Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama
NIM
: 121810301053
Kelompok / Kelas
:2/B
Asisten
: Yuliani
Fak / Jurusan
: FMIPA / Kimia
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran massa jenis
gas adalah menetukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas
dan mengaplikasikan persamaan gas ideal.
1.2 Latar Belakang
Zat yang berwujud gas, partikel-partikel penyusunnya akan bergerak secara acak.
Jarak antara partikel-partikel relatif jauh lebih besar daripada ukuran-ukuran partikel,
sehingga gaya tarik-menarik antarpartikel sangat kecil. Senyawa volatil merupakan
senyawa yang mudah menguap menjadi gas bila terjadi peningkatan suhu
(umumnya 100oC) maupun pada keadaan standar. Zat yang bermacam-macam
memiliki massa jenis atau berat jenis yang berbeda-beda begitupun dengan senyawa volatil.
Massa jenis merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan suatu zat. Penentukan
berat molekul senyawa volatil dapat diukur berdasarkan pengukuran massa jenis gas.
Berat molekul didefinisikan sebagai massa suatu zat dalam tiap mol, yang merupakan
perhitungan jumlah massa atom relatif penyusunnya. Massa molekul dapat dihitung
dengan menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur penyusun molekul
tersebut. Massa molekul dapat diukur dengan berbagai cara, contohnya
yaitu menggunakan spektrum massa dengan alat Victor Meyer atau pengukuran untuk
zat
yang
mudah
menguap
dapat
dilakukan
dengan
menurunkan
persamaan gas ideal dengan menentukan massa jenis, tekanan dan suhu
zat terlebih dahulu.
Penentuan berat molekul dari suatu cairan yang bersifat mudah menguap akan
menghasilkan data yang variatif tergantung keadaan sisten dan lingkungannya. Percobaan ini
dilakukan untuk mendapatkan data berat molekul dari suatu zat yaitu etanol dan kloroform
berdasarkan persamaan gas ideal, dengan terlebih dahulu menentukan kerapatan atau massa
jenis dari senyawa volatil tersebut. Praktikum ini penting untuk dilakukan karena dengan
percobaan menenukan berat molekul suatu zat maka akan dapat mengamati pengaruh keadaan
sistem dan lingkungan misalnya pengaruh suhu dan tekanan.
1.3 Tinjauan Pustaka
1.3.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
a) Air
Air mempunyai rumus kimia H2O. Air tidak memiliki efek mutagenik,
racun, dan karsinogenik. Air berwujud cair. Tidak berbau dan berasa. Berat
molekul dari air 18,02 g/mol. Warna dari air tidak berwarna, pH air 7
(netral). Titik didih air 100oC, massa jenis air 1. Tekanan uap air 2,3 kPa
(Yazid, 2005).
b) Kloroform
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Wujud klorfom pada
suhu ruang berupa cairan namun mudah menguap. Kloroform dikategorikan bahan yang
berbahaya karena dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan. Karena
sifatnya yang mudah menguap, maka uapnya dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi pada
mata. Apabila pada saat melakukan percobaan terkena dampaknya maka harus segera
dilakukan pertolongan pertama untuk meminimalisir dampaknya. Karakteristik dari klorofom
yaitu memiliki berat molekul sebesar 119,38 g/mol dengan densitas sebesar 1,48 g/cm 3. Titik
leleh dan titik didihnya sebesar -63,50C dan 61,20C. Titik didih 61oC, titik leleh
-63,5oC, massa jenis zat 1,484 dengan kelarutan dalam air 0,8 gram/100 mL air pada
suhu 20oC. (Yazid, 2005).
c) Etanol
Etanol berwujud cair dan tidak berwarna dengan aroma seperti alcohol. Berat molekul
etabol 46,08 g mol-1 dan dapat mendidih pada suhu 78o C serta meleleh pada suhu -117 o C
kelarutan bahan mudah bercampur, massa jenis 0.790 g/mL @20 oC, berat
molekul 46.0414 g/mol. Etanol cenderung mudah larut dalam air, baik air dingin
maupun air panas. Etanol berbahaya bila terjadi kontak langsung dengan mata dan kulit.
