Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
-RINI OKTARIA
-FAJAR KHALIF MUHAMMAD
Dosen Pengajar :
ARISTA HAKIKI, SE., M. Acc., Ak, CA
BAB. I
PENDAHULUAN
Pada perkembangan saat ini perkembangan penggabungan usaha (business
combination) dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis
produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga
seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan.Untuk mengatasi
adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya,
perlu kiranya diadakaan suatu bentuk kerjasama melalui penggabungan usaha antara dua
atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain lebih baik yang sejenis maupun yang
tidak sejenis.
Berdasarkan pernyataan standar akuntasi keuangan penggabungan usaha adalah
penyertaan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena
satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali
(control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Maka dapat disimpulkan penggabungan
usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara
menyatukan perusahaan yang satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan
ekonomi.
Kebijakan bisnis kombinasi menjadi fenomena yang teramati sejak akhir 1980-an
dimana dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu ;
1. Era Klasik periode 1890 1904, berdasarkan posisi Sherman Act. Kombinasi
tersebut pada umumnya dilakukan melalui perusahaan holding dengan tujuan integrasi
vertical atas keseluruhan operasi dari perolehan material sampai ke penjualan produk.
2.
3. Periode dari akhir PD 2 sampai setelah 1960-an. Kombinasi ini juga dilakukan
melalui akuisisi sedikit demi sedikit dengan tujuan memperkuat posisi kompetitif,
diversifikasi ke area baru, atau untuk menjaga keterbaruan terkait perubahan teknologi.
peserta jamsostek dan perusahaan pemberi kerja wajib memenuhi fasilitas untuk
karyawannya ini.
Data peserta jamsostek di Indonesia mencapai hampir 95 juta orang atau
dipersentase kan sebesar 7,9 % yang menjadi anggota jamsostek. PT. Jamsostek (persero)
ini didirikan dengan modal 600 Milyar rupiah dengan masing masing lembar saham
bernilai Rp. 1.000.000,- dan terdapat 600.000 yang dibuat oleh akta notaries Fauzi Iwan,
SH, M. kn. , No. 25 tanggal 28 Agustus 2008.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1. Perbedaan Conceptual Framework PT JAMSOSTEK (Persero), PT ASKES
(Persero) dan BPJS
Terdapat 17 (tujuh belas) karakter yang membedakan PT. Jamsostek (persero), PT.
Askes (Persero) dan BPJS. Perbedaan karakter tersebut membedakan karakter
No
1.
Pembeda
Pengertian
PT. Jamsostek
PT. ASKES
BPJS
PT Jamsostek adalah
BUMN yang
merupakan
persekutuan modal,
pemerintah untuk
menyelenggarakan
program jaminan
seluruhnya terbagi
dan TNI/POLRI,
dalam saham.
Veteran, Perintis
Kemerdekaan beserta
keluarganya dan Badan
Usaha lainnya.
2.
Pendirian/
Berdasarkan
Pembentukan
Menteri BUMN
Keputusan Menteri
Undang-Undang, yaitu
kepada Presiden
Kesehatan RI
UU SJSN dan UU
Nomor1241/Menkes/X BPJS.
I/2004 PT Askes
Menteri Keuangan,
(Persero) ditunjuk
Kementerian Hukum
Miskin(PJKMM).
dan HAM
3.
Status Badan
Hukum
Jamsostek berlaku
pada tanggal
tanggal diterbitkannya
tanggal
diterbitkannya
Keputusan Menteri
diundangkannya
Keputusan Menteri
UU BPJS, yaitu 25
mengenai pengesahan
November 2011,
dengan masa
badan hukum
perseroan.
perseroan.
untuk pembubaran
Jamsostek dan
penyiapan
operasional BPJS.
4.
Ketentuan hukum
Ketentuan hukum
organisasi Persero
organisasi Persero
organisasi BPJS
berdasarkan pada
UU No. 40 Tahun
Tentang Perseroan
Terbatas.
Terbatas.
BPJS beserta
peraturan
pelaksanaannya.
5.
