Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

BIMBINGAN
JUMAT (12 JUNI 2014)
INTERNA RSUD SOREANG

Oleh:
Amanda Rickie (1102011023) Ariane Rahmadhani (1102011042)
Cindy A Maessy (1102011066) DewiArika H (1102011075)
FarasilaRasofa (1102011098) JayantiDwiCahyani (1102011129)
KafiaRakhmah (1102011132)LuthfiaRozanah (1102011145)
NadyaEkaPutri (1102011190) PutriMutiara (1102011212)
RetnoChaesari (1102011229) Talib (1102011274)
Tiffany Nurzaman (1102011280) TjutFioraTs O (1102011283)
Reza Rahmana (1102010239)

Pembimbing
dr. Faizal Driza Hasibuan, SpPD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG
2015

1. Perbedaan ronkhi basah basal pada penyakit paru dan jantung


Pada penyakit paru: contohnya pneumonia terdengar bunyi ronkhi basah nyaring pada
salah satu lapang paru (unilateral). Suara ronkhi dapat terdengar ketika inspirasi maupun
ekspirasi.
Pada penyakit jantung: contohnya pada CHF/ decompotio cordis suara ronkhi yang
terdengar adalah ronkhi basah halus pada kedua lapang paru (bilateral). Suara ronkhi
dapat terdengar saat ekspirasi dan atau inspirasi.
2. Gagal jantung kongestif.
.

Suatu sindrom klinis akibat kelainan struktur atau fungsi jantung yang ditandai dengan:

a) Gejala gagal jantung: sesak napas atau lelah bila beraktivitas; pada kondisi berat dapat
muncul saat istirahat.
b) Tanda-tanda retensi cairan, seperti kongesti paru atau bengkak pergelangan kaki.
c) Bukti obyektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat istirahat.
Gagal Jantung (GJ) adalah sindrom klinis, ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat
istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung.
Klasifikasi:
Berdasarkan presentasinya gagal jantung dibagi menjadi :
a) Gagal Jantung akut
Timbulnya sesak napas secara cepat (<24 jam) akibat kelainan fungsi jantung, gangguan
fungsi sistolik atau diastolik atau irama jantung, atau kelebihan beban awal (preload), akhir
(afterload), atau kontraktilitas.
b) Gagal jantung menahun
Sindrom klinis yang kompleks akibat kelainan struktural atau fungsional yang
mengganggu kemampuan pompa jantung atau mengganggu pengisian jantung.
Berdasarskan fraksi ejeksi :
a) Gagal jantung sistolik
Ketidakmampuan kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung menurun dan
menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun dan gejala hipoperfusi
lainnya.

b) Gagal jantung diastolik


Gangguan relaksasi dan gangguan pengisian ventrikel. Gagal jantung diastolik dengan
fraksi ejeksi > 50%
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan Doppler-ekokardiografi aliran darah mitral dan
aliran vena pulmonalis.
Berdasarkan lokasi :
a. Gagal jantung kanan
Gagal jantung kanan terjadi akibat kelemahan ventrikel kanan, seperti pada hipertensi
pulmonal primer/sekunder, tromboemboli paru kronik sehingga terjadi kongesti vena sistemik
yang menimbulkan edema perifer, hepatomegali, dan distensi vena jugularis.
b. Gagal jantung kiri
Terjadi akibat kelemahan ventrikel, meningkatkan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan sesak napas dan ortopnea.
Klasifikasi Gagal Jantung New York Heart Association (NYHA)

Manifestasi klinis.

Diagnosis

3.

