PSIKOTIK
I.
A. Pengertian
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.
B. Ganguan Psikotik Akut
a. Gambaran utama perilaku:
1. Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
2. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
3. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
4. Kebingungan atau disorientasi
5. Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan
berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa
serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar
suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
2. Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh
kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh
tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
4. Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
b. Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan
adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
1.
Epilepsi
2.
3.
4.
5.
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan
psikotik kronik lain
6.
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses
pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
7.
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
C. Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
a. Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan
disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan
keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu
disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :
a. Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakit
sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
b. Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan
hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak
pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa
masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat
c. Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:
1.
2.
3.
2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
c.
Pengobatan
Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)
Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang
dilaporkan keluarga
Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :
o Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
o Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
o Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural,
merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal
o Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak
lazim di dalam tubuhnya
o Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran
Diagnosa banding
Beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding psikosis akut diantaranya adalah :
o Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana perasaan yang menurun atau sedih,
pesimisme, perasaan bersalah)
o Gangguan bipolar jika ditemukan gejala mania (eksitasi, suasana perasaan
meningkat, penilaian diri yang berlebihan)
o Intoksikasi kronik atau putus zat karena alkohol atau zat/bahan lain (stimulansia,
halusinogenik)
o Efek penggunaan zat psikoaktif atau gangguan depresif dan gangguan ansietas
menyeluruh jika berlangsung setelah satu periode abstinensia (misalnya, sekitar 4
minggu)
E. Penatalaksanaan
Berikut ini akan diuraikan tentang penatalaksanaan pada pasien psikotik kronik secara
medik.
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang asuhan keperawatan pada pasien halusinasi, waham, isolasi sosial, defisit perawatan
diri. Beberapa informasi yang dapat saudara sampaikan pada pasien dan keluarga antara
lain :
o Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson (antara lain
trihexyphenidil 2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3x sehari,
diphenhydramine 50 mg 3 x sehari)
Rujukan
Beberapa kriteria perlunya rujukan kasus adalah :
o Semua kasus baru dengan gangguan psikotik
o Depresi atau mania dengan gejala psikotik.
o Perlu kepastian diagnosis dan terapi yang paling sesuai pada kasus kronis
o Keluarga merasakan terbebani dengan kondisi pasien dan memerlukan konsultasi
dengan pelayanan masyarakat yang sesuai
o Pertimbangkan konsultasi untuk kasus dengan efek samping motorik yang berat
tidak berharga dan mengakibatkan keluarga kurang tepat dalam menanganni klien di rumah
atau regimen therapeutik tidak efektif.
Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.
2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa
sesuatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu
melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti
pakaian dan berhias yang rapi.
5. Sikap curiga, bermusuhan , menarik diri, sulit membuat keputusan, ketakutan,
mudah tersinggung, jengkel , mudah marah, ekspresi wajah tegang, pembicaraan
kacau dan tidak masuk akal, banyak keringat.
Dibawah ini beberapa tipe dari halusinasi (Cancro & Lehman, 2000):
1. Halusinasi Pendengaran
Mendengar suara-suara, sering mendengar suara-suara orang berbicara atau
membicarakannya, suara-suara tersebut biasanya familiar. Halusinasi ini paling
sering dialami klien dibandingkan dengan halusinasi yang lain.
2. Halusinasi Penglihatan
Melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada, seperti cahaya atau seseorang yang
telah mati.
3. Halusinasi Penciuman
Mencium bau-bau padahal di tempat tersebut tidak ada bau. Tipe ini sering
ditemukan pada klien dengan dimensia seizure atau mengalami gangguan
cerebrovaskuler.
4. Halusinasi Sentuhan
Perasaan nyeri, nikmat atau tidak nyaman padahal stimulus itu tidak ada.
5. Halusinasi Pengecapan
Termasuk rasa yang tidak hilang pada mulut, perasaan adanya rasa makanan dan
berbagai zat lainnya yang dirasakan oleh indra pengecapan klien.
Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang
terdiri dari:
1. Fase Pertama
Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin
melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk
menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika
kecemasan datang klien dapat mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya
namun intesitas persepsi meningkat.
2. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal,
individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi
menonjol, gambarn suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang
jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan
seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.
3. Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa
dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi
kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Fase Keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya.
Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah,
memarahi. Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk
dengan halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung
secara singkat atau bahkan selamanya.
Asuhan Keperawatan
Tujuan
1. Membantu klien mengenal halusinasinya.
2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.
