Anda di halaman 1dari 367

Office Address:

Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan


(Belakang Pasaraya Manggarai)
Phone Number : 021 8317064
Pin BB 2A8E2925
WA 081380385694
Medan :
Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan
Phone Number : 061 8229229
Pin BB : 24BF7CD2
www.optimaprep.com

dr. Widya, dr. Eno, dr. Yolina


dr. Cemara, dr. Yusuf
dr. Reza

Kultur darah umumnya ditemukan pada minggu pertama


Kultur feses mulai ditemukan pada minggu kedua dan
ketiga
Kultur urin mulai ditemukan pada minggu kedua

Virus RNA
(Picornavirus) ukuran
27 nm
Kebanyakan kasus
pada usia <5 tahun
asimtomatik atau
gejala nonspesifik
Gejala bersifat akut:

Pengobatan: suportif

Demam, malaise, mual,


muntah, anoreksia,
gejala abdomen
Ikterus, nyeri abdomen
kanan atas

Behrman RE. Nelsons textbook of pediatrics, 19th ed. McGraw-Hill; 2011.

Hepatoma merupakan keganasan hati


Berbagai penyebab hepatoma adalah

Infeksi kronik hepatitis Bsirosis hepatoma


Resistensi insulin non alcoholic liver disease
(NAFLD) sirosis hepatoma
Konsumsi alkohol alcohlic liver disease sirosis
hepatoma

Gejala yang akan dialami pasien dengan


hepatoma adalah: ikterik, ascites, mudah
memar (gangguan koagulasi), penurunan
berat badan dan nyeri abdomen.

Tipe hepatoma paling umum adalah


hepatocellular carcinoma
Metode diagnostik yang dapat digunakan
meliputi: pemeriksaan kadar Alfa fetoprotein
(AFP). AFP merupakan penanda tumor yang
akan meningkat pada beberapa kasus seperti:
hepatocelluler carcinoma, germ cell tumor
dan kanker metasatasis hati. Selain itu
pemeriksaan CT-scan dengan kontras juga
pilihan metode diagnostik.

Pada pasien dengan


hipertensi dan memiliki
penyakit jantung
koroner, maka target
utama dari pengobatan
adalah kolesterol LDL.
Trigliserida memberikan
tambahan informasi
untuk pertimbangan
diagnosis dan pilihan
terapi

ESC/EAS Guidelines for the management


of dyslipidaemias 2011

ESC/EAS Guidelines for the management


of dyslipidaemias 2011

Hematemesis adalah muntah darah berwarna


kehitaman yang berasal dari perdarahan saluran
cerna bagian atas.
Melena adalah buang air besar berwarna
kehitaman ter akibat perdarahan saluran cerna
bagian atas.
Penyebab:
Varises (di Indonesia: 70-75%)
Non-varises:

ulkus peptikum (OAINS, infeksi H.pylori, stres)


gastropati hipertensi portal
Sindrom Mallory-Weiss, esofagitis, tumor, dan
angiodisplasia

MAYOR

Kemungkinan Penyebab

HENTIKAN OBAT

Gatal & kemerahan

Semua jenis OAT

Antihistamin & evaluasi


ketat

Tuli

Streptomisin

Stop streptomisin

Vertigo & nistagmus (n.VIII) Streptomisin

Stop streptomisin

Ikterus

Sebagian besar OAT

Hentikan semua OAT s.d.


ikterik menghilang,
hepatoprotektor

Muntah & confusion

Sebagian besar OAT

Hentikan semua OAT & uji


fungsi hati

Gangguan penglihatan

Etambutol

Stop etambutol

Kelainan sistemik, syok &


purpura

Rifampisin

Stop rifampisin

Minor

Kemungkinan Penyebab

Tata Laksana

Tidak nafsu makan, mual,


sakit perut

Rifampisin

OAT diminum malam


sebelum tidur

Nyeri sendi

Pyrazinamid

Aspirin/allopurinol

Kesemutan s.d. rasa


terbakar di kaki

INH

Vit B6 1 x 100 mg/hari

Urine kemerahan

Rifampisin

Beri penjelasan

Cardiac troponins berperan petning dalam


mengakkan diagnosis dan stratifikasi risiko.
Khususnya marker berguna dalam
membedakan NSTEMI dan ubstable angina
Troponins merupakan pemeriksaan yang
lebih spesifik dan sensiti dibandingkan
marker lain seperti: creatine kinase (CK),
isoenzyme MB (CK-MB), dan myoglobin.
Setelah cedera jantung, troponin dapat
meningkat dalam 2-4 jam dan bertahan
selama 7 hari
Daftar Pustaka: ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes
in patients presenting without persistent ST-segment elevation

Kolelitiasis adalah
adanya batu pada
saluran kantung
empedu
Gejala:

Mual
Nyeri regio perut kanan
atas
Nyeri khususnya dipicu
makanan berlemak
Jika disertai infeksi
sekunder,d apat
menyebabkan gejala
demam, dan menggigil.

