Istilah laba pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih. Dalam dalam teori akuntansi
biasanya dimaknai sebagai laba komprehensif. Laba komprehensif sendiri dimaknai sebagai
kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Akuntansi secara umum
mengatur tentang kos historis, asas akrual dan konsep penandingan, laba akuntansi yang
sekarang dianut sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Semestara pendapatan dan biaya
diukur dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan Pelaporan Laba
Pengertian laba yang dianut struktur akuntansi sekarang adalah laba yang merupakan
selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Pendefinisian laba adalah sebagai
pengukur kembalian atas investasi dari pada sekedar perubahan kas.
Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai
(Suwardjono, 2013: 456) :
a) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
menyajikanya untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum. Ini adalah pendekatan yang ingin
dicapai dalam merekayasa pelaporan keuangan umum
Beda tujuan beda laba: menggunakan berbagai konsep laba untuk menyajikanya secara
jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus. Kebutuhan khusus ini dapat dilayani dengan
menyertakan statemen keuangan umum dengan berbagai laporan pelengkap.
Konsep Laba Konvensional
Teori tentang laba masih harus dikembangkan dan dimantapkan agar dicapai intepretasi yang
tepat secara intuitif maupun ekonomik sehingga angka laba akuntansi mempunyai manfaat yang
tinggi khususnya bagi investor dan kreditor. Menurut Hendriksen dan van Breda
(1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional) masih
problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan :
1. Laba akuntansi belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut
secara intuitif dan ekonomik bermakna
2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa
residual
3. Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi
peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan
4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum
memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor
memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih
bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak.
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu :
1.
2.
dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat
(usefull) dan bermakna (meaningful) sebagai informasi. Pemaknaan laba secara semantik
akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintatik yaitu pengukuran dan penyajiannya
Pengukur kinerja
Daya melaba merupakan informasi semantik yang diharapkan dibawa oleh informasi
akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek (element), ukuran (size), dan hubungan
(relationship). Dalam daya melaba ada tiga komponen yang harus diketahui yaitu laba, periode,
tingkat sumber daya (investasi). Sehingga, laba dapat diinterprestasi sebagai pengukur
keefisienan (efisien) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efisien secara konseptual
merupakan suatu hubungan atau indeks. Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena
laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi.
Konfirmasi Harapan Investor
Perekayasa pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan
bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya dimasa lalu tentang kinerja perusahaan
memang terealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasikan sebagai saran untuk
mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut.
Estimator Laba Ekonomik
Akuntansi menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna
secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu periode. Perbedaan
laba akuntansi dan laba ekonomik, yaitu:
1. Sudut pandang pemaknaan, laba akuntansi dari perekayasa akuntansi atau
kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan
terandalkan sedangkan laba ekonomik dari kaca mata investor karena keperluan
untuk menilai investasi dalam saham yang bersifat subjektif.
2. Dasar pengukuran, laba akuntansi berdasarkan data yang telah terjadi ( kos
historis) dan bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan, nilai pasar,
dan nilai likuidasi seperti laba ekonomik
3. Dari segi akuntansi, pengertian ekonomik adalah kelayakan ekonomik jangka
panjang sementara laba ekonomik merupakan penilaian ekonomik jangka pendek.
4. Dari segi akuntasi depresiasi merupakan proses alokasi harga perolehan aset,
sementara dalam laba ekonomik depresiasi merupakan proses penilaian.
5. Laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi karena pada umumnya laba
ekonomik memperhitungkan perubahan daya beli uang dan perubahan harga
spesifik aset, karena investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan untuk
menilai secara ekonomik investasinya, sementara akuntansi menunjukkan
pengaruh perubahan harga dan daya beli melalaui laporan pelengkap.
6. Laba akuntansi berkepentingan dengan laba uang dimana laba uang tersebut
berupa kenaikkan satuan uang dalam satu periode tanpa memperhatikan pengaruh
perbedaan daya beli. Sementara laba ekonomik berkepentingan dengan laba real,
dimana laba real adalah laba yang berupa kenaikkan kemakmuran ekonomik.
7. Laba akuntansi dilandasi konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai
sisa potensi jasa sehingga kos hostoris menjadi basis penilaiannya. Sementara itu,
laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sehingga
simpanan atau sediaan nilai.
