Namun, apabila input mengalami perubahan secara berulang maka sulit untuk
membentuk waktu konstanta dan karenanya proses akan sulit menjadi stabil dan dapat
tangki.
Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali
suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk
selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin
terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak sudutsudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya
hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang impeller pada
ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros tersebut
digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.
2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.
A = E (1 - e
t /T
A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input akan
kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk mencapastabil suatu
keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan tersebut
disarankan oleh suatu proses atau system.
A. Reaktor
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor kimia
adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung
reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor CSTR
beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol temperatur, tetapi
waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk dan
keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi reaktan
per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume yang sangat
besar (Smith, 198: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia
yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred
Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi
konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR merupakan
reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja
dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor
seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam
sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada
reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis cair (Nauman, 2002: 23).
Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama besar
dengan laju massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap mengalir secara
kontinyu dapat dipandang sebagai umpan dengan pola step.
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] [laju keluar]
V dCi= qo Co qi Ci(2)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar (=q), ruas kiri dan ruas
kanan daripersamaan 1 dibagi dengan laju alir q, persamaan menjadi:
i
dt
...(3)
..(4)
Integrasi dapat diselesaikan dengan memisalkan, U = Co-Ci; sehingga dU =
-dCi sehinggasyarat batasnya menjadi :
t = 0; Ci= 0; Uo= Co
t = t; Ci= Ci; U = Ci- Co
=
-ln
................................................................(5)
= ........(6)
-ln
= .(7)
- ln
=-
=1-
(8)
Pada saat Ci=Ck input step dihentikan, kemudian diganti dengan umpan
berupa aquadest, konsentrasi NaCl = nol. (model ini dapat dianggap seperti kelakuan
tangki setelahmendapat input berupa pulse).
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] laju keluar]
V dCi= qo Co qi Ci.(9)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar = (q), Co=0 (aquades) ruas
kiri dan kanan dari persamaan 1 dibagi dengan laju alir q. Persamaan menjad :
i
...............................................................................(10)
dt
..(11)
t = 0; Ci = Ck dan pada t = t; Ci = Ci
-ln
120(12)
Persamaan (12) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap
waktu pada reaktor tunggal CSTR dengan umpan berbentuk pulse.
D. Tujuan Pemodelan
Gambar berikut ini memberikan ilustrasi sederhana dari pendefinisian masalah
CSTR. Pertimbangkan sistem proses reaktor tangki berpengaduk kontinyu (CSTR)
dengan aliran terus menerus masuk dan keluar dan dengan reaksi orde pertama kimia
tunggal terjadi. Diasumsikan bahwa tangki adalah mengikuti proses adiabatik,
sehingga dinding yang sempurna terisolasi dari sekitarnya. Adapun tujuan dari
pemodelan untk menjelaskan perilaku dinamis dari CSTR jika perubahan konsentrasi
masuk. Kisaran yang diinginkan dari variabel proses akan berada di antara nilai yang
lebih rendah x ^ dan atas nilai x ^ dengan akurasi yang diinginkan dari 10%.
= qo Co
Co(14)
Harga gradient konsentrasi ini juga dapat dihitung dari aluran data konsentrasi
terhadap waktu. Untuk menghitung volume efektif dari reaktor CSTR. V= qo.t
pengaduk
turbin (turbine),
pengaduk
dayung
(paddle)
dan
1. Pengaduk Baling-baling
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolution per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan dengan
viskositas rendah. Terdapat 3 jenis pengaduk baling-baling yang sering digunakan
yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller.
2. Pengaduk Dayung (Paddle)
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20 hingga
200 rpm. Pengaduk jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan dengan viskositas
tinggi seperti padatan. Terdapat beberapa jenis pengaduk dayung yaitu Paddle anchor,
paddle flat beam-basic, paddle double-motion, paddle gate, paddle horseshoe, paddle
glassed steel, paddle finger, paddle helix, dan multi helix.
3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk dayung
hanya saja pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan pendek. Pengaduk
jenis ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun basah. Pengaduk turbin dengan
daun berbentuk datar memberikan aliran yang radial. Pengaduk turbin jenis ini baik
digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukan dan akan menuju bagian daun pengaduk lalu terpotong-potong menjadi
gelembung gas.
Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah sebagai berikut: turbine disc
flat blade, turbine hub mounted curved blade, turbine pitched blade, turbine bar,
danturbine shrouded. Pengaduk turbin dengan daun berbentuk miring 45 0 banyak
digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi / padatan, hal ini karena pengaduk
jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar.
