Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Keputihan Patologis
Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal.
Jenis keputihan ini sudah termasuk ke dalam jenis penyakit. Keputihan patologis
dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi
kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan.
Keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit
encer, memiliki bau ami dan berbuih. Keputihan jenis ini dapat menimbulkan
rasa gatal yang sangat menggangu.
Virus
Keputihan jenis ini timbul akibat penyakit kelamin, seerti HIV/AIDS, herpes
dan conyloma. Timbulnya kutil-kutil yang banyak dan diikuti oleh cairan berbau
menandakan adanya virus condyloma. Biasanya ibu hamil sering terjangkit oleh
virus ini. VIrus yang dapat ditularkan oleh hubungan seks yaitu virus herpes.
Cirinya adanya luka yang melepuh di sekitar lubang vagina, terasa panas dan
menimbulkan rasa gatal. Kanker mulut rahim yang sangat berbahaya bagi kaum
wanita dapat di picu oleh keputihan yang disebabkan oleh keputihan akibat
virus.
Mencegah Keputihan
1. Bersihkan selalu organ intim anda. Bersihakan dengan menggunakan
pembersih yang tidak menyebabkan gangguan kestabilan pH pada daerah
vagina anda. Gunakan produk pembersih terbuat dari bahan susu. Produk
yang terbuat dari bahan dasar susu dapat menjaga pH seimbang juga
meningkatkan flora dan bakteri yang tidak bersahabat dapat ditekan.
Penggunaan sabun antiseptik kurang baik bagi vagina dalam jangka panjang,
karena bersifat agat keras.
2. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina
harum atau kering. Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan
tidak dapat terbersihkan, sehingga mengundang datangnya jamur pada
vagina.
3. Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi, cebok atau mencui vagina
sebelum anda berpakaian
4. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa
cadangan guna berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti
5. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng
menggunakan celana luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di
daerah kewanitaan terganggu.
6. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu
menyerap keringat.
7. Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut
8. Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, janga digunakan terlalu lama.
9. Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda
sejenak. Karena stress juga dapat memacu keputihan
10.Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan
banyak mengeluarkan keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas
tersebut, segera mandi dan bersihkan tubuh anda khususnya daerah
kemaluan.
II. DEFINISI
Leukorrhea (lekore) atau fluor albus atau keputihan ialah cairan yang
keluar dari saluran genitalia wanita yang bersifat berlebihan dan bukan
merupakan darah. Menurut kamus kedokteran Dorlan leukorrhea adalah sekret
putih yang kental keluar dari vagina maupun rongga uterus. Walaupun arti kata
lekore yang sebenarnya adalah sekret yang berwarna putih, tetapi sebetulnya
warna sekret bervariasi tergantung penyebabnya. Lekore bukan penyakit
melainkan gejala dan merupakan gejala yang sering dijumpai dalam ginekologi.
III. PATOFISIOLOGI
A. Sumber Cairan
1) Vulva
Cairan yang berasal dari vulva tidak termasuk sekret vagina akan
tetapi penderita mengeluh keputihan karena tidak mengetahui asal cairan
tersebut. Cairan ini dapat berasal dari kelenjar Bartholin yang mempunyai
peranan penting dalam pelumasan introitus dan mukosa vulva berupa
lendir yang meningkat pada aktifitas seksual. Lendir juga berasal dari
daerah periurethral tempat bermuaranya saluran Skene.
2) Vagina
Walau vagina tidak mempunyai kelenjar akan tetapi cairan dapat
keluar dari permukaan secara transudasi. Cairan bersifat asam karena
adanya asam laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme terutama
bakteri Doderlein.
3) Serviks
sangat asam (kurang dari 4,5). Asam laktat diproduksi tidak hanya oleh
metabolisme laktobasilus yang menggunakan glukosa sebagai substrat
tetapi juga oleh metabolisme bakteri lain yang menggunakan glikogen
sebagai substrat dan oleh metabolisme sel-sel epitel vagina yang juga
menggunakan glikogen sebagai substrat. Kemudian pH rendah ini
menyokong pertumbuhan organisme asidofilik seperti laktobasilus.
Terdapatnya
laktobasilus
mungkin
menjadi
pusat
pembatasan
pertumbuhan bakteri lainnya. Kolonisasi laktobasilus vagina yang berat
menghambat pertumbuhan organisme lain melalui metabolisme sendiri
dengan mempertahankan pH yang rendah dengan menggunakan glukosa
untuk menghasilkan asam laktat, dengan memproduksi hidrogen
peroksida yang menghambat pertumbuhan bakteri anaerob, dan dengan
menggunakan glukosa tersebut memusnahkan organisme lain karena
substrat untuk metabolismenya telah dipergunakan. Di antara wanita
pasca menopause, kandungan glikogen sel yang rendah karena
pengurangan kadar estrogen diperkirakan bertanggung jawab terhadap
peningkatan pH vagina. Pada lingkungan pH yang tinggi ini efek
penghambatan dan persaingan laktobasilus dihilangkan dengan demikian
organisme-organisme lain terutama yang anaerob akan berproliferasi.