Maksud dan
BPJS
Tujuan
menunjang kebijakan
menyelenggarakan
dan program
program jaminan
sosial untuk
serta mengejar
ekonomi
memenuhi
keuntungan guna
dan pembangunan
sebesarbesarnya
meningkatkan nilai
nasional pada
kepentingan
perusahaan.
umumnya, khususnya
peserta.
di bidang asuransi
sosial.
6.
Tata Kelola
diatur dalam UU
BPJS.
pendirian PT.
Jamsostek
7.
Organ Tubuh
PT Jamsostek terdiri
dari Dewan
Pemegang Saham,
Direksi. RUPS
Pengawas dan
Komisaris, dan
mengangkat dan
Direksi.
Direksi.
memberhentikan
Komisaris dan Direksi
dengan mengacu pada
mekanisme seleksi
yang ditentukan dalam
Peraturan Pemerintah.
8.
Kewenangan
Publik
kewenangan publik.
kewenangan publik.
hukum publik
memiliki kekuasaan
dan kewenangan
untuk mengatur
publik melalui
kewenangan
membuat peraturanperaturan yang
mengikat publik.
BPJS berwewenang
mengawasi dan
menjatuhkan sanksi
kepada peserta.
9.
Modal
BPJS mendapatkan
yang dipisahkan
yang dipisahkan
Pemerintah, yang
merupakan
kekayaan negara
yang dipisahkan
Penyertaan modal
Penyertaan modal
Ketenagakerjaan
penyertaan pada
ditetapkan masing-
penyertaan pada
Rp2.000.000.000.0
lain.
lain.
10.
Saham
BPJS tidak
11.
Pengelolaan
Pemisahan aset
Pemisahan aset
BPJS mengelola
Asset
jaminan sosial dari aset jaminan sosial dari aset aset jaminan sosial
badan penyelenggara
badan penyelenggara
Persero.
Persero.
12.
Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial
wajib membentuk
cadangan teknis
sesuai dengan
kebutuhan perseroan.
standar praktek
Perseroan membentuk
cadangan lainnya.
13.
Surplus
Perseroan membagi
Perseroan membagi
BPJS wajib
menggunakan hasil
setelah dikurangi
setelah dikurangi
pengelolaan aset
penyisihan untuk
penyisihan untuk
jaminan sosial
cadangan kepada
cadangan kepada
untuk
pemegang saham
pemegang saham
pengembangan
sebagai dividen,
sebagai dividen,
program bagi
kepentingan
Pemegang Saham
Pemegang Saham
peserta. Surplus
digunakan untuk
RUPS.
bersih BPJS
dan/atau
memperkuat aset
Dana Jaminan
Sosial.
14.
Pemailitan
Persero dapat
Persero dapat
dipailitkan
dipailitkan
dipailitkan
berdasarkan
ketentuan aturan
perundangundangan
15.
Pembubaran
Perseroan dapat
Perseroan dapat
dibubarkan dengan
sehingga
sehingga
Undang-Undang
mengakibatkan
mengakibatkan
perseroan yang
perseroan yang
16.
meleburkan diri
meleburkan diri
berakhir karena
berakhir karena
hukum.
hukum.
Persero dapat
diprivatisasi kecuali
direstrukturisasi
atau diprivatisasi.
Bila terjadi
gangguan kesehatan
keuangan BPJS,
peraturan
Pemerintah dapat
peraturan
10
perundangundangan.
perundangundangan
melakukan
tindakan-tindakan
khusus guna
menjamin
terpeliharanya
kesehatan keuangan
BPJS.
17.
Pengawasan
Pengawasan BPJS
dan
Keuangan Persero
dilakukan oleh
pemeriksaan
eksternal yang
eksternal yang
pengawas
ditetapkan oleh
ditetapkan oleh
independen, yaitu
Menteri
Menteri
Otoritas Jasa
Keuangan Persero
Keuangan (OJK)
dan Badan
Pemeriksa
Keuangan (BPK).
