Anda di halaman 1dari 23

PERILAKU DINAMIK TANGKI BERPENGADUK

PERCOBAAN 1 : EFEK PERUBAHAN INPUT SECARA BERTAHAP (DS 1)


1. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat diharapkan :
1. Mengetahui perilaku dinamis dari tangki berpengaduk yang disusun secara seri
2. Menentukan respon konsentrasi tangki bersusun seri terhadap perubahan
konsentrasi di tangki pertama.
3. Menggambarkan kurva respon konsentrasi tangki bersusun dan menentukan
konstantawaktu (Time Constant).
2. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan :
Kalium klorida yang dilarutkan dalam air sehingga mencapai konsentrasi 0,03 M dalam
tangki berpengaduk(3 L)
Alat yang digunakan :
- 1 set tangki berpengaduk bersusun seri
- 1 set konduktometer
- Stopwatch
- Gelas kimia 100mL , 50ml , 500 ml
- Labu takar 1000ml
- Spatula, pengaduk, botol aquades.
3. DASAR TEORI
Tiga buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu konstantanyua
dimana suatu proses menjadi konstanta setelah input diubah setelah periode waktu
tertentu.

Namun, apabila input mengalami perubahan secara berulang maka sulit untuk
membentuk waktu konstanta dan karenanya proses akan sulit menjadi stabil dan dapat

mengakibatkan proses menjadi tak terkendali. Praktikum DS3 menstibulasikan suatu


keadaan dimana proses di ketiga tangki mencapai kestabilan, namun kemudian terjadi
perubahan input pada salah satu tangki sehingga kestabilan tangki terganggu.

Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan


menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki
berpengaduk yang disusun secara seri.
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder
dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
-

tangki.
Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali

suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk
selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin
terbuka saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak sudutsudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya
hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang impeller pada
ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros tersebut
digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari tujuan
langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.
2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.

3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembung-gelembung


halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk fermentasi atau untuk
proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan limbah.
4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam hidrogenesasi katalik,
dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikelpertikel katalis padat dalam keadaan suspensi di dalam bejana hidrogenasi.
5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat cair dengan
kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana kalor reaksi diangkut
melaui kumparan atau mantel.
Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksireaksi sederhana.
Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada
aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di
dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun produk akan mengalir secara terus
menerus. Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu keadaan
dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripadab sistem berada dalam kondisi
stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk , aliran keluar maupun kondisi
operasi reaksi di dalam tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu reaksi
tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen dengan lamanya
reaktan berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal
campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran yang
lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.
Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangkitangki
ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada masing-masing
tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan di mana komposisi
campuran di dalam tangki benar-benar seragam. Tangki tangki ini biasanya digunakan
untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen cair padat atau reaksi
homogen cair- cair dan sebagainya.
Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi respon
berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi perubahan input ,
dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki berikutnya. Perbedaan bentuk
kurva diakibatkan oleh transfer lag ; kelembapan akibat perpindahan , yang pada
akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang sama.

A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya oerubahan


input konsenrasi yang diukur menggunakan alat konduktor, sedangkan E adalah
konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan aau time constant,
yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .
t /T

A = E (1 - e

t /T

) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T) e

A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input akan
kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk mencapastabil suatu
keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan tersebut
disarankan oleh suatu proses atau system.
A. Reaktor
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor kimia
adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung
reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor CSTR
beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol temperatur, tetapi
waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk dan
keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi reaktan
per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume yang sangat
besar (Smith, 198: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia
yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred
Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi
konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR merupakan
reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja
dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor
seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam
sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada
reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis cair (Nauman, 2002: 23).

Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada


kecepatan alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan untuk
memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup (atau
pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi) untuk membuat
perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki berpengaduk dapat memberikan
pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada tubular flow unit pada sistem
reaksi ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau energi aktivas
(Smith,1981: 327).
B. Daya Hantar Listrik Pada Suatu Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Suatu larutan
terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari kemampuannya
dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi dua yaitu elektrolit kuat
dan elektrolit lemah. Garam merupakan salah satu contoh dari elektrolit kuat.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas.
Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.
C. Dinamika Reaktor Tangki
Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk mengubah
suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR) merupakan suatu tangki reaktor yang
digunakan untuk mencampur dua atau lebih bahan kimia dalam bentuk cairan
denganmenggunakan pengaduk (mixer). Pada Continuous Stirred-Tank Reactor
terdapat heater yang akan menghasilkan panasuntuk mengatur temperatur cairan pada harga
tertentu. Gambar fisik Continuous Stirred-Tank Reactor dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama besar
dengan laju massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap mengalir secara
kontinyu dapat dipandang sebagai umpan dengan pola step.
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] [laju keluar]
V dCi= qo Co qi Ci(2)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar (=q), ruas kiri dan ruas
kanan daripersamaan 1 dibagi dengan laju alir q, persamaan menjadi:
i

dt

...(3)