4F: female, fat, forty


dan fertile

Lokasi Nyeri

Anamnesis

Pemeriksaan
Fisis

Pemeriksaan
Penunjang

Diagnosis

Terapi
PPI:
ome/lansoprazol
H. pylori:
klaritromisin+amoksi
lin+PPI

Nyeri epigastrik
Kembung

Membaik dgn makan Tidak spesifik


(ulkus duodenum),
Memburuk dgn
makan (ulkus
gastrikum)

Urea breath test (+):


H. pylori
Endoskopi:
eritema (gastritis
akut)
atropi (gastritis
kronik)
luka sd submukosa
(ulkus)

Dispepsia

Nyeri epigastrik
menjalar ke
punggung

Gejala: mual &


muntah, Demam
Penyebab: alkohol
(30%), batu empedu
(35%)

Nyeri tekan &


defans, perdarahan
retroperitoneal
(Cullen:
periumbilikal, Gray
Turner: pinggang),
Hipotensi

Peningkatan enzim
amylase & lipase di
darah

Pankreatitis

Nyeri kanan atas/ Prodromal (demam,


epigastrium
malaise, mual)
kuning.
Nyeri kanan atas/ Risk: Female, Fat,
epigastrium
Fourty, Hamil
Prepitasi makanan
berlemak, Mual,
TIDAK Demam

Ikterus,
Hepatomegali

Transaminase,
Serologi HAV, HBSAg,
Anti HBS
USG: hiperekoik dgn
acoustic window

Nyeri epigastrik/
kanan atas menjalar
ke bahu/ punggung

Murphy Sign

Mual/muntah,
Demam

Nyeri tekan
abdomen
Berlangsung 30-180
menit

USG: penebalan
dinding kandung
empedu (double
rims)

Hepatitis Akut

Resusitasi cairan
Nutrisi enteral
Analgesik

Suportif

Kolelitiasis

Kolesistektomi
Asam
ursodeoksikolat

Kolesistitis

Resusitasi cairan
AB: sefalosporin gen.
3 + metronidazol
Kolesistektomi

Osteoporosis primer dibagi lagi lebih lanjut


menjadi:

Tipe I (pasca menopause)


Ini terjadi pada wanita pasca menopause. Dengan
begitu, dapat dikatakan bahwa osteoporosis terjadi
karena kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita) yang membantu mengatur pengangkutan
kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Tipe II (Senile)
Terjadi pada pria dan wanita usia. Hilangnya massa
tulang kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.
Diakibatkan oleh kekurangan kalsium yang berhubungan
dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan
hancurnya tulang dan pembentukan tulang baru.
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun
dan dua kali lebih sering menyerang wanita.

Vitamin D berperan penting dalam absorbsi


kalsium yang akhirnya berhubungan dengan
metabolisme kalsium tulang.
Pada kondisi kekurangan aktivasi vitamin D
seperti pada orang tua dan penyakit ginjal
kronik, maka akan terjadi pengeroposan
tulang sebagai akibat dari resorbsi tulang
untuk mengkompensasi kadar kalsium
tulang.

7-dehydrocholesterol merupakan prekursor


vitamin D3 pada lapisan epidermis kulit.
Setelah mengalami reaksi elektrocyclic akibat
paparan terhadap UVB akan membentuk
cholecalciferol. Cholecalciferol akan
dihodroksilasi di hati untuk membentuk
calcifediol langkah terakhir adalah
hidroksilasi oleh ginjal menjadi calcitriol
(bentuk aktif dari vitamin D3)

Tirotoksikosis:
manifestasi
peningkatan
hormon
tiroid
dalam
sirkulasi.
Hipertiroidisme:
tirotoksikosis
yang
disebabkan oleh kelenjar tiroid hiperaktif.
Trias:
Hipertirioidsme: pembesaran tiroid
hiperfungsional difus.
Optalmopati infiltratif menghasilkan
exophthalmos.
Dermopati infiltratif terlokalisasi disebut
mixedema pretibial.

Skor>19
hipertiroid
Skor<11
eutiroid
Antara 1119equivocal

Hyperthyroidism:

TSH, T4
TSH, T4 normal

TSH, T4
TSH, T4 atau T3
TSH, T4 & T3 normal
TSH, T4 dan T3

Preferensi tes dengan fT4


dan fT3 dibanding T4 dan
T3 total karena tidak
dipengaruhi level TBG

TSH normal, T4 abnormal

Hipotiroid
Hipotiroid subklinis,
hipotiroid dalam
perawatan.
TSH secreting tumor,
resistensi hormon tiroid
Hipertiroid
Hipertiroid subklinis
Sick euthyriodism,
gangguan pituitari
Perubahan TBG, gangguan
laboratorium,
amiodaron,tumor TSH
pituitari.

Abses paru merupakan nekrosis jaringan paru


dengan pembentukan kavitas dengan ukuran
umumnya diatas 2 cm.
Kavitas mengandung debris nekrotik dan
cairan akibat infeksi bakteri.
Berbagai penyebab abses paru adalah
pneumonia, emboli sptik, vasculitis.
Gejala: batuk, demam, keringat malam.