2.2.2. Investasi Pada Entitas Lain (Aset Keuangan, Entitas Asosiasi, Ventura Bersama,
dan Entitas Anak )
Sesuai dengan PSAK 15 yang membahas Investasi pada entitas lain dimana
diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama
atau pengaruh signifikan atas investee. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional suatu aktivitas
ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan
tersebut. Perusahan dapat berpengaruh signifikan mengendalikan jika memiliki hak suara
20% dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya hak
suara <20% dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan
sebaliknya, ini merupakan pengukuran pendekatan secara kuantitatif sedangkan
perhitungan kualitatifnya dapat nilai keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris
11
atau setaranya, partisipasi proses pembuatan kebijakan, termasuk dividen dan distribusi
lain,transaksi material investor dengan investee, pertukaran personel manajerial, serta
penyediaan informasi teknis pokok.
Perusahaan Asosiasi adalah suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh
yang signifikan dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari
investornya. Perlakuan akuntansi pada perusahaan asosiasi yaitu menggunakan :
-
Metode ekuitas (Equity method) adalah metode akuntansi yang mencatat investasi pada
mulanya sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan
dalam bagian pemilikan investor atas aset bersih investee yang terjadi setelah perolehan.
Laporan laba rugi investor merefleksikan bagian laba atau rugi investor atas hasil usaha
investee. Laporan keuangan konsolidasi harus di pertanggung jawabkan apabila investor
bias diselesaikan dengan cara selain pertukaran uang tunai atau asset keuangan lainnya
dalam jumlah tetap dengan instrument ekuitas lembaga dalam jumlah tetap.
Ventura Bersama (joint venture) adalah suatu strategi bisnis yang relatif banyak
dipergunakan oleh perusahaan perusahaan untuk membentuk kerjasama Hal ini
dikarenakan faktor tingginya risiko, jumlah investasi yang diperlukanberagamnya sumber
daya, contohnya dibentuknya ventura bersama antara perusahaan pemilik lahan dengan
perusahaan pengembangan perumahan komersil, untuk kemudian berbagi pendapatan
(revenue sharing) dan laba (profit laba).
Entitas Anak adalah suatu entitas termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti
persekutuan dikendalikan oleh entitas lain, sedangkan entitas induk adalah suatu entitas
yang mempunyai satu atau lebih entitas anak.
1.
Modal awal dari Pemerintah, yang merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dan
tidak terbagi atas saham;
b.
c.
d.
e.
2.
13
b.
c.
Hasil pengalihan aset program jaminan sosial yang menjadi hak peserta dari BUMN yang
menyelenggarakan program jaminan sosial;
d.
a.
b.
c.
3.
4.
Ke BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan menerima pengalihan aset lembaga PT Jamsostek
(Persero) dan aset tiga Program Jamsostek selain aset Program JPK Jamsostek. Tiga aset
Program Jamsostek lainnya, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
dan jaminan kematian dialihkan menjadi aset Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Pemisahan pengelolaan aset ketiga program tersebut langsung diberlakukaan sejak
pengalihan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
14
b.
c.
Aset program jaminan hari tua Jamsostek dialihkan menjadi aset Dana Jaminan Sosial
Hari Tua;
d.
Aset program jaminan kematian Jamsostek dialihkan menjadi aset Dana Jaminan Sosial
Kematian.
e.
Aset dan liabilitas dana peningkatan kesejahteraan peserta yang bersumber dari alokasi
laba PT Jamsostek (Persero) beralih menjadi aset dan liabilitas BPJS Ketenagakerjaan.
(Restrukturisasi Internal)
Kombinasi bisnis antara entitas bersama (Mutual Entities)
Kombinasi bisnis melalui kontrak dan tanpa pengakuan kepemilikan (Ownership Interest)
Pengendalian suatu keadaan ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%) kekuasaan suara suatu entitas
sehingga dapat mengendalikan , kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.
