Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

PSIKOTIK
I.

Landasan Teori Medis

A. Pengertian
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.
B. Ganguan Psikotik Akut
a. Gambaran utama perilaku:
1. Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
2. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
3. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
4. Kebingungan atau disorientasi
5. Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan
berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa
serta marah-marah atau memukul tanpa alasa2. Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar
suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
2. Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh
kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh
tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
4. Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
b. Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan
adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.

Asuhan Keperawatan Jiwa

1.

Epilepsi

2.

Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol

3.

Febris karena infeksi

4.

Demensia dan delirium atau keduanya

5.

Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan
psikotik kronik lain

6.

Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses
pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak

7.

Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
C. Penatalaksanaan
Pertama, saudara harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
psikotik akut berikut hak dan kewajibannya
a. Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga
Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi yang akan
disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B tentang asuhan
keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa informasi yang perlu
disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :
a. Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan penyakit
sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja
b. Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan
hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien menolak
pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat kesehatan jiwa
masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat
c. Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:

1.
2.
3.

Keluarga atau teman harus mendampingi pasien


Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan
kebersihan)
Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera
b. Konseling pasien dan keluarga
1. Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan psikiatrik
antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dalam pengobatan
pasien
Asuhan Keperawatan Jiwa

2. Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan stresor
3. Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik
c.

Pengobatan

Program pengobatan untuk psikotik akut


1. Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
o Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau
o Chlorpromazine 100-200 mg, 1 sampai 3 kali sehari
Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping,
walaupun
beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi
2. Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali sehari)
3. Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku di bawah
ini,
lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.
o Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan suntikan
o benzodiazepine atau obat antiparkinson
o Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan pengurangan dosis
terapi atau pemberian beta-bloker
o Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan obat
antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)
4. Rujukan
Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi melalui
tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :
o Kasus baru gangguan psikotik
o Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam, kekakuan,
hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk
D. Gangguan Psikotik kronik
Gambaran perilaku
Untuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku
utama yang secara umum ada.
o

Penarikan diri secara sosial

Asuhan Keperawatan Jiwa

Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri

Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh)

Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang
dilaporkan keluarga
Perilaku lain yang dapat menyertai adalah :
o Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi
o Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara
o Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki kekuatan supranatural,
merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal
o Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak
lazim di dalam tubuhnya
o Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran
Diagnosa banding
Beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding psikosis akut diantaranya adalah :
o Depresi jika ditemukan gejala depresi (suasana perasaan yang menurun atau sedih,
pesimisme, perasaan bersalah)
o Gangguan bipolar jika ditemukan gejala mania (eksitasi, suasana perasaan
meningkat, penilaian diri yang berlebihan)
o Intoksikasi kronik atau putus zat karena alkohol atau zat/bahan lain (stimulansia,
halusinogenik)
o Efek penggunaan zat psikoaktif atau gangguan depresif dan gangguan ansietas
menyeluruh jika berlangsung setelah satu periode abstinensia (misalnya, sekitar 4
minggu)

E. Penatalaksanaan
Berikut ini akan diuraikan tentang penatalaksanaan pada pasien psikotik kronik secara
medik.
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang asuhan keperawatan pada pasien halusinasi, waham, isolasi sosial, defisit perawatan
diri. Beberapa informasi yang dapat saudara sampaikan pada pasien dan keluarga antara
lain :

Asuhan Keperawatan Jiwa

1. Gejala penyakit jiwa (perilaku aneh dan agitasi)


2. Antisipasi kekambuhan
3. Penanganan psikosis akut
4. Pengobatan yang akan mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan
5. Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan dan rehabililtasi pasien
6. Perlunya organisasi kemasyarakatan sebagai dukungan yang berarti bagi pasien dan
keluarga
Konseling pasien dan keluarga
Beberapa topik yang dapat menjadi fokus konseling adalah :
1. Pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien
2. Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan dan
kegiatan sehari-hari
3. Kurangi stress dan kontak dengan stres
Pengobatan
Program pengobatan untuk psikotik kronik :
1. Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :
o Haloperidol 2-5 mg; 1 3 kali sehari
o Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 3 kali sehari
Dosis harus serendah mungkin; hanya untuk menghilangkan gejala, walaupun beberapa
pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih tinggi
2. Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah episode pertama
penyakitnya dan lebih lama sesudah episode berikutnya
3. Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan jika pasien gagal
untuk minum obat oral
4. Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul :
o Kekakuan otot (distonis dan spasme akut), yang dapat diatasi dengan obat anti
parkinson atau benzodiazepine yang disuntikkan
o Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia) yang dapat diatasi dengan pengurangan
dosis terapi atau pemberian beta-bloker

Asuhan Keperawatan Jiwa

o Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson (antara lain
trihexyphenidil 2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3x sehari,
diphenhydramine 50 mg 3 x sehari)
Rujukan
Beberapa kriteria perlunya rujukan kasus adalah :
o Semua kasus baru dengan gangguan psikotik
o Depresi atau mania dengan gejala psikotik.
o Perlu kepastian diagnosis dan terapi yang paling sesuai pada kasus kronis
o Keluarga merasakan terbebani dengan kondisi pasien dan memerlukan konsultasi
dengan pelayanan masyarakat yang sesuai
o Pertimbangkan konsultasi untuk kasus dengan efek samping motorik yang berat