KRITERIA MAYOR

KRITERIA MINOR

Paroxysmal nocturnal dyspnea

Edema ekstremitas

Distensi vena-vena leher

Batuk malam

Peningkatan vena jugularis

Sesak pada aktivitas

Ronki

Hepatomegali

Kardiomegali

Efusi pleura

Edema paru akut

Kapasitas vital berkurang 1/3 dari normal

Gallop bunyi jantung III

Takikardia (> 120x/menit)

Refluks hepatojugular positif


Mayor atau Minor
Penurunan BB > 4.5 kg dalam 5 hari pengobatan

digoxin

Indi
kasi

4. Diagnosis banding CHF


1. Gangguan Ginjal Akut
Gangguan ginjal akut (GGA) didefinisikan sebagai kenaikan kreatinin serum 0.3 mg/dl
dalam 48 jam, atau kenaikan kreatinin serum 1.5 kali nilai dasar dan diketahui/dianggap
terjadi dalam 7 hari, atau turunnya produksi urin < 0.5 cc/kgBB/jam selama > 6 jam.
Gejala klinis gangguan ginjal akut
Pre Renal
1. Rasa haus.
2. Hipotensi ortostatik, takikardi, penurunan JVP, turgor kulit menurun, mukosa kering.
3. Stigmata sirosis hati dan hipertensi porta.
4. Tanda-tanda gagal jantung pada gagal jantung kongestif (sesak nafas dan edema
ekstremitas).
5. Sepsis.
Renal
1.
2.
3.
4.
5.

Acute Tubular Nefrotic, riwayat hipovolemik, syok sepsis, dan operasi besar.
SLE (demam, artalgia, rash erimatosa).
Nyeri pada pinggang menandakan oklusi arteri atau vena ginjal.
Oliguria, edema, hipertensi, hematuria menandakan glomerulonefritis.
Hipertensi maligna.

Post Renal
1.
2.
3.
4.

Nyeri suprapubik.
Nyeri pada perut.
Kolik menandakan adanya obstruksi pada ureter.
Nokturia, frekuensi, pembesaran prostat menandakan adanya patologi pada prostat.

2. Gagal Napas Akut


Gagal napas yang terjadi dalam beberapa jam ditandai dengan berkurangnya pengiriman
oksigen secara akut ke dalam darah oleh sistem pernapasan atau kegagalan sistem pernapasan
secara akut dalam mengeluarkan CO2 darah.
Acute Respiratory Distress Syndrome termasuk kedalam jenis gagal napas tipe I
(hipoksemia), dimana nilai PaCO2 pada gagal napas tipe ini menunjukkan nilai
normal/rendah. Gejala yang timbul merupakan campuran hipoksemia arteri dan hipoksia
jaringan, antara lain:
- Dispneu (takinpneu, hiperventilasi)
- Perubahan status mental, cemas, bingung, kejang, asidosis lakatat

Sianosis di distal dan sentral (mukosa dan bibir)


Peningkatan simpatis: takikardia, diaphoresis, hipertensi.
Hipotensi, bradikardia, iskemi miokard, infark, anemia, hingga gagal jantung dapat
terjadi pada hipoksia berat.

3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)


Penyakit paru obstruktif kronis merupakan penyakit yang dapat dicegah dan dapat diobati,
dengan karakteristik hambatan aliran udara menetap dan progresif yang disertai dengan
peningkatan respon inflamasi kronis pada saluran napas dan paru terhadap partikel
berbahaya.
Gejala klinis
Sesak napas kronis, batuk produktif kronis, mudah lelah. Sesak napas pada pasien PPOK
bersifat progresif, menetap, dan memburuk dengan olahraga/aktivitas. Sedangkan batuk
kronis bersifat intermeten dan mungkin unproductive.
4. Sirosis Hepatis
Perubahan arsitektur jaringan hati yang ditandai dengan regenerasi nodular yang bersifat
difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis. Perubahan (distorsi) struktur tersebut dapat
mengakibatkan peningkatan aliran darah portal, disfungsi sintesis hepatosit, serta
meningkatkan risiko karsinoma hepatoseluler (KHS).
Perjalanan penyakit pada sirosis hepatis menunjukkan manifestasi yang serupa dengan CHF
seperti sesak nafas adanya edema perifer.
5. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkioulus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Gejala Klinis
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam, sesak napas,
tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak, ronki nyaring, suara pernapasan
bronkial). Dapat diperoleh bentuk manifestasi lain infeksi paru seperti efusi pleura,
pneumotoraks/hipdropneumotoraks.

Anda mungkin juga menyukai