3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
SP I P.
Menghardik halusinasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intervensi.
Mengidentifikasi jenis halusinasi.
Mengidentifikasi isi halusinasi.
Mengidentifikasi waktu halusinasi.
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.
Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.
SP II P.
Bercakap-cakap dengan orang lain.
Intervensi.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP III P.
Melakukan kegiatan/ aktifitas.
Intervensi.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
Asuhan Keperawatan Jiwa
kegiatan/aktivitas.
3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV P.
Minum obat secara teratur.
Intervensi.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien.
2. Memberian pendidikan kesehatan tentang penggunaan/ minum obat secara
teratur.
3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian .
SP I K.
Intervensi.
1. Mendiskusikan masaalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
2. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, jenis
halusinasi serta proses terjadinya halusinasi.
3. Menjelaskan cara merawat klien halusinasi.
SP II K.
Intervensi.
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi.
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
SP III K.
Intervensi.
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat
discharge planning
2. Menjelaskan fllow up klien setelah pulang
10
I.
IDENTITAS KLIEN
Tanggal Pengkajian
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Inisial Klien
Umur
Jenis Kelamin
Agam
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
Tanggal Masuk RS
Diagnosa Medis
No RM
Ruangan
Penanggung jawab
: 20-12-2010
: Tn. E
: 28 Tahun
: Laki-Laki
: Kristen protestan
: SMA
: Karang panjang
: Tidak ada
: 06/12/2010
: Psikotik Akut
: 01-35-48
: Asoka (Bangsal Laki-Laki)
: Tn.S
11
o
o
o
o
:
:
:
:
120/70 mmHg
36,0C
84 x/menit
18 x/menit
X
?
28
Keterangan:
o Laki laki
o Perempuan
o Klien
o Hubungan perkawinan
o Tidak diketahui
:?
:X
Meninggal
a. Konsep Diri
12
1. Gambaran Diri
Klien mengatakan ia menyukai seluruh anggota tubuhnya
2. Identitas Diri
Klien mampu menyebutkan namanya dan identitas dirinya.Klien mengatakan ia belum
menikah
3. Peran Diri
Saat di anamnesa klien mengatakan bahwa ia tidak tahu sebelum sakit pernah bertugas
atau berperan sebagai apa
4. Ideal Diri
Klien ingin cepat sembuh dan kembali ke keluaraga
4. Harga Diri
Hubungan klien dengan orang lain, klien cepat berinterasi, bergaul dengan banyak
orang,tetapi klien sering menyendiri dan berdiam diri di tempat tidur dan sering
mendengarkan bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk pergi .
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
b. Hubungan sosial
Sebelum sakit
1. Orang yang paling berarti dalam kehidupan klien yaitu ibunya
2. Pasien mengikuti kegiatan dalam masyarakat yaitu sering mengikuti bakti social dan
selalu berkumpul dengan masyarakat di sekitarnay
Saat Sakit
Pasien mampu berinterakssi dengan tim medis dan teman-temanya
c. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragama islam
2. Kegiatan Beribadah
Sebelum sakit klien sering sholat dan pada saat sakit klien tidak pernah sholat
VII.
STATUS MENTAL
a. Penampilan
Klien sehari hari rapih dan rajin mandi pagi dan siang,klien berpakaian sesuai dengan
aturan, menggunakan alas kaki
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
b. Pembicaraan
Gaya bicara klien, cepat berinteraksi dengan orang yang mengajak bicara
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah kerperawatan
c. Aktifitas motorik
Klien tidak bisa tidur,karna ada suara yang menyuruhnya untuk pergi
Masalah Keperawatan:Halusinasi pendengaran
d. Suasana perasaan
Ekspresi klien terlihat sedih atau putus asa dan merasa kurang di perhatikan keluarga
Masalah Keperawatan: Harga Diri Renda (HDR)
13
e. Afek
Kurang yaitu klien selalu membutuhkan waktu dalam menjawab pertanyaan
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
f. Interaksi selama wawancara
Kontak mata Baik , suara terdengar dengan jelas
Masalah Keperawatan; Tidak ada masalah keperawatan.