LANDASAN TEORI KEPERAWATAN


HALUSINASI
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN HALUSINASI

Asuhan Keperawatan Jiwa

Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan


menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada
(Fortinash, 1995). Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang
tidak realita atau tidak ada (Sheila L Videbeck, 2000).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam
jumlah atau pola rangsang yang mendekat (baik yang dimulai secara eksternal maupun
internal) disertai dengan respon yang berkurang dibesar-besarkan, distorsi atau kerusakan
rangsang tertentu (Towsend, 1998). Dari keempat pengertian di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi yang timbul tanpa stimulus eksternal serta
tanpa melibatkan sumber dari luar yang meliputi semua system panca indra.
Faktor predisposisi dari halusinasi menuruut Stuart & Laraia (1998) adalah aspek
biologis, psikologis, genetik, sosial dan biokimia. Dari predisposisi tersebut pada klien Ny. Y
yang dominan adalah faktor sosial karena klien menikah dalam usia muda (belum siap fisik
dan psikis)dan orang tua klien bercerai pada saat klien berusia 11 tahun dan faktor psikologis
dimana klien mempunyai kepribadian tertutup. Jika tugas perkembangan terlambat atau
hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress atau kecemasan.
Beberapa faktor di masyarakat dapat membuat seseorang terisolasi dan kesepian sehingga
menyebabkan kurangnya rangsangan dari eksternal. Stress yang menggangggu sistem
metabolisme tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat halusinogen.
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) adalah stresor sosial dimana
stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadinya penurunan stabilitas, keluarga,
perpisahan dari orang yang sangat penting atau diasingkan oleh kelomppok/masyarakat;
faktor biokimia dapat meyebabkan partisipasi klien berinteraksi dengan kelompok kurang,
suasana yang terisolasi (sepi) sehingga dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang
mengeluarkan halusinogenik; faktor psikologis yang juga akan meningkatkan intensitas
kecemasan yang berkepanjangan disertai terbatasnya kemampuan dalam memecahkan
masalah mungkin akan mulai berkembangnya perubahan sensori persepsi klien, biasanya hal
ini untuk pengembangan koping menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan diganti
dengan hayalan yang menyenangkan.
Masalah keperawatan yang menjadi penyebab (sebagai Triger) munculnya halusinasi
adalah harga diri rendah dan isolasi sosial (Stuart & Laraia, 1998). Akibat rendah diri dan
kurangnya keterampilan mengakibatkan sosial klien menjadi menarik diri dari
lingkungan.selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya sendiri. Stimulus inernal akan
menjadi lebih dominan daripada stimulus eksternal. Klien lama kelamaan akan kehilangan
kemampuanmembedakan stimulus internal dengan stimulus eksternal. Ini memicu terjadinya
halusinasi. Selain itu akibat lanjut dari kondisi rendah diri dan kuranngnya kemampuan klien
berhubungan dengan orang lain yang membuat klien menarik diri dari lingkungan membuat
klien mengalami penurunan motivasi karena ia merasa tidak mampu melakukan apapun
sehingga akan memunculkan masalah kurangnya perawatan diri klien.
Masalah keperawatan rendah diri yang terjadi pada klien dapat didukung oleh koping
keluarga tidak efektif: kurang pengetahuan, ketidakmampuan merawat klien dan bahkan
menolak klien berada di rumahnya. Hal ini dapat membuat klien kurang mendapat
penguatan terhadap kemampuan yang ia miliki sehinggga klien menganggap dirinya makin

Asuhan Keperawatan Jiwa

tidak berharga dan mengakibatkan keluarga kurang tepat dalam menanganni klien di rumah
atau regimen therapeutik tidak efektif.
Menurut Towsend & Mary (1995), tanda dan gejala halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Berbicara, senyum dan tertawa sendirian.
2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap dan merasa
sesuatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal tidak nyata, serta tidak mampu
melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi, berganti
pakaian dan berhias yang rapi.
5. Sikap curiga, bermusuhan , menarik diri, sulit membuat keputusan, ketakutan,
mudah tersinggung, jengkel , mudah marah, ekspresi wajah tegang, pembicaraan
kacau dan tidak masuk akal, banyak keringat.
Dibawah ini beberapa tipe dari halusinasi (Cancro & Lehman, 2000):
1. Halusinasi Pendengaran
Mendengar suara-suara, sering mendengar suara-suara orang berbicara atau
membicarakannya, suara-suara tersebut biasanya familiar. Halusinasi ini paling
sering dialami klien dibandingkan dengan halusinasi yang lain.
2. Halusinasi Penglihatan
Melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada, seperti cahaya atau seseorang yang
telah mati.
3. Halusinasi Penciuman
Mencium bau-bau padahal di tempat tersebut tidak ada bau. Tipe ini sering
ditemukan pada klien dengan dimensia seizure atau mengalami gangguan
cerebrovaskuler.
4. Halusinasi Sentuhan
Perasaan nyeri, nikmat atau tidak nyaman padahal stimulus itu tidak ada.
5. Halusinasi Pengecapan
Termasuk rasa yang tidak hilang pada mulut, perasaan adanya rasa makanan dan
berbagai zat lainnya yang dirasakan oleh indra pengecapan klien.
Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat fase yang
terdiri dari:
1. Fase Pertama
Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan kesepian, klien mungkin
melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk
menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini bersifat sementara, jika
kecemasan datang klien dapat mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya
namun intesitas persepsi meningkat.
2. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal,
individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal menjadi
menonjol, gambarn suara dan sensori dan halusinasinya dapat berupa bisikan yang
jelas. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan
seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain.
3. Fase Ketiga

Asuhan Keperawatan Jiwa

Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi lebih terbiasa
dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi
kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Fase Keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya.
Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah,
memarahi. Klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk
dengan halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung
secara singkat atau bahkan selamanya.

Asuhan Keperawatan
Tujuan
1. Membantu klien mengenal halusinasinya.
2. Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.
3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
SP I P.
Menghardik halusinasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Intervensi.
Mengidentifikasi jenis halusinasi.
Mengidentifikasi isi halusinasi.
Mengidentifikasi waktu halusinasi.
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.
Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.

SP II P.
Bercakap-cakap dengan orang lain.
Intervensi.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

SP III P.
Melakukan kegiatan/ aktifitas.
Intervensi.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
Asuhan Keperawatan Jiwa

kegiatan/aktivitas.
3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV P.
Minum obat secara teratur.
Intervensi.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klien.
2. Memberian pendidikan kesehatan tentang penggunaan/ minum obat secara
teratur.
3. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian .
SP I K.
Intervensi.
1. Mendiskusikan masaalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
2. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, jenis
halusinasi serta proses terjadinya halusinasi.
3. Menjelaskan cara merawat klien halusinasi.
SP II K.
Intervensi.
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi.
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
SP III K.
Intervensi.
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat
discharge planning
2. Menjelaskan fllow up klien setelah pulang

Asuhan Keperawatan Jiwa

10

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA Tn.A.U DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN

I.