4. Pengaduk Helical- Ribbon
Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon) yang
dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling helicopter dan
ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical). Pengaduk jenis ini memiliki rpm yang
rendah dan digunakan untuk bahan-bahan dengan viskositas tinggi. Ada pun beberapa
jenis pengaduk helical-ribbon adalah sebagai berikut: ribbon impeller, double ribbon
impeller, helical screw impleller, sigma impleller,dan z-blades.
4. LANGKAH KERJA
A. Prosedur Kalibrasi
1. Memasang sek konduktivitas pada socket cond cell dengan socket berwarna
hitam
2. Memasang resistance termometer pt-100 pada socket warna merah.
3. Menghidupkan alat konduktometer
4. Mengecek harga kanstanta cell npada elektroda immension cell, memasukan
harga 1,00 pada cell const dan menekan tombol xl
5. Memasukkan harga temperature pada temp dengan menekan tombol temp
6. Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCl 2,00 sedangkan untuk yang
lain, dapat melihat pada tabel, jika tidak dalam tabel memasukan harga 2
7. Menggunakan frekuensi 2KHz (tombol tidak ditekan)
8. Mengisi gelas kimia 100 ml KCl 1 M dan memasukkan elektroda kedalamnya.
9. Mengatur temperature larutan KCl sesuai dengan tabel atau menekan tombol
temp
10. Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta cell (K)
K = K pada tabel temp t/m pengukuran
11. Kalibrasi telah selesai dan mencetak harga konduktivitas larutan KCl 1 M
B. Prosedur Pengukuran Efek Berulang
1. Mengkalibrasi konduktormeter yang akan digunakan sesuai prosedur kalibrasi.
2. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan KCl 0,03 M
yang telah dibuat.
3. Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan kecepatan medium.
Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, pastikan nilai konduktivitas harus
sama (mematikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas)
4. Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk 1,2 dan 3 bergantian setiap 2
menit .
5. Setelah melakukan pengukuran, menuangkan aquadest ke tangki 1 sebanyak
100 ml. Kemudian menghidupkan kembali pengaduk.
6. Mengulangi langkah nomor 3 hingga mendapat harga konduktivitas yang
konstan dike-3 tangki berpengaduk.
7. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk. Cuci bersih dengan air karena sisa air garam dapat membuat
korosi pada alat.
5. DATA PENGAMATAN
Pengkonstanan Konduktivity Aliran Keluar
Waktu
(menit)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
Tangki 1
5.11
4.46
3.71
3.37
3.23
3.35
2.46
2.26
2.06
1.86
1.70
1.52
1.40
1.28
1.18
1.08
1.01
0.94
0.88
0.76
0.73
0.659
0.654
0.552
0.550
0.498
0.493
0.440
0.434
0.431
0.367
0.347
0.341
0.316
0.301
0.299
0.271
0.263
0.264
0.244
0.258
0.244
0.240
0.240
0.224
0.284
Konduktivity (mS/cm)
Tangki 2
Tangki 3
5.11
4.58
4.33
4.11
4.17
4.02
3.85
3.64
3.55
3.19
3.04
2.90
2.82
2.65
2.42
2.19
2.14
2.02
1.86
1.79
1.52
1.382
1.308
1.190
1.126
1.056
0.976
0.912
0.836
0.803
0.744
0.682
0.654
0.605
0.584
0.528
0.511
0.489
0.455
0.442
0.422
0.387
0.377
0.350
0.360
0.357
5.11
4.6
4.46
4.73
4.64
4.55
4.58
4.29
4.2
3.98
4.04
3.82
3.76
3.67
3.39
3.34
3.18
3.08
2.97
2.9
2.84
2.43
2.4
2.36
2.22
2.05
1.98
1.85
1.65
1.546
1.493
1.326
1.248
1.17
1.143
1.022
0.998
0.97
0.859
0.84
0.769
0.696
0.674
0.656
0.616
0.594
92
94
96
98
100
102
104
106
108
110
112
114
116
118
120
122
124
126
128
0.211
0.345
0.652
0.203
0.192
0.234
0.193
0.186
0.174
0.156
0.184
0.165
0.157
0.146
0.132
0.143
0.134
0.131
0.126
0.126
0.126
0.314
0.335
0.319
0.299
0.278
0.234
0.198
0.195
0.187
0.168
0.154
0.149
0.156
0.143
0.139
0.128
0.126
0.126
0.589
0.643
0.555
0.518
0.454
0.41
0.356
0.31
0.265
0.235
0.21
0.198
0.174
0.154
0.145
0.134
0.129
0.126
3
2
1
0
0
20
40
60
80
100
120
140
Waktu (menit)
3
2
1
0
0
20
40
60
80
100
Waktu (menit)
120
140
3
2
1
0
0
20
40
60
80
100
120
140
Waktu (menit)
4
Konduktivitas (mS/cm)
3
2
Konduktivitas (ms/cm)
1 Tangki 3
0
0
20
40
60
80
Waktu (menit)
100
120
140
3
2
1
0
0
20
40
60
80
Waktu (menit)
6. PERHITUNGAN
a. Pembuatan Larutan
= M x V x BM
= 0,03 mol/L x 1 L x 74,55 gr/mol
= 2,2365 gr (dibuat sebanyak 3 liter)
= M xV x BM
= 1 mol/L x 0,1 L x 74,55gr/mol
= 7,455 gr
b.