g. Proses pikir
Saat dianamnessa klien mampu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari perawat
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
h. Isi pikir
Pikiran yang sering muncul adalah cepat sembuh dan pulang berkumpul dengan
keluarganya
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
i. Tingkat Kesadaran
Klien dapat Berorientasi terhadap :
o Tempat yaitu apabila di tanya abang sekarang berada di mana? Klien
menjawab, sekarang saya berada di RSJ
o Waktu yaitu apabila di tanya sekarang jam berapa? Klien menjawab, sekarang
pukul 11.00 WIT
o Orang yaitu saat di tanya siapa saya? Klien menjawab, Budiarto
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
j. Memori
o Jangka panjang : Klien dapat mengingat saat di bawa ke RSJ oleh
keluargannya
o Jangka pendek : Tadi pagi, sebelum mandi Amir sudah menggosok gigi atau
belum? Saya sudah menggosok gigi Pa Mantri
Masalah Keperawatan:Tida ada masalah keperawatan
k. Konsentrasi dan berhitung
o Klien cepat lelah jika di ajak bicara terlalu lama
o Kemampuan berkonsentrasi: Klien mampu berkosentrasi bila di tanya
o Kemampuan berhitung : Klien mampu berhitung mulai dari 1-50
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
m.Kemampuan penilaian
Klien mau melakukan aktivitas yang diatur oleh perawat
14
o Pada saat wawancara klien mengatakan cepat lelah jika di ajak bicara
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
IX.
Jadwal kegiatan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
Waktu
Kegiatan
15/12/2010
16/12/2010
17/12/2010
M
B
M
B
07.00WIT
07.15 WIT
Bangun pagi
Merapikan
tempat
M
B
07.30 WIT
09.00 WIT
10.00 WIT
tidur
Merapian tempat tidur
Sarapan pagi
Berbincang
dengan
B
M
M
B
M
M
B
M
M
12.30 WIT
12.40 WIT
13.00 WIT
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Keterangan :
15
: Ketergantungan
X.
ASPEK MEDIK
16
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
Data Objektif
17
ANALISA DATA
No
Data
1. Data Subjektif
Pasien mengatakan:
Sering mendengarkan bisikanbisikan yang di dengarnnya pada
waktu malam hari
Suara itu menyuruhnya untuk
pergi kau
Suara itu selalu menghantuinya di
saat menyendiri
Data Objektif
Klien suka menyendiri
Tertawa
sendiri,senyum
sebagainya
2.
dan
Data Subjektif
Pasien mengatakan
Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
klien
ingin
menikah dengan kekasinya tetapi
orang
tua
tidak
merestui
hubungan mereka
Datab Objektif
Kontak mata kurang
Suara pelan
Cepat bosan bercerita dengan
teman-teman dan perawat
Masalah Keperawatan
18
XII.
Pohon Masalah
(Cor Problem )
Resiko Perilaku
Kekerasan
Afek
Masalah Utama
( Halusinasi Pendengaran )
Harga Diri Rendah (HDR)
Keputusa
Penyebab
19
Strategi
Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran
Hari Pertama : 14/12/2010
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
o Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu malam hari
o Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
o Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Data Objektif
o Klien suka menyendiri
o Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan keperawatan
o Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Membantu klien mengenal halusinasinnya
o Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi
o Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Tindakan keperawatan
SP I. P
Menghardik halusinasi
Intervensi:
1. Membina hubungan saling percaya
2.Mengidentifikasi jenis halusinasi.
3.Mengidentifikasi isi halusinasi.
4.Mengidentifikasi waktu halusinasi.
5.Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.
6.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
20
c. Validasi
o Bagaimana perasaannya pagi ini ?
o Bapak sudah mandi atau belum?
c.Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah yang Bapak
alami sekarang?
Tempat:Dimana tempat yang Bapak suka untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di sini saja?
Watu : Bapak maunya ita berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau 15
menit?
2. Fase kerja
a. Apakah Bapak sering mendengarkan bisikan-bisikan dari luar?
b. Apakah suara itu suara manusia atau suara binatang? ..Apakah yang di
katakana suara itu?
c. Berapa kali dalam sehari Bapak mendengar suara itu?
d. Kira-kira berapa lamakah suara itu muncul?
e. Pada saat atau situasi seperti apakah bisikan itu munculdan menggangu Bapak ?
f. Apa yang bapak rasakan pada saat suara itu muncul ?
g. Apa yang Bapak lakukan jika suara itu datang?
h. Apakah bapak mengikuti suara itu?
i. Bagaimana kalau kita belajar tentang cara menghilangkan suara-suara dari
pendengaran bapak, yaitu dengan cara menghardik halusinasi.
