OLEH :
SGD 5
Ni Putu Aries Susanti (0802105002)
Ni Luh Putu Shinta Devi (0802105010)
Ni Putu Prima Wulandari (0802105016)
Ni Wayan Budi Arthini (0802105023)
I Putu Wira Pradana (0802105027)
Ni Komang Ayu Ariati (0802105035)
Si Ayu Dwipayani (0802105047)
Komang Yogi Triana (0802105055)
A.A Sg. Istri Kusumadewi (0802105064)
Putu Agus Sugiartama (0802105066)
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung
yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis
katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
b. Etiologi / penyebab
Rheumatic Heart Disease terjadi setelah terinfeksi bakteri streptoccus beta
hemolyticus grup A
c. Epidemiologi
Prevalensi penyakit jantung rematik yang diperoleh dan penelitian WHO mulai
tahun 1984 di 16 negara sedang berkembang di Afrika, Amerika Latin, Timur
tengah, Asia Tenggara dan Pasifik Barat berkisar 0,1 sampai 12,6 % dari jumlah
penduduk keseluruhan, dengan prevalensi rata-rata sebesar 2,2 %.
pada tahun 1990-an berkisar Dari suatu penelitian yang dilakukan di India Selatan
diperoleh prevalensi sebesar 4,9 %, sementara angka yang didapatkan di Thailand
sebesar 1,2 sampai 2,1 %.Prevalensi jantung rematik di Indonesia menunjukkan
bahwa Prevalensi penyakit jantung rematik berkisar 0,3 sampai 0,8 % setiap
tahunnya. Di AS setiap tahun dilaporkan sekitar 10.000 15.000 penderita dengan
jantung rematik
d. Manifestasi klinis / tanda dan gejala
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah
mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di
kulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea),
atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut
menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu
saja demam.
e. Patofisiologi
Streptococcus
Kuman melekat pada sel epitel saluran pernafasan bagian atas
Sel memproduksi anti bodi antistreptococcus
Reaksi antigen anti bodi
Demam rematik
Hipertermia
Kronik
Menyebebkan infeksi
pada pericardium, miokardium,
endokardium
Inflamasi
Oedema pada jantung
Obstruksi pembentukan darah
Ganguan aliran atau sirkulasi darah jantung
Gangguan
Gangguan aliran
aliran darah
darah ke jaringan
perifer
aliran darah
ke muskoloskeletal
Kekurangan O2
Kekurangan O2
Substansi
pengangkut O2
berkurang
Ganguan
Penurunan
curah jantung
Substansi
pengangkut O2
berkurang
Kekurangan O2
Kekurangan O2
terjadi
sianosis
Gangguan
perfusi
jaringan
O2 menuju
paru-paru
berkurang
Metabolisme anaerob
Sesak nafas
Penimbunan
Asam laktat
Metabolisme basal
terganggu
Energi yang terbentuk
berkurang
Kelelahan
Intoleransi aktivitas
f. Pemeriksaan diagnostic
Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik,
umumnya akan dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya;
pemeriksaan darah rutin, ASTO, CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk
pemeriksaan yang paling akurat adalah dengan dilakukannya echocardiografi
untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan otot jantung.
g. Penatalaksanaan
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih ada
infeksi oleh kuman Streptococcus, maka hal utama yang dilakukan adalah
pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika
penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi
terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau
golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah
Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan
terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal
jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet
bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi.
Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik
untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi
surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih
terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan
follow up jangka panjang.
h. Prognosis
Prognosis RHD terdiri dari lama penyakit, kesempatan komplikasi dari penyakit,
kemungkinan hasil, prospek untuk pemulihan, pemulihan periode untuk penyakit,
harga hidup, tingkat kematian, dan hasil kemungkinan lainnya dalam keseluruhan
prognosa dari penyakit jantung reumatik.
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 April 2009, pkl 07.30 wita, dengan sumber data dari
pasien, keluarga, dan catatan medik.
1. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status
Suku bangsa
Alamat
Pasien
Penanggung jawab
AN
10 tahun
Perempuan
SD
Siswa
Hindu
belum kawin
Bali/Indonesia
Jalan Imam Bonjol 338X
JK
48 tahun
Laki-laki
SLTA
pegawai swasta
Hindu
kawin
Bali/Indonesia
Jalan Imam Bonjol 338X
Dps
Dps
Ayah kandung
Saat MRS (Masuk Rumah Sakit) : Pasien mengatakan demam dan nyeri sendi dan
nyeri bertambah saat sendi digerakkan
3. Riwayat penyakit
Berdasarkan riwayat kesehatan dari ibunya, anak mengalami nyeri di tenggorokan
sekitar sebulan yang lalu dan sembuh sendiri sehingga pemeriksaan diarahkan
pada kemungkinan demam rematik.
4. Data Biopsikososial-spiritual
a. Oksigen
Sebelum sakit pasien biasa tidur 8 jam sehari yaitu dari pukul 22.0006.00 wita. Pasien tidak biasa tidur siang.
Saat pengkajian ibu pasien mengatakan pasien megalami susah tidur
akibat nyeri yang dirasakan. Pasien terbangun tiap 2 jam sekali.
f. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami peningkatan suhu
tubuh.
Saat pengkajian pasien mengalami peningkatan suhu tubuh. Pasien tampak
menggigil.
g. Rasa Nyaman
Pasien mengeluh merasa nyeri yang sangat hebat sehingga menolak untuk
disentuh. Pasien mengeluh nyeri pada sekitar umbilical sampai ke area
diafragma,sendi pergelangan tangan, pergelangan kaki, lutut, sikut yang
muncul bergantian, pasien tampak meringis.
h. Kebersihan Diri
Pasien mengatakan biasa mandi 2 kali sehari dengan sabun dan
dikeringkan dengan handuk, mencuci rambut 2 kali seminggu, gosok gigi
2 kali sehari, pasien mengganti pakaian 1 kali sehari, pasien mengatakan
memotong kuku apabila panjang.
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak bisa ke kamar mandi sendiri dan
memakai pakaian sendiri, pasien mengatakan susah keramas dan
menggosok gigi sehingga membutuhkan bantuan orang lain.
i. Rasa Aman
Pasien mengatakan merasa aman di Rumah sakit karena ada keluarga dan
petugas yang siap membantunya.
j. Sosialisasi
Hubungan
pasien
dengan
petugas
baik,
dengan
keluarga
baik,
6. Pemeriksaan diagnostik
222
222
222
222
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Analisis Data
Hari /
No
1
tanggal
Data
Standar
Waktu
Selasa/7 April
DS : -
DS : -
2009
DO :
DO :
Pk 08.00 wita
Suhu tubuh
pasien normal
(36,7 0,5 ) C
Masalah
Keperawatan
Hypertermi
Pasien tampak
Pasien tidak
Selasa/7 April
menggigil.
DS :
menggigil
DS :
Penurunan
2009
pasien tidak
Curah Jantung
mudah lelah
Pk 08.00 wita
tidak bergairah
Pasien mengeluh sesak
Pasien tidak
sesak napas
napas
DO :
DO :
Tekanan darah
90/55 mmHg
Nadi menurun 55 kali
permenit
Pasien tampak pucat
normal yaitu
110/65 kali
permenit
Nadi normal 75-
Ada sianosis
100 kali
Ada edema
permenit
Tidak ada
sianosis
Selasa/7 April
DS :
2009
Pasien tidak
efektif
Pk 08.00 wita
nafas
sesak nafas
DO :
DO :
Frekuensi pernapasan 35
Frekuensi
kali permenit.
pernapasan
normal 20-30
Selasa/7 April
DS :
kali permenit
DS :
Gangguan rasa
2009
nyaman
Pk 08.00 wita
DO :
DO :
Pasien tidak
Selasa/7 April
DS :
meringis
DS :
Intoleransi
2009
Pasien tidak
aktivitas
mudah lelah
Pk 08.00 wita
tidak bergairah
Pasien mengeluh nyeri
Pasien tidak
nyeri
DO :
Pasien tidak
meringis
Pasien tidak
lemas
Pasien tidak
6.
