Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sediaan nutrisi parenteral merupakan bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Diberikan pada
penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi sehingga
sediaan ini harus terjaga sterilitas maupun kandungannya dalam penyimpanan.
Dalam rangka peningkatan pelayanan perbekalan farmasi dibutuhkan
suatu pedoman tentang penyimpanan sediaan nutrisi parenteral di sarana
instalasi farmasiataupun di unit pelayanan farmasi sehingga dapat menjaga
ketersediaan dan kualitas dari sediaan sebelum digunakan oleh pasien serta
merupakan bagian standar
Penyimpanan sediaaan nutrisi parenteral merupakan bagian dari pengolaan
sediaan farmasi dimana apoteker bertanggung jawab menjamin ketersediaan dan kualitas
dari sediaan farmasi.
Penyimpanan sediaan nutrisi parenteral merupakan salah satu bagian
dari sistemmanajemen obat,yang menjadi bagian dari proses pengelolaan
perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi meliputi penerimaan,penyimpanan,
pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian serta pelaporan perbekalan farmasi
agar kualitas dan kuantitas tetap terjamin. Sehingga perlu adanya pedoman untuk
menjaga

keteraturan

serta

menjamin

keberlangsungan

dari

kegiatan

penyimpanan sediaan nutrisi parenteral.


Manfaat pedoman penyimpanan nutrisi parenteral adalah untuk:
1. Terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan farmasi.
2. Tertatanya perbekalan farmasi
3. Kemudahan aksesdalam pengendalian dan pengawasan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud pedoman ini adalah sebagai panduan untuk membantu penjaminan
kualitas sediaan farmasi khususnya sediaan nutrisi parenteral dalam rangka peningkatan
pelayanan Instalasi Farmasi
1

1.3. Landasan Hukum


1.

Undang-undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2.

Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

3.

Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi, 2008 Ditjen Binfar Alkes Depkes RI

4.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit.

BAB II
TINJAUAN PENYIMPANAN SEDIAAN NUTRISI PARENTERAL
2.1. DEFINISI NUTRISI PARENTERAL
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan secara langsung
melalu pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena. Nutisi parenteral diberikan bila usus tidak dapat berfungsi normal (misalnya, karena
obstruksi, ileus, short bowel syndrom) atau bila diperlukan untuk mengistirahatkan usus
(misalnya, pada kondisi kolitis ulseratif, radang pankreas yang parah) dan pada kondisi katabolik
tertentu dimana kebutuhan nitrogen atau energi tidak dapat dipenuhi melalui rute enteral. Bila
nutrisi enteral diperlukan sebagai satu-satunya sumber nutrisi yang diperlukan tubuh, bukan
hanya sebagai suplemen, maka nutrisi parenteral dikenal sebagai Nutrisi Parenteral Total.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan mengenai Nutrisi Parenteral Total yaitu
sebagai berikut:
1

Penggunaan Nutrisi Parenteral Total biasanya terbatas karena adanya gangguan


pada saluran pencernaan

Indikasi pemberian nutrisi parenteral pada pasien yang kekurangan gizi/ asupan
makanan secara enteral tidak terpenuhi sebelum menjalani pembedahan,
kemoterapi, gangguan saluran pencernaan yang berat/ perkepanjangan, operasi,
trauma/luka bakar, koma yang berkepanjangan, dan pada beberapa pasien yang
mengalami gagal ginjal/hati

Formula nutrisi parenteral total harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi


masing-masing individu yang mengandung cairan, protein, karbohidrat, lemak,
elektrolit, mineral dan vitamin dalam jumlah yang tepat.

Ketidakseimbangan cairan elektrolit harus dikoreksi sebelum diberikan nutrisi


parenteral.

2.2. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL


1

Asupan energi yang cukup untuk menghasilkan pertumbuhan yang normal dan
perkembangan neonatus bayi dan anak

Keseimbangan energi serta ketersediaan kalori lemak bagi orang dewasa

Meningkatkan hasil klinis yang positif


3

2.3. PENYIMPANAN SEDIAAN NUTRISI PARENTERAL


1. Standard solution
Macam-macam Standard solution :
-

Dextrose

- Magnesium

Sodium

- Zinc

Potassium

- permanganate

Chloride

- iron

Calsium

- acetate

Phosphor
(Aquilina, 2007).

