Anda di halaman 1dari 3
) BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial SURAT EDARAN DIREKTUR PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR ©°'0 TAHUN 2014 TENTANG REHABILITASI MEDIK Yth. Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional | - XI di Seluruh Indonesia ‘Sehubungan dengan pelayanan rehabilitasi medik bersama ini kami sampaikan sebagai berikut 1. Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui paduan intervensi medik, keterapian fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal. 2. Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 pasal 17 menyatakan bahwa cakupan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama untuk pelayanan medis mencakup: ‘a. Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama; Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan; Kasus medis rujuk balik; Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama; eang Pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau dokter; dan f. Rehabilitasi medik dasar. 3. Berdasarkan rekomendasi dari Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik Indonesia (PB PERDOSRI), pelayanan rehabilitasi medik dasar adalah pelayanan rehabiltasi medik yang mencakup aspek promotif dan preventif primer maupun sekunder, yaitu: a. Primer meliputi perilaku hidup sehat, deteksi dini terhadap adanya gangguan fungsi serta penatalaksanaan terhadap faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gangguan fungsi. b. Sekunder meliputi pencegahan terhadap terjadinya komplikasi gangguan fungsi Kantor Pusat setelah cedera atau penyakit akut. 3. Letjen Suprapto Cempaka Putih POBOX 1391/JKT, Jakarta Pusat 10510- Indonesia Telp.+62.21 421 2938 Hunting), Fax. +62 21421 2940 wnwn-bpi-kesehatan gold Jenis layanan rehabilitasi medik dasar pada penyakit neuromuskuloskeletal kardiopulmonal pada anak dan dewasa sesuai dengan lampiran 1 Jenis gangguan fungsi dan hendaya (disability) yang tercakup dalam layanan rehabilitasi medik beserta kode dalam ICD-10 sebagaimana pada lampiran 2. Jenis layanan sebagaimana dalam lampiran 2 bisa dilakukan di faskes rujukan tingkat lanjutan. . Pelayanan rehabilitasi medik di faskes rujukan tingkat lanjutan menggunakan sistem pembiayaan INA CBGs. Dengan sistem ini, pelayanan rehabilitasi medik dibayar per episode pelayanan yaitu tiap kali peserta berkunjung ke Rumah Sakit tanpa memperhitungkan berapa alatitindakan rehabillitasi yang digunakan. Pelaksanaan Pengendalian Biaya Pelayanan Rehabilitasi Medik diatur sebagai berikut: a. Pelayanan Rehabilitasi Medik diberikan bagi peserta setelah melakukan konsultasi dan asesmen oleh dokter spesialis Rehabilitasi Medik. Konsultasi dan asesmen oleh dokter spesialis Rehabilitasi Medik dilakukan atas rujukan/permintaan dari Dokter spesialis penanggungjawab yang merawat pasien (DPJP) b. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik yang menangani peserta akan memberikan Lembar Asesmen (terlampir). Lembar Asesmen digunakan oleh Dokter untuk menilai/memeriksa kondisi pasien berdasarkan keluhan yang disampaikan. Hasil dari Asesmen adalah kesimpulan dan rekomendasi, perlu atau tidaknya peserta dilakukan rehabilitasi. medik dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Bila perlu dilakukan tindakan Rehabilitasi Medik, Dokter membuat rencana terapi meliputi jenis tindakan terapi, frekuensi dan lama terapi, sesuai dengan indikasi medis yang ditulis dalam lembar rencana/ protokol terapi. Catatan: Lembar Asesmen merupakan format baku dari PERDOSRI, penyediaan oleh Rumah Sakit cc. Lembar rencana/protokol terapi format dari BPJS Kesehatan, tidak baku (dapat disesuaikan dengan Rumah Sakit masing-masing) penyediaan oleh BPJS Kesehatan dan/atau Rumah Sakit, d. Untuk selanjutnya, peserta dapat langsung ke dokter spesialis rehabilitasi medik sampai dengan satu episode sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam protokol terapi. e. Setiap peserta dilakukan tindakan Rehabilitasi Medik, harus membawa Lembar ‘Asesmen atau salinannya dan lembar rencana/protokol terapi sebagai dasar terapi yang akan dilakukan Setelah memberikan pelayanan, Unit pelayanan Rehabilitasi Medik wajib mengisi formulir rawat jalan layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, sebagai bukti pelayanan dan digunakan sebagai berkas pendukung tagihan. Pada formulir tersebut pasien membubuhkan tandatangan sebagai bukti telah mendapatkan pelayanan. Catatan: Formulir merupakan format baku dari PERDOSRI, penyediaan oleh RS. 8. Tindakan Rehabilitasi Medik bagi peserta tidak dapat dijamin, apabila : Untuk kasus pertama, peserta langsung ke dokter spesialis Rehabilitasi Medik, tidak atas rujukan dari Dokter spesialis Penanggung jawab yang merawat pasien (DPJP) Pelayanan rehabilitasi medik namun tidak didahului dengan konsultasi medis dan ‘asesmen oleh dokter rehabilitasi medik (tidak ada Lembar Asesmen).. Pelayanan rehabilitasi medik namun tidak sesuai dengan rekomendasi terapi dalam Lembar Asesmen. Pelayanan rehabilitasi medik, padahal rangkaian terapi yang sudah direncanakan dalam protokol terapi sudah selesai dan peserta belum dilakukan asesmen lagi. Demikian Surat Edaran ini disampaikan, untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Ditetapkan Di: Jakarta Pada Tanggal : 9 Januari 2014 Tembusan: 1. ea en Direktur Utama BPJS Kesehatan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Ketua National Casemix Center Kementerian Kesehatan RI Ketua PB PERDOSRI AwsPK 00

Anda mungkin juga menyukai