BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air adalah unsur yang tidak dapatdipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahkan dapat
dipastikan tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten, peradaban manusia tidak akan
mencapai tingkatyang dinikmati saat ini. Oleh karena itu, pengembangan dan pengolahan sumber
daya air merupakan dasar peadaban manusia (Sunaryo dkk, 2005).
Bukan hanya bagi kepentingan manusia tetapi juga bagi semua mahluk hidup yang ada
dibumi air merupakan bagian yang penting dalam kelangsungan hidup. Ketersediaan air dibumi
sendiri dipengaruhi oleh siklus hidrologi yang dimana air yang ada dibumi selalu mengalami
siklus yang sama dari mulai mengalami penguapan, transpirasi, kondensasi, persipitasi, aliran
dipermukaan dan infiltrasi,semua proses inilah yang akan mengatur ketersediaan air dibumi.
Pada saat dipermukaan air banyak digunakan oleh mahluk hidup baik untuk minum
maupun sebagai tempat tinggal. Air-air dipermukaan ditampung diberbagai wadah, seperti danau,
sungai, laut, waduk, dll.
Sungai merupakan salah satu wadah penampungan air yang ada didarat. Sungai memiliki
fungsi seperti sebagai sumber mata air, pembangkit listrik,sarana irigasi dll. Sungai juga
memiliki fungsi sebagai sarana untuk menghitung curah hujan dan sebagai saran pemberi
informasi daerah resapan air
Debit sungai merupakan variable yang digunakan untuk menentukan daerah resapan air
suatu wilayah. Debit merupakan perbandingan volume air yang mengalir pada satuan waktu
tertentu. Debit air merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan suatu DAS.
Dengan mengetahui debit aliran kita dapat menentuhkan debit andalan dalam pembuatan
irigasi dan drainase. Debit andalan sangat berpengaruh dalam pembuatan irigasi dan drainase
karena debit andalan merupakan debit maksimum yang dapat digunakan untuk irigasi. Apabila
kita tidak mengetahui debi andalan aliran irigasi maka kita tidak dapat mengoptimalkan
pemakaian air.
Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
permukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain
Nama : Heriober Taruk A
NIM :111.130.187
Plug 10
debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit air sungai dapat dimanfaatkann dalam
pembuatan PAM, saluran irigasi bahkan pembangkit listrik tenaga air.
I.2.
Melakukan pengukuran debit sungai dengan metode current meter dan float
I.2.2 Tujuan
I.3
BAB II
DASAR TEORI
II.1
Debit Aliran
Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan pada dasarnya dapat dilakukan
Tujuan pengukuran
Tingkat ketelitian yang ingin dicapai
Pada dasarnya pengukuran debit debit dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Pengukuran debit secara langsung
2. Pengukuran debit secara tidak langsung
II.2
1. Volumetric method
Pengukuran debit dengan cara ini dilakukan pada sungai kecil ( debitnya kecil ), memakai
bejana yang volumenya sudah diketahui, kemudian mengukur waktu yang diperlukan untuk
memenuhi persamaan :
Q = v/t
Dimana :
Q = Debit air
V = Volume bejana
T = waktu yang diperlukan untuk memenuhi bejana
2. Ambang atau pintu ukur
Bangunan pintu ukur ini dibuat menurut konstruksi sedemikian, sehingga ada hubungan
langsung antara debit aliran (Q) dengan tinggi muka air ( H ).
Contoh alat ukur debit yang menggunakan ambang / pintu ukur :
-
II.3
Pengukuran debit sungai dengan cara ini dilakukan dengan menghitung kecepatan air
sungai (v). Dengan menggunakan alat tertentu dan berdasarkan rumus tertentu , kecepatan aliran
sungai dapat diketahui. Dengan mengingat bahwa debit adalah perkalian antara kecepatan aliran
dengan luas penampang. Beberapa jenis alat ukur debit aliran sungai secara tidak langsung :
1. Velocity head rod
Alat ukur debit jenis ini terdiri dari papan berskala, dilengkapi dengan pemberat yang
dapat diputar.