Penanganan yang dapat dilakukan bila terjadi kontak langsung dengan etanol yaitu bila terjadi
kontak langsung dengan mata, mata segera dibasuh dengan air selama 15 menit dengan
mata terbuka. Penanganan bila terjadi kontak langsung dengan kulit harus segara menyiran
bagian kulit yang kena cairan dengan air yang banyak dan segera menutupi bagian kulit, serta
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Penanganan bila terhirup yaitu segera
pindah ke tempat dengan udara yang lebih segar, bila tidak bernapas maka diberi napas buatan
atau bantuan oksigen. Penangan bila tertelan yaitu jangan memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang tidak sadar dan segera hubungi dokter (Yazid, 2005).
1.3.2
Dasar teori
Gas terdiri dari atas molekul-molekul yang bergerak ke segala arah dengan kecepatan
yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul
yang lain atau dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini yang
menyebabkan adanya tekanan. Volume dari molekul-molekul gas sangat kecil bila
dibandingkan dengan volume yang ditempati oleh gas tersebut sehingga terdapat banyak
ruang kosong antara molekul-molekulnya. Hal ini yang menyebabkan gas mempunyai rapatan
yang lebih kecil daripada cairan atau padatan (Sukardjo, 1990).
molekul
sehingga
gas
akan
mengisi
seluruh
ruang
yang
V : Volume gas
T : Suhu absolute
R : Tetapan gas ideal
: Massa jenis
(Respati, 1999).
Hukum gabungan gas untuk suatu sampel gas menyetakan bahwa perbandingan PV/T
adalah konstan. Gas-gas real (nyata) seperti metana (CH 3) dan oksigen sebetulnya saat
dilakukan pengukuran secara cermat, ternyata hal ini tidak benar. Gas hipotesis yang dianggap
akan mengikuti hukum gabungan gas pada berbagai suhu dan tekanan disebut gas ideal.
Semua gas akan menempati keadaan ideal pada tekanan yang relatif rendah termasuk pada
tekanan atmosfer serta suhu yang tinggi, sehingga hukum gas gabungan dapat dipakai untuk
segala macam gas yang digunakan (Brady, 1999).
Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul senyawa volatil. Hal ini menjelaskan konsep gas ideal yakni gas
yang akan mempunyai sifat sederhana yang sama dibawah kondisi yang sama (Haliday,
1978).
Penentuan berat molekul dari senyawa volatil dapat diukur dengan menggunakan alat
Victor Meyer. Alat Victor Meyer diciptakan oleh seorang ilmuan kimia yang berkebangsaan
Jerman pada tahun 1848-1897. Alat tersebut digunakan untuk menentukan rapat uap zat cair
atau zat padat yang mudah menguap. Cara kerja alat tersebut yaitu sejumlah sampel yang
telah ditimbang dimasukkan ke dalam tabung reaski kecil dan ditutup. Tabung reaksi kecil
tersebut di masukkan ke dasar tabung yang panjang yang dikelilingi oleh suhu tetap dengan
suhu diatas titik didih sampel. Tabung panjang tersebut kemudian ditutup. Sampel tersebut
kemudian menguap dan uapnya menekan udara dalam tabung ke pipa samping menuju ke
dalam tabung pengumpulan yang berskala. Volume uap sampel kemudian dapat diukur
(Hadiat, 1996).
Alat
Erlenmeyer
Gelas piala
Aluminium Foil
Karet gelang
Neraca Analitik
Jarum
Penangas air
Termometer
Kaki tiga dan kassa
Bahan
Air
Etanol
Kloroform
dengan
Data
1.
Massa erlenmeyer +
1
35,20 g
Erlenmeyer
2
35,49 g
2.
34,40 g
35,66 g
35,69 g
0,2 g
65,746 g
87oC
92oC
1 atm
0,17 g
65,708 g
86oC
92oC
1 atm
0,13 g
65,516 g
88oC
92oC
1 atm
Erlenmeyer
2
35,485 g
3
35,587 g
3
35,56 g
+ C2H5OH
Massa C2H5OH
Massa air
Suhu dalam erlenmeyer
Suhu penangas air
Tekanan atmosfer
b. Kloroform
No.