Pengakuisisian adalah perusahaan yang bergabung (Combining Entity) yang memperoleh
pengendalian atas entitas tergabung lain. Maka dapat didefinikan pengakuisisian
merupakan suatu kekuasaan untuk menentukan kebijakan keuangan dan operasi suatu
badan usaha (entitas) agar dapat menikmati manfaat dari kegiatan perusahaan. Pihak
pengakuisisi adalah orang yang mendapatkan pengendalian atas pihak yang diakuisisi
15
secara badan hokum gunanya untuk mengalihkan imbalan, memperoleh asset dan
mengambil alih liabilities pihak akuisisi pada tanggal penutupan. Pada tanggal akuisisi,
pihak pengakuisisi mengakui, secara terpisah dari goodwill, aset teridentifikasi yang
diperoleh, liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang
diakuisisi.
Tanggal akuisisi dalam akuntasi gunanya :
-
Melaporkan hasil usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan Laba Rugi
berdasarkan tanggal.
Tanggal pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan
memperoleh pengendalian
Hilangnya hak veto yang sebelumnya menghalangi pengakuisisi untuk mengendalikan.
Pengakuisisi dan yang diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan
kontrak semata.
Contoh penggabungan dua bisnis bersama-sama dalam satu kesepakatan gabungan
(stapling arrangement) atau pembentukan perusahaan yang tercatat di dua bursa (dual
listed corporation)
Pengakuan sesuai PSAK ini, memunculkan kepentingan non pengendali yang dominan
atau seluruhnya. Pengukuran dalam kombinasi bisnis ini meliputi :
Jika proses kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan pihak
pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang proses
akuntansinya belum selesai.
Pihak pengakuisisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang diakui pada
tanggal akuisisi untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan
keadaan yang ada pada tanggal akusisi dan berdampak pada pengukuran yang diakui.
Pihak pengakuisisi mengakui aset atau liabilitas tambahan jika informasi baru diperoleh
mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi
16
Periode pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakuisisi menerima informasi yang
dicari tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi atau mempelajari bahwa
informasi lebih tidak dapat diperoleh.
Periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.
2.2.4. Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
Pengendalian (control) adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan financial dan
operasional dari suatu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan perusahaan
tersebut. Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah kombinasi bisnis yang
semua entitas atau bisnis yang bergabung, pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang
sama (baik sebelum maupun sesudah kombinasi) dan pengendaliannya tidak bersifat
sementara. Pengendalian pengalihan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas
entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas
individu dalam kelompok usaha tersebut.
Beberapa transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali diantaranya seperti entitas
induk yang memindahkan sebagian asset neto dari entitas anak yang dimilikinya menjadi
asset entitas induk yang bersangkutan, atau entitas induk yang mengalihkan sebagian hak
kepemilikannya dalam suatu entitas anak ke entitas anak lain yang dimiliki oleh entitas
induk mengakibatkan perubahan bentuk hokum kepemilikan entitas, bagi segi entitas
anak ataupun perubahan kepemilikan asset neto.
2.2.5. Laporan Keuangan Konsilidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan dari satu grup perusahaan yang
tidak dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.
Laporan Keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk
(investor yang memiliki pengendalian atas entitas anak) yang mencantat investasi pada
entitas anak, entitas asosiasi dan ventura bersama berdasarkan biaya perolehan atau
sesuai dengan PSAK 55: Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Dalam
penyajian
perusahaan dimana diungkapkan kegiatan khusus dari anak perusahaan tersebut. Setiap
investasi dalam penyajiannya entitas induk menyajikan sendiri laporan keuangannya baik
17
mencatat investasi anak, ventura bersama dan entitas asosiasi sesuai standar akuntansi
kategori investasi, sedangkan pada anak peusahaan perlakuan investasinya diberlakukan
pada konsolidasi yaitu sesuai dengan metode biaya dan devidennya sesuai dengan yang
telah ditetapkan atau diakui oleh induk perusahaan
Laporan Aset Netto dan Perubahan Aset netto
Per 31 Desember 2014
Dana Jaminan Nasional Program JHT
18
19
Laporan Konsolidasi
Per 31 Desember 2014
BPJS Ketenagakerjaan, Entitas Anak, dan Entitas Bertujuan Khusus
21
22
23
24
25
26
BAB III
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1.
berorientasi
kepada pemerintah,
pada
laba
sekarang
namun
berubah
seluruh
menjadi
dividen tidak
organsiasi
lagi
nirlaba
dibayarkan
atau
tidak
berorientasi laba dimana pengelolaan dananya dilakukan secara terpisah dan transparan
ke dalam 2 kelompok besar yaitu Aset BPJS Ketenagakerjaan dan Dana Program
BPJS Ketenagakerjaan. Perubahan orientasi dan tujuan organisasi mengakibatkan
berubahnya kerangka konseptual dalam pelaporan keuangan, yakni menggunakan PSAK
No: 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba.