:
V = Kecepatan rata-rata aliran sungai
G = Percepatan grafitasi
H = Selisih tinggi air akibat pemutaran papan ukur sebesar 90o
:
V = Kecepatan rata rata
G = Percepatan gravitasi
H = Selisih tinggi permukaan air dalam tabung pilot
4. Pengapung ( Float )
Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir secara kasar , karena
hanya meliputi kecedpatan aliran di permukaan saja. Padahal sesungguhnya kecepatan rerata
aliran sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan aliran bagian zat cair yang ada dipermukaan
saja, tetapi juga kecepatan disetiap kedalaman sungai, padahal besar kecepatan itu berbeda
beda. Dimana : v = s/t
6. Current Meter
Prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur besarnya kecepatan arus berdasarkan jumlah
putaran kipas dalam alat.
V=a+b . N
V = Kecepatan aliran
A = Kecepatan awal yang diperlukan untuk mengatasi gesekan
mekanis
B = Konstanta yang diperoleh dari kalibrasi alat
N = Jumlah putaran kipas perdetik
Selain itu dibutuhkan parameter luas penampang sungai (A) untuk menghitung debit
dimana : Q = V . A
Dalam praktikum pengukuran debit sungai ini kita akan memperagakan salah stu metode
pengukuran debit sungai secara tidak langsung yaitu current meter.
Keunggulan Current Meter
Alat ini dilengkapi dengan counter, yang menunujukan jumlah putaran baling-baling.
Alat ini banyak digunakan karena mudah dioperasikan untuk pengukuran kecepatan aliran
sungai untuk berbagai kedalaman.
Selain itu untuk berbagai kondisi lapangan, dapat dioperasikan langsung dengan
memegang stang nya atau kondisi yang tidak mungkin alat dapat diturunkan dengan kabel
atau batang, pada dasarnya cara kerjanya sama hanya cara kalibrasi nya berbeda ( Kalibrasi
stang dan kalibrasi bandu ).
Contoh Perhitungan Kecepatan Arus Dengan Stang :
Diketahui kalibrasi kincir nomor 1-8-61193 dengan diameter 125 mm :
Jika N < 0,95 maka v = ( 0,2518 . N ) + 0,0121 m/detik
Jika N > 0,95 maka v = ( 0,2588 . N ) + 0,0050 m/detik
Misal : hasil pengukuran current meter jumlh putaran kincir 13, dalam waktu 10 detik.
Maka harga N = Jumlah putaran/waktu= 13/10 = 1,3
Harga N 1,3 artinya > 0,95 sehingga rumus yang digunakan adalah
V = (0,2588 . 1,3 ) + 0,0050 = 0,314 m/dtk.
BAB III
METODOLOGI
Nama : Heriober Taruk A
NIM :111.130.187
Plug 10
Current meter
Penggaris kayu 1 m
Meteran
Stopwatch
Bola pingpong
Lembar tabulasi
Alat tulis
Milimeter blok
Kalkulator
Gambar
III.1 Alat
Pengukuran
III.2
Langkah kerja
10
Mulai
Pengambilan data
Metode current meter
dan metode float
11
Pembuatan sketsa
penampang sungai
Pembahasan Metode
current dan metode float
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.