E. Mikro-Ekosistem Epitel Vagina
Sel-sel epitel mempunyai tempat bagi perlekatan bakteri dan
kemampuan bakteri tertentu untuk menempati tempat tersebut berbedabeda di antara pasien yang satu dengan lainnya. Beberapa wanita sangat
rentan terhadap infeksi karena selnya mengandung tempat yang mudah
dilekati bakteri. Flora normal yang menempel pada sel-sel epitel vagina
dan merupakan mikro-ekosistem epitel vagina akan menghambat
pertumbuhan organisme patologik yang berlebihan dengan paling sedikit
dua mekanisme. Pertama flora normal pasti menggunakan kedua zat gizi
substrat yaitu glukosa dan glikogen. Kedua dengan menghasilkan produk
metabolik yang menghambat penempelan dan proliferasi organisme yang
berpotensi patogen. Analog dengan mikro flora oral, vagina mungkin
mengandung banyak ekosistem mikroba tersendiri, yang bervariasi dalam
jarak beberapa milimeter di dalam epitel vagina.
F. Mikroorganisme yang Terdapat dalam Sekret Vagina yang Normal
Organisme yang ditemukan pada sekret vagina dalam konsentrasi
setinggi 10 satuan pembentuk-koloni/mm3 cairan. Konsentrasi organisme
anaerob biasanya kira-kira 5 kali konsentrasi organisme aerob. Rata-rata
5-10 organisme ditemukan dari vagina, meskipun pengambilan bahan
contoh ulangan dapat menemukan lebih banyak bakteri. Organisme
fakultatif
yang
paling
menonjol
adalah
spesies
laktobasilus,
korinebakteria, streptokokus, stafilokokus epidermis dan Gardnerella
vaginalis. Sebenarnya semua wanita paling sedikit mempunyai satu
organisme fakultatif dan salah satu organisme fakultatif ini dapat
ditemukan pada 40-80% wanita. E. coli, merupakan organisme koliformis
III. ETIOLOGI
Tujuan pertama adalah membedakan sekret vagina fisiologis atau
patologis, dengan kriteria klinis, laboratorium dan mikrobiologi. Setiap penyakit
atau kelainan dari organ seperti vagina, serviks, uterus, tuba dapat menimbulkan
gejala lekore.
A. Lekore Fisiologis
Basanya jernih atau putih dan menjadi kekuningan bila kontak
dengan udara yang disebabkan oleh proses oksidasi, tidak gatal, tidak
mewarnai pakaian dalam dan tidak berbau. Secara mikroskopik terdiri dari
dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari
saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung
berbagai mikroorganisme terutama lactobacillus doderlein. Memiliki pH <
4,5 yang terjadi karena produksi asam laktat oleh lactobacillus dan
metabolisme glikogen pada sel epitel vagina. Lekore fisiologis berasal dari
transudat vagian, lendir serviks dan lendir kelenjar bartholin dan skene
dan biasa ditemukan pada keadaan antara lain:
1. Bayi baru lahir terutama sampai usia 10 hari, hal ini disebabkan
pengaruh estrogen di plasenta terhadap uterus dan vagina bayi
2. Premenarche
3. Saat sebelum dan sesudah haid
4. Saat atau sekitar ovulasi
5. Kehamilan
6. Faktor psikis
7. Rangsangan seksual pada wanita dewasa
8. Gangguan kondisi tubuh seperti keadaan anemia, kekurangan gizi,
kelelahan, kegemukan, usia tua > 45 tahun.
B. Lekore Patologis
Lekore dikatakan patologis jika terjadi peningkatan volume
(khususnya jika membasahai pakaian), terdapat bau yang khas,
perubahan konsistensi maupun perubahan warna. Lekore patologis dapat
disebabkan oleh:
1) Infeksi
Merupakan penyebab utama dari lekorea patologis, dapat berupa
infeksi vagina (vaginitis) dan serviks (servisitis). Penyebab terbesar dari
infeksi adalah hubungan seksual. Lekorea karena PMS bersfat abnormal
dalam warna, bau atau jumlahnya, dapat disertai gatal pembengkakan
disuria, nyeri perut atau pinggang. Sebab lain masuknya kuman bisa pada
waktu pemeriksaan dalam, pertolongan persalinan atau abortus,
pemasangan AKDR. Perubah flora dapat terjadi karena pencucian vagina
yang kurang pada tempatnya, pengobatan yang berlebihan. Pada anakanak sering karena higienis yang kurang baik.
Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut adalah:
a. Infeksi bakteri
Neisseria gonorrhoeae : Gonorrhoe
Chlamydia trachomatis : infeksi Chlamydial
Gardnerella vaginalis : vaginosis
Mycoplasma hominis dan Ureaplasma urealyticum : Mycoplasmosis
b. Infeksi virus
Infeksi Protozoa
Trichomoniasis
Infeksi Bakteri
Vaginosis Bakterial (VB)
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau kumpulan gejala klinis
akibat pergeseran lactobacilli yang merupakan flora normal vagina yang
dominan oleh bakteri lain, seperti Gardnerella vaginalis, Prevotella spp,
Mobilancus spp, Mycoplasma spp dan Bacteroides spp. Vaginosis bakterial
merupakan penyebab vaginitis yang sering ditemukan terutama pada wanita
yang masih aktif secara seksual, namun demikian Vaginosis bakterial tidak
ditularkan melalui hubungan seksual.
Gejala klinis :
-
Bila penderita yang mempunyai keluhan, biasanya tidak khas dan serupa
dengan keluhan servisitis gonore, yaitu adanya duh tubuh vagina
Pada pemeriksaan inspekulo sekitar 1/3 penderita dijumpai duh tubuh servks
yang mukopurulen, serviks tampak eritem, ektopi dan mudah berdarah pada
saat pengambilan bahan pemeriksaan dari mukosa endoserviks
2) Benda asing
Adanya benda asing seperti kotoran tanah atau biji-bijian pada
anak-anak ataupun tertinggalnya tampon maupun kondom pada wanita
dewasa, adanya cincin pesariumpada wanita yang menderita prolaps uteri
serta pemakaian alat kontrasepsi seperti IUD dapat merangsang
pengeluaran sekret secara berlebihan.
3) Hormonal
Perubahan hormonal estrogen dan progesteron yang terjadi dapat
dikarenakan adanya perubahan konstitusi dalam tubuh wanitu itu sendiri
IV. DIAGNOSIS
Diagnosis penyebab leukorea dapat dicari dengan memperoleh :
Anamnesis
Dengan anamnesis harus terungkap apakah lekore ini termasuk
fisiolgis atau patologis. Selain disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga
kemungkinan ada benda asing atau neoplasma
Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan speculum harus diperhatikan sifat cairannya seperti
kekentalan, warn, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan
neoplasma (kelompok khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah
pengambilan sediaan untuk pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH
10% untuk kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore.
V. TERAPI
1. Trikomoniasis
Pilihan utama : metronidazole 3x250 mg/hari, per oral selama 7 hari.
Jangan diberikan pada wanita hamil, terutama trimester I
Pilihan lain : Klotrimazol 100 mg/hari intravagina selama 7 hari.
Dapat diberikan pada wanita hamil.
Partner seksual atau sumber kontak dilakukan pemeriksaan rutin traktus
genitourinarius dan pengobatan dengan metronidazole 2 gr peroral dosis
tunggal
2. Kandidiasis
Pilihan utama:
Klotrimazol 100mg/hari selama 7 hari
Nistatin 100.000-200.000 unit/hari intra vagina selama 14 hari
Pilihan lain :
Tiokonazol 300mg per oral, dosis tunggal atau 100 mg/hari selama 3 hari
Mikonazol 100mg/hari intravagina selama 7 hari
3. Vaginosis bakteri
Pilihan utama: Metronidazol 3x 250mg/hari, oral selama 7 hari
Pilihan lain : Ampisilin 4x500mg/hari per oral selama 7 hari
4. Gonore
Pilihan utama : Doksisiklin 2x100mg/hari per oral selama 7 hari
Pilihan lain :
Tetrasiklin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari
Penisilin prokain 4,8 juta U i.m. + Probenesid 1 gr per oral
Ampisilin 3,5 gr + Probenesid 1 gr per oral
Amoksisilin 3 gr + Probenesid 1 gr per oral
5. Klamidiasis
Pilihan utama : Doksisiklin 2x 100 mg/hari oral selama 7 hari
Pilihan lain :
Tetrasiklin 4x500mg/hari oral selama 7 hari
Eritromisin 4x500mg/hari per oral selama 7 hari atau 4x250 mg/hari per os
selama 14 hari
DAFTAR PUSTAKA
Berek, Jonathan S., et all. 1996. Novaks Gynaecology. Twelfth Edition. Baltimore:
Williams & Wilkins
Daili, Sjaiful Fahmi, Wresti Indriatmi B. 2003. Penyakit Menular Seksual. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
De Charney Alan H,M.D. 2003. Current Obstetric dan Gynaecology Diagnosis and
Treatment. New York: McGraw-Hill
Freedberg, Irwin M., et all. 2003. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine.
Sixth Edition. New York: McGraw Hill
Ginekologi. Bandung: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran
Natakusumah, Rustama. 1992. Penatalaksanaan Umum Keputihan (Lekore).
Dalam Kumpulan Makalah Simposium Pengelolaan Keputihan dan Masalah
Terkait dalam Rangka Lustrum VII FKUP & HUT RSHS ke-69. Bandung:
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin
Plourd, David M. 1997. Normal Vaginal Ecosystem Physiology. in Medscape
General Medicine in. www.medscape.com, Diakses 10 Desember 2005
Plourd, David M. 1997. Practice Guide to Diagnosing and Treating Vaginitis . in
Medscape General Medicine in. www.medscape.com, Diakses 10
Desember 2005
Shaw, Robert W., W. Patrick Soutter, Stuart L. Stanton. 2003. Gynaecology. Third
Edition. London: Churchill Livingstone
Wijayanegara, Hidayat, Achmad Suardi, Wiryawan Permadi, Tina Dewi Judistiani.
1997. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
Hasan Sadikin. Edisi ke II. Bandung: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin