004).
Serat makanan dibedakan atas 2 jenis, yaitu serat yang larut
dalam air dan yang tidak larut dalam air. Dimana sebagian besar serat
dalam bahan pangan merupakan serat yang tidak dapat larut. Winarno
(1997) menyatakan bahwa total serat yang tidak dapat larut adalah 1/5
1/2 dari jumlah total serat. Serat yang larut dalam air bersifat mudah
dicerna, dan yang tergolong dalam jenis serat ini seperti pektin (misalnya
buah-buahan apel, stroberi, jeruk), musilase (misalnya agar-agar dari
rumput laut) dan gum (misalnya biji-bijian, kacang-kacangan dan rumput
laut). Sedangkan serat yang tidak larut dalam air tidak mudah dicerna oleh
tubuh, dan yang tergolong dalam serat tidak larut ini adalah selulosa
(misalnya wortel, bit, umbi-umbian, bekatul), hemiselulosa (didapat pada
kulit ari yang menutupi beras atau gandum), dan lignin (terdapat pada
batang, kulit dan daun sayur-sayuran). Menurut berbagai penelitian, baik
serat yang larut dan tidak larut tersebut bermanfaat bagi kesehatan dalam
menunjang pencegahan berbagai jenis penyakit seperti jantung koroner,
stroke, kencing manis, dan kanker usus (Buckle, 1987).
Berikut adalah tabel konsentrasi serat pada sayuran dalam 100 gram
3. Uji gula
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa
Yunani , skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa
organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi
dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan
materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan
jamur).Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida
menjadi karbohidrat. Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat
sederhana karena dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah
menjadi energi. Gula yang dibahas di sini adalah senyawa yang molekulnya lebih
sederhana atau bisa disebut sebagai glukosa.
dengan sedikit endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena amilum
merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling.
Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan
keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum + larutan
Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru
setelah dipanaskan. Begitu pula dengan Selulosa yang merupakan
polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling.
Pada lima bahan yang telah di uji terdapat dua bahan yang positif yaitu
wortel dan kacang panjang, sedangkan tiga bahan lainnya negatif yaitu
kentang, daun bayam, dan daun singkong. Hal ini menunjukkan bahwa
gula terdapat pada wortel dan kacang panjang sedangkan pada daun
bayam, daun singkong, dan kentang tidak terdapat gula.
Wortel menunjukkan keadaan positif dengan warna kuning ke merah
merahan. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997), wortel memiliki
kantong minyak dalam ruang antar sel perisikel pada umbi wortel
mengandung minyak esensial yang menyebabkan bau dan aroma yang
khas wortel. Akar tunggang menyimpan sukrosa dan gula lain dalam
jumlah yang cukup banyak. kandungan gula dan asam amino pada wortel
tergantung dari jenis varietas wortel, lingkungan, pertaniannya dan
penyimpanannya. Gula-gula yang terdapat pada wortel umumnya terdiri
dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa.
Kacang panjang menunjukkan keadaan positif dengan warna oranye ke
merah merahan. Menurut Haryanto (2007), kacang panjang penting
sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayur ini banyak mengandung
vitamin A, vitamin B, dan vitamin C terutama pada polong muda. Bijinya
banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Kacang panjang
memiliki banyak sekali karbohidrat, oleh karena itu reagen Fehling
bereaksi positif pada kacang polong . Berikut adalah tabel komposisi zat
gizi kacang panjang.
dan sedikit
untuk
Perawat
&
Dokter.
Buckle. K.A., R. A., Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu
Pangan. Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono.
Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta. 365 h.
Darwin
Philips.
2013.
Penambahan
Sari
Markisa
Dan
FERMENTASI
OLEH
KHAMIR
.
I. Lampiran
Bahan
Mula-mula kentang,bayam,
belimbing wuluh, wortel, daun
singkong
Gambar