Tabulasi Data
Tabulasi Metode Current Meter Sungai 1
Lebar
Sungai
(m)
Lebar
(m)
Dalam
Sungai
(m)
Dalamn
ya
Kincir
(m)
Kecepat
an Pada
titik
(m/s)
12
Kecepat
an Ratarata
(m/s)
Luas
Penampa
ng
Sungai
(m2)
Debit
(m3/s)
1
1
1
1
1
1
1
0,3
0,39
0,3
0,35
0.,46
0,35
0,05
0,2
0,2
0,19
0,2
0,15
0,05
0
0,4
0,7
0,5
0,2
0,1
0
V=
1,9
0,2714
0,15
0,345
0,345
0,325
0,405
0,405
0,175
A=
2,15
0,583
5
Lebar
(m)
Dalam
Sungai
(m)
Dalamn
ya Kincir
(m)
1
1
1
1
1
1
1
0,3
0,52
0,49
0,38
0,35
0,3
0,08
0,14
0,25
0,24
0,2
0,16
0,08
Kecepata
n Pada
titik
(m/s)
0
0,2
0,3
0,4
0,4
0,3
0
V=
1,6
Kecepata
n Ratarata
(m/s)
0,2286
Luas
Penampa
ng Sungai
(m2)
0,15
0,41
0,505
0,435
0,365
0,325
0,15
A=
2,34
Debit
(m3/s)
0,534
9
Lebar
(m)
Dalam
Sungai
(m)
1
1
1
6
1
1
1
Nama : Heriober Taruk
A
NIM :111.130.187
Plug 10
0,18
0,23
0,3
0,18
0,25
Dalamn
ya
Kincir
(m)
0,07
0,08
0,13
0,14
0,09
0,11
Kecepat
an Pada
titik
(m/s)
0,4
1,1
1
0,8
0,5
0,4
V=
134,2
Kecepat
an Ratarata
(m/s)
0,7
Luas
Penampa
ng
Sungai
(m2)
0,09
0,205
0,265
0,24
0,215
0,125
A=
1,14
Debit
(m3/s)
0,798
Sungai 1
Sungai 2
Sungai 3
IV.2.
Perhitungan
A1 =
V
total segmen
0+0,1+0,2+0,5+0,7 +0,4+ 0
7
1,9
7
A5 =
0,81 x 1
2
( s+ s ) x t
2
=
(0,3+0,39) x 1
2
A7 =
(0,35+0,46) x 1
2
1 x 0,3
2
ax t
2
1 x 0,35
2
= 0,175 m2
Atotal = A1+ A2+ A3 + A4 + A5 + A6 + A7
= 2,15 m2
= 0,405 m2
( s+ s ) xTaruk
t
Nama : Heriober
A
NIM A:111.130.187
6=
2
Plug 10
Q = Vrata-rata x Atotal
= 0,2714 m/s14x 2,15 m2
= 0,5835 m3/s
( s+s ) x t
2
A3 =
=
(0,3+0,39) x 1
2
= 0,15 m2
A2 =
= 0,2714 m/s
( s+ s ) x t
2
ax t
2
Debit
(m3/s)
0,86
1,301
0,76
0,69 x 1
2
= 0,345 m2
( s+ s ) x t
A4 =
2
b. Sungai 2
V
total segmen
Vrata-rata =
A1 =
ax t
2
1 x 0,3
2
= 0,15 m2
1,6
7
A2 =
= 0,2286 m/s
(0,3+0,52)x 1
2
( s+ s ) x t
2
A5 =
(0,38+0,35) x 1
2
A7 =
0,73 x 1
2
= 0,365 m2
( s+ sTaruk
)xt A
Nama : Heriober
A6 =
NIM :111.130.187
2
Plug 10
=
(0,52+0,49) x 1
2
ax t
2
1 x 0,3
2
= 0,15 m2
Atotal = A1+ A2+ A3 + A4
+ A5 + A6 + A7
= 2,34m2
Q = Vrata-rata
15 x Atotal
= 0,2286 m/s x 2,34m2
1,01 x 1
2
( s+ s ) x t
2
( s+s ) x t
2
A3 =
= 0,505 m2
A4 =
( s+ s ) x t
2
c. Sungai 3
V
total segmen
Vrata-rata =
A1 =
4,2
= 6
= 0,7 m/s
ax t
2
1 x 0,18
2
( s+ s ) x t
2
A2 =
(0,18+0,25) x 1
2
0,43 x 1
2
1 x 0,25
0,53 x 1
2
Q = Vrata-rata x Atotal
= 0,7 m/s x 1,14 m2
= 0,798 m3/s
= 0,215 m2
xt
Nama : Heriobera Taruk
A
A
=
6
NIM :111.130.187
2
Plug 10
(0,23+0,3) x 1
2
= 0,265 m2
= 1,14m2
= 0,09 m2
(0,18+0,23) x 1
2
( s+ s ) x t
A5 =
2
( s+ s ) x t
2
A3 =
16
A4 =
( s+ s ) x t
2
10
25
Q = V x Atotal
= 0,4 m/s x 2,15 m2
= 0,86 m3/s
= 0,4 m/s
b. Sungai 2
s
V= t
=
10
18
= 0,556 m/s
c. Sungai 3
s
V= t
=
10
15
Q = V x Atotal
= 0,556 m/s x 2,34 m2
= 1,301 m3/s
Q = V x Atotal
= 0,67 m/s x 21,14 m2
= 0,76 m3/s
= 0,67 m/s
Nama : Heriober Taruk A
NIM :111.130.187
Plug 10
17
IV.3.
