Pengertian
Geophysics
Well
Logging
merupakan
suatu
metode
geofisika
yang
mengukur
besaran-besaran fisik batuan
reservoir
yang
memberikan
informasi
bawah
permukaan
yang meliputi karakteristik
litologi, ketebalan lapisan,
kandungan fluida, korelasi
struktur,
dan
kontinuitas
batuan
dari
lubang
bor
(Gordon H., 2004). Wireline
Log merupakan perekaman data
pengukuran secara kontinu di
suatu lubang bor menggunakan
geophysics probe yang mampu
merespon
variasi
sifat
satu
set
kurva
yang
menunjukkan parameter yang
diukur
secara
berkesinambungan
di
dalam
sebuah
sumur
(Harsono,
1993).
Log
dapat
berupa
pengamatan
visual
sampel
yang diambil dari lubang bor
(geological log), atau dalam
pengukuran
fisika
yang
dieroleh dari respon piranti
instrumen
yang
di
pasang
didalam
sumur
(geohysical
log).
Well
loging
dapat
digunakan
dalam
bidang
eksplorasi minyak dan gas,
batubara, air bawah tanah
dan geoteknik.
Logging
sumur
adalah
pengukuran
dalam
lubang
sumur menggunakan instrumen
sehingga
informasi
didapat
real
time
bandwidth yang kecil.
dapat
dengan
vertical.
Metode
ini
memberikan injeksi listrik
ke dalam bumi, dari injeksi
tersebut
maka
akan
mengakibatkan
medan
potensial
sehingga
yang
terukur adalah besarnya kuat
arus (I) dan potensial (V),
dengan
menggunakan
survey
ini maka dapat memudahkan
para
geologist
dalam
melakukan
interpretasi
keberadaan
cebakan-cebakan
batubara
dengan
biaya
eksplorasi
yang
relatif
murah.
Logging
geofisik
untuk
eksplorasi
batubara
dirancang tidak hanya untuk
mendapatkan
informasi
geologi,
tetapi
untuk
memperoleh
berbagai
data
lain,
seperti
kedalaman,
ketebalan
dan
kualitas
lapisn batubara, dan sifat
geomekanik
batuan
yang
menyertai
penambahan
batubara.
Dan
juga
mengkompensasi
berbagai
masalah yang tidak terhindar
apabila
hanya
dilakukan
pengeboran, yaitu pengecekan
kedalaman sesungguhnya dari
lapisan
penting,
terutama
lapisan
batubara
atau
sequence rinci dari lapisan
batubara
termasuk
parting
dan lain-lain.
A.Log Sinar Gamma
Prinsip
dari
log adalah
radioaktivitas
gamma
ray
perekaman
alami bumi,
dimana
sinar
gamma
mampu
menembus
batuan
dan
dideteksi oleh sensor sinar
gamma yang umumnya berupa
detektor sintilasi. Setiap
Gamma
Ray
log
yang
terdeteksi akan menimbulkan
pulsa listrik pada detektor.
Parameter
yang
terekam
adalah
jumlah
pulsa
yang
tercatat per satuan waktu
(cacah GR). Log Sinar Gamma
adalah log yang digunakan
untuk
mengukur
tingkat
radioaktivitas suatu batuan.
Radioaktivitas
tersebut
disebabkan
karena
adanya
unsur
Uraniun,
Thorium,
Kalium pada batuan.
Ketiga
terus
gamma
elemen
ini
secara
menerus
memancarkan
ray
yang
memiliki
sama
dengan kurva SP dan Kaliper.
Skala log gamma ray dari
kiri ke kanan biasanya 0
100
atau
0
150
API.
Walaupun terdapat juga suatu
kasus dengan nilai gamma ray
sampai 200 API untuk jenis
organic
rich
shale.
Log
gamma
ray
sangat
efektif
dalam
menentukan
zona
permeable,
dengan
dasar
bahwa
elemen
radioaktif
banyak terkonsentrasi pada
shale yang impermeable, dan
hanya sedikit pada batuan
yang permeable. Pada formasi
yang impermeable kurva gamma
ray
akan
menyimpang
ke
batuan
sesuai
sifat
radioaktifnya adalah sebagai
berikut:
Radioaktifnya
rendah
sangat
Anhidrid,
garam,
batubara
dan nodule silica. Silica
yang
berlapis
mengandung
radioaktif lebih tinggi dari
berbentuk nodule.