Selasa/7 April
DS :
pucat
DS :
2009
Pasien tidak
Pk 08.00 wita
Gangguan
perfusi jaringan
merasa nyeri
DO :
Ada sianosis
Tidak ada
sianosis
Pasien tidak
pucat
Tidak ada edema
Pasien mudah lelah dan tidak bergairah, tekanan darah menurun (90/55 mmHg),
nadi menurun (55 kali permenit), pasien tampak pucat, ada sianosis, pasien mengeluh
sesak napas, ada edema
III.
INTERVENSI
I. Menyusun Prioritas
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen menuju
paru-paru.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi miokardium.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder
akibat inflamasi.
4. Hypertermi berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder akibat infeksi
penyakit.
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penimbunan asam laktat
pada sendi.
Tanggal
Diagnosa
Tujuan /
keperawatan
Out come
1.
Intervensi
Rasional
Waktu
Selasa/7 Pola nafas
Setelah
Mandiri
Mandiri
April
tidak efektif
diberikan
- Evaluasi frekuensi
- Respon pasien
2009
berhubungan
askep
pernapasan dan
bervariasi.
Pk
dengan
selama
kedalaman. Catat
Kecepatan dan
08.30
ketidakadekuat
2x24
upaya pernapasan,
upaya mungkin
wita
an oksigen
diharapkan
contoh adanya
meningkat
menuju paru-
pola
dispnea,
karena nyeri,
paru ditandai
efektif
penggunaan obat
takut, demam,
dengan pasien
dengan out
bantu napas,
penurunan
mengeluh
come :
pelebaran nasal.
volume sirkulasi
sesak nafas,
Pasien
(kehilangan
frekuensi
tidak
darah atau
pernapasan 35
sesak
cairan),
kali permenit
nafas
akumulasi
jam
nafas
Frekuensi
secret, hipoksia
pernapasa
atau distensi
n normal
gaster.
(20-30
Penekanan
kali
pernapasan
permenit)
(penurunan
kecepatan) dapat
terjadi dari
penggunaan
analgesic
berlebihan.
Pengenalan dini
dan pengobatan
ventilasi
abnormal dapat
mencegah
komplikasi.
- Auskultasi bunyi
- Auskultasi bunyi
napas ditujukan
yang menurun
untuk
mengetahui
adanya bunyi
adanya bunyi
napas tambahan.
napas tambahan,
contoh krekels
atau ronki
Kolaborasi
-
Kolaborasi
Bant
Re
u dalam
ekspansi paru
pemasangan
dengan
kembali selang
pelepasan
dada atau
akumulasi
torakosentesis bila
darah atau
diindikasikan
udara dari
tekanan
negative
2.
pleural.
Mandiri
Selasa/7 Penurunan
Setelah
Mandiri
April
curah jantung
diberikan
2009
berhubungan
askep
pantau tekanan
dari tekanan
Pk
dengan
selama
memberikan
Kaji/
- Perbandingan
08.30
disfungsi
3x24 jam
kedua tangan
gambaran yang
wita
miokardium
diharapkan
/paha untuk
lebih lengkap
ditandai
curah
evaluasi awal.
tentang
dengan, pasien
jantung
Gunakan ukuran
keterlibatan/bida
mudah lelah
normal.
ng masalah
dan tidak
Dengan out
vaskular.
bergairah,
come :
akurat.
Hipertensi berat
Tekanan darah
pasien
menurun 90/55
tidak
pada orang
mmHg, nadi
mudah
dewasa sebagai
menurun 55
lelah
peningkatan
diklarifikasikan
kali permenit,
Pasien
pasien tampak
tidak
diastolik sampai
pucat, ada
sesak
130; hasil
sianosis, Pasien
napas
pengukuran
mengeluh
Tekanan
tekanan
diastolik diatas
sesak napas,
darah
130
ada edema.
normal
dipertimbangkan
yaitu
sebagai
110/65
peningkatan
kali
pertama,
permenit
kemudian
Nadi
normal
75-100
kali
permenit
Tidak ada
sianosis
Tidak ada
edema
maligna.