IDENTITAS KLIEN
Tanggal Pengkajian
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Inisial Klien
Umur
Jenis Kelamin
Agam
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
Tanggal Masuk RS
Diagnosa Medis
No RM
Ruangan
Penanggung jawab

: 20-12-2010

: Tn. E
: 28 Tahun
: Laki-Laki
: Kristen protestan
: SMA
: Karang panjang
: Tidak ada
: 06/12/2010
: Psikotik Akut
: 01-35-48
: Asoka (Bangsal Laki-Laki)
: Tn.S

II. ALASAN MASUK RS


Pasien masuk ke RSJ di bawa oleh kakanya (Tn.S) dengan keluhan sering ngamuk di
rumah sampai memukul kakaknya,sakit kepala.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien mengalami gangguan jiwa dengan sering mendengar bisikan bisikan pada waktu
pagi dan siang hari yaitu menyuruhnya untuk pergi, suara itu adalah suara tidak jelas yang
selalu menghantuinya dan selalu menggangunya di saat ia lagi sendirian,klien sering mondar
mandir berjalan tanpa tujuan,masalah ini timbul karena klien suda enam bulan putus obat
atau tidak control ke dokter sehingga penyakitnya kembali kambuh akhinya keluarga
membawanya ke RSJ pada tanggal 06/12/2010 untuk mendapat perawatan lebih
lanjut,setelah tiba di UGD kemudian kleien di pindahkan ke ruangan akut laki-laki (Ruangan
Asoka ) dan di beri therapy oleh dokter :
o Inj Chorotil 3x1 Amp
o Inj Diasepam 3x1 Amp
a. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien pernah memukul Kakanya
dan sering memakai obat terlarang akhirnya di tahan oleh polisi
b. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
c. Masalah Keperawatan: Perilaku Kekerasan (PK)

Asuhan Keperawatan Jiwa

11

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Klien masuk rumah sakit yang kedua kali karena putus obat
Masalah Keperawatan
o HDR (Harag Diri Rendah )
o Halusinasi Pendengaran
V. KEADAAN FISIK
Tanda Tanda Vital
T/D
Suhu
Nadi
Respirasi

o
o
o
o

:
:
:
:

120/70 mmHg
36,0C
84 x/menit
18 x/menit

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan


VI. PSIKOSOSIAL
genogram :
X

X
?

28

Keterangan:
o Laki laki

o Perempuan

o Klien

o Hubungan perkawinan

o Tidak diketahui

:?

:X

Meninggal

a. Konsep Diri

Asuhan Keperawatan Jiwa

12

1. Gambaran Diri
Klien mengatakan ia menyukai seluruh anggota tubuhnya
2. Identitas Diri
Klien mampu menyebutkan namanya dan identitas dirinya.Klien mengatakan ia belum
menikah
3. Peran Diri
Saat di anamnesa klien mengatakan bahwa ia tidak tahu sebelum sakit pernah bertugas
atau berperan sebagai apa
4. Ideal Diri
Klien ingin cepat sembuh dan kembali ke keluaraga
4. Harga Diri
Hubungan klien dengan orang lain, klien cepat berinterasi, bergaul dengan banyak
orang,tetapi klien sering menyendiri dan berdiam diri di tempat tidur dan sering
mendengarkan bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk pergi .
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
b. Hubungan sosial
Sebelum sakit
1. Orang yang paling berarti dalam kehidupan klien yaitu ibunya
2. Pasien mengikuti kegiatan dalam masyarakat yaitu sering mengikuti bakti social dan
selalu berkumpul dengan masyarakat di sekitarnay
Saat Sakit
Pasien mampu berinterakssi dengan tim medis dan teman-temanya
c. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragama islam
2. Kegiatan Beribadah
Sebelum sakit klien sering sholat dan pada saat sakit klien tidak pernah sholat
VII.

STATUS MENTAL
a. Penampilan
Klien sehari hari rapih dan rajin mandi pagi dan siang,klien berpakaian sesuai dengan
aturan, menggunakan alas kaki
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
b. Pembicaraan
Gaya bicara klien, cepat berinteraksi dengan orang yang mengajak bicara
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah kerperawatan
c. Aktifitas motorik
Klien tidak bisa tidur,karna ada suara yang menyuruhnya untuk pergi
Masalah Keperawatan:Halusinasi pendengaran
d. Suasana perasaan
Ekspresi klien terlihat sedih atau putus asa dan merasa kurang di perhatikan keluarga
Masalah Keperawatan: Harga Diri Renda (HDR)

Asuhan Keperawatan Jiwa

13

e. Afek
Kurang yaitu klien selalu membutuhkan waktu dalam menjawab pertanyaan
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
f. Interaksi selama wawancara
Kontak mata Baik , suara terdengar dengan jelas
Masalah Keperawatan; Tidak ada masalah keperawatan.
g. Proses pikir
Saat dianamnessa klien mampu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari perawat
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
h. Isi pikir
Pikiran yang sering muncul adalah cepat sembuh dan pulang berkumpul dengan
keluarganya
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
i. Tingkat Kesadaran
Klien dapat Berorientasi terhadap :
o Tempat yaitu apabila di tanya abang sekarang berada di mana? Klien
menjawab, sekarang saya berada di RSJ
o Waktu yaitu apabila di tanya sekarang jam berapa? Klien menjawab, sekarang
pukul 11.00 WIT
o Orang yaitu saat di tanya siapa saya? Klien menjawab, Budiarto
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
j. Memori
o Jangka panjang : Klien dapat mengingat saat di bawa ke RSJ oleh
keluargannya
o Jangka pendek : Tadi pagi, sebelum mandi Amir sudah menggosok gigi atau
belum? Saya sudah menggosok gigi Pa Mantri
Masalah Keperawatan:Tida ada masalah keperawatan
k. Konsentrasi dan berhitung
o Klien cepat lelah jika di ajak bicara terlalu lama
o Kemampuan berkonsentrasi: Klien mampu berkosentrasi bila di tanya
o Kemampuan berhitung : Klien mampu berhitung mulai dari 1-50
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
m.Kemampuan penilaian
Klien mau melakukan aktivitas yang diatur oleh perawat