Data
1.
Massa erlenmeyer +
1
35,277 g
2.
35,536 g
35,754 g
35,839 g
0,259 g
100,25 g
34,607 g
65,645 g
0,269 g
100,005 g
34,783 g
65,222 g
0,252 g
100,577 g
34,916 g
65,661 g
+ CHCl3
Massa CHCl3
Massa erlenmeyer + air
Massa erlenmeyer kosong
Massa air
7.
8.
9.
90oC
92oC
1 atm
86oC
92oC
1 atm
87oC
92oC
1 atm
c. Standart deviasi
V
(mL)
3
3
3
3
3
3
Ulangan
Etanol 1
Etanol 2
Etanol 3
Kloroform 1
Kloroform 2
Kloroform 3
BM
(g/mol)
55,03
54,91
55,38
144,13
143,46
142,91
BMratarata
(g/mol)
55,11
143,5
BM
BMrata-rata
-0,08
0,2
0,27
0,63
-0,004
-0,059
(BM- BMrata-rata ) 2
n-1
Presisi
0,244
99,6%
0,447
99,7%
BAB 4. PEMBAHASAN
Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, memiliki titik didih yang
rendah dan tekanan uap yang tinggi. Contoh dari senyawa volatil ini yaitu kloroform (CHCl3)
dan karbontetraklorida (CCl4). Senyawa ini menguap pada tekanan dan temperatur tertentu
atau memiliki tekanan uap yang tinggi pada temperatur ruang. Kloroform merupakan
salah satu contoh senyawa volatil karena memiliki tititk didih sebesar
61oC. Percobaan ini bertujuan untuk dapat menentukan berat molekul senyawa volatil
berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan persamaan gas ideal. Senyawa
volatil yang digunakan pada percobaan ini yaitu etanol dan kloroform.
Percobaan ini menggunakan 3 erlenmeyer. Erlenmeyer selanjutnya
ditimbang dengan penutup aluminium foil yang ditutup erat dengan karet
gelang didapat massanya sebesar 35,20 g, 35,49 g dan 35,56 g.
Ditambahkan etanol sebanyak 5 mL kedalam labu erlenmeyer dan ditutup
rapat kembali dengan alumunium foil dan karet gelang, Erlenmeyer yang
sudah ditambahkan etanol, ditutup kembali dengan aluminium foil dan
karet gelang (sehingga kedap udara), lalu diberi lubang dengan jarum.
Lubang
yang
diberikan
haruslah
sekecil
mungkin
agar
gas
hasil
dapat
mengakibatkan
uap
etanol
akan
keluar
dan
hilang.
m
v , dimana
rumus
yang
BM =
mRT
V P , BM dengan satuan g/mol diperoleh dari massa (m)
diperoleh
dari
massa
erlenmeyer
setelah
proses
penguapan
molekul etanol
g/mol.
Hasil
berat
molekul
yang
didapat
akan
membantu
untuk
BM percobaan
BM standar
yaitu 46.0414 g/mol. Nilai efisiensi menurut literatur ditulis dengan satuan
persen (%). Nilai efisiensinya yaitu 119.8%. Nilai efisiensi yang diperoleh
melebihi 100%. Nilai efisiensi tidak logis karena melebihi 100%. Kesalahan hasil
percobaan dengan berat molekul standar bisa dimungkinkan karena adanya uap air yang
masih ada pada erlenmeyer, uap etanol juga dimungkinkan ada yang keluar dari erlenmeyer.
Sumber kesalahan utama dari percobaan ini yaitu ketidaktepatan pengamatan pada saat cairan
telah menguap semua atau belum dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Jika
masih ada cairan yang belum menguap atau masih ada cairan yang tersisi dalam erlenmeyer,
maka dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan massa jenis gas dan pada akhirnya
mengakibatkan kesalahan pada perhitungan berat molekul.
