Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Nama
NRP
Kelompok
Meja
Tanggal Praktikum
Asisten
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan
Percobaan, (3) Prinsip Percobaan
1.1. Latar Belakang
Es krim adalah produk olahan susu yang paling banyak penggemarnya.
Banyak varietas es krim yang dikenal di dalam dan luar negeri seperti es krim
kacang, crustac es krim, tortoni dan lain-lain. Es krim sendiri sebenarnya
merupakan campuran dari bahan krim, susu, gula, flavoring dan emulsifier yang
dibekukan. Es krim ini dibuat dengan cara membekukan bahan campuran dan dari
produk olahan susu, gula, air, telur, penambahan aroma, pewarna untuk makanan
dan penmabahan penstabil. Dan pada proses pembuatannya adalah penggabungan
proses homogenisasi dengan cara pengadukan (agitasi) dan pembekuan (freezing).
Tekstur yang halus dari es krim disebabkan karena lemak dan uadar terperangkap
didalam campuran. Es krim di Indonesia termasuk kedalam jajanan mahal, karena
mempunyai buaya produksi yang tinggi. Biaya produksi yang tinggi ini
disebabkan oleh tingginya harga susu yag digunakan sebagai bahan baku
utamanya dan tingginya biaya selama pendistribusian untuk sampai ke konsumen
yang diakibatkan oleh pemakaian alat pendingin. Untuk menekan biaya produksi
itu, lemak susu dapat digantikan oleh lemka nabati.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan dari pembuatan es krim ini adalah untuk diversifikasi
prosuk olahan susu, salah satu cara pengawetan susu, meningkatkan nilai
ekonomi, dan untuk mengetahui proses pembuatan es krim.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dari pembuatan es krim ini adalah berdasarkan proses
homogenisasi lemak untuk memperkecil ukuran globula lemak dan proses
pembekuan sehingga terjadi overrun yaitu pembekuan kristal es dan peningkatan
udara sehingga volume udara mengembang.
Penimbangan Bahan
Pasteurisasi T=70oC, 15
Pencampuran I (Kuning
Telur dan Sukrosa)
Pendinginan
dan
Pemberian Essence
Pendidihan Hingga
Letupan Pertama
Pencampuran II
(Maizena dan Whipping
Cream)
Pengukuran Volume
Awal
Homogenisasai dan
Pembekuan pada Ice
Cream Maker
Pengukuran Volume
Akhir
Susu
an
Kuning telur,
sukrosa
Pasteurisasi T = 15
Pengocokan
Pencampuran
Pemasakan
Air
Pencampuran II
Tempering T = 270
Pengukuran volume(Va)
Ice cream
Bab ini menguraikan mengenai (1) Hasil pengamatan dan (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan Ice cream
Berdasarkan pengamatan terhadap pembuatan Ice cream yang telah
dilakukan maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Ice cream
No
Keterangan
Hasil Pengamatan
1 Nama Produk
Es krim
2 Basis
750 gram
3 Bahan Utama
Susu murni 70,52%
4 Bahan Tambahan
Whipping cream 7,05%
gula
15,52%
Kuning telur 4,79%
Maizena 2,12%
5 Berat Produk
Vb=1100 ml , 450 gram
6 % Produk
7 Organoleptik
a. Warna
Krem
b. Rasa
Khas susus dan buah nanas
c. Aroma
Khas susu
d. Tekstur
Lembut
e. Kenampakan
Cerah
9 Gambar
sifat organoleptik berwarna krem, rasa khas susu dan buah nanas, aroma khas
susu, terkstur lembut dan kenampakan cerah.
Es
krim adalah
sebuah
makanan
beku
dibuat
dari produk
susu seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis.
Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk
mencegah pembentukan kristal es besar. Tradisionalnya, suhu dikurangi dengan
menaruh campuran es krim ke sebuah wadah dimasukkan ke dalam campuran es
pecah dan garam. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik
beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air
dan es tersebut. Meskipun istilah es krim sering digunakan untuk menunjuk ke
"dessert" beku dan makanan ringan, tapi sebenarnya digunakan unuk menunjuk ke
"dessert" beku dan makanan ringan yang terdiri dari lemak susu. Banyak negara,
termasuk Amerika Serikat, membatasi penggunaan istilah tersebut berdasarkan
kuantitas dari bahan dasar makanan tersebut(anonim, 2014).
Es krim merupakan produk olahan susu yang
pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas baik.
Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku yang digunakan,
untuk membuat es krim yang memiliki kualitas tinggi bahan bakunya perlu
pengembang dapat
lembut es krim juga dapat diperoleh melalui proses pembekuan cepat yang akan
menghasilkan kristal es berukuran kecil dan halus serta tekstur es krim lembut.
Pembuatan es krim mempunyai prinsip yaitu dapat membentuk rongga udara
pada ice cream mix (ICM), sehingga diperoleh pengembangan volume es krim
agar menjadikan es krim lebih ringan dan tidak padat serta mempunyai tekstur
yang lembut, oleh karena itu es krim merupakan produk olahan susu yang
disukai masyarakat(anonim, 2013).