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan


l. Daya Tilik Diri
Klien mengakui bahwa dirinya berada dalam RSJ dan menderita sakit jiwa
Masalah Keperwatan:Tidak ada masalah keperawatan
VIII. MEKANISME KOPING
a. Adaptif
o Bicara dengan perawat dan teman-teman
o Mampu menyesuaikan diri dan berbaur dengan teman teman di sekitarnaya
b. Maladaptif

Asuhan Keperawatan Jiwa

14

o Pada saat wawancara klien mengatakan cepat lelah jika di ajak bicara
Masalah keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

IX.

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
Kemampuan klien dalam memenuhi dan menyiapkan kebutuhan klien tanpa bantuan
perawat, contoh: Bila waktu makan tiba tanpa di suruh klien sudah dapat mengambil
makanan sendiri di dapur.
b. BAB/BAK
Klien BAB dan BAK dilakukan mandiri
c. Mandi
Klien bisa mandi sendiri, tanpa bantuan perawat dengan menggunakan sabun mandi
dan menggosok gigi.
d. Berpakain
Memakai baju sendiri tanpa bantuan perawat
e. Penggunaan obat
Klien selalu minum obat tepat waktu dan teratur dengan bantuan dari perawat
f. Istirahat dan tidur
Klien tidur siang 20 menit
Klien tidur malam 5-6 jam dari jam 23.00- 05.00 WIT pagi
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien setiap pagi sudah bangun untuk mandi dan gosok gigi demi perawatan kesehatan
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

Jadwal kegiatan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8

Waktu

Kegiatan

15/12/2010

16/12/2010

17/12/2010

M
B

M
B

07.00WIT
07.15 WIT

Bangun pagi
Merapikan

tempat

M
B

07.30 WIT
09.00 WIT
10.00 WIT

tidur
Merapian tempat tidur
Sarapan pagi
Berbincang
dengan

B
M
M

B
M
M

B
M
M

12.30 WIT
12.40 WIT
13.00 WIT

teman dan perawat


Makan siang
Minum obat
Menghardik halusinasi

M
M
M

M
M
M

M
M
M

Keterangan :

Asuhan Keperawatan Jiwa

15

: Bila dilakukan secara mandiri

: Jika dilakukan dengan bantuan orang lain (diperintah)

: Ketergantungan

X.

ASPEK MEDIK

Diagnosa medik: Psikotik Akut


Terapi pengobatan yang di berikan
o THP 2 mg 3x1
o Haldol 5 mg 3x1
o CPZ 100 mg (0-0-1)
XI.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan Persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
2. Gangguan Konsep diri Harga Diri Rendah

Asuhan Keperawatan Jiwa

16

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
Pasien mengatakan:

Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu malam hari


Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan klien ingin menikah dengan
kekasinya tetapi orang tua tidak merestui hubungan mereka

Data Objektif

Klien suka menyendiri


Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya
Kontak mata kurang
Suara pelan
Cepat bosan bercerita dengan Pak mantri

Asuhan Keperawatan Jiwa

17

ANALISA DATA

No
Data
1. Data Subjektif
Pasien mengatakan:
Sering mendengarkan bisikanbisikan yang di dengarnnya pada
waktu malam hari
Suara itu menyuruhnya untuk
pergi kau
Suara itu selalu menghantuinya di
saat menyendiri
Data Objektif
Klien suka menyendiri
Tertawa
sendiri,senyum
sebagainya
2.

Gangguan persepsi sensori :Halusinasi


Pendengaran

dan

Data Subjektif
Pasien mengatakan
Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan
klien
ingin
menikah dengan kekasinya tetapi
orang
tua
tidak
merestui
hubungan mereka
Datab Objektif
Kontak mata kurang
Suara pelan
Cepat bosan bercerita dengan
teman-teman dan perawat

Asuhan Keperawatan Jiwa

Masalah Keperawatan

18

Gangguan konsep diri; Harga Diri


Rendah

XII.

Pohon Masalah
(Cor Problem )
Resiko Perilaku
Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori

Afek

Masalah Utama

( Halusinasi Pendengaran )
Harga Diri Rendah (HDR)

Keputusa

Penyebab

XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori ;Halusinasi pendengaran Yang di tandai dengan
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
o Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu malam hari
o Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
o Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Data Objektif
o Klien suka menyendiri
o Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya
2. Gangguan onsep diri harga diri rendah yang di tandai dengan
Data Subjektif
Pasien mengatakan
o Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan klien ingin menikah dengan
kekasinya tetapi orang tua tidak merestui hubungan mereka
Datab Objektif
o Kontak mata kurang
o Suara pelan
o Cepat bosan bercerita dengan Pak Mantri
XIV. Prioritas Masalah
Asuhan Keperawatan Jiwa

19

1. Gangguan persepsi sensori;Halusinasi pendengaran


2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah

Strategi

Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
Pada Klien Dengan Halusinasi Pendengaran
Hari Pertama : 14/12/2010
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
o Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu malam hari
o Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
o Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Data Objektif
o Klien suka menyendiri
o Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya
2. Diagnosa keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan keperawatan
o Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Membantu klien mengenal halusinasinnya
o Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi
o Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Tindakan keperawatan
SP I. P
Menghardik halusinasi
Intervensi:
1. Membina hubungan saling percaya
2.Mengidentifikasi jenis halusinasi.
3.Mengidentifikasi isi halusinasi.
4.Mengidentifikasi waktu halusinasi.
5.Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.
6.Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.