Bahan yang kedua yang digunakan yaitu kloroform dengan
perlakuan yang sama seperti etanol. Massa ketiga Erlenmeyer kosong
adalah 34.607 g, 34.783 g dan 34.916 g. massa Erlenmeyer dengan
penutup aluminium foil dan karet adalah 35.277 g, 35.485 g, dan 35.578
g. 3mL kloroform diisikan ke dalam Erlenmeyer dan ditutup kembali
dengan aluminium foil dan karet. Kemudian diletakkan dalam penangas air
yang suhunya 92C. Hal ini tidak dipermasalahkan karena titik didih
kloroform sekitar 61C, jadi dengan suhu penangas yang di 92C,
kloroform sudah dapat teruapkan.
Pada proses penguapan kloroform, suhu air diukur sehingga didapat
perubahan suhu air dalam penangas air sebesar 90o C, 86o C, dan 87oC.
Penurunan suhu pada air dalam penangas disebabkan oleh suhu air
diserap oleh kloroform dalam erlenmeyer yang digunakan oleh kloroform
untuk
membantu
proses
penguapan.
Erlenmeyer
diangkat
setelah
m
v , Hasil
dengan rumus
BM =
mRT
V P , Diperoleh hasil berat molekul yaitu 144.13 g/mol,
143.46 g/mol, dan 142.91 g/mol. Berat molekul rata-rata yang diperoleh yaitu
143.5 g/mol. Data dari literatur menyebutkan bahwa, berat molekul etanol
sebesar 119,38 gram/mol. Selisihnya yaitu sebesar 24.12 g/mol. Selisih yang
didapat terlalu jauh sehingga berat molekul hasil percobaan tidak dapat
diterima.
Hasil berat molekul yang didapat akan digunakan untuk menentukan
BM percobaan
BM standar
didapat yaitu 119.6%. Nilai efisiensi yang diperoleh melebihi 100%. Nilai
efisiensi tidak logis karena melebihi 100%. Kesalahan hasil percobaan dengan berat molekul
standar bisa dimungkinkan karena adanya uap air yang masih ada pada erlenmeyer, uap
kloroform juga dimungkinkan ada yang keluar dari erlenmeyer yang mengakibatkan
kesalahan dalam perhitungan massa jenis gas dan pada akhirnya mengakibatkan kesalahan
pada perhitungan berat molekul.
Standard deviasi etanol dan kloroform dapat dihitung dengan persamaan
(BM- BMrata-rata ) 2
n-1
standart deviasi berfungsi memperlihatkan pola sebaran data, dan variasi sebaran antar data.
SD dapat menggambarkan seberapa jauh bervariasinya data. Jika nilai SD jauh lebih besar
dibandingkan nilai mean, maka nilai mean merupakan representasi yang buruk dari
keseluruhan data. Sedangkan jika nilai SD sangat kecil dibandingkan nilai mean, maka nilai
mean dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data. Besarnya ketidakpresisian
I=
GM
x100%
GMrata-rata
100% -I. Ketidakpresisian etanol sebesar 0.4 % dan kloroform sebesar 0.3 %. Kepresisian
etanol sebesar 99.6% dan kloroform sebesar 99.7%. ketidakpresisian dan presisi digunakan
untuk mengetahui dekat perbedaan nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran atau
sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil
yang sama. Dari sini dapat diketahui pada bahan kloroform memiliki kepresisian yang lebih
besar dari etanol. Nilai akurasi etanol 55.11 g/mol 0,244 = 54.866 atau 55.354 dan nilai
akurasi kloroform 143.5 g/mol 0,447 = 143.5 g/mol atau 143.947.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran massa
jenis gas adalah berat molekul etanol yang didapat setelah percobaan adalah 55.11g/mol,
sedangkan menurut literatur sebesar 46.08 g/mol. Berat molekul kloroform dari hasil
percobaan sebesar 143.5g/mol sedangkan menurut literatur sebesar 119.38 g/mol.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dan berhati-hati dalam melakukan praktikum agar
tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan dan agar hasil percobaan
yang didapat lebih sesuai dengan literatur.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W.1996. Kimia Fisik Jilid I Edisi IV. Jakarta: Erlangga.