Diagnosis dari abses paru:


Gejala klinis
Pemeriksaan lab (peningkatan LED, sputum,
aspirasi transbronkial)
Pemeriksaan radiologis (xray: abses terlihat pada
sisi unilateral melibatkan lobus atas dan segmen
apikal dari lobus bawah)

Penyakit infeksi zoonotik yang disebabkan


oleh Leptospira patogen
Faktor risiko:
Pekerjaan; berkontak secara langsung & tidak
langsung dengan urin atau jaringan binatang yang
infeksius
Bidang pertanian, konstruksi, pembersih selokan,
laboratorium, dokter hewan, pekerja tambang, dan
tentara
Aktivitas berenang, memancing,di dalam air
terkontaminasi & bencana alam (banjir)

Keluhan demam yang tidak diketahui


sebabnya
Ruam kulit
Sakit kepala terutama bagian frontal
Nyeri otot
Mata merah
Batuk, nyeri dada
Mual dan muntah
Kadang ikterik
Penggalian riwayat aktivitas atau pekerjaan

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit


infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes terutama Ae.
aegypti.
Virus dengue (DEN-V) terdiri atas 4 serotipe yaitu
DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Semua serotipe
tersebut terdapat di Indonesia
Gejala klinis infeksi dengue bervariasi mulai dari
yang paling ringan berupa flu-like syndrome
hingga sindrom renjatan dengue (SRD) dan
kematian. Angka kesakitan dan kematian akibat
DBD di Indonesia masih tinggi. Kematian
terutama disebabkan renjatan hipovolemik akibat
kebocoran plasma dari intravaskular ke ruang
ekstravaskular akibat disfungsi endotel.

A. Demam Dengue (DF)


Probable demam akut dengan 2 atau lebih tanda
berikut :
Nyeri kepala
Nyeri retroorbital
Arthralgia
Rash
Manifestasi perdarahan
Leukopenia, DAN
IgM ELISA (+)
Confirmed kasus yang telah terkonfirm dengan
kriteria lab.

B. Demam Berdarah Dengue (DHF)


Empat tanda berikut di bawah ini harus ada :
Demam, atau riwayat demam, biasanya bifasik.
Kecenderungan perdarahan yang ditandai dengan
tes tornikuet (+), peteki/purpura/ekimosis,
perdarahan mukosa/GIT, hemateemesis/melena.
Trombositopenia ( < 100.000 sel/cc)
Bukti adanya kebocoran plasma yang
bermanifestasi sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit > 20%
Penurunan hematokrit > 20% setelah pemberian cairan
Adanya efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

DHF grade 1 : demam + gejala nonspesifik


konstitusional (anorexia, muntah, dll) + tes
tornikuet (+)
DHF grade 2 : sama seperti grade 1, ditambah
gejala perdarahan spontan mukokutan atau GIT
(melena, perdarahan gusi, petekie, dll)
DHF grade 3 (DSS) : ditandai oleh gejala
kegagalan hemodinanik seperti nadi lemah dan
cepat (>120x/mnt ), hipotensi (<120 mmHg),
dan akral dingin.
DHF grade 4 (DSS) : adanya shock dengan
tekanan darah dan nadi yang tidak terukur.

Diagnosis dapat ditegakkan melalui tiga cara:


Keluhan klasik + pemeriksaan glukosa plasma sewaktu
200 mg/dL. Glukosa plasma sewaktu adalah hasil
pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan
waktu makan terakhir.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL dengan
adanya keluhan klasik. Glukosa darah puasa artinya pasien
tidak mendapatkan tambahan kalori sedikitnya 8 jam
sebelum pemeriksaan.
Pemeriksaan glukosa 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO) dengan beban 75 gram glukosa 200 mg/dL .
Pemeriksaan ini lebih sensitif dan spesifik dibanding
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun
pemeriksaan ini memiliki keterbatasan karena sulit untuk
dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat
jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.

Kreatinin merupakan marker penanda fungsi


ginjal yang telah umum digunakan. Kreatinin
merupakan hasil produksi hepar dari metilasi
glycoyamine.
Kreatinin dikeluarkan dari tubuh melalui filtrasi
glomerolus Ginjal, karena itu merupakan
penanda yang baik untuk penurunan fungsi
filtrasi glomerolus.
Jika terjadi penurunan filtrasi, maka akan terjadi
peningkatan creatinin darah

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir


dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa
darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 1272 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan
darah dan lendir dalam tinja.
Gejala:
Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
Muntah-muntah.
Anoreksia.
Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
Kadang-kadang disertai dengan gejala
menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit
kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

Sistitis: disuria, frekuensi, urgensi, nyeri


suprapubik, urin bau & kelabu.
Pyelonefritis: demam, menggigil, mual, muntah,
nyeri abdomen, diare, silinder leukosit.
Uretritis: disuria, frekuensi, pyuria.
Urinalisis sebaiknya menggunakan urin pagi hari
karena urin terakumulasi sepanjang malam
sehingga lebih banyak kelainan, seperti silinder
atau nitrit, yang dapat ditemukan untuk
diagnostik.

Pielonefritis merupakan infeksi pada ginjal,


umumnya disebabkan karena penjalaran infeksi
ascending dari UTI dibawah.
Gejala yang dialami apsiena dalah demam, nyeri
pinggang, dan mual.
Pada pemeriksaan lab dapat dijumpai:
leukositosis, Pemeriksaan urin: bakteriuria,
hematuria, silinder, pyuria.
Terapi: Ciprofloksasin selama 7 hari atau TMPSMX selama 14 hari

Pasien tanpa keadaan komorbid tertentu dapat


menggunakan diuretik golongan thiazide.
Diuretik thiazide dapat dipertimbangkan sebagai terapi lini
pertama pada sebagian besar kasus hipertensi.
ACE Inhibitor merupakan pengobatan yang rasional untuk
pasien dengan angina, risiko tinggi penyakit jantung
koroner, penyakit ginjal kronis dan diabetes.
ARB dengan indikasi yang sama seperti ACE-Inhibitor
merupakan pilihan yang populer dikarenakan minimnya
efek samping seperti batuk (ditemukan pada 10%
penyandang hipertensi yang mengkonsumsi ACE-I). ARB
juga terbukti mengurangi kejadian kardiovaskular pada
individu risiko tinggi.