Kalibrasi Konduktometer
Dik
: KCl 1 M
Konduktivitas terukur: 115,7 mS/cm
Dit
100
120
140
Penyelesaian :
a. Konduktivitas KCl 1 M teoritis
cm2
mol
Ao S .
x cons(
)
mol
l
L=
1000 cm3 /l
+
K
L
= 0.0735 S.cm-1
= 73.5 mS/cm
Cl
L
= 0.0763 S.cm-1
= 76.3 mS/cm
Sehingga,
L (KCl)
= 73.5 mS.cm-1 + 76.3 mS.cm-1
= 149.8 mS/cm
b. %Kesalahan =
149.8115.7
149.8
x 100 %
= 22.763 %
c. Laju aliran masuk
V = 100 ml
t = 120 s
Q = 100 ml / 120 s
= 0,8333 ml/s
d. Volume tangki 1 :
Diameter = 9,3 cm, Jari-jari = 4,65 cm
Tinggi tabung = 11,5 cm
V
= x d2 x t
= 3,14 x (9,3 cm)2 x 11,5 cm
= 780,7884 cm3
= 780,7884 ml
e. Time Constant
x 100 %
Kt
7. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum kali ini yaitu tentang Perilaku Dinamik Tangki
Berpengaduk ( Efek Perubahan Input Secara Bertahap) dapat dianalisa bahwa Tiga
buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu konstantanyua dimana suatu
proses menjadi konstanta setelah input diubah setelah periode waktu tertentu.Tangki
berpengaduk yang disusun secara berseri mempunyai jarak yang berbeda antar setiap
tangkinya. Tangki 1, tangki 2 dan tangki 3 dihubungkan langsung oleh pipa di bagian
bawah tangki tersebut, sehingga saat tangki 1 berisi suatu larutan maka tangki 2 dan
tangki 3 juga akan langsung berisi larutan dengan tinggi dan volume yang sama seperti
tangki 1. Pada prinsipnya air yang terdapat dalam bak penampung dibagian belakang
dialirkan menuju ketiga tangki berpengaduk yang sebelumnya telah diisi dengan
larutan KCl, sehingga air yang mengalir ke tangki akan mengisi tangki dan bercampur
dengan larutan KCl sehingga terjadi perubahan konsentrasi pada masing masing
tangki. Tetapi lama kelamaan konsentrasi ketiga tangki akan sama pada waktu
tertentu. Namun pada saat kami melakukan percobaan ini, pompa yang akan
digunakan tidak berfungsi dengan baik sehingga kami melakukan percobaan secara
manual dengan menambahkan aquadest sebanyak 100 ml ke tangki 1 setelah
dilakukannya pengukuran konduktivitas pada ketiga tangki setiap 2 menit sekali.
Pada setiap tangki tersebut, di isi dengan larutan KCl 0,03 M, konduktivitas
larutan yang semula 5,05 ms/cm lama kelamaan menurun seiring dengan penambahan
air aquadest. Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa, perubahan konduktivitas pada
tangki ke-3 lebih lama daripada tangki pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan
penyusunan tangki tersebut memiliki jarak yang jauh dan prinsip pemasangannya
berbeda dengan pemasangan tangki 1 dan 2. Sehingga dari praktikum yang telah
dilakukan didapat keadaan konstan untuk ketiga tangki pada menit ke 164 dengan nilai
konduktivitas 0,16 mS/cm.
8. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri memiliki perilaku dinamis
dibutuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu konstan: laju alir umpan dan
pengadukan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Kimia PoliteknikNegeriSriwijaya.
http://www.scribd.com/
GAMBAR ALAT
Pengaduk
Tanki
Konduktometer
Tombol on/off
Tombol stirrer
Tombol pump
Selang air masuk
Bak penampung
Selang keluaran