Brady, J E.1999. Kimia Universitas Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta : Binarupa Aksara.
Hadiat. 1996. Kamus Pengetahuan Alam: untuk Umum dan Pelajar. Jakarta : Balai Pustaka.
Halliday dan Resnick. 1978. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Respati. 1999. Dasar - Dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas. Yogyakarta : PT Rineka Cipta.
Sukardjo. 1990. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Tim Kimia Fisik. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Jember :
Universitas Jember.
Yazid, E. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : Andi Offset.
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Etanol (3 mL)
a. Volume erlenmeyer
1 Suhu 28 tetapi menggunakan massa jenis air pada suhu 30 .
m
v
m
65,746 g
v
66,03cm 3 0,06603L
3
0,9957 g / cm
m
65,708 g
65,99cm 3 0,06599 L
3
0,9957 g / cm
m
65,516 g
65,798cm 3 0,065798 L
3
0,9957 g / cm
0,06603L 0,06599 L 0,065798 L
0,0659 L
3
PV nRT
m
PV
RT
BM
PVBM 1atm 0,0659 L 46,0 g / mol 3,03 g
m
0,123g
RT
0,08206 L.atm / mol.K 301K
24,7
c. Perhitungan berat molekul etanol
m
RT
BM
mRT 0,123 g 0,08206 L.atm / mol.K 360 K
1.BM
55,03g / mol
pv
1atm 0,06603L
pv
2.BM
54,91g / mol
pv
1atm 0,06599 L
3.BM
55,38 g / mol
pv
1atm 0,065798 L
BM rata-rata
2. Kloroform (3 mL)
a. Volume erlenmeyer
1. Suhu 28 tetapi menggunakan massa jenis air pada suhu 30 .
m
v
m
65,645 g
v
65,93cm 3 0,06593L
3
0,9957 g / cm
m
65,222 g
65,503cm 3 0,065503L
0,9957 g / cm 3
m
65,661g
65,94cm 3 0,06594 L
3
0,9957 g / cm
PV nRT
m
PV
RT
BM
PVBM
1atm 0,0658L 120 g / mol 7,896 g
m
0,319 g
RT
0,08206 L.atm / mol.K 301K
24,7
c. Perhitungan berat molekul kloroform
m
RT
BM
mRT 0,319 g 0,08206 L.atm / mol.K 363K
1.BM
144,13g / mol
pv
1atm 0,06593L
pv
2.BM
143,46 g / mol
pv
1atm 0,065503L
3.BM
142,91g / mol
pv
1atm 0,06594 L
=
BM rata-rata
Efisiensi
Pada etanol:
=
BM percobaan
55,11 g/mol
x 100% =
x100% =119,8%
BM standar
46,0 g/mol
Pada kloroform
=
BM percobaan
143,5 g/mol
x 100% =
x100% =119,6%
BM standar
120 g/mol
Standar deviasi
BM
BMrata-rata
BM
(BM
(g/mol)
(g/mol)
BMrata-rata
BMrata-rata)2
V (mL)
Ulangan
3
3
3
1
2
3
55,03
54,91
55,38
3
3
3
1
2
3
144,13
143,46
142,91
55,11
-0,08
0,2
0,27
143,5
0,63
-0,004
-0,059
I = ketidakpresisian
Pada etanol
I=
GM
0,244
x100%=
x100%=0,4%
GMrata-rata
55,11
Pada kloroform
I=
GM
0,447
x100%=
x100%=0,3%
GMrata-rata
143,5
K = kepresisian
Pada etanol
K = 100% - I = 100% - 0,4% = 99,6%
Pada kloroform
K = 100% - I = 100% - 0,3% = 99,7%
Pada etanol nilai akurasi:
0,0064
0,04
0,0729
0,1193
0,3969
1,6x10-5
3,5x10-3
0,4004
(BM- BMrata-rata ) 2
n-1
0,244
0,447