Es krim dikenal sejak zaman Romawi, yaitu pada 400 tahun Sebelum
Masehi. Produksi es krim secara komersial mulai dilakukan pada abad ke-18,
menyusul ditemukannya mesin freezer pada tahun 1846. Pabrik es krim pertama
dibangun di Baltimore, Amerika Serikat, pada tahun 1851.
Es krim dapat
dikatakan sebagai jenis hidangan paling populer di dunia. Pada tahun 2003,
produksi es krim dunia mencapai lebih dari satu miliar liter dan dikonsumsi oleh
miliaran konsumen per tahun. Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim
adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung
es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau
tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Di pasaran, es krim digolongkan atas
kategori economy, good average dan deluxe. Es krim tidak lain berupa busa (gas
yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es
krim tampak sebagai wujud yang
tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara
(yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air
yang melarutkan gula, garam, dan protein susu. Berbagai standar produk makanan
di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai
volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen overrun).
Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih
hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu rendah,
akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin.
Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan
kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket(anonim, 2014).
Es krim berdasarkan SN1 01-3713-1995 didefinisikan sebagai sejenis makanan
semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim alau campuran
susu, lemak nabati maupun hewani, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain
dan bahan makanan yang diizinkan (Devvan Standardisasi Nasional, 1995).
Komposisi bahan baku es krim yang paling baik adalah lemak 12 persen, padatan
susu tanpa lemak (PSTL) 11 persen, gula 15 persen, bahan penstabil dan
pengelmusi 0,3 persen, sehingga diperoleh total padatan sebesar 38,3 persen.
Lemak Susu
Lemak susu adalah senyawa trigliserida yang mempunyai banyak jenis asam
lemak. Asam butirat dalam susu menyebabkan perbedaan karakteristik yaitu asam
lemak ini tidak terdapat pada lemak hewan yang lain. Lemak susu merupakan
bahan baku utama untuk membuat es krim. Lemak susu dapat memberikan rasa
creamy pada es krim, membentuk body dan melembutkan tekstur dengan cara
mencegah pembentukan kristal es selama proses pembekuan.
Gelatin yang merupakan protein dari hewan banyak digunakan pada industri es
krim, namun telah banyak digantikan oleh polisakarida dari tumbuhan karena
lebih efektif dan lebih murah. Contoh stabilizer antara lain karagenan, alginate,
guar gum, locust been gum, dan karboksil metil selulosa. Es krim yang
menggunakan stabilizer memiliki kristal es yang lebih kecil daripada es krim yang
mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (syaratnya produk yang
telah di pasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kadaluarsa).
2.
3.
4.
panas tetap konstan dan merata maka dilakukan pengadukan terhadap susu selama
proses berlangsung.
2.
HTST Pasteurization
High Temperature Short Time (HTST) Pasteurization dilakukan pada temperature
tinggi dan waktu singkat, yaitu pada temperature 71,7-75,0C selama 15-16 detik.
Prosesnya menggunakan metode kontinyu dengan pelat pemindah panas.
Produknya tahan maksimal selama 2 minggu dalam lemari es.
3.
UHT Pasteurization
Perkembangan lebih lanjut dari teknik pasteurisasi adalah dengan teknik
pemanasan suhu sangat tinggi (UHT). Ultra High Temperature (UHT)
pasteurization merupakan proses pasteurisasi yang dilakukan pada temperatur
sangat tinggi dan waktu sangat singkat, yaitu pada temperatur 131 150 C
selama 0,5 1 detik. Pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi (High
Pressasure) untuk mencegah terjadinya pembakaran susu pada alat pemanas.
Produk dapat tahan dalam suhu ruangan hingga beberapa bulan jika dikemas
dengan baik(anonim, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur es krim adalah ukuran, bentuk
dan distribusi dari kristal es dan partikel lainnya yang membentuk body es krim.
Tekstur es krim yang disukai adalah halus, ditunjukkan oleh kelembutan seperti
beludru dan terasa lembut di mulut. Tekstur yang lembut pada es krim sangat
dipengaruhi oleh komposisi campuran, pengolahan dan penyimpanan Proses
homogenisasi untuk memcah ukuran globula-globula lemak yang akan
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil yaitu dengan basis 750 gram
diperoleh berat produk 450 gram dengan % over run sebesar 69,23 %, dengan
sifat organoleptik berwarna krem, rasa khas susu dan buah nanas, aroma khas
susu, terkstur lembut dan kenampakan cerah.
4.2. Saran
Praktikum percobaan sebaiknya peralatan dilengkapi lagi dan dari segi
prosedur juga harus sama dan jelas, juga pada sampel yang digunakan sebaiknya
lebih bervariasi lagi, tidak menggunakan sampel yang sama untuk beberapa
metode percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2011). Homogenisasi.http://lordbroken.wordpress.com/2011/12/12/eskrim-2/. Diakses : 14 April 2015
Anonim.(2011). Homogenisasi. http://pelajaranilmu.blogspot.com
pasteurisasi-sterilisasi.html. Diakses 14 April 2015
/2012/04/