Lindungi dari cahaya, simpan pada lemari es dengan suhu 2-80C. Perhatikan kebersihan
dan stabilitasnya. Dalam keadaan darurat dapat disimpan pada coolbox yang dilengkapi
es batu (Muhlebach, 2009).
2. Sediaan nutrisi Lipid parenteral
Kalori
Lemak
Osmolaritas
pH
Purified egg phospholipid
Glicerol anhidrat
(Aquilina, 2007)

Lipid 20%
20 kcal/mL
0,2 g/mL
350 mOsm/kg H2O
8
12 g/L
22 g/L

Lipid 30%
30 kcal/mL
0,3 g/mL
310 mOsm/kg H2O
7,5
12 g/L
16,7 g/L

Terlindung dari cahaya matahari, saran penyimpanan optimal 2-8oC tidak boleh
lebih dari 30oC , hindari jangan sampai sediaan membeku. Bila sediaan membeku
segera dibuang karena dapat membahayakan pasien. Saran penggunaan, 4 jam
setelah sediaan dibuka. Apabila sediaan telah dicampur dengan sediaan lain
maupun direpacking, maka sediaan stabil pada suhu 4oC selama 2 minggu (ACI,
2011; Lawrence, 2009).

2. Sediaan nutrisi multivitamin

Sediaan dapat disimpan selama 24 bulan pada temperature dibawah 250C, jangan
sampai membeku. Lindungi dari cahaya, bila terbuka sediaan hanya bertahan
selama 24 jam sebelum ada kemungkinan kontaminasi (ACI, 2011; Lawrence,
2009).
3. Sediaan nutrisi parenteral + Trace element
Macam trace element : permanganate, zinc, copper, chronium, selenium.
Sediaan dapat disimpan selama 24 bulan pada temperature dibawah 250C, jangan
sampai membeku. Lindungi dari cahaya, bila terbuka sediaan hanya bertahan
selama 24 jam sebelum ada kemungkinan kontaminasi (Muhlebach, 2009).
4. Admixture
Lindungi dari cahaya, simpan pada lemari es dengan suhu 2-80C. Perhatikan
kebersihan dan stabilitasnya. Jika sediaan mengandung lipid hindari agar tidak
sampai membeku, jika tidak sediaan boleh dibekukan. Dalam keadaan darurat
dapat disimpan pada coolbox yang dilengkapi es batu (Muhlebach, 2009).
5. Sediaan nutrisi parenteral asam amino
Ditempatkan sedimikian rupa, agar terlihat apabila terjadi perubahan warna
ataupun kekeruhan .Lindungi dari cahaya, dan lindungi dari temperature yang
ekstrem seperti suhu beku atau suhu lebih dari 40 C. Setelah sediaan dibuka dan
digunakan bertahan hingga 24 jam. Apabila sediaan telah dicampur dengan
sediaan lain maupun direpacking, maka sediaan stabil pada suhu 4 oC selama 2
minggu (ACI, 2011; Lawrence, 2009).

BAB III
PENUTUP
1. Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan secara
langsung melalu pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi parenteral
diberikan secara intravena.
2. Kondisi Penyimpanan sediaan nutrisi parenteral:
a. Nutrisi parenteral dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat nutrisi
parenteral harus disimpan pada suhu maupun kondisi yang disarankan oleh pabrik
pembuat sebelum di racik ataupun digunakan. Setelah peracikan maupun
penambahan bahan lain, sediaan nutrisi parenteral harus disimpan dalam lemari es
hingga nantinya di gunakan pasien (simpan pada suhu 2- 8 derajat celsius).
Sediaan yang mengandung lipid tidak boleh membeku karena dapat
membahayakan pasien.Sebelum digunakan nutrisi parenteral harus sudah
dikeluarkan dari lemari es 1-2 jam sebelumnya.
b. Terhindar dari cahaya matahari
Cahaya dan peningkatan suhu dapat mempengaruhi stabilitas secara kimia
contohnya pada vitamin A dan E yang sensitif akan cahaya. Lemak dapat
mengalami oksidasi ketika terkena cahaya matahari. Nutrisi parenteral harus
terlindungi dari sinar matahari menggunakan cover pelindung yang disediakan
produsen. Sediaan yang sudah dibuka maksimal penyimpanan 24 jam, khusus
sediaan lipid hanya 12 jam.

DAFTAR PUSTAKA
Aquilina A. 2007. Guideline for administration of enteral and parenteral nutrition
in pediatric. Kanada.
ACI. 2011, Parenteral Nutrition Pocketbook.
Fakultas Farmasi Hasanuddin Makassar. 2013, Nurtrisi Parenteral Pada Orang
Dewasa, Makassar.
Lawrence. 2009. Handbook on Injectable Drugs 15th ed. American Society of
Health-System Pharmacists Bethesda, Maryland.
Muhlebach. 2009, Guideline on Parenteral Nutition. German Medical Science.
German.
Russell D. 1999, Guideline for Intravenous Trace Element And Vitamins. Royal
Melbourne Hospital. Melbourne.

Anda mungkin juga menyukai