Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KONSUMSI MAKANAN YANG MENGANDUNG FORMALIN

DAN BORAKS DI DESA YOSOWILANGUNG KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK


Khiyaroh, Yuntafi'il

KKC KK FKM 152 /08 Khi h


Pembimbing ;Prof R.Bambang W dr MS MCN Phd SpGk
FORMALIN
2008
According to Ministry of Health Regulation No.722/MENKES/PER/IX/88, it is stated
that the Food Additive Material (BTP) is such material that is not commonly used as food
and not commonly ingredients of food. The material or substance whether containing
nutrition or not is purposefully added in the food technology such as the making,
processing, preparation, handling, packing, or transporting the food so that the additive
material will result a component or influent the special characteristic of the food itself.
The research was conducted to find out the correlation between behavior the
respondents have and food consumption which contains formaldehyde and boraks in
Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.
The type of the research is observational by cross-sectional data collecting. It
belongs to analytic survey research. The research sample is 50 housewives of Rukun
Warga IV Desa Yosowilangun Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. The subjects are
chosen by proporsional sampling. Controlled Variable is consumption of food contains
formaldehyde and boraks and Loose Variable is behavior factor (such as education,
knowledge, work, experience, and socio-cultural). Using the analysis technique which is
descriptive analytic and using Spierman Test, the research is to find out there is/are
respondent(s) who consume food contains formaldehyde and boraks.
The result shown by the primary data in the questionnaire form, applying the
Spierman with 95% reliability, stated that there exists the value p=0,008 (p>). This
means there exist correlation between the respondents food consumption contains
formaldehyde and boraks and such as education, knowledge, experience.
It can be concluded that there is meaningful correlation towards the existence of
formaldehyde and boraks in food product and the respondents (such as education,
knowledge, experience). Therefore it is very suggested to increase publics knowledge on
formaldehyde and boraks through the mass media and school curriculum in order to
introduce them the physical characteristics of formaldehyde and boraks, so that public
will not consume food containing the formaldehyde and boraks.
Keywords

: formaldehyde, boraks, food, behavior

ABSTRAK
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722 / MENKES / PER / IX / 88
dijelaskan bahwa Bahan Tambahan Pangan ( BTP ) adalah bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas pangan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan kedalam
makanan untuk maksud tehnologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perilaku dengan
konsumsi makanan yang mengandung Formalin dan Boraks di Desa Yosowilangun
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.
Jenis penelitian merupakan penelitian observasional dengan pengumpulan data
secara crossectional. Termasuk penelitian survey analitik. Populasi penelitian ibu rumah
tangga di Rukun Warga IV Desa Yosowilangun Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik
dengan jumlah sampel 50 ibu rumah tangga. Subyek ditarik dari populasi dengan cara
proporsional sampling. Variabel terikat adalah konsumsi makanan yang mengandung
Formalin dan Boraks dan variabel bebas adalah faktor perilaku (pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, pengalaman hidup juga sosial budaya). Menggunakan teknis analisis deskriptif
analitik dengan uji Spiermen untuk mengetahui ada tidaknya responden yang
mengkonsumsi makanan yang mengandung formaldehyde and boraks.
Hasil data primer form kuesioner dengan analisis uji statistik Spiermen dengan
tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p=0,008 (p>) artinya ada hubungan antara
frekuensi konsumsi makan responden yang mengandung formalin dan boraks dengan
pendidikan, pengetahuan, pengalaman hidup.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah mempunyai hubungan yang bermakna
terhadap keberadaan Formalin dan Boraks dalam produk makanan dengan pendidikan,
pengetahuan, pengalaman hidup responden. Untuk itu perlu meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Formalin dan Boraks di media massa dan pada kurikulum sekolah
dengan mengenalkan sifat fisik dan ciri Formalin dan Boraks dalam makanan sehingga
masyarakat tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung Formalin dan Boraks.

Kata kunci :

Formalin, Boraks, makanan, perilaku

Anda mungkin juga menyukai