Hipertensi
sistolik juga
merupakan
faktor resiko
yang ditentukan
untuk penyakit
serebrovaskular
dan penyakit
iskemi jantung
bila tekanan
diastolik 90
sampai 115.
-
Catat - Denyutan
keberadaan,
karotis,
kualitas denyutan
jugularis,
sentral dan
radialis, dan
perifer.
femoralis
mungkin
teramati/
terpalpasi.
Denyut pada
tungkai
mungkin
menurun,
mencerminkan
efek dari
vasokontriksi
(peningkatan
SVR), dan
kongesti vena.
- Adanya pucat,
Amat
dingin, kulit
i warna kulit,
lembab dan
kelembaban,
masa pengisian
kapiler lambat
pengisian kapiler.
mungkin
berkaitan
dengan
vasokontriksi
atau
mencerminkan
dekompensasi
/penurunan
curah jantung.
- Dapat
mengindikasika
-
Catat
n gagal jantung,
edema umum/
kerusakan ginjal
tertentu
atau vaskular.
-Dapat
menurunkan
rangsangan yang
Anju
menimbulkan
rkan teknik
stres, membuat
relaksasi, panduan
efek tenang,
imajinasi,aktivitas
sehingga akan
pengalihan
menurunkan
TD.
- Dapat
mengindikasika
n gagal jantung,
kerusakan ginjal
- Catat edema
atau vaskuler.
umum/tertentu.
- Dapat
menurunkan
rangsangan yang
menimbulakan
Anju
stres, membuat
rkan teknik
efek tenang,
relaksasi, panduan
sehingga akan
imajinasi,
menurunkan
aktivitas
TD.
pengalihan.
- Respon
terhadap terapi
obat steppen
(yang terdiri atas
neureting,
Panta
inhibitor
u respon terhadap
simpatis dan
obat untuk
vasodilator)
mengontrol
tergantung pada
tekanan darah.
individu dan
efek sinergis
obat. Karena
efek samping
tersebut, maka
penting untuk
menggunakan
obat dalam
jumlah paling
sedikit dan dosis
paling rendah
Kolaborasi
- Pembatasan ini
dapat
menangani
retensi cairan
dengan respon
Kolaborasi
-
hipertensif,
Berik
an pembatasan
dengan
demikian
3.
Selasa/7 Gangguan
Setelah
menurunkan
natrium sesuai
beban gagal
indikasi
jantung.
Mandiri
-
Mandiri
April
2009
berhubungan
askep
iki perubahan
secara langsung
Pk
dengan
selama
tiba-tiba atau
sehubungan
08.30
gangguan
3x24
gangguan mental
dengan curah
wita
aliran
kontinyu, contoh:
cemas, bingung,
dipengaruhi oleh
letargi, pingsan.
elektrolit atau
jam
darah diharapkan
ada
inflamasi
gangguan
ditandai
perfusi
Selid
- Perfusi serebral
variasi asam
basa, hipoksia,
atau emboli
pada
sistemik.
bagian come :
persendian,
Pasien
Lihat
- Vasokontriksi
sekitar
tidak
pucat, sianosis,
sistemik
umbilical
merasa
belang, kulit
diakibatkan oleh
sampai ke area
nyeri
dingin atau
penurunan curah
diafragma
Tidak ada
lembab. Catat
jantung
sehingga
sianosis
kekuatan nadi
mungkin
perifer.
dibuktikan oleh
pucat,
ada edema.
penurunan
perfusi kulit dan
penurunan nadi.
Tidak ada
- Indikator
edema
-
Kaji
tanda edema.
trombosis vena
dalam.
- Pompa jantung
gagal dapat
Panta
mencetuskan
u pernapasan,
distress
catat kerja
pernapasan.
pernapasan.