Asuhan Keperawatan Jiwa

20

7.Mengidentifiasi respon klien terhadap halusinasi.


8.Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
9.Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan


1. Fase awal/Perkenalan
a. Salam teraupetik
Perawat : Selamat pagi Bapak
b. Perkenalan
Perkenalkan..nama saya Budiarto biasa dipanggil Budi saya mahasiswa Akper Kesdam
XVI/ Pattimura, saya bertugas di sini selama 4 hari, saya akan merawat Bapak dari hari
senin sampai hari kamis, dari pukul 08.00 sampai pukul 14.00 wit
Bapak namanya siapa dan senang di panggil siapa?

c. Validasi
o Bagaimana perasaannya pagi ini ?
o Bapak sudah mandi atau belum?
c.Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah yang Bapak
alami sekarang?
Tempat:Dimana tempat yang Bapak suka untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di sini saja?
Watu : Bapak maunya ita berbincang-bincang berapa lama? Bagaimana kalau 15
menit?
2. Fase kerja
a. Apakah Bapak sering mendengarkan bisikan-bisikan dari luar?
b. Apakah suara itu suara manusia atau suara binatang? ..Apakah yang di
katakana suara itu?
c. Berapa kali dalam sehari Bapak mendengar suara itu?
d. Kira-kira berapa lamakah suara itu muncul?
e. Pada saat atau situasi seperti apakah bisikan itu munculdan menggangu Bapak ?
f. Apa yang bapak rasakan pada saat suara itu muncul ?
g. Apa yang Bapak lakukan jika suara itu datang?
h. Apakah bapak mengikuti suara itu?
i. Bagaimana kalau kita belajar tentang cara menghilangkan suara-suara dari
pendengaran bapak, yaitu dengan cara menghardik halusinasi.
Caranya seperti ini :
Bila suara-suara itu muncul lagi bapak lakukan dengan cara ini, tutup kedua
telinga bapak, kemudian katakan saya tidak mau dengar, kamu palsu,pergi kamu
dari sini katakan secara berulang-ulang
sampai suara itu hilang dari
pendengaran bapak, bisa lakukan, baguscoba bapak lakukan sekali lagi,
bagus.berarti bapak sudah bias melakukannya sendiri.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif

Asuhan Keperawatan Jiwa

21

Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?


Klien menjawab: Saya senang
b.Evaluasi objektif
Bapak masih ingat tidak dengan nama saya?
Bapak masih ingat cara menghardik suara yang muncul?
c. Rencana tindak lanjut
Bapak saya harap jika besok saya bertemu, bapak masih ingat saya,dan bapak masih
ingat juga yang saya ajarkan tadi, sehingga Bapak dapat memperagakannya.
d. Kontrak yang akan datang

Kontrak
o Topik
Bapak, bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang suara-suara yang
sering bapak dengar?
o Waktu
Pagi ini, kita hanya berbicara selama 25 menit saja, gimana pak?
o

Tempat
Sesuai dengan perjanjian kita kemarin, bahwa kita akan bercakap-cakap
diruangan ini saja?

a. Fase kerja
o Bapak perasaan bapak hari ini?
o Apakah bapak masih sering mendengar suara-suara itu?
o Apakah dengan cara yang pertama itu sudah hilang?
o Karena bapak masih dengar suara-suara dan dengan cara yang pertama
belum berhasil maka Bagaimana kalau kita belajar cara
mengendalikan/mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain (klien/perawat)
Caranya seperti ini.
Bila suara-suara itu muncul bapak lakukan dengan cara menghindar
dan segera pergi tinggalkan suara itu kemudian cari klien/perawat
kemudian bapak bercerita tentang apa yang bapak dengar tadi, begitu
seterusnya apabila bapak dengar suara itu, bisa lakukan, bagus..coba
bapak lakukan sekali lagi, bagus.berarti bapak sudah bisa melakukan
sendiri.

b. Terminasi
Evaluasi subyektif
o Apakah bapak mengerti apa yang baru saja kita bicarakan?

Asuhan Keperawatan Jiwa

22

Evaluasi obyektif
o coba bapak sebutkan apa yang bapak lakukan bila bapak mendengar
suara-suara itu lagi?
Rencana tindak lanjut (RTL)
o Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak dapat mengenal
saya dan kita bisa melanjutkan pembicaraan ini. Bagaimana kalau
besok
kita
bertemu
lagi
untuk
belajarmelakukan
kegiatan/aktifitasagar bisa mengalihkan perhatian bapak untuk tidak
mendengar suara-suara itu lagi.
Kontrak yang akan datang
o Topik
bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
percakapan tentang cara mengontrol/mengendalikan halusinasi itu yang
lain?
o Waktu
Kira-kira jam berapa pak? bagaimana kalau besok jam 10.00 wit atau
seperti jam begini?
o Tempat
bapak, mau dimana kita bicara? Apakah disini lagi atau ditempat lain
supaya suasananya lebih baik?
Baik bapak, terimakasih untuk hari ini, sampai ketemu besok di waktu
yang sama, selamat siang pak.

Asuhan Keperawatan Jiwa

23

Hari Kedua : 15 -12-2010


A.Proses keperawatan
1.Kondisi klien
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
o Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu
malam hari
o Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
o Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Data Objektif
o Klien suka menyendiri
o Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya
2.Diagnosa keperawatan
Halusinai Pendengaran
3.Tujuan Keperawatan
a) Membantu klien dalam berinteraksi dengan klien lain
b) Klien dapat mengendalikan/mengontrol halusinasi.
c) Klien dapat mengendalikan/mengontrol halusinasi dengan cara bercakapcakap dengan orang lain
4.Tindakan Keperawatan
SP II P.
Bercakap-caap dengan orang lain
1. Tindakan Keperawatan
o Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
o Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
o Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
2. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan
c. Fase awal/Orientasi

Salam teraupetik disertai perkenalan

Asuhan Keperawatan Jiwa

24

o Selamat pagi pak?


o Mengulurkan tangan untuk bersalaman
o Masih ingat saya tidak pak?
Validasi
o Bapak, masih ingat sama saya tidak?
o Bagaimana tidurnya semalam pak?
o Apakah bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemarin?

Kontrak
o Topik
Bapak, bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang suara-suara yang
sering bapak dengar?
o Waktu
Pagi ini, kita hanya berbicara selama 10 menit saja, gimana pak?
o

Tempat
Sesuai dengan perjanjian kita kemarin, bahwa kita akan bercakap-cakap
di taman

d. Fase kerja
o Bapak perasaan bapak hari ini?
o Apakah bapak masih sering mendengar suara-suara itu?
o Apakah dengan cara yang pertama itu sudah hilang?
o Karena bapak masih dengar suara-suara dan dengan cara yang pertama
belum berhasil maka Bagaimana kalau kita belajar cara
mengendalikan/mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain (klien/perawat)
Caranya seperti ini.
Bila suara-suara itu muncul bapak lakukan dengan cara menghindar dan
segera pergi tinggalkan suara itu kemudian cari klien/perawat kemudian
bapak bercerita tentang apa yang bapak dengar tadi, begitu seterusnya
apabila bapak dengar suara itu, bisa lakukan, bagus..coba bapak
lakukan sekali lagi, bagus.berarti bapak sudah bisa melakukan sendiri.
e. Terminasi
Evaluasi subyektif
Apakah bapak mengerti apa yang baru saja kita bicarakan?
Evaluasi obyektif

Asuhan Keperawatan Jiwa

25

coba bapak sebutkan apa yang bapak lakukan bila bapak mendengar suarasuara itu lagi?
Rencana tindak lanjut (RTL)
o Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak dapat mengenal saya
dan kita bisa melanjutkan pembicaraan ini. Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi untuk belajarmelakukan kegiatan/aktifitasagar bisa
mengalihkan perhatian bapak untuk tidak mendengar suara-suara itu lagi.
Kontrak yang akan datang
o Topik
bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
percakapan tentang cara mengontrol/mengendalikan halusinasi itu yang
lain?
o Waktu
Kira-kira jam berapa pak? bagaimana kalau besok jam 10.00 wit atau
seperti jam begini?
o Tempat
bapak, mau dimana kita bicara? Apakah disini lagi atau ditempat lain
supaya suasananya lebih baik?
Baik bapak, terimakasih untuk hari ini, sampai ketemu besok di waktu
yang sama, selamat siang pak.

Asuhan Keperawatan Jiwa

26

Hari Ketiga : Rabu Tgl 16-12-2010


A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
o Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu
malam hari
o Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
o Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Data Objektif
o Klien suka menyendiri
o Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya

2. Diagnose Keperawatan
- Perubahan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan keperawatan
Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri
Klien dapat dapat melupakan halusinasi dengan beraktivitas
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan beraktivitas
4. SPIII P
Melakukan kegiatan/aktivitas
5. Tindakan keperawatan
Mengevaluasi kegiatan klien
Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan/aktivitas
Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan
1. Fase awal/Orientasi
Salam teraupetik disertai perkenalan
o Selamat pagi pak?
o Mengulurkan tangan untuk bersalaman
o Masih ingat saya tidak pak?

Asuhan Keperawatan Jiwa

27

Validasi
o bapak, masih ingat sama saya tidak?
o bagaimana tidurnya semalam pak?
o Apakah bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemarin?
o Bagus, ternyata bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan
kemarin.
Kontrak
o Topik
Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang yang kemarin?
o Tempat
Gimana kalau kita bercakap-cakap diruangan ini saja?
o Waktu
Pagi ini gimana kalau kita bercakap-cakap 20 menit saja?
2. Fase kerja
o Apakah bapak masih sering mendengar suara-suara itu?
o Apakah dengan cara yang pertama dan kedua itu sudah hilang?
o Karena bapak masih dengar suara-suara dan dengan cara yang
pertama dan kedua belum berhasil maka Bagaimana kalau kita belajar
cara mengendalikan/mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu
mengendalikan/mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas dengan orang lain (klien/perawat)
Caranya seperti ini.
Bila suara-suara itu muncul bapak panggil perawat kemudian bapak
bercerita tentang apa yang bapak dengar tadi, terus bapak minta ijin
keluar untuk berolah raga sama-sama,begitu seterusnya apa bila bapak
dengar suara itu, bisa lakukan, bagus..coba bapak lakukan sekali lagi,
bagus.berarti bapak sudah bisa melakukan sendiri

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
Apakah bapak mengerti apa yang sedang kita bicarakan tadi?
Evaluasi subyektif
Coba bapak sebutkan, apa yang bapak ketahui tentang halusinasi? Apa saja
yang bapak lakukan jika mendengar suara itu?
Rencana tindak lanjut (RTL)

Asuhan Keperawatan Jiwa

28

Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak dapat mengenal saya dan
kita bisa melanjutkan pembicaraan ini. Bagaimana kalau besok kita bertemu
lagi untuk belajarminum obat secara teratur agar bisa mengalihkan
perhatian bapak untuk tidak mendengar suara-suara itu lagidan bapak segera
sembuh.
Kontrak yang akan datang
o Topik
bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
percakapan tentang cara mengontrol/mengendalikan halusinasi itu yang
lain?
o Waktu
Kira-kira jam berapa pak? bagaimana kalau besok jam 10.00 wit atau
seperti jam begini?
o Tempat
bapak, mau dimana kita bicara? Apakah disini lagi atau ditempat lain supaya
suasananya lebih baik?
Baik bapak, terimakasih untuk hari ini, sampai ketemu besok di waktu yang
sama, selamat siang pak.

Asuhan Keperawatan Jiwa

29

Hari Keempat : Kamis Tgl 17-12-2010


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Data Subjektif
Pasien mengatakan:
o Sering mendengarkan bisikan-bisikan yang di dengarnnya pada waktu
malam hari
o Suara itu menyuruhnya untuk pergi kau
o Suara itu selalu menghantuinya di saat menyendiri
Data Objektif
o Klien suka menyendiri
o Tertawa sendiri,senyum dan sebagainya
2. Diagnose keperawatan
Perubahan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan keperawatan
Klien dapat meminum obat secara teratur
Klien minum obat secara mandiri tanpa di pandu oleh perawatat
Tidak terjadi kekambuhan pada klien
4. SP IV P
Meminum obat secara teratur
5. Tindakan keperawatan
Mengevaluasi jadwal kegiatan klien
Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan/minum obat secara
teratur
Membantu klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan
1. Fase awal/Orientasi
Salam teraupetik disertai perkenalan
o Selamat pagi bapak?
o Mengulurkan tangan untuk bersalaman
Validasi

Asuhan Keperawatan Jiwa

30

o Bagaimana tidurnya semalam pak?


o Apakah bapak masih ingat tentang pembicaraan kemarin?
o Bagus, ternyata bapak masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin.
Kontrak
o Topic
Bagaimana kalau siang ini kita bercakap-cakap tentang bagaimana
mengontrol/mengendalikan halusinasinya bapak?
o Tempat
Gimana kalau kita bercakap-cakap ditaman sebelah sini saja?
o Waktu
Siang ini kita berbicara 20 menit saja, gimana pak?
2. Fase kerja
o bapak hari ini sesuai dengan perjanjian kemarin, kita akan berbicara
bagaimana cara minum obat yang benar.
o Mulai sekarang bapak harus rajin minum obat supaya bapak cepat
sembuh
o Bapak, obat itu sangat penting untuk kesembuhan bapak, kalau bapak
minum dengan teratur dan tidak putus obat maka bapak dapat sembuh
dengan cepat.
o Kalau waktunya bapak minum obat terus bapak belum minum segera
panggil suster/mantri?
o bapak mengerti tidak apa yang saya bilang?
3. Terminasi
Evaluasi subyektif
Apakah bapak mengerti apa yang baru saja kita bicarakan?
Evaluasi subyektif
Coba bapak sebutkan apa yang bapak lakukan jika mendengar suara-suara
itu?
Rencana tindak lanjut (RTL)
Baiklah, waktu kita sudah habis, saya harap bapak akan selalu ingat dengan
apa yang kita bicarakan hari ini dan kemarin-kemarin dan bapak jangan lupa
sama saya ya pak?
Kontrak yang akan datang
o Topik
Bapak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk melanjutkan
tentang pembicaraan ini?
o Waktu

Asuhan Keperawatan Jiwa

31

Kira-kira besok jam berapa pak?


o Tempat
Bapak, maunya dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau di
taman sini saja?
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A

Ruangan : ASOKA

Uumur : 15 Tahun

No. RM : 013548

NO.
1.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan
persepsi
sensori
:
Halusinasi
pendengaran

Implementasi
Tanggal : 14-12-2010
Pukul
: 11.30 wit
o
o
o
o
o
o

o
o

Asuhan Keperawatan Jiwa

Membina
hubungan
saling percaya antara
pasien dengan perawat.
Membantu
klien
mengidentifikasi
jenis
halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi
isi
halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi waktu
halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi
frekuensi halusinasinya
Membantu
klien
mengidentifikasi situasi
yang
menimbulkan
halusinasi
Mendiskusikan dengan
klien cara mengontrol
halusinasi
Menganjurkan
klien
untuk
menutup
dan
katakan
tidak,pergi
jangan ganggu saya,saya
tidak mau dengar

32

Evaluasi
S : pasien menggatakan
o Nama saya Tn.A.U biasa di
panggil Tn.A
o Sering mendengar suarasuara yang aneh
o Sering mendengar suarasuara yang menggertak dan
menyuruhnya untuk diam.
o Suara itu datang pada saat
bangun tidur,baik tidur pagi
ataupun malam.
o Suara itu muncul pada saat
sendiri.
o Klien menutup telinganya
dan mengatakan pergi
O :
o Klien
mau
berkenalan
dengan perawat dan mau di
ajak bercakap.
o Klien mau berjabat tangan
o Klien terkadang sering
menyendiri
o Klien
mampu
mempraktekan cara yang di
ajarkan oleh perawat untuk
menghardik halusinasi yaitu
tutup kedua telinga dan
katakan pergi, saya tidak
mau dengar, pergi.
A :
o Klien mampu mambina
hubungan saling percaya
dgn perawat
o Klien mampu menghardik
halusinasi yaitu tutup kedua
telinga dan katakan pergi,
saya tidak mau dengar,
pergi.

P :
o SP
I
berhasil
dipertahankan
o lanjutkan ke SP II.

dan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn.A
Uumur : 15 Tahun

NO.

Diagnosa Keperawatan

2.

Perubahan persepsi sensori :


halusinasi pendengaran

Ruangan : ASOKA
No. RM : 013548

Implementasi
Tanggal : 15-12-2010
Pukul
: 09.00 wit

Evaluasi
S : pasien mengatakan
o Selamat pagi mantri
syafar
o saya sering ceritacerita dengan teman
saya pada saat-saat kita
semua santai.
o Saya
akan
memasukannya
ke
dalam jadwal kegiatan
saya,seperti
yang
syafar bilang

