Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus
sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.3
B. Epidemiologi
Di Amerika serikat kurang lebih 250.000 orang mengalami luka bakar
setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 penderita luka bakar
membutuhkan tindakan emergensi, dan sekitar 210 penderita luka bakar
meninggal dunia. Di Indonesia, belum ada angka pasti mengenai luka bakar,
tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dan industri, angka luka bakar
juga semakin meningkat.1,2
C. Etiologi
Penyebab luka bakar yang tersering adalah terbakar api langsung yang
dapat dipicu atau diperparah dengan adanya cairan yang mudah terbakar seperti
bensin, gas, kompor rumah tangga, cairan dari tabung pemantik api, yang akan
menyebabkan luka bakar pada seluruh atau sebagian tebal kulit. Pada anak,
kurang lebih 60% luka bakar disebabkan oleh air panas yang terjadi pada
2
mengalami
nekrosis
yang
mencair
(liquefactive
necrosis).
Kemampuan alkali menembus jaringan lebih dalam lebih kuat dari pada asam,
kerusakan jaringan lebih berat karena sel mengalami dehidrasi dan terjadi
denaturasi protein dan kolagen. Rasa sakit baru timbul belakangan sehingga
penderita sering terlambat datang untuk berobat dan kerusakan jaingan sudah
meluas.2,3
D. Patofisiologi
a. Patofisiologi luka bakar mencakup hal berikut
1. Gangguan saluran pernafasan:
Adanya cedera inhalasi, dengan dampak cedera termis pada lapisan mukosa
saluran nafas berupa:
a. Obstruksi saluran nafas bagian atas
termis
menyebabkan
proses
inflamasi
akut
yang
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kering, letaknya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitarnya akibat koagulasi protein pada lapis
epidermis dan dermis (dikenal dengan sebutan eskar)
Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung saraf
sensoris mengalami kerusakan/kematian
Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik
dari dasar luka, tepi luka, maupun apendises kulit.
10
Kategori Penderita
Berdasarkan berat/ringan luka bakar, diperoleh beberapa kategori luka bakar
menurut American Burn Association
1. Luka bakar berat/kritis (major burn)
Derajat II-III >20% pada pasien berusia dibawah 10 tahun atau diatas usia
50 tahun.
Derajat II-III >25% pada kelompok usia selain disebutkan di atas
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum.
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan
luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan risiko tinggi
2. Luka bakar sedang (moderate burn)
Luka bakar dengan luas 15-25% pada dewasa, dengan luka bakar derajat tiga
kurang dari 10%.
Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia <10 tahun atau dewasa >40
tahun, dengan luka bakar derajat tiga kurang dari 10%
Luka bakar dengan derajat tiga <10% pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan,kaki dan perineum.
3. Luka bakar ringan
Luka bakar dengan luas <15% pada dewasa
Luka bakar dengan luas <10% pada anak dan usia lanjut
11
Luka bakar dengan luas <2% pada anak segala usia; tidak mengenai muka,
kaki dan perineum.
2. Penentuan derajat luka bakar
Luasnya daerah permukaan tubuh total luka yang terbakar menentukan
kebutuhan cairan, dosis obat, dan prognosis. Ukuran luka bakar dapat
ditentukan dengan mudah dan dengan ketepatan yang lumayan akurat
mempergunakan hukum Sembilan. Diagram luka bakar dapat membantu
menentukan derajat luka bakar secara akurat. Lokasi luka bakar digambarkan
pada diagram tubuh. Luasnya cedera lebih penting daripada dalamnya luka
dalam penentuan perawatan pada hari hari pertama dirawat.
Daerah
Persentase
Bayi
Anak
Dewasa
20
15
Kanan
10
10
Kiri
10
10
Kanan
10
15
18
Kiri
10
15
18
Depan
20
20
18
Punggung
20
20
18
Perineum
100
105
100
Tungkai
Badan
total
12
Gambar 4 Diagram rule of nine dari Wallace untuk dewasa (kiri) dan anak (deret kedua
dari kiri) dan diagram Lund-Bowder untuk dewasa (deret ketiga dan keempat dari kiri)
3. Pemeriksaan fisik
Pasien luka bakar merupakan pasien trauma dan evaluasinya perlu
dilakukan secara aman dan tangkas menurut petunjuk Advanced Trauma Life
Support dari Amerika College of Surgeons. Penyebab ketidakstabilan yang
paling dini yang timbul pada pasien luka bakar adalah cedera inhalasi yang
berat, yang menimbulkan kerusakan jalan napas atas dan obstruksi atau
keracunaan karbon monoksida yang mendekati letal. Pada pengamatan pertama
harus dengan cepat dapat mengenali kesulitan-kesulitan ini. Pada pengematan
kedua yang menyeluruh dapat dideteksi adanya cedera-cedera lain yang
menyertainya. Perubahan status neurologic dapat menunjukkan adanya trauma
kepala tertutup. Tanda-tanda vital dan penilaian perifer memungkinkan
interpretasi perubahan-perubahan selanjutnya.
4. Pemeriksaan laboratorium
Hitung darah lengkap, elektrolit dan profil biokimia standar perlu
diperoleh segera setelah pasien tiba difasilitas perawatan. Konsentrasi gas
13
positif
maupun
negative
sehingga
luka
akan
mengalami
14
akan terjadi konversi luka bakar kearah yang lebih berat atau bahkan kematian
jaringan.
Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral sebaiknya
dilakukan sejak dini dan pasien tidak perlu dipuasakan. Bila pasien tidak
sadar, maka pemberian nutrisi dapat melalui naso-gastric tube (NGT). Nutrisi
yang diberikan sebaiknya mengandung 10-15% protein, 50-60% karbohidrat
dan 25-30% lemak. Pemberian nutrisi sejak awal ini dapat meningkatkan
fungsi kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya atrofi vili usus. Dengan
demikian diharapkan pemberian nutrisi sejak awal dapat membantu mencegah
terjadinya SIRS dan MODS.
Luka bakar ringan
Merendam segera daerah luka di dalam air dingin atau memakai kantong
dingin akan meredekan nyeri dan mengurangi pembengkakan. Es jangan
ditempelkan langsung pada kulit.
Luka bakar harus dibersihkan dengan hati-hati dan dilakukan debrideman
jaringan mati, seperti epidermis yang sudah tidak menempel karena lepuh
yang pecah.
Lepuh yang utuh umumnya tidak boleh didebridemen. Karena ada
kemungkinan lepuh pecah, bula yang amat tegang di atas sendi boleh
diaspirasi secara steril
Luka bakar derajat pertama dapat diobati dengan krem antibiotik
Pembalutan tidak diperlukan.
15
Luka bakar derajat kedua harus diobati dengan antibiotic topical dan
penutupan luka. Sebuah regimen yang sering dipakai adalah neomisinpolimiksin-basitrasin (Neosporin) yang dioleskan pada luka bakar, dengan
kasa yang telah mengandung antibiotic (Xeroform) dipasang di atasnya.
Luka harus dilihat dan kasa penutupnya diganti seluruhnya dalam jangka
waktu 1 sampai 2 hari. Idelanya pasien boleh mengoleskan antibiotic
topical beberapa kali sehari, meskipun ini mungkin tidak praktis untuk
terapi rawat jalan.
Terapi cairan
Diberikan pada luka bakar derajat II/ lebih seluas 20% pada anakanak, atau 30% pada dewasa. Jumlahnya berdasarkan luas luka bakar
(%LB) dan berat badan (BB). Permeabilitas kapiler terhadap koloid telah
terbukti signifikan dalam 24 jam pertama. Oleh karena itu, penggantian
cairan permulaan sebaiknya dengan larutan kristaloid. Formula Parkland
(Baxter) dianjurkan4
24 jam pertama larutan RL, 4 ml/kg/persentase luka bakar.(luka
bakar yang lebih besar dari 50% dianggap 50%).
(1) Setengah volume pada 8 jam pertama
(2) Setengah volume pada 16 jam berikutnya
16
Cara Evans
1. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
2. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
3. 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
cairan
ke
dalam
bula
sehingga
menyebabkan
gangguan
17
18
Kehilangan kulit yang luas pada luka bakar menyebabkan hilangnya barier
kulit yang berperan pada pengaturan penguapan dan mencegah infeksi
mikroorganisme dari luar; menyebabkan penguapan berlebihan disertai
kehilangan energy (panas,protein dsb). Skin draft yang dilekatkan merupakan
penutup luka terbaik. Sehingga dengan penutupan ini penguapan berlebihan
19
dapat
dihentikan..
Proses
epitelisasi
merupakan
bagian
dari
proses
penyembuhan luka.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penatalaksanaan prosedur skin
grafting ini antara lain.
1. Penutupan timing operasi
2. Persiapan operasi, baik donor maupun resipien
3. Penentuan priotitas daerah yang memerlukan penutupan, sehubungan
dengan keterbatasan donor.
4. Beberapa alternative untuk mengatasi masalah keterbatasan donor
5. Prosedur operasi
6. Perawatan pasca prosedur skin grafting
Penilaian hasil prosedur skin grafting sangat ditentukan oleh
langkah-langkah yang dilakukan pada prosedur itu sendiri (penentuan
timing operasi, hemostasis, donor tipis, balut tekan, kasa adsorben, dsb)
G. Prognosis
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan
luasnya permukaan luka bakar, dan penanganan sejak awal hingga penyembuhan.
Selain itu faktor letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan kesehatan penderita
juga turut menentukan kecepatan penyembuhan.
Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul pada
luka bakar antara lain gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi dan sepsis,
serta parut hipertrofik dan kontraktur.
20
BAB III
KESIMPULAN
Luka bakar adalah kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh api, atau
oleh penyebab lain seperti oleh air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka
bakar dapat terjadi pada orang tua ataupun muda, kaya atau miskin, negara maju
maupun negara berkembang, namun negara miskin dan kurang mampu memiliki
risiko lebih tinggi dan pada umumnya menerima penatalaksanaan yang kurang
baik. Aturan Wallace untuk memperkirakan persentase luas permukaan kulit yang
terbakar. Perkiraan alternatif yang berguna dapat menggunakan bidang telapak
tangan ditambah jari-jari pasien sendiri adalah sekitar 1% dari area kulit total.
Tatalaksana Luka bakar Fase sub akut meliputi tatalaksana Evaporate heat lossm
hipermetabolisme, infeksi, dan SIRS. Debridement awal (saat minggu ke-2
sampai ke-3) sebelum debridement lanjutan dilakukan pada luka bakar yang tidak
dapat sembuh sendiri. Eskaraktomi memperbaiki hasil baik fungsi maupun
kosmetik luka bakar.
21
DAFTAR PUSTAKA
JM,
Halamka
J,
Adler
J,
editors.
Diunduh
dari:
22