Persamaan 2 dapat disederhanakan dengan integrasi

..(4)
Integrasi dapat diselesaikan dengan memisalkan, U = Co-Ci; sehingga dU =
-dCi sehinggasyarat batasnya menjadi :
t = 0; Ci= 0; Uo= Co
t = t; Ci= Ci; U = Ci- Co
=

-ln

................................................................(5)

= ........(6)

-ln

= .(7)

- ln

=-

=1-

(8)

Persamaan (7) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap


waktu padareaktor tinggal CSTR dengan umpan berbentuk step.Pada saat konsentrasi
(Ci) mendekati konstan yaitu pada saat t=t ; konsentrasi NaCldalam tangki adalah Ck.
(Ck mendekati harag Co)
Ck = Co (1-

Pada saat Ci=Ck input step dihentikan, kemudian diganti dengan umpan
berupa aquadest, konsentrasi NaCl = nol. (model ini dapat dianggap seperti kelakuan
tangki setelahmendapat input berupa pulse).
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] laju keluar]
V dCi= qo Co qi Ci.(9)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar = (q), Co=0 (aquades) ruas
kiri dan kanan dari persamaan 1 dibagi dengan laju alir q. Persamaan menjad :
i

...............................................................................(10)

dt

Persamaan 8 dapat diselesaikan dengan integrasi


=

..(11)

Syarat batas dari persamaan adalah:

t = 0; Ci = Ck dan pada t = t; Ci = Ci
-ln

120(12)
Persamaan (12) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap
waktu pada reaktor tunggal CSTR dengan umpan berbentuk pulse.

D. Tujuan Pemodelan
Gambar berikut ini memberikan ilustrasi sederhana dari pendefinisian masalah
CSTR. Pertimbangkan sistem proses reaktor tangki berpengaduk kontinyu (CSTR)
dengan aliran terus menerus masuk dan keluar dan dengan reaksi orde pertama kimia
tunggal terjadi. Diasumsikan bahwa tangki adalah mengikuti proses adiabatik,
sehingga dinding yang sempurna terisolasi dari sekitarnya. Adapun tujuan dari
pemodelan untk menjelaskan perilaku dinamis dari CSTR jika perubahan konsentrasi
masuk. Kisaran yang diinginkan dari variabel proses akan berada di antara nilai yang
lebih rendah x ^ dan atas nilai x ^ dengan akurasi yang diinginkan dari 10%.

Gambar tangki pencampur kontinyu.

E. Mekanisme Kerja Reaktor Tangki Berpengaduk


Pada reaktor ini proses berlangsung secara kontinue. Terjadinya pengadukan
merupakan hal yang paling penting dalam reaktor ini, karena dengan pengadukan
menyebabkan reaksi menjadi homogen sehingga terdapat umpan masuk dan terbentuk
produk yang keluar selama proses berlangsung.
F. Efektifitas tangki
Efektivitas tangki dapat diukur dari perbandingan volume tangki sesungguhnya
dibandingkan dengan volume yang diperoleh dari perhitungan volume tangki
seungguhnya dapat dihitung dengan mengukur dimensi tangki, yaitu diameter dan
tinggi dari tangki.Volume efektiv dari tangki, yaitu volume yang benar-benar terpakai
untuk terjadinya reaksi dapat diperkirakan dari penurunan lebih lanjut persamaan (1).
Yaitu menghitung harga gradien konsentrasi NaCl pada saat t=0 pada reaktor CSTR
dengan umpan step pada tangki pertama.
V dCi= qo Co qi Ci
Pada saat t=0 ; Ci=0 ; persamaan menjadi :
= qo Co qi Ci.0(13)

= qo Co

Co(14)