Pembahasan
Metode current meter merupakan metode pengukuran debit air secara tidak langsung
dengan menggunakan alat yang disebut current meter. Pengukuran metode ini membagi lebar
sungai menjadi beberapa segemen dengan tujuan agar hasil pengukurannya debit air pada titik
tersebut menjadi akurat, semakin banyak segemen maka hasil pengukuran dari debit air lebih
akurat. Berdasarkan dari rumus yang digunakan untuk menghitung debit air, maka faktor yang
mempengaruhi debit air adalah kecepatan dan luas penampang. Kecepatan air sendiri dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal seperti morfologi sungai,morfologi dasar sungai, kedalaman
sungai. Hal ini dapat dilihat dari data pengukuran. Pada sungai 2, memiliki kedalamn yang cukup
besar dibandingkan dengan sungai 1 dan 3 dan juga morfologi dasar sungai yang terdiri dari
material yang halus menyebabkan kecepatan air pada lokasi ini lebih lambat dibandingkan
dengan yang lain. Dan walaupun memiliki luas penampang yang lebih besar tetapi debit air yang
mengalir lebih kecil dibandingkan dengan sungai 1 dan 3. Sedangkan pada sungai 3 memiliki
kedalaman yang lebih dangkal dan morfologi dasar sungai yang berbatu tetapi memiliki
kecepatan yang lebih besar dibandingkan dengan sunagi 2 dan 3, dan walaupun memiliki luas
yang lebih kecil dibandingkan yang lain tetapi memiliki debit air yang lebih besar.
Metode Float merupakan metode pengapungan dengan mengambil data berupa panjang
lintasan benda tersebut mengapung dan waktu yang diperlukan oleh benda tersebut untuk
melewati lintasan tersebut dan hasilnya nanti berupa kecepata benda dan digunakan
dalamperhitungan debit air sungai.
Akan tetapi pengukuran yang dilakukan pada sungai ini tidak memenuhi syarat untuk
dilakukannya pengukuran karena arus yang mengalir berupa turbulen bukan kemudian
banyaknya penghalang yang menghambat laju air seperti bendungan buatan, dasar permukaan
yang tidak rata sehingga data pengukuran debit menggunakan float tidak akurat.
BAB V
PENUTUP
V.1.
Kesimpulan
18
Debit air yang mengalir melalui suatu penampang, bergantung pada kecepatan
dan luas penampang. Sedangkan kecepatan sendiri dipengaruhi oleh kedalaman
air akurat. Semakin banyak segemen maka hasilnya pun akan semakin akurat.
Pengukuran debit sungai menggunakan metode float harus mempunyai kedalaman
yang sama atau permukaan dasar yang rata agar penghitungan debit sungai akurat.
Penentuan lokasi pengukuran debit sungai harus memenuhi syarat-syarat
pengukuran seperti arus yang megalir bukan turbulen melainkan laminar, tidak
V.2.
Saran
Praktikum sebaiknya dilakukan di aliran sungai yang lebih bersih.
19