1.
2.

ACE-I (kaptopril, lisinopril): Bradikinin & substansi P batuk


ARB (valsartan, losartan): Tidak menyebabkan batuk

Terapi
Pemanasan
handuk hangat,
infrared
Radiasi preop/post-op
500- 1000 Rad
lindungi implant
Indometasin
Ibuprofen
Diphosphonates

Pembentukan tulang
pada jaringan yang
secara normal tidak
menunjukkan sifat
ossifikasi

Sendi bengkak, nyeri,


hangat
Seringkali terjadi
pengurangan range of
movement
Dapat terjadi sejak 2
minggu post op
Dapat berlanjut menjadi
pembentukan tulang
ekstensif dalam 3 bulan

Ashton et al. Prevention of heterotopic bone formation in high risk patients post-total hip
arthroplasty. Journal of Orthopaedic Surgery 2000, 8(2): 5357

Femoral head
impaction

Final implant

Fraktur siku
tersering pada
anak-anak
Usia < 8 tahun

Mekanisme
Extension (95%) vs
flexion
Posisi menahan
dengan tangan
ekstensi
Posisi menahan
dengan siku fleksi

Mechanism

Mild swelling to gross deformity


Arm held to side, immobile,
extension
S-shaped configuration
angulasi lengan atas
Gartland

I - nondisplaced
II - displaced with intact posterior cortex
III - displaced fracture, no intact cortex
A: posteromedial rotation of distal fragment
B: posterolateral rotation

Gartland type I

Gartland type II

Gartland type III

Infeksi pada
traktus biliaris
Trias Charcoat
Demam
Nyeri perut
kuadran kanan
atas
Kuning/ikterik

Pemeriksaan:
USG Abdomen
Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography
(ERCP)
Magnetic resonance
cholangiopancreatography
(MRCP)
Percutaneous transhepatic
cholangiogram (PTCA)
Pemeriksaan lab:
Kadar Bilirubin
Kadar enzim hati/tes fungsi hati
Leukosit/White blood count
(WBC)

http://emedicine.medscape.com/article/184043-clinical

Disorder

Clinical Feature

Pancreatitis

Chronic Abdominal pain, normal or mildly elevated pancreatic


enzyme levels, malabsorbsion (steatorrhea), diabetes mellitus
(CHRONIC)
sudden in onset abdominal pain radiates the back, worse in
supine position,Profuse vomiting, fever(ACUTE)

Acute
cholesistis

Acute right upper quadrant pain and tenderness, radiates to


back or below the right shoulder blade,Fever and leukocytosis,
Clay-colored stools, jaundice, Nausea and vomiting,Palpable
gallbladder/fullness of the RUQ ,Murphy sign

Cholelithiasis

Episodic abdominal pain (increases when consuming fat), pain


resolves over 30 to 90 minutes.localizes the pain to the
epigastrium or right upper quadrant radiation to the right
scapular tip (Collins sign).Dyspepsia,Gallstones on
cholecystography or ultrasound scan,4F. Dx:USG, MRCP
Choledocholithiasis at least one gallstone in the common bile
duct

Pancreatic
Tumor

>50 years,abdominal pain, lower back pain,jaundice, Dark urine


and clay-colored stools,Fatigue and weakness, Painless
Jaundice, palpable gallbladder (ie, Courvoisier sign),Loss of

Signs of intraperitoneal injury


Nyeri Abdominal, iritasi
peritoneum
Distensi karena
pneumoperitoneum, Pembesaran
gaster, atau terjadi ileus
Ekimosis daerah pinggang (grayturner sign) atau
umbilikus(cullen's sign)
retroperitoneal hemorrhage
Kontusio Abdominal seat belts
sign
Bising usus mengarahkan pada
trauma intraperitoneal
RT: Darah atau emfisema
http://regionstraumapro.com/post/663723636
subkutan

The type of injury will depend on whether the organ injured is


solid or hollow.

hollow organs include:


stomach
intestines
gallbladder
bladder

solid organs
include:
liver
spleen
kidneys

Akan mengeluarkan
udara dan
cairan/sekret GIT yang
infeksius
Sangat mengiritasi
peritoneumperitoniti
s

Menyebabkan
perdarahan internal
yang berat
Darah pada rongga
peritoneum peritonitis
Terlihat gejala syok
akibat perdarahan hebat
Gejala peritonitis dapat
tidak terlalu terlihat

Ruptur organ berongga

Ruptur Organ Solid

Batu pada saluran kemih


Tanda:

Nyeri pinggang
Irritative voiding symptom
mual
Hematuria mikroskopik

Kristal urin dapat


ditemukan pada urinalisis:
kalsium oksalat, asam
urat, sistein
Diagnosis: IVP

optimized by optima

Cervical lateral diagnostic 80%


Foto vertebra komplit AP-Lateral
90% diagnostic
CT spinal 98% diagnostic
22.5 logrolled view untuk melihat
facets
45 view melihat intervertebral
foramen & facets