Radioaktif rendah
Batu gamping murni, dolomite
dan batu pasir. Batu gamping
dan dolomite yang berwarna
gelap
lebih
tinggi
radioaktifnya daripada yang
berwarna terang.
Radioaktif menengah
Arkosa,
pelapukan
granit,
batu
lanau,
batu
gamping
lempunagn dan napal. Batu
yang berwarna gelap lebih
tinggi
radioaktifnya
daripada
yang
berwarna
terang.
Respon
rendah
ah
(32,5
tinggi
(0
(60
60
(>100
32,5
100
API)
API)
API)
API)
Anhidr Batupa Arkose Batuan
it
sir
Batuan serpih
Salt Batuga granit Abu
Batuba mping Lempun vulkan
ra
Dolomi gan
ik
t
Pasira Benton
n
it
Gampin
g
Cara
membaca
repon
gamma
untuk
mendapatkan
batas
litologi adalah dengan cara
mengambil sepertiga antara
respon maksimal dan respon
minimal. Cara ini merupakan
aturan yang ditara-ratakan
untuk
mendapat
ketelitian
batas
litologi.
Biasanya
aturan demikian cukup teliti
untuk lapisan batubara yang
tidak
banyak
mengandung
lapisan pemisah (parting) di
dalamnya.
Suatu
hal
yang
perlu
diperhatikan
untuk
dapat
mengkorelasi
respon
gamma
dari
beberapa
lubang
bor
adalah panjang probe selama
pengukuran harus tetap dan
kecepatan penaikan probe ari
dalam lubang harus tetap.
Selain
itu
perlu
pula
ditinjau
pengarh
chasing
walaupun kecil akan tetap
ada.
karakteristik
pengendapannya.
lingkungan
Dalam
operasinya
logging
rapat masa dilakukan dengan
mengukur
sinar
g
yang
ditembakan
dari
sumber
melewati
dan
dipantulkan
formasi
batuan
kemudian
direkam
kembali
oleh
dua
detector
yang
ditempatkan
dalam satu probe dengan
jarak satu sama lain diatur
sedemikan
rupa.
Kedua
detector short dan long
space
diamankan
dari
pengaruh sinar g yang datang
langsung
dari
sumber
radiasi.
Sehingga
yang
terekam oleh kedua detector
hanya
sinar
yang
telah
melewati formasi saja. Dalam
hal
ini
efek
pemendaran
sinar
radiasi
seperti
ditentukan
dalam
efek
pemendaran Compton.
Sinar
gamma
dari
sumber
radioaktif
dipancar
oleh
tumbukan dengan elektron di
dalam
lapisan
tanah
dan
energi
sinar
gamma
akan
hilang kepada elektron untuk
setiap
tumbukan
(efek
compton). Densitas elektron
di dalam material sebanding
dengan densitas curahan atau
massa (bulk or mass density)
material.
Logging densitas dilakukan
untuk
mengukur
densitas
batuan
disepanjang
lubang
bor. Densitas yang diukur
Karakteristik
masing-masing
batuan
pada
log
densitas
adalah sebagai berikut:
Batubara
mempunyai
densitas yang rendah (1,20
1,80 gr/cc)
Konglomerat
mempunyai
densitas
menegah
(2,25
gr/cc)
Mudstone,
batupasir,
batugamping
mempunyai
densitas
menengah
sampai
tinggi (2,65 2,71 gr/cc)
Tabel.Nilai
Batuan
Rapat
Massa
Rapat
Rapat massa
massa saat
Jenis
sebenar loggi
batuan
nya
ng
(gr/cc) (gr/c
c)
Sandsto
2,650 2,684
ne
Limesto
2,710 2,710
ne
Dolomit
2,870 2,876
es
Anhidri
2,960 2,977
d
1,355
Antrasi 1,400te coal 1,800
1,796
Bitumin
1,173
1,200ous
1,500
coal
1,514