2.
Terjadi perubahan pada persyaratan peserta. Dimana PT. Jamsostek cakupan peserta wajib
kepada semua pekerja Indonesia di sektor formal, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan,
cakupan peserta wajib kepada semua pekerja Indonesia baik sektor formal maupun
informal dan orang asing yang bekerja di Indonesia minimal 6 bulan
3.
Terjadi
perubahan
bertanggungjawab
pelaporan
kepada
pertanggungjawaban.
Menteri
BUMN,
Dimana
sedangkan
BPJS
PT.
Jamsostek
Ketenagakerjaan
Terjadinya perubahan perlakuan terhadap aset perusahaan dalam hal ini BPJS
Ketenagakerjaan melakukan pemisahan aset sesuai dengan Pasal 40 ayat (2) UU BPJS.
UU BPJS ini mewajibkan BPJS memisahkan aset BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial.
27
Selain itu Pasal 40 ayat (3) UU BPJS menegaskan bahwa aset Dana Jaminan Sosial bukan
merupakan aset BPJS. Penegasan ini untuk memastikan bahwa Dana Jaminan Sosial
merupakan dana amanat milik seluruh peserta yang tidak merupakan aset BPJS. Hal ini
secara jelas menunjukkan bahwa BPJS tidak bisa menggunakan aset Dana Jaminan Sosial
yang berasal dari masyarakat apapun tujuan dan alasannya.
5.
28
DAFTAR PUSTAKA
Hendrawan, Ronny. 2009. Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum. Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponogoro.
Pertiwi, Tria. 2013. Akuntansi Rumah Sakit Sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Diakses tanggal
1 September 2015. http://triachia.blogspot.com/2013/12/akuntansi-rumah-sakit-sebagaibadan.html
Putri, Eka Asih. 2014. Paham SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional. Seri Buku Saku Satu. Cetakan I.
CV Komunitas Pejaten Mediatama. Kantor Perwakilan Indonesia. ISBN : 978-602-886613-2
.......................... 2014. Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Seri Buku Saku Dua.
Cetakan I. CV Komunitas Pejaten Mediatama. Kantor Perwakilan Indonesia. ISBN : 978602-8866-13-2.
......................... 2014. Paham Transformasi Jaminan Sosial Indonesia. Seri Buku Saku Tiga. Cetakan
I. CV Komunitas Pejaten Mediatama. Kantor Perwakilan Indonesia. ISBN : 978-6028866-14-9.
Warta Jams. 2013. Bertransformasi untuk Memberikan Layanan & Manfaat yang Lebih Baik. Buletin
Jamsostek, Vol.01.
Undang-Undang:
UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Internet:
29
1.
http://erika0391989.wordpress.com/2012/02/08/a-conceptual-framework-for-financialaccounting-and-reporting/
2.
http://eprints.dinus.ac.id/14585/1/BLU_RSUD__pelatihan_penyusunan_laporan_keuangan_rumah_sakit.pdf
3.
http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/387
4.
http://financeacountingtraining.blogspot.comm
5.
http://henrich27.blogspot.com/2013/05/conceptual-framework-for-financial.html
6.
http://www.scribd.com/doc/230377260/transformasi-pt-jamsostek-persero-menjadibadan-penyelenggara-jaminan-sosial-bpjs-ketenagakerjaan-di-kantor-cabang-darmosurabaya-Studi-Pada-Imp#scribd
7.
www.iaiglobal.ac.id
8. http://wwwwds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2012/09/07/00033303
7_20120907005347/Rendered/INDEX/728860BRI0INDO0box370049B00PUBLIC00.txt
30