Trauma.org

Peg & lateral mass distance <2mm and symmetrical


Peg & arch of atlas distance <2mm in adults < 4mm in kids

Above C4 the width is <half of the VB width below C4 its


equal to one VB width

Pseudosubluxation of C2 on C3 is normal in young kids& it


disappears on extension
C1 and C2 interspinous space <10mm wide

Distance between occiput and atlas <5mm


Anterior compression of VB >40% suggest burst fracture

To estimate scattered burns: patient's


palm surface = 1% total body surface
area

Parkland formula = baxter


formula
http://www.traumaburn.org/referring/fluid.shtml

Kebutuhan Cairan:
4 x 30 x 70 =
8400 ml
8 jam pertama
8400 ml / 2 =
4200ml

Tanda pasti kematian

Dependent lividity

Rigor mortis

Lebam mayat (livor mortis)


Lebih cepat terbentuk

Pembusukan
Cedera yang tidak memungkinkan survive
Dekapitasi
Terpotong anggota badan
Terbakar hingga tidak dapat dikenali

Once you begin CPR, continue until (STOP


acronym):
S Patient Starts breathing and has a pulse
T Patient is Transferred to another trained
responder
O You are Out of strength

P Physician directs to discontinue

Kriptorkismus: testis tidak ada dalam


skrotum dan tidak dapat dimasukkan ke
skrotum
Ectopic: tidak melewati jalur turunnya testis
Retraktil: dapat dimanipulasi hingga masuk
ke dalam skrotum dan dapat menetap tanpa
tarikan
Gliding: dapat dimanipulasi hingga masuk
ke dalam skrotum namun bila dilepas akan
tertarik kembali
Ascended: sebelumnya telah ada dalam
skrotum lalu tertarik ke atas secara
spontan

Testis yang tidak


teraba muncul
sekitar 20-30%
pada pasien
kriptorkismus
Hanya 20-40% dari
testis yang tidak
teraba, saat
dioperasi benarbenar tidak ada

Peningkatan tekanan
intrapleura

Kompresi paru ke sisi


kontralateral

Kompresi trakea,
jantung, aorta,
esophagus

Udara terkumpul
pada rongga pleura
tanpa ada tempat
untuk keluar
Hasil paru-paru
kolaps dan menekan
mediastinum,
pembuluh darah
besar dan trakea

Ventilation and
Cardiac Output
greatly compromised

4/1/2015

72

Each time we inhale,


the lung collapses further. There
is no place for the air to
escape..
The trachea is
pushed to
the good side

Heart is being
compressed

Hemoroid
structur vaskular
dalam anal canal
Gambaran
Histologis
Epitel skuomosa
kolumnar simplex
dan eptel skuomosa
bertingkat dengan
pelebaran vena pada
lapisan lamina proria
dan submukosa

soundnet.cs.princeton.edu

Symptoms
knee pain
pain in the
back
hip
difficulty
moving the
lower
extremity
The leg is
shortened and
internally
rotated with
flexion and
adduction at
the hip
Risk Factor
Accident
Improper
seating
adjustment
netterimages.com

Simple management
maneuvers
Suction
Chin lift
Jaw thrust
Definitive airway: Cuffed tube
in tracheaendotracheal tube

Pasien tidak sadar:


GCS <9
Obstruksi karena
Lidah
Aspirasi
Benda asing
Trauma Maksilofasial
Trauma leher
Management:
Careful endoscopic exam
Careful and gentle intubation,
or
Surgical airway?

Modifikasi untuk pasien dengan kecurigaan trauma


medula spinalis:
1. Tongue/jaw lift
2. Modified jaw thrust

Faktor RisikoUlkus
Peptikum e.c NSAID
Gejala klasik:

Nyeri seluruh lapang


perut yang timbul
mendadak
Menjalar sampai ke bahu
Tanda peritonitis

Peneriksaan Fisik

Nyeri tekan seluruh


lapang perut
rigid abdomen; with
rebound and percussion
tenderness, and
guarding (a characteristic
drum-like tender
abdomen)
Pekak hepar menghilang

Radiologic Findings
Plain radiograph of

Skapula dan humerus


merupakan tempat
perlekatan proksimal dari
otot-otot yang berfungsi
untuk fleksi dan ekstensi
sendi siku
Ulna & radius merupakan
tempat perlekatan distal dari
otot-otot ini
Fraktur pada regio kondilus
akan tergeser akan tarikan
otot
Fungsi otot terganggu

Phimosis
Prepusium tidak
dapat ditarik
kearah proksimal

Fisiologis pada

neonatus
Komplikasi

Treatment

Paraphimosis
Prepusium tidak
dapat ditarik
kembali dan
terjepit di sulkus
koronarius
Gawat darurat bila
Obstruksi vena
superfisial
edema dan nyeri
Nekrosis glans
penis

Balanitis
Postitis
Balanopostitis
Dexamethasone 0.1%
(6 weeks) for
spontaneous
retraction

Treatment

Manual reposition
Dorsum incision

Paraphimosis leading to vascular


engorgement and edema of the distal glans.
This condition is a medical emergency when
identified acutely and requires prompt
effective treatment to prevent loss of the
distal glans penis

Manipulation
Ice packs
Compression
Osmotic agent
Puncture technique
Surgical reduction
followed by circumcision
dorsal slit procedure

https://online.epocrates.com

Vasodilatasi perifer
peningkatan permeabilitas
kapiler (edema)
Bronchospasm
Aritmia, tachycardia
Kontraksi otot polos

Talkativeness
Slurred speech
Dizziness
Nausea
Depression
Euphoria
Excitement
Convulsions