Harga gradient konsentrasi ini juga dapat dihitung dari aluran data konsentrasi
terhadap waktu. Untuk menghitung volume efektif dari reaktor CSTR. V= qo.t

G. Macam-macam Jenis Pengaduk


Jenis-jenis pengaduk yang biasa digunakan yakni pengaduk baling-baling
(propeller),

pengaduk

pengaduk helical ribbon.

turbin (turbine),

pengaduk

dayung

(paddle)

dan

1. Pengaduk Baling-baling
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolution per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan dengan
viskositas rendah. Terdapat 3 jenis pengaduk baling-baling yang sering digunakan
yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller.
2. Pengaduk Dayung (Paddle)
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20 hingga
200 rpm. Pengaduk jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan dengan viskositas
tinggi seperti padatan. Terdapat beberapa jenis pengaduk dayung yaitu Paddle anchor,
paddle flat beam-basic, paddle double-motion, paddle gate, paddle horseshoe, paddle
glassed steel, paddle finger, paddle helix, dan multi helix.
3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk dayung
hanya saja pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan pendek. Pengaduk
jenis ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun basah. Pengaduk turbin dengan
daun berbentuk datar memberikan aliran yang radial. Pengaduk turbin jenis ini baik
digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukan dan akan menuju bagian daun pengaduk lalu terpotong-potong menjadi
gelembung gas.
Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah sebagai berikut: turbine disc
flat blade, turbine hub mounted curved blade, turbine pitched blade, turbine bar,
danturbine shrouded. Pengaduk turbin dengan daun berbentuk miring 45 0 banyak
digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi / padatan, hal ini karena pengaduk
jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar.
4. Pengaduk Helical- Ribbon
Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon) yang
dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling helicopter dan
ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical). Pengaduk jenis ini memiliki rpm yang
rendah dan digunakan untuk bahan-bahan dengan viskositas tinggi. Ada pun beberapa

jenis pengaduk helical-ribbon adalah sebagai berikut: ribbon impeller, double ribbon
impeller, helical screw impleller, sigma impleller,dan z-blades.
4. LANGKAH KERJA
A. Prosedur Kalibrasi
1. Memasang sek konduktivitas pada socket cond cell dengan socket berwarna
hitam
2. Memasang resistance termometer pt-100 pada socket warna merah.
3. Menghidupkan alat konduktometer
4. Mengecek harga kanstanta cell npada elektroda immension cell, memasukan
harga 1,00 pada cell const dan menekan tombol xl
5. Memasukkan harga temperature pada temp dengan menekan tombol temp
6. Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCl 2,00 sedangkan untuk yang
lain, dapat melihat pada tabel, jika tidak dalam tabel memasukan harga 2
7. Menggunakan frekuensi 2KHz (tombol tidak ditekan)
8. Mengisi gelas kimia 100 ml KCl 1 M dan memasukkan elektroda kedalamnya.
9. Mengatur temperature larutan KCl sesuai dengan tabel atau menekan tombol
temp
10. Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta cell (K)
K = K pada tabel temp t/m pengukuran
11. Kalibrasi telah selesai dan mencetak harga konduktivitas larutan KCl 1 M
B. Prosedur Pengukuran Efek Berulang
1. Mengkalibrasi konduktormeter yang akan digunakan sesuai prosedur kalibrasi.
2. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk dibagian depan dengan larutan KCl 0,03 M
yang telah dibuat.
3. Menghidupkan pengaduk dan atur laju pengadukan dengan kecepatan medium.
Ukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, pastikan nilai konduktivitas harus
sama (mematikan pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas)
4. Mengukur konduktivias di tangki berpengaduk 1,2 dan 3 bergantian setiap 2
menit .
5. Setelah melakukan pengukuran, menuangkan aquadest ke tangki 1 sebanyak
100 ml. Kemudian menghidupkan kembali pengaduk.
6. Mengulangi langkah nomor 3 hingga mendapat harga konduktivitas yang
konstan dike-3 tangki berpengaduk.
7. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk. Cuci bersih dengan air karena sisa air garam dapat membuat
korosi pada alat.
5. DATA PENGAMATAN
Pengkonstanan Konduktivity Aliran Keluar

Waktu
(menit)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
52
54
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90

Tangki 1
5.11
4.46
3.71
3.37
3.23
3.35
2.46
2.26
2.06
1.86
1.70
1.52
1.40
1.28
1.18
1.08
1.01
0.94
0.88
0.76
0.73
0.659
0.654
0.552
0.550
0.498
0.493
0.440
0.434
0.431
0.367
0.347
0.341
0.316
0.301
0.299
0.271
0.263
0.264
0.244
0.258
0.244
0.240
0.240
0.224
0.284

Konduktivity (mS/cm)
Tangki 2
Tangki 3
5.11
4.58
4.33
4.11
4.17
4.02
3.85
3.64
3.55
3.19
3.04
2.90
2.82
2.65
2.42
2.19
2.14
2.02
1.86
1.79
1.52
1.382
1.308
1.190
1.126
1.056
0.976
0.912
0.836
0.803
0.744
0.682
0.654
0.605
0.584
0.528
0.511
0.489
0.455
0.442
0.422
0.387
0.377
0.350
0.360
0.357

5.11
4.6
4.46
4.73
4.64
4.55
4.58
4.29
4.2
3.98
4.04
3.82
3.76
3.67
3.39
3.34
3.18
3.08
2.97
2.9
2.84
2.43
2.4
2.36
2.22
2.05
1.98
1.85
1.65
1.546
1.493
1.326
1.248
1.17
1.143
1.022
0.998
0.97
0.859
0.84
0.769
0.696
0.674
0.656
0.616
0.594

92
94
96
98
100
102
104
106
108
110
112
114
116
118
120
122
124
126
128

0.211

0.345

0.652

0.203
0.192
0.234
0.193
0.186
0.174
0.156
0.184
0.165
0.157
0.146
0.132
0.143
0.134
0.131
0.126
0.126
0.126

0.314
0.335
0.319
0.299
0.278
0.234
0.198
0.195
0.187
0.168
0.154
0.149
0.156
0.143
0.139
0.128
0.126
0.126

0.589
0.643
0.555
0.518
0.454
0.41
0.356
0.31
0.265
0.235
0.21
0.198
0.174
0.154
0.145
0.134
0.129
0.126

Grafik 1. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1

Grafik Konduktivitas Vs Waktu pada Tangki 1


6
5
4
Konduktivitas (ms/cm)

3
2
1
0
0

20

40

60

80

100

120

140

Waktu (menit)

Grafik 2. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 2

Grafik Konduktivtas Vs Waktu pada Tangki 2


6
5
4
Konduktivitas (mS/cm)

3
2
1
0
0

20

40

60

80

100

Waktu (menit)

Grafik 3. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 3

120

140

Grafik Konduktivitas Vs Waktu pada Tangki 3


6
5
4
Konduktivitas (mS/cm)

3
2
1
0
0

20

40

60

80

100

120

140

Waktu (menit)

Grafik 4. Grafik Perubahan Konduktivitas pada Tangki 1,2,3

Grafik Konduktivitas Vs Waktu pada Tangki 1,2,3


6
5
Konduktivitas (ms/cm) Tangki 1

Konduktivitas (ms/cm) Tangki 2

4
Konduktivitas (mS/cm)

3
2

Konduktivitas (ms/cm)
1 Tangki 3
0
0

20

40

60

80

Waktu (menit)

Grafik 5. Konstanta Waktu

100

120

140

Grafik Konduktivitas Vs Waktu pada Tangki 1


6
5
4
Konduktivitas (mS/cm)

3
2
1
0
0

20

40

60

80

Waktu (menit)

6. PERHITUNGAN
a. Pembuatan Larutan

Larutan KCl 0,03 M dalam1 liter air


gr KCl

= M x V x BM
= 0,03 mol/L x 1 L x 74,55 gr/mol
= 2,2365 gr (dibuat sebanyak 3 liter)

Larutan KCl 1 M dalam 100 ml air


gr KCl

= M xV x BM
= 1 mol/L x 0,1 L x 74,55gr/mol
= 7,455 gr

b.

Kalibrasi Konduktometer
Dik

: KCl 1 M
Konduktivitas terukur: 115,7 mS/cm

Dit

: a. Konduktivitas KCl secara teoritis?


b. % Kesalahan?