Perawat berinteraksi dengan


pasien.menyampaikan salam
teraupetik,,,,selamat
pagi
bapak
Membantu klien mengevaluasi
jadwal kegiatan hariannya
Membantu klien dan melatih
klien untuk mengendalikan
halusinasinya dengan cara
bercakap-cakap dengan orang
O :
lain
o Klien sudah sering
bapak sekarang saya akan
bergabung
dengan
mengajarkan cara meghardik
teman-temannya
halusinasi dgn cara yang ke
o Klien
dapat
dua yaitu dengan cara
memasukan
ke
dalam
bercakap-cakap,di sini yang
jadwal
kegiatannya
saya maksudkan yaitu bapak
sehari-hari
tidak boleh kalau sering
menyendiri/sering
melamun ,karna jika bapak
A:
terus berada pada saat
o klien dapat
seperti itu maka suara-suara
itu akan terus datang,jadi
mengungkapkan cara
bapak harus banyak
dia bergabung dengan
bergabung dengan
teman-temannya,dan
teman2nya dan bercakapklien juga mengikuti
cakap dgn mereka terserah
apa yang sudah di
mau bercakap tentang apa
ajarkan oleh perawat.
saja yang ingin di bicarakan o Klien
mampu
bersama taman2
menghardik halusinasi
Menganjurkan kepeda klien
yang
kedua
yaitu
bercakap-cakap
untuk memasukannya ke
dengan orang lain
dalam
jadwal
kegiatan
sesuai yg di telah
harian. bapak apa saja yang
ajarkan
sudah bapak lakukan bersama
teman2 atau yang di lakukan
sendiri nanti di masukan ke
dalam jadwal kegiatan,nanti

Asuhan Keperawatan Jiwa

33

saya akan membuatnya untuk P :


bapak yah..
o SP II di pertahankan
o Lanjut ke SP III..

Nama : Tn. A
Uumur : 15 Tahun

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Ruangan : ASOKA
No. RM : 013548

NO.

Diagnosa Keperawatan

3.

SP III:
Perubahan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran

Asuhan Keperawatan Jiwa

Implementasi
Tanggal : 16-12-2010
Pukul
: 09.20 wit

Evaluasi

S : pasien mengatakan
o Selamat pagi mantri
Budi
Perawat berinteraksi dngan klien o Perasaan saya baikmengucapkan salam
baik saja Mantri Budi
terupetik,,,,selamat pagi bapak o Saya sudah habis
Bagaimana perasaanya pagi ini?
mandi,pakai
Membantu klien mengevaluasi
sabun,sudah mengosok
gigi jugapak mantra
jadwal kegiatan hariannya
,tadi saya juga sudah
bapak,pagi ini sudah kerja/buat
bersih-bersih
apa saja..?
Aktivitas yang bapak suka
O:
lakukan itu apa?
o
Pagi hari pasien sudah
Membantu dan melatih klien
tampak habis mandi.
mengendalikan
halusinasinya
dengan cara melakukan aktivitas. o Pasien juga sudah
selesai bersih-bersih
bapak salah satu cara untuk
dan rapikan tempat
menghardik
halusinasi
yang
tidur
sedang bapak alami sekarang ini
yaitu dengan cara kesibukannya
bapak
dalam
melakukan A :
aktivitas/kegiatan apa saja yang o Klien mengerti dan mau
bisa bapak lakukan.
mengikuti apa yang di
Jadi mulai dari besok kalau
ajarkan oleh perawat.
bapak bangun pagi-pagi, bapak o Klien
mampu
rapikan tempat tidurnya bapak
menghardik halusinasi
habis itu mandi,selanjutnya bapak
yaitu
dengan
bersih-bersih di ruangan yah,
melakukan
bapak bisa kan?
aktifitas/kegiatan
sesuai
yg
telah
Menganjurkan kepada klien
diajarkan
memasukannya ke dalam jadwal
kegiatan
P:
o SP III di pertahankan
o lanjut ke SP IV..

34

Nama : Tn. A
Uumur : 15 Tahun

NO.
4.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Ruangan : ASOKA
No. RM : 013548

Implementasi

Diagnosa Keperawatan
SP IV:
Perubahan persepsi sensori
halusinasi pendengaran

Tanggal : 17-12-2010
Pukul
: 10.30 wit

Evaluasi
S : pasien mengatakan
o Selamat pagi
mantra Budi
o Perasaan baik saja
Mantri Budi
o Tadi pagi sudah
minum obat Pak
mantri
o Iya pak mantri saya
akan patuh minum
obat,karna saya
mau cepat sembuh
dan cepat pulang

Perawat berinteraksi dngan


klien
mengucapkan salam
terupetik,,,,selamat pagi
bapak
Membantu klien mengevaluasi
jadwal kegiatan klien bapak
bagaimana perasaannya pagi
ini? Tadi setelah habis
makan pagi sudah minum
obat atau belum?
Membantu
memberikan O :
Promkes
kepada klien o Pada pagi hari
setelah minum teh
tentang pentingnya minum
pagi(makan bubur
obat secara teratur bapak
kacang hijau)
ini
kan
ingin
cepat
pasien minum obat.
sembuh,dan ingin cepat
pulang ke rumah mau o Pada siang hari
ketemu dengan keluarga
setelah makan siang
jadi bapak harus patuh dan
pasien meminum
selalu harus minum obat
obat lagi.
yang di berikan oleh Pak o Pasien mengikuti
Mantri
apa yang di ajarkan
Kalau bapak patuh dan taat
oleh perawat.
minum obat dan mengikuti
semua apa yang telah di A :
ajarkan oleh Pak mantri o Klien mengerti dan
bapak bisa cepat sembuh dan
minum obat sesuai
kalau sudah sembuh bapak
waktu dengan benar
bisa cepat pulang ke rumah.
bapak bisa bertemu kembali P :
dengan
keluarga,
bisa o SP IV dipertahankan
menjaga
keluarga,
dan o SP I, II, III di
banyak hal lagi yang bisa di
pertahankan.
lakukan jika bapak sudah
sembuh..
Menganjurkankepada
klien
untuk memasukannya ke
dalam jadwal kegiatan

Asuhan Keperawatan Jiwa

35

DAFTAR PUSTAKA
o
o
o
o

Issac Ann (2004). Keperawatan dan Kesehatan Jiwa Psikiatrik Edisi 3. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Ana (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta : FKUI.
Stuart & Loraia (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (6th edition). St.

Lois Mosby Year Book.


o Stuart & Sunden (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
o Townsend (1998). Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman Untuk
Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC.

Asuhan Keperawatan Jiwa

36

Asuhan Keperawatan Jiwa

37

Asuhan Keperawatan Jiwa

38

Anda mungkin juga menyukai