Caranya seperti ini :
Bila suara-suara itu muncul lagi bapak lakukan dengan cara ini, tutup kedua
telinga bapak, kemudian katakan saya tidak mau dengar, kamu palsu,pergi kamu
dari sini katakan secara berulang-ulang
sampai suara itu hilang dari
pendengaran bapak, bisa lakukan, baguscoba bapak lakukan sekali lagi,
bagus.berarti bapak sudah bias melakukannya sendiri.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
21
Kontrak
o Topik
Bapak, bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang suara-suara yang
sering bapak dengar?
o Waktu
Pagi ini, kita hanya berbicara selama 25 menit saja, gimana pak?
o
Tempat
Sesuai dengan perjanjian kita kemarin, bahwa kita akan bercakap-cakap
diruangan ini saja?
a. Fase kerja
o Bapak perasaan bapak hari ini?
o Apakah bapak masih sering mendengar suara-suara itu?
o Apakah dengan cara yang pertama itu sudah hilang?
o Karena bapak masih dengar suara-suara dan dengan cara yang pertama
belum berhasil maka Bagaimana kalau kita belajar cara
mengendalikan/mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain (klien/perawat)
Caranya seperti ini.
Bila suara-suara itu muncul bapak lakukan dengan cara menghindar
dan segera pergi tinggalkan suara itu kemudian cari klien/perawat
kemudian bapak bercerita tentang apa yang bapak dengar tadi, begitu
seterusnya apabila bapak dengar suara itu, bisa lakukan, bagus..coba
bapak lakukan sekali lagi, bagus.berarti bapak sudah bisa melakukan
sendiri.
b. Terminasi
Evaluasi subyektif
o Apakah bapak mengerti apa yang baru saja kita bicarakan?
22
Evaluasi obyektif
o coba bapak sebutkan apa yang bapak lakukan bila bapak mendengar
suara-suara itu lagi?
Rencana tindak lanjut (RTL)
o Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak dapat mengenal
saya dan kita bisa melanjutkan pembicaraan ini. Bagaimana kalau
besok
kita
bertemu
lagi
untuk
belajarmelakukan
kegiatan/aktifitasagar bisa mengalihkan perhatian bapak untuk tidak
mendengar suara-suara itu lagi.
Kontrak yang akan datang
o Topik
bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
percakapan tentang cara mengontrol/mengendalikan halusinasi itu yang
lain?
o Waktu
Kira-kira jam berapa pak? bagaimana kalau besok jam 10.00 wit atau
seperti jam begini?
o Tempat
bapak, mau dimana kita bicara? Apakah disini lagi atau ditempat lain
supaya suasananya lebih baik?
Baik bapak, terimakasih untuk hari ini, sampai ketemu besok di waktu
yang sama, selamat siang pak.
23
24
Kontrak
o Topik
Bapak, bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang suara-suara yang
sering bapak dengar?
o Waktu
Pagi ini, kita hanya berbicara selama 10 menit saja, gimana pak?
o
Tempat
Sesuai dengan perjanjian kita kemarin, bahwa kita akan bercakap-cakap
di taman
d. Fase kerja
o Bapak perasaan bapak hari ini?
o Apakah bapak masih sering mendengar suara-suara itu?
o Apakah dengan cara yang pertama itu sudah hilang?
o Karena bapak masih dengar suara-suara dan dengan cara yang pertama
belum berhasil maka Bagaimana kalau kita belajar cara
mengendalikan/mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain (klien/perawat)
Caranya seperti ini.
Bila suara-suara itu muncul bapak lakukan dengan cara menghindar dan
segera pergi tinggalkan suara itu kemudian cari klien/perawat kemudian
bapak bercerita tentang apa yang bapak dengar tadi, begitu seterusnya
apabila bapak dengar suara itu, bisa lakukan, bagus..coba bapak
lakukan sekali lagi, bagus.berarti bapak sudah bisa melakukan sendiri.
e. Terminasi
Evaluasi subyektif
Apakah bapak mengerti apa yang baru saja kita bicarakan?
Evaluasi obyektif
25
coba bapak sebutkan apa yang bapak lakukan bila bapak mendengar suarasuara itu lagi?
Rencana tindak lanjut (RTL)
o Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak dapat mengenal saya
dan kita bisa melanjutkan pembicaraan ini. Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi untuk belajarmelakukan kegiatan/aktifitasagar bisa
mengalihkan perhatian bapak untuk tidak mendengar suara-suara itu lagi.
Kontrak yang akan datang
o Topik
bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
percakapan tentang cara mengontrol/mengendalikan halusinasi itu yang
lain?
o Waktu
Kira-kira jam berapa pak? bagaimana kalau besok jam 10.00 wit atau
seperti jam begini?
o Tempat
bapak, mau dimana kita bicara? Apakah disini lagi atau ditempat lain
supaya suasananya lebih baik?
Baik bapak, terimakasih untuk hari ini, sampai ketemu besok di waktu
yang sama, selamat siang pak.
26
2. Diagnose Keperawatan
- Perubahan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan keperawatan
Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
Klien dapat dapat melupakan halusinasi dengan beraktivitas
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan beraktivitas
4. SPIII P
Melakukan kegiatan/aktivitas
5. Tindakan keperawatan
Mengevaluasi kegiatan klien
Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan/aktivitas
Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan
1. Fase awal/Orientasi
Salam teraupetik disertai perkenalan
o Selamat pagi pak?
o Mengulurkan tangan untuk bersalaman
o Masih ingat saya tidak pak?
27
Validasi
o bapak, masih ingat sama saya tidak?
o bagaimana tidurnya semalam pak?
o Apakah bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemarin?
o Bagus, ternyata bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan
kemarin.
Kontrak
o Topik
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang yang kemarin?
o Tempat
Gimana kalau kita bercakap-cakap diruangan ini saja?
o Waktu
Pagi ini gimana kalau kita bercakap-cakap 20 menit saja?
2. Fase kerja
o Apakah bapak masih sering mendengar suara-suara itu?
o Apakah dengan cara yang pertama dan kedua itu sudah hilang?
o Karena bapak masih dengar suara-suara dan dengan cara yang
pertama dan kedua belum berhasil maka Bagaimana kalau kita belajar
cara mengendalikan/mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu
mengendalikan/mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas dengan orang lain (klien/perawat)
Caranya seperti ini.
Bila suara-suara itu muncul bapak panggil perawat kemudian bapak
bercerita tentang apa yang bapak dengar tadi, terus bapak minta ijin
keluar untuk berolah raga sama-sama,begitu seterusnya apa bila bapak
dengar suara itu, bisa lakukan, bagus..coba bapak lakukan sekali lagi,
bagus.berarti bapak sudah bisa melakukan sendiri
3. Terminasi
Evaluasi subyektif
Apakah bapak mengerti apa yang sedang kita bicarakan tadi?
Evaluasi subyektif
Coba bapak sebutkan, apa yang bapak ketahui tentang halusinasi? Apa saja
yang bapak lakukan jika mendengar suara itu?
Rencana tindak lanjut (RTL)
28
Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak dapat mengenal saya dan
kita bisa melanjutkan pembicaraan ini. Bagaimana kalau besok kita bertemu
lagi untuk belajarminum obat secara teratur agar bisa mengalihkan
perhatian bapak untuk tidak mendengar suara-suara itu lagidan bapak segera
sembuh.
Kontrak yang akan datang
o Topik
bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
percakapan tentang cara mengontrol/mengendalikan halusinasi itu yang
lain?
o Waktu
Kira-kira jam berapa pak? bagaimana kalau besok jam 10.00 wit atau
seperti jam begini?
o Tempat
bapak, mau dimana kita bicara? Apakah disini lagi atau ditempat lain supaya
suasananya lebih baik?
Baik bapak, terimakasih untuk hari ini, sampai ketemu besok di waktu yang
sama, selamat siang pak.
29
30
31
Ruangan : ASOKA
Uumur : 15 Tahun
No. RM : 013548
NO.
1.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan
persepsi
sensori
:
Halusinasi
pendengaran
Implementasi
Tanggal : 14-12-2010
Pukul
: 11.30 wit
o
o
o
o
o
o
o
o
Membina
hubungan
saling percaya antara
pasien dengan perawat.
Membantu
klien
mengidentifikasi
jenis
halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi
isi
halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi waktu
halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi
frekuensi halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi situasi
yang
menimbulkan
halusinasi
Mendiskusikan dengan
klien cara mengontrol
halusinasi
Menganjurkan
klien
untuk
menutup
dan
katakan
tidak,pergi
jangan ganggu saya,saya
tidak mau dengar
32
Evaluasi
S : pasien menggatakan
o Nama saya Tn.A.U biasa di
panggil Tn.A
o Sering mendengar suarasuara yang aneh
o Sering mendengar suarasuara yang menggertak dan
menyuruhnya untuk diam.
o Suara itu datang pada saat
bangun tidur,baik tidur pagi
ataupun malam.
o Suara itu muncul pada saat
sendiri.
o Klien menutup telinganya
dan mengatakan pergi
O :
o Klien
mau
berkenalan
dengan perawat dan mau di
ajak bercakap.
o Klien mau berjabat tangan
o Klien terkadang sering
menyendiri
o Klien
mampu
mempraktekan cara yang di
ajarkan oleh perawat untuk
menghardik halusinasi yaitu
tutup kedua telinga dan
katakan pergi, saya tidak
mau dengar, pergi.
A :
o Klien mampu mambina
hubungan saling percaya
dgn perawat
o Klien mampu menghardik
halusinasi yaitu tutup kedua
telinga dan katakan pergi,
saya tidak mau dengar,
pergi.
P :
o SP
I
berhasil
dipertahankan
o lanjutkan ke SP II.
dan
NO.
Diagnosa Keperawatan
2.
Ruangan : ASOKA
No. RM : 013548
Implementasi
Tanggal : 15-12-2010
Pukul
: 09.00 wit
Evaluasi
S : pasien mengatakan
o Selamat pagi mantri
syafar
o saya sering ceritacerita dengan teman
saya pada saat-saat kita
semua santai.
o Saya
akan
memasukannya
ke
dalam jadwal kegiatan
saya,seperti
yang
syafar bilang
33
Nama : Tn. A
Uumur : 15 Tahun
NO.
Diagnosa Keperawatan
3.
SP III:
Perubahan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
Implementasi
Tanggal : 16-12-2010
Pukul
: 09.20 wit
Evaluasi
S : pasien mengatakan
o Selamat pagi mantri
Budi
Perawat berinteraksi dngan klien o Perasaan saya baikmengucapkan salam
baik saja Mantri Budi
terupetik,,,,selamat pagi bapak o Saya sudah habis
Bagaimana perasaanya pagi ini?
mandi,pakai
Membantu klien mengevaluasi
sabun,sudah mengosok
gigi jugapak mantra
jadwal kegiatan hariannya
,tadi saya juga sudah
bapak,pagi ini sudah kerja/buat
bersih-bersih
apa saja..?
Aktivitas yang bapak suka
O:
lakukan itu apa?
o
Pagi hari pasien sudah
Membantu dan melatih klien
tampak habis mandi.
mengendalikan
halusinasinya
dengan cara melakukan aktivitas. o Pasien juga sudah
selesai bersih-bersih
bapak salah satu cara untuk
dan rapikan tempat
menghardik
halusinasi
yang
tidur
sedang bapak alami sekarang ini
yaitu dengan cara kesibukannya
bapak
dalam
melakukan A :
aktivitas/kegiatan apa saja yang o Klien mengerti dan mau
bisa bapak lakukan.
mengikuti apa yang di
Jadi mulai dari besok kalau
ajarkan oleh perawat.
bapak bangun pagi-pagi, bapak o Klien
mampu
rapikan tempat tidurnya bapak
menghardik halusinasi
habis itu mandi,selanjutnya bapak
yaitu
dengan
bersih-bersih di ruangan yah,
melakukan
bapak bisa kan?
aktifitas/kegiatan
sesuai
yg
telah
Menganjurkan kepada klien
diajarkan
memasukannya ke dalam jadwal
kegiatan
P:
o SP III di pertahankan
o lanjut ke SP IV..
34
Nama : Tn. A
Uumur : 15 Tahun
NO.
4.
Implementasi
Diagnosa Keperawatan
SP IV:
Perubahan persepsi sensori
halusinasi pendengaran
Tanggal : 17-12-2010
Pukul
: 10.30 wit
Evaluasi
S : pasien mengatakan
o Selamat pagi
mantra Budi
o Perasaan baik saja
Mantri Budi
o Tadi pagi sudah
minum obat Pak
mantri
o Iya pak mantri saya
akan patuh minum
obat,karna saya
mau cepat sembuh
dan cepat pulang
35
DAFTAR PUSTAKA
o
o
o
o
Issac Ann (2004). Keperawatan dan Kesehatan Jiwa Psikiatrik Edisi 3. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Ana (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta : FKUI.
Stuart & Loraia (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (6th edition). St.
36
37
38