100

120

140

Penyelesaian :
a. Konduktivitas KCl 1 M teoritis
cm2
mol
Ao S .
x cons(
)
mol
l
L=
1000 cm3 /l

+
K

L
= 0.0735 S.cm-1
= 73.5 mS/cm

Cl

L
= 0.0763 S.cm-1
= 76.3 mS/cm
Sehingga,
L (KCl)
= 73.5 mS.cm-1 + 76.3 mS.cm-1
= 149.8 mS/cm
b. %Kesalahan =

Konduktometri teoriKonduktometri praktek


Konduktometriteori
=

149.8115.7
149.8

x 100 %

= 22.763 %
c. Laju aliran masuk
V = 100 ml
t = 120 s
Q = 100 ml / 120 s
= 0,8333 ml/s
d. Volume tangki 1 :
Diameter = 9,3 cm, Jari-jari = 4,65 cm
Tinggi tabung = 11,5 cm
V
= x d2 x t
= 3,14 x (9,3 cm)2 x 11,5 cm
= 780,7884 cm3
= 780,7884 ml
e. Time Constant

Secara teori (Kt)


K max = 5,11
Kmin
= 0,126

x 100 %

Kt

= (Kmax Kmin) 63,21%


= (5,11 0,126) 63,21%
= 4.984 x 0,6321
= 3,1503

Secara praktek (Kp)


Kp =
(Lihat Grafik)

7. ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum kali ini yaitu tentang Perilaku Dinamik Tangki
Berpengaduk ( Efek Perubahan Input Secara Bertahap) dapat dianalisa bahwa Tiga
buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu konstantanyua dimana suatu
proses menjadi konstanta setelah input diubah setelah periode waktu tertentu.Tangki
berpengaduk yang disusun secara berseri mempunyai jarak yang berbeda antar setiap
tangkinya. Tangki 1, tangki 2 dan tangki 3 dihubungkan langsung oleh pipa di bagian
bawah tangki tersebut, sehingga saat tangki 1 berisi suatu larutan maka tangki 2 dan
tangki 3 juga akan langsung berisi larutan dengan tinggi dan volume yang sama seperti
tangki 1. Pada prinsipnya air yang terdapat dalam bak penampung dibagian belakang
dialirkan menuju ketiga tangki berpengaduk yang sebelumnya telah diisi dengan
larutan KCl, sehingga air yang mengalir ke tangki akan mengisi tangki dan bercampur
dengan larutan KCl sehingga terjadi perubahan konsentrasi pada masing masing

tangki. Tetapi lama kelamaan konsentrasi ketiga tangki akan sama pada waktu
tertentu. Namun pada saat kami melakukan percobaan ini, pompa yang akan
digunakan tidak berfungsi dengan baik sehingga kami melakukan percobaan secara
manual dengan menambahkan aquadest sebanyak 100 ml ke tangki 1 setelah
dilakukannya pengukuran konduktivitas pada ketiga tangki setiap 2 menit sekali.
Pada setiap tangki tersebut, di isi dengan larutan KCl 0,03 M, konduktivitas
larutan yang semula 5,05 ms/cm lama kelamaan menurun seiring dengan penambahan
air aquadest. Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa, perubahan konduktivitas pada
tangki ke-3 lebih lama daripada tangki pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan
penyusunan tangki tersebut memiliki jarak yang jauh dan prinsip pemasangannya
berbeda dengan pemasangan tangki 1 dan 2. Sehingga dari praktikum yang telah
dilakukan didapat keadaan konstan untuk ketiga tangki pada menit ke 164 dengan nilai
konduktivitas 0,16 mS/cm.

8. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
Tangki berpengaduk yang disusun secara berseri memiliki perilaku dinamis

akibat adanya jarak yang berbeda antara ketiga tangki.


Konsentrasi larutan dari ketiga tangki akan berbeda pada saaat awal penambahan
aquadest (umpan). Namun, pada waktu tertentu konsentrasi larutan pada ketiga

tangki akan sama (homogen) itu disebut waktu konstan.


Semakin lama waktu konstan, maka semakin banyak pula umpan yang

dibutuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu konstan: laju alir umpan dan
pengadukan.

DAFTAR PUSTAKA
-

Jobsheet. 2015. Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses. Palembang: JurusanTeknik

Kimia PoliteknikNegeriSriwijaya.
http://www.scribd.com/

GAMBAR ALAT

Tangki Berpengaduk dengan sususan seri


Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengaduk
Tanki
Konduktometer
Tombol on/off
Tombol stirrer
Tombol pump
Selang air masuk
Bak penampung
Selang keluaran

Anda mungkin juga menyukai