Namun dispnea
tiba-tiba atau
berlanjut
menunjukkkan
komplikasi
tromboemboli
paru.
Kolaborasi
- Indikator
perfusi atau
Kolaborasi
fungsi organ.
- Pantau data
laboratorium,
contoh: GDA,
BUN,
creatinin, dan
elektrolit.
4.
Selasa/7 Hypertermi
Setelah
Mandiri
April
berhubungan
diberikan
2009
dengan
askep
u suhu pasien
41,1o C
Pk
kerusakan
selama
menunjukan
08.30
kontrol
perhatikan
proses penyakit
wita
menggigil atau
infeksius akut.
infeksi
suhu tubuh
diaforesis.
Pola demam
penyakit
kembali
dapat
ditandai
normal
membantu
dengan
Mandiri
Panta
- Suhu 38,9o
dalam
tubuh
pasien come :
meningkat
Suhu
diagnosis ;
misal kurva
yaitu : 38,5 C,
tubuh
demam lanjut
pasien tampak
pasien
berakhir lebih
menggigil
normal
dari 24 jam
(36,7
menunjukkan
0,5 ) C
pneumonia
Pasien
pnuemokokal,
tidak
demam scarlet
menggigil
atau tifoit ;
demam remiten
(bervariasi
hanya beberapa
derajat pada
arah tertentu)
menunjukan
infeksi paru ;
kurva
intermiten atau
demam yang
kembali normal
sekali dalam
periode 24 jam
menunjukan
episode septic,
endokarditis
septic, atau TB.
Menggigil
sering
mendahului
puncak suhu.
Catatan :
penggunaan
antipirektik
mengubah pola
demam dan
dapat dibatasi
sampai
diagnosis
dibuat atau bila
demam tetap
lebih besar dari
38,9o C.
-
Berik
- Dapat
an kompres mandi
membantu
hangat ; hindari
mengurangi
penggunan
demam.
alcohol.
Catatan :
penggunaan air
es atau alcohol
mungkin
menyebabkan
kedinginan,
peningkatan
suhu secara
actual. Selain
itu, alcohol
dapat
mengeringkan
kulit.
Kolaborasi
-
Kolaborasi
Berik - Digunakan
an antipirektik,
untuk
misalnya : ASA
mengurangi
(aspirin),
demam dengan
asetaminofen
aksi sentralnya
(Tylenol).
pada
hipotalamus,
meskipun
demam mungkin
dapat berguna
dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme, dan
meningkatkan
outodestruksi
dari sel-sel yang
5.
terinfeksi.
Mandiri
Setelah
Mandiri
April
nyaman (nyeri)
diberikan
2009
berhubungan
askep
mengetahui dan
Pk
dengan
selama
Dengarkan
mendengarkan
08.30
penimbunan
2x24
dengan penuh
penuh perhatian
wita
asam laktat
diharapkan
perhatian
mengenai nyeri,
pada sendi
pasien
mengenai nyeri.
akan dapat
ditandai
merasa
dilakukan
dengan pasien
nyaman
tindakan yang
jam,
Keta
tepat untuk
come :
mengatasi nyeri.
- Teknik
Tidak ada
nyeri
Pasien
- Dengan
Beri
tahu teknik untuk
penurunan
ketegangan otot
rangka dapat
sampai ke area
tidak
menurunkan
menurunkan
diafragma
meringis
ketegangan otot
intensitas nyeri.
sehingga
rangka, yang
menolak untuk
dapat menurunkan
disentuh, serta
intensitas nyeri.
pasien tampak
meringis.
Ajar
kan strategi
Str
ategi relaksasi
dapat
meningkatkan
rasa nyaman
relaksasi khusus
(missal: bernafas
perlahan, teratur
atau nafas dalam
kepalkan tinju
6.
Selasa/7 Intoleransi
Setelah
menguap).
Mandiri
April
aktivitas
diberikan
2009
berhubungan
askep
sa tanda vital
ortostatik dapat
Pk
dengan
selama
sebelum dan
terjadidengan
08.30
metabolisme
2x24 jam,
segera setelah
aktivitas karena
wita
aktivitas,
efek obat
ditandai
pasien dapat
khususnya bila
(vasodilasi),
dengan pasien
melakukan
pasien
perpindahan
mudah lelah
aktivitas
menggunakan
cairan (diuretik)
dan tidak
dengan
vasolidator,
atau pengaruh
bergairah,
mandiri
diuretik, penyekat
fungsi jantung
pasien
dengan out
beta.
Pasien
persendian,
Mandiri
Perik
- Hipertensi
- Penurunan
Catat
/ketidakmampua
respon
n miokardium
tidak
kardiopulmonal
untuk
sekitar
mudah
terhadap aktifitas,
meningkatkan
umbilical
lelah
catat takikardi,
volume
disritmia, dispnea,
sekuncup
sampai ke area
Pasien
diafragma
tidak
sehingga
nyeri
menolak untuk
berkeringat, pusat.
selama aktivitas,
dapat
Pasien
menyebabkan
disentuh,
tidak
peningkatan
pasien tampak
meringis
segera pada
meringis,
frekuensi
Pasien
pasien tampak
tidak
jantung dan
lemas, dan
lemas
kebutuhan
pasien tampak
pucat.
Pasien
oksigen, juga
tidak
peningkatan
pucat
kelelahan dan
kelemahan.
- Kelemahan
adalah efek
-
Kaji
samping dari
presipitator
beberapa obat
/penyebab
(beta bloker,
kelemahan contoh
traquilizer dan
pengobatan, nyeri,
sedatif). Nyeri
obat.
dan program
penuh stres juga
memerlukan
energi dan
menyebabkan
kelemahan.
- Dapat
menunjukkan
peningkatan
Eval
dekompensasi
uasi peningkatan
jantung daripada
intoleran aktivitas.
kelebihan
aktivitas.
- Pemenuhan
kebutuhan
perawatan diri
-
Berik
pasien tanpa
an bantuan dalam
mempengaruhi
aktivitas
stres miokard/
perawatan diri
kebutuhan
sesuai indikasi.
oksigen
Selingi periode
berlebihan.
aktivitas dengan
Kolaborasi
periode istirahat.
- Peningkatan
bertahap pada
aktivitas
Kolaborasi
menghindari
- Implementasikan
kerja
program
jantung/konsum
rehabilitasi
si oksigen
jantung/aktifitas.
berlebihan.
Penguatan dan
perbaikan fungsi
jantung dibawah
stres, bila
disfungsi
jantung tidak
dapat membaik
kembali.
IV.
EVALUASI
No.
Hari/Tanggal
Dx
1.
Jam
Kamis/9
April 2009
berhubungan dengan
Pk 08.30
ketidakadekuatan oksigen
wita
menuju paru-paru.
Jumat/10
April 2009
Pk 08.30
miokardium.
2.
wita
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi Sumatif
-S:
3.
Jumat/10
- A : Tujuan tercapai.
- P : Pertahankan kondisi pasien.
-S:
April 2009
Pk 08.30
wita
inflamasi.
4.
5.
Rabu/8 April
Hypertermi berhubungan
2009
Pk 08.30
wita
penyakit.
Kamis/9
April 2009
berhubungan dengan
Pk 08.30
wita
sendi.
nyeri
-O:
Pasien tidak meringis
6.
Kamis/9
Intoleransi aktivitas
- A : Tujuan tercapai.
- P : Pertahankan kondisi pasien.
-S:
April 2009
berhubungan dengan
Pk 08.30
wita
merasa nyeri
-O:
Pasien tidak meringis
Pasien tidak lemas
Pasien tidak pucat
- A : Tujuan tercapai.
- P : Pertahankan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Doenges, Marilynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Ners Semarang. 2008. Penyakit Jantung Rematik. http://keperawatangun.blogspot.com/2008/05.html [4 April 2009]
Putra Jati Melayu. 2008. Penyakit Jantung Rematik.
http://jundul.wordpress.com/2008/09/15/penyakit-jantung-rematik-pjr/. [4 April 2009]