0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
496 tayangan5 halaman
Deskripsi:
Nama : Fittrie M Pratiwy NPM :230110070028 Kelas : Perikanan A Tugas Manejemen Mutu Terpadu, HACCP Terasi Udang Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk Terasi Udang Deskripsi Produk : Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet No Alur Prose
Nama : Fittrie M Pratiwy NPM :230110070028 Kelas : Perikanan A Tugas Manejemen Mutu Terpadu, HACCP Terasi Udang Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk Terasi Udang Deskripsi Produk : Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet No Alur Prose
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Nama : Fittrie M Pratiwy NPM :230110070028 Kelas : Perikanan A Tugas Manejemen Mutu Terpadu, HACCP Terasi Udang Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk Terasi Udang Deskripsi Produk : Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet No Alur Prose
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
NPM :230110070028 Kelas : Perikanan A Tugas Manejemen Mutu Terpadu, HACCP Terasi Udang
Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya
Nama Produk Terasi Udang Deskripsi Produk : Terasi merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran yang berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1. Penerimaan bahan baku 1.Bahaya Fisik 1. Menerapkan 2. Sortasi - adanya kontaminasi dari bahan SSOP yang 3. Pencucian pencemar seperti kotoran bahan sesuai dengan 4. Penirisan baku berupa cangkang udang, standar nasional, 5. Penimbangan rambut. seperti 6. Penggaraman - udang busuk yang kut terbawa penggunaan alat 7. Pengeringan I akibat ketidaktelitian sortasi. pelindung 8. Penggilingan I - Adanya bahan pencemar lain tangan, kepala, 9. Fermentasi pada bahan tambahan garam masker, dan 10. Pengeringan II seperti kotoran kerikil, batu dan baju khusus 11. Penggilingan II lain-lain. pada saat 12. Pencetakan 2.Bahaya Kimiawi pengolahan 13. Pengepakan -Penggunaan pewarna yang bukan produk, untuk pewarna makanan seperti menggunakan Rhodamin B yang merupakan zat ruang tertutup berbahaya namun sering dan higienis, ditemukan sebagai bahan pewarna penyortiran terasi. kembali bahan -Penggunaan bahan-bahan kimia baku agar bahan pada saat sanitasi alat-alat sehingga pencemar atau dapat mencemari produk bahan baku 3.Bahaya Biologis busuk yang -pada saat fermentasi, yang dapat seharusnya menggunakan kerja menyebabkan bakteri Lactobacillus sp. Namun pencemaran jika tidak higienis maka akan tidak ikut mncul bakteri pembusuk dan terbawa dalam pathogen seperti staphylococcus proses produksi sp. dan salmonella sp. selanjutnya. 2. Penerapan GMP dan sertifikasi label dan penggunaan bahan-bahan tambahan seperti pengawet berdasarkan yang telah ditetapkan standar nasional. 3. Pelaksaaan fermentasi pada ruang yang telah disanitasi terlebih dahulu. Serta penggunaan alat-alat yang higienis dan prosedur yang tepat.
Tabel 2. Analisa Resiko Bahaya
Nama Produk : terasi Udang Bahan Baku : Udang basah atau udang kering Konsumen : Masyarakat luas, baik dewasa, anak-anak maupun lanjut usia. Cara Penyimpanan : Produk akhir terasi udang dimasukkan ke dalam kemasan selanjutnya dimasukkan ke dalam master karton dengan cepat, cermat, sanitizer sesuai dengan label. Penataan terasi udang dalam gudang penyimpanan berada pada suhu ruang, dan penyimpanannya diatur sehingga memudahkan pembongkaran. Agar tahan lama dan tidak menebarkan bau tajam. Sebaiknya disimpan dalam wadah bertutup dalam keadaan mentah atau matang. Cara Distribusi : Setelah dilakukan pengepakan dan penyimpanan dalam gudang yang bersuhu tuang, maka selanjutnya adalah proses distribusi dengan menggunakan kendaraan guna dipasarkan ke masyarakat luas baik malalui agen, pengumpul, ataupun langsung dipasarkan ke konsumen. Cara Mengkonsumsi : Dicampurkan pada masakan sebagai penyedap rasa. Proses Pengolahan : 1. Udang dicuci bersih untuk membuang kotoran dan lumpur yang melekat kemudian ditiriskan 2.Tambahkan garam sebanyak 5% dari berat udang/ikan dan pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan kemudian diaduk rata 3.Tempatkan campuran tersebut pada wadah tampah dan ratakan agar ketebalannya 1 – 2 cm 4.Jemur sampai setengah kering sambil diaduk selama penjemuran agar merata tingkat kekeringannya 5.Giling / tumbuk agar halus dan di bentuk adonan gumpalan-gumpalan tersebut 6.Hasil tumbukan berupa tumbukan-tumbukan bulat dibungkus dengan tikar atau daun pisang kering.Biarkan selama satu hari sampai dua hari. 7.Jemur kembali sambil dihancurkan supaya cepat kering. Jika terlalu kering dapat ditambahkan air.Waktu penjemuran 3 – 4 hari dan kondisi dijaga agar tidak terlalu kering 8.Buat gumpalan-gumpalan kembali dan bungkus dengan daun pisang kering 9.Simpan selama 1 – 4 minggu, supaya terjadi proses fermentasi sampai tercium bau khas terasi.
Kelompok Bahaya Kategori Resiko
No. Bahan/Ingredien A B C D E F 0/I/II/III/IV/V/VI garam x x II Bahan pengawet danx x x x x x A+ pewarna Keterangan : 1. Kelompok Bahaya A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi (a.l. pasien & gol. Resti) B = Mengandung bahan yang sensitif thd bahaya biologis/kimia/fisik C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen 2. Kategori Bahaya Kategori Resiko Karakteristik Bahaya Keterangan 0 0 (Tidak Ada Bahaya) Tidak mengandung bahaya A s/d F I (+) Mengandung satu bahaya B s/d F II (++) Mengandung dua bahaya B s/d F III (+++) Mengandung tiga bahaya B s/d F IV (++++) Mengandung empat bahaya B s/d F V (+++++) Mengandung lima bahaya B s/d F VI A+ (kategori Khusus) Kategori resiko paling tinggi (semua makanan yang mengandung bahaya A, baik dengan atau tanpa bahaya B s/d F Berdasarkan penilaian bahaya bahan tambahan(Ingredient), garam dikelompokan ke dalam kategori resiko ke II karena garam yang bukan murni dapat menyebabkan pencemaran produk, dan berpengaruh pada proses fermentasi yang dapat menyebabkan imbulnya bakteri pembusuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Sedangkan bahan pengawet dan pewarna dikategorikan A+ karena melihat adanya potensi bahaya yang cukup serius dari penggunaan bahan kimia ini, terutama sekarang banyak penggunaan rhodamine B yang jelas-jelas berbahaya sebagai pewarna terasi. Sumber: http://www.keslingmks.files.wordpress.com/2009/01/fermentasi-terasi.doc http://www.bsn.go.id/sni http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_tknprcss_terasi.php