Anda di halaman 1dari 9

Pengendalian operasi pada

burning proses
Oleh :
Putri Adisthia
Sekolah tinggi teknologi indocement

Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Dalam pengendalian operasi peralatan


dikenal dua jenis parameter yaitu :
1. Parameter Kontrol
- speed kiln (rpm)
-

jumlah feeding (ton/jam)


jumlah bahan bakar, coal (ton/jam)
bukaan dumper inlet ID fan (%) atau putaran ID fan (rpm)
jumlah udara pendingin pada grate cooler (m/jam)

Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

2. Parameter Variabel
- torsi kiln (%)
- temperatur zone pembakaran
- kadar O2 pada inlet dan top cyclone (%)
- kadar CO pada inlet dan top cyclone (%)
- temperature top cyclone (%)
- temperatur bottom cyclone (%)
- draft top cyclone (mBar)
- draft inlet kiln (mBar)

Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Parameter operasi Proses di Kiln System


1. Preheater
Beberapa parameter proses yang diukur di CCR
Gas Analyzer

di Top preheater meliputi gas CO dan O2


Pressure

Pressure drop dihitung dari selisih tekanan top C1 (cyclone 1)


dan C2, C2 dan C3, dst. Sampai C4-C5 gunannya untuk
mengetahui pressure drop gas sepanjang preheater.
Temperature

temperature di top untuk mengetahui suhu gas sedangkan


temperature di bottom untuk suhu material.
Hot Meal

Di bottom C5, dilakukan analisis melalui sampling oleh QC,


biasanya yg diukur LOI (untuk mengetahui derajat kalsinasi)
dan kadar oksida dari hot meal.
Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Kiln
Parameter proses operasi pada kiln

Gas Analyzer
Meliputi O2, CO, SO2, NOx, dan CO2.
O2untuk mengetahui jumlah excess air (udara berlebih untuk proses

pembakaran). Biasanya 2-3%. Jika nilainya lebih kecil dari itu artinya
pembakaran kekurangan oksigen
CO untuk mengetahui kualitas pembakaran di kiln. Biasanya nilai limitnya

100 ppm atau 0,01%.


Nox dapat terdiri dari NO, NO 2, N2O, N2O4. Itulah sebabnya dalam banyak

aplikasi indikator tingkat polusi dinyatakan sebagai NOx karena terdiri lebih
dari 1 senyawa termasuk di pabrik semen.
SO2 gas sulfur yang paling stabil. Kadang ada yg menyebut SOx karena

adanya SO3tapi jumlahnya relatif sangat sedikit karena ada kesetimbangan


antara SO2dan SO3.
CO2 mengukur tingkat emisi gas rumah kaca sebagai hasil kalsinasi lanjutan

di kiln dan kandungan karbon dalam batubara.


Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Temperatur
Back End Temperature (BET) (1000-1100oC) adalah suhu di

kiln inlet yang menunjukkan tingkat kesiapan raw meal


untuk mengalami kalsinasi lebih lanjut (kalsinasi di kalsiner
paling max 95%)
Burning Zone Temperature (BZT) (1450oC) menunjukkan
kesempurnaan proses pembakaran/pembentukan clinker.
Temperatur kiln shell. Max 350oC karena pada suhu 400 oC
material steel untuk kiln sudah mengalami deformasi.
Kiln Load

Kiln Load merupakan indicator lanjutan dari BZT :


Semakin tinggi BZ temperature akan semakin banyak liquid
fase, sehingga semakin banyak butiran terangkat oleh
putaran Kiln.
Bisa dimonitor melalui trend Kiln Load yang menunjukkan
kWh/Ampere Kiln drive arahnya naik.
Pusat grafitasi material menjauh dari axis Kiln.
Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Speed (rpm)

Sekitar 2-3 rpm, menyesuaikan proses (feeding, fuel rate,


draught)
Specific Heat Consumption

untuk kiln kapasitas besar, preheater 5 stage kisarannya 700750 kcal/kg clinker)
Specific power consumption, besarnya kWh kiln per ton clinker.
Draught (isapan)

di kiln inlet dan ada juga draught di TAD (ke kalsiner) dan KOH
(untuk cooler).

Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

kesimpulan
Dengan memperhatikan secara serius
parameter tersebut bagi engineer proses
(operator) akan mengetahui apakah proses
produksi berjalan dengan baik atau tidak

Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Sekolah Tinggi Teknologi Indocement

Anda mungkin juga menyukai