Makna Laba
Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut:
1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir
3. Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan, investaasi,
sumber daya ekonomik, uang dan apapun yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran tersebut
secara umum disebut kapital (capital). Namun kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian
kapital dalam konteks laba akuntansi meliputi:
Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis
1.
Pendekatan transaksi
Laba diukur pada saat terjadinya transaksi (terutama transaksi eksternal) yang kemudian
terakumulasi sampai akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan
pengakuan pendapatan sama dengan atas dasar kriteria terlealisasi dan sama dengan pengakuan
biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Dengan pendekatan transaksi laba timbul dan diakui
pada saat penjualan atau pertukaran terjadi.
2.
Pendekatan kegiatan
Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai
hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Dengan konsep ini pendapatan (dengan sendirinya laba)
dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan
dalam arti luas.
Dalam aplikasinya kedua pendekatan diatas tidak berdiri sendiri tetapi saling melengkapi. Laba
tidak dapat diakui hanya atas dasar salah satu pendekatan.
Pendekatan Pemertahanan Kapital
Dengan konsep ini laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik
waktu yang berbeda. Masalah teoritis dalam hal ini adalah bagaimana kapital diukur atau dinilai
dan bagaimana laba ditentukan.
Pengukuran atau Penilaian Kapital
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena
dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus
dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang
menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian.
Jenis Kapital:
1.
Kapital Finansial
Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa
memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital
finansial akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatu periode melebihi
jumlah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik atau penguasa
klaim selama periode dikeluarkan).
2.
Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai
kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini,
laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada akhir periode
melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode.
Perbedaan antara kedua jenis kapital dilihat dari pengaruh perubahan harga atas aset yang
ditahan atau kewajiban yang ditanggung selama satu periode. Dalam kapital finansial pengaruh
perubahan diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan dan dilaporkan melalui
statemen laba rugi, sedangkan kapital fisis pengaruh perubahan diakui sebagai penyesuai kapital
dan tidak masuk dalam statemen laba rugi.
Skala Pengukuran:
1.
Skala Nominal
Adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli
dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Karena dalam kenyataannya nilai
satuan uang berubah karena inflasi, pengukuran atas dasar skala rupiah nominal mengandung
kelemahan.
2. Skala daya beli
Skala daya beli atau lebih tepatnya skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan
merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Dengan skala ini rupiah
nominal dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu.
Dasar atau Atribut pengukuran:
1.
Kos Historis
Merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem
pembukuan.
2.
Kos sekarang
Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh
unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang
setara.
Kos sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi
karena perubahan harga barang tertentu akibat perubahan selera, teknologi dan fungsi.
2.
3.
4.
5.
6.
Laba mempunyai peran penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen. Sistem ini
dirancang untuk mengerahkan perilaku para manajer agar mereka memaksimumkan kepentingan
dirinya atau divisinya, tetapi pada saat yang sama kepentingan perusahaan secara keseluruhan
juga tercapai. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan konpensasi
dengan laba sebagai pengukur kinerja.
Teori Pasar Efisien
Reaksi pasar modal terhadap informasi dapat digunakan untuk mengukur atau menguji
kebermanfaatan informasi. Hubungan antara informasi dan harga saham dibahas dalam kontek
yang disebut efiensi pasar. Terdapat tiga bentuk efisiensi yaitu:
Bentuk lemah, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan
Pengujian asosiasi
Pengujian asosiasi menunjukkan bahwa asosiasi atau korelasi antara laba dan return tidak begitu
kuat atau sempurna.
2.
Pengujian peristiwa
Bahwa laba mempunyai efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.
2. LABA DAN TEORI ENTITAS
Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan
suatu kegiatan ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau
ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah:
1.
2.
3.
Entitas investor
Investor terdiri dari kreditor dan pemegang saham dimana perusahaan melalui manajemen
bertindak atas nama investor.
4.
Entitas pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik dan menjadi
pusat perhatian akuntansi. Untuk perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat
karena manajemen dan pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas pemilik
residual
5.
6.
Entitas pengendali
Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomik
perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan
implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih
penting daripada kepemilikan.
7.
Entitas dana
Konsep ini berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam
pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu dana non
belanja atau usaha dan dana belanja.