Overdosis epinefrin
Sangat jarang
Fear, anxiety
Tenseness
Restlessness
Throbbing headache
Tremor
Perspiration
Weakness
Dizziness
Pallor
Respiratory difficulty
Palpitations

Femur bone
anatomy
Terletak dekat
dengan pembukuh
darah besar (femoral
artery)

Pada fraktur femur


kehilangan darah
sampai 1,500 ml
per femur

Sumbatan saluran limfe


Akumulasi cairan limfe di jaringan sekitar
Etiologi

Pembedahan
Radiasi
Infeksi
Trauma

Transportasi cairan limfe terganggu


Saluran limfe rusak secara fisik karena operasi
Kompresi saluran limfe karena perubahan saat radiasi dan operasi
Obstruksi saluran limfe oleh tumor

Lifetime risk

Iodine is better tolerated by tissue than a


combination of octenidine/phenoxyethanol or
preparations that contain chlorhexidine, but less
well-tolerated than polihexanide and
taurolidine26-29 (Kramer et al 93, Kramer &
Adrian 96, Kramer et al 95, Kramer et al 98)
As an active component, iodine thus is the agent
of choice for topical management of infected
wounds or colonised acute trauma wounds

CONSENSUS PAPER ON WOUND ANTISEPSIS


KramerG. Daeschlein1), G. Kammerlande, A. Andriessen3) C. Aspck4)

It is a rapidly progressive, potentially fatal


condition characterized by widespread
necrosis of the muscles and subsequent softtissue destruction.
Merupakan akibat dari luka yang tidak diobati
dengan adekuat

Closteridium species spore forming,


Gram(+)

c.nov
yi

c.septicu
m
C. Perfringens
(mostly)

vegetative
cells multiply
Spores
germinate

Anaerobic
environment

Carbohydrates
Fermentation

PATHOGENESIS
Incubation period is

Gas production
In tissues

1-7 days

Toxemia and
death

Distension of
tissues

Interfering
Blood supply
Ischemia/
gangrene

Akumulasi dari cairan


dan udara bebas pada
rongga pleura
Menyebabkan tekanan
positif pada rongga
pekuraparu-paru
kolaps
Pemeriksaan Fisik
Hipersonor pada lapang
paru atas
Redup pada lapang paru
bawah

Karena trauma Biasanya


darah
hematopneumothorax

HERNIA HIATALHERNIA DIAFRAGMATIKA

/VENTRAL HERNIA

Tipe Hernia

Definisi

Reponible

Kantong hernia dapat dimasukkan kembali ke dalam


rongga peritoneum secara manual atau spontan

Irreponible

Kantong hernia tidak dapat dimasukkan kembali ke


dalam rongga peritoneum

Incarserated

Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat di


dalam kantong hernia

Strangulated

Obstruksi dari pasase usus dan Obstruksi vaskular dari


kantong herniatanda-tanda iskemik usus:
bengkak,nyeri,merah

Indirek mengikuti kanalis inguinalis


Karena adanya prosesus vaginalis
persistent
The processus vaginalis outpouching
of peritoneum attached to the testicle
that trails behind as it descends
retroperitoneally into the scrotum.
DirekTimbul karena adanya defek atau
kelemahan pada fasia transversalis dari
trigonum Hesselbach

http://emedicine.medscape.com/article/

http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/fractures/Supracondylar
_fracture_of_the_humerus_Emergency_Department/

Merupakan pemeriksaan untuk menilai fundus


okuli terutama retina dan papil saraf optik
Papil
Batas tegas, bulat lonjong, kabur
Warna pucat atau merah jambu, ekskavasi

Pembuluh darah retina


Bentuk, jumlah, lurus atau berkelok, warna, titik persilangan,
spasme, rasio arteri dan vena

Retina
Eksudat, perdarahan, sikatrik koroid atau ablasi
Makula lutea

Sidarta ilyas, Ilmu penyakit m

Swelling (inflamation) or infection of the


membrane lining the eyelids

Vaughn DG, Oftalmologi Umum,


ed.14

Glaukoma adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan


peningkatan tekanan bola mata (TIO Normal : 10-24mmHg)
Ditandai : meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang
Jenis Glaukoma :
Primer yaitu timbul pada mata yang mempunyai bakat bawaan, biasanya bilateral dan
diturunkan.
Sekunder yang merupakan penyulit penyakit mata lainnya (ada penyebabnya) biasanya
Unilateral

Mekanisme : Gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sitem


drainase sudut kamera anterior (sudut terbuka) atau gangguan akses humor
akueus ke sistem drainase (sudut tertutup)
Pemeriksaan :

Tonometri : mengukur tekanan Intraokuler (TIO)


Penilaian diskus optikus : pembesaran cekungan diskus optikus dan pemucatan diskus
Lapang pandang
Gonioskopi : menilai sudut kamera anterior sudut terbuka atau sudut tertutup

Pengobatan : menurunkan TIO obat-obatan, terapi bedah atau laser

http://emedicine.medscape.com/article/1206147

www.wikipedia.org

Causes

Etiology

Clinical

Acute
Glaucoma

Pupilllary block

Acute onset of ocular pain, nausea, headache,


vomitting, blurred vision, haloes (+), palpable
increased of IOP(>21 mm Hg), conjunctival injection,
corneal epithelial edema, mid-dilated nonreactive
pupil, elderly, suffer from hyperopia, and have no
history of glaucoma

Open-angle
(chronic)
glaucoma

Unknown

History of eye pain or redness, Multicolored halos,


Headache, IOP steadily increase, Gonioscopy Open
anterior chamber angles, Progressive visual field loss

Congenital
glaucoma

abnormal eye
development,
congenital
infection

present at birth, epiphora, photophobia, and


blepharospasm, buphtalmus (>12 mm)

Secondary
glaucoma

Drugs
Sign and symptoms like the primary one. Loss of
(corticosteroids)
vision
Eye diseases
(uveitis, cataract)
Systemic diseases
Trauma

Absolute
glaucoma

end stage of all types of glaucoma, no vision,


absence of pupillary light reflex and pupillary
response, stony appearance. Severe eye pain. The

Buta warna merah dan hijau laki-laki


Buta warna diturunkan melalui kromosom X

Adalah lepasnya
lapisan dalam dari
retina dari lapisan
epitelium pigment
(choroid)
Gejala dan tanda
Photopsia sensasi
meliat kilat
Gangguan lapang
pandang
Adanya sensasi seperti
tirai menutup
pandangan

Penurunan TIO beta blocker, alpha 2-adrenergik agonis,


carbonic anhydrase

Tekanan IO diturunkan dengan :

Pilokarpin 2 % tiap menit selama 5 menit tiap 1 jam


selama satu hari
Asetazolamid 500 mg IV tablet 250 mg/4 jam

Nyeri dikurangi dengan xilokain 2%


retrobulbar
Pembedahan hanya untuk glaukoma sudut
sempit iridektomi

Blood in the front (anterior) chamber of the eye a reddish


tinge, or a small pool of blood at the bottom of the iris or in the
cornea.
May partially or completely block vision.
The most common causes of hyphema are intraocular surgery,
blunt trauma, and lacerating trauma
The main goals of treatment are to decrease the risk of
rebleeding within the eye, corneal blood staining, and atrophy of
the optic nerve.
Treatment :elevating the head at night, wearing an patch and
shield, and controlling any increase in intraocular pressure.
Surgery if non-resolving hyphema or high IOP
Complication: rebleeding, peripheral anterior synechiea, atrophy
optic nerve, glaucoma (months or years after due to angle
closure)

Merupakan trauma yang mengenai


bola mata akibat terpaparnya bahan
kimia baik yang bersifat asam atau
basa yang dapat merusak struktur
bola mata tersebut
Keadaan kedaruratan oftalmologi
karena dapat menyebabkan cedera
pada mata, baik ringan, berat
bahkan sampai kehilangan
penglihatan
Etiologi : 2 macam bahan yaitu yang
bersifat asam (pH < 7) dan yang
bersifat basa (pH > 7,6)
Pemeriksaan Penunjang :

Klasifikasi :
Derajat 1: kornea jernih dan tidak
ada iskemik limbus (prognosis
sangat baik)
Derajat 2: kornea berkabut
dengan gambaran iris yang masih
terlihat dan terdapat kurang dari
1/3 iskemik limbus (prognosis
baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang
total, stroma berkabut dengan
gambaran iris tidak jelas dan
sudah terdapat 1/2 iskemik
limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan sudah
terdapat iskemik lebih dari 1/2
limbus (prognosis sangat buruk)

Kertas Lakmus : cek pH berkala


Slit lamp : cek bag. Anterior mata dan
lokasi luka
Tonometri
http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia Funduskopi direk dan indirek
pada-mata.pdf

Tatalaksana Emergensi :
Irigasi : utk
meminimalkan durasi
kontak mata dengan
bahan kimia dan
menormalkan pH mata;
dgn larutan normal saline
(atau setara)
Double eversi kelopak
mata : utk memindahkan
material
Debridemen : pada epitel
kornea yang nekrotik

Tatalaksana
Medikamentosa :
Steroid : mengurangi
inflamasi dan infiltrasi
neutrofil
Siklopegik :
mengistirahatkan iris,
mencegah iritis (atropine
atau scopolamin)
dilatasi pupil
Antibiotik : mencegah
infeksi oleh kuman
oportunis

http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-pada-mata.pdf; Ilmu Penyakit


Mata, Sidarta Ilyas

The Goals Of
Management :

Removing the offending agent

Immediate copious irrigation

Pain relief Topical anesthetic

artificial tears
Ascorbate collagen remodeling
Placement of a therapeutic bandage
contact lens until the epithelium has
regenerated

Promoting ocular
surface(epithelial)healing

Controlling inflammation

Inflammatory inhibits
reepithelialization and increases the
risk of corneal ulceration and
perforation
Topical steroids
Ascorbate (500 mg PO qid)

Prophylactic topical antibiotics

In initial therapy and during the later


recovery phase, if IOP is high (>30
mm Hg)

With a sterile balanced buffered


solution normal saline solution or
ringer's lactate solution
Until the ph (acidity) of the eye returns
to normal

Preventing infection
Controlling IOP

EPIDEMIOLOGY
Adult chlamydial conjunctivitis is a
sexually transmitted disease (STD)
All ages but particularly young
adults
More women than men affected C.
trachomatis serotypes D-K
Histopathology: basophilic
intracytoplasmic epithelial inclusion
bodies (on Giemsa staining)

SIGNS
Preauricular lymphadenopathy
Mucopurulent discharge
Conjunctival injection
Chemosis
Follicular reaction (especially
bulbar or plica semilunaris
follicles)
Superior micropannus
Fine or coarse epithelial or
subepithelial corneal infiltrates

SYMPTOMS
TREATMENT
Unilateral or bilateral involvement Options include one of the following:
Purulent discharge, crusting of
Azithromycin 1000mg single dose
lashes, swollen lids, or lids "glued Doxycycline 100mg BID for 7 days
together"
Tetracycline 100mg QID x 7 days
Patient may also complain of:
(avoid in pregnant women and in
red eyes
children)
irritation
Erythromycin 500 mg QID x 7 days
tearing
Patient and sexual contacts should be
photophobia
evaluated and treated for other STDs.
http://www.aao.org/theeyeshaveit/red-eye/chlamydial-conjunctivitis.cfm

Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva


atau selaput lendir yang menutupi belakang
kelopak dan bola mata
Gejala khusus pada konjungtivitis adalah
sekret hasil produksi sel goblet

Uveitis
acute, sterile anterior segment inflammation
develop symptoms within 12 to 24 hours of the surgery
Red eye and painfull
Slit lamp increased cell and flare, hypopyon formation, diffuse
corneal edema
Swelling of the macula (cystoid macular edema)
between 2 and 12 weeks after cataract surgery
vision becomes blurry after a period of clear vision
Risk Factor:age-related macular degeneration, diabetic
retinopathy
Retinal detachment
Fluid seeps through a tear in the retina
shadow in field of vision, floaters or flashing lights
Endophthalmitis
Painful eyeball, Lid oedema, chemosis, conjunctival injection
very poor vision
sensitivity to light
Purulent discharge hypopyon, corneal infiltrates

CT scan merupakan pemeriksaan gold standar


untuk penegakkan diagnosis stroke
Stroke hemorargik
Ct- scan merupakan pemeriksaan yang dapat
dipercaya untuk menegakkan diagnosis perdarahan
akut (terutama dalam seminggu pertama serangan
stroke)
Stroke iskemik
dalam satu jam pertama serangan stroke iskemik,
hanya <50% infark yang dapat terlihat perlu
diffusion weighted MRI

Stadium Hiperakut
(<12 jam serangan)
Normal 50-60%
Arteri hiperdense
(dense MCA sign)
Obstruksi pada
nukleus lentiformis
Insular ribbon sign

Acute : 12 24 jam
serangan
Low density basal
ganglia
Sulcal effacement

1 3 hari setelah
serangan
Peningkatan massa
Transformasi
hemorargik

DIAGNOSIS ME TB

ME TB bersifat subakut
Gejala prodormal :

Demam sub akut, malaise,


nyeri kepala, pusing, muntah
dan perubahan personaliti
(muncul beberapa minggu
sebelumnya)

Setelah prodormal selesai,


pasien akan menderita nyeri
kepala hebat, perubahan
kesadaran, stroke,
hidrosefalus, dan neuropati
kranial
Kejang jarang terjadi pada
orang dewasa bila ada
kemungkinan meningitis
bakterial atau virus atau
tuberkuloma serebri
Kejang sering muncul pada
pasien anak (hampir 50%
kasus)

Penegakkan diagnosis
berdasar pada manifestasi
klinis dan pemeriksaan CSF
Pada pemeriksaan CSF
didapatkan :

Pleositosis dengan
predominan limfosit
Total WBC 100 and 500
cells/L.
Pada fase awal, sel darah
putih dapat rendah dengan
predominan neutrofil
Protein meningkat antara 100
dan 500 mg/dL,
Glukosa rendah kurang dari
45mg/dL atau rasio CSF:
plasma <0.5

Marx GE, Chan ED. Tuberculous Meningitis : Diagnosis and Treatment Review. Hindawi Publishing Corporation
Tuberculosis Research and Treatment Volume 2011, Article ID 798764, 9 pages

TERAPI ANTIMIKROBIAL ME TB

Neurologic exam
A. Deep tendon reflexes
(knee jerk L4, ankle jerk
S1)
B. Straight-leg raise
C. Dorsiflexion of ankle
during straight-leg raise
test increases sciatic
tension and pain
D. Plantar flexion at ankle
during straight-leg raise
relieves sciatic tension
and pain
E. Ankle clonus
F. Consider rectal exam (for
tone) and check for
perianal sensation (cauda
equina syndrome

Afasia adalah gangguan berbahasa baik dalam memproduksi dan/atau


memahami bahasa
Tujuh komponen Wernicke-Geshwind
Model

Stimulus auditif sistem


audiktif area auditif
primer di girus Hiscl (di
kedua lobus temporalis)
area auditif primer di
hemisfer yg dominan
area asosiasi auditif
(Wernicke area)
informasi diteruskan ke
daerah enkoding motorik
(area Broca)

Afasia Global
Melibatkan seluruh daerah bahasa di
fisura Sylvii, pasien sama sekali tidak
berbicara, atau sepatah kata atau frasa
yang diulang ulang, artikulasi buruk,
tidak bermakna

Afasia Broca (Lesi Frontal)


Pasien tidak bicara atau sedikit
bicara, memerlukan banyak usaha
untuk berbicara, miskin gramtik,
menyisipkan, mengimbuh huruf
atau bunyi yg salah
Afasia Wenicke (Sensorik) Lesi
Temporoparietal
Bicara terlalu banyak, kalimat yang
diucapkan tidak mempunyai arti
Afasia Transkortikal

Stroke (WHO MONICA 1986)


Gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam,
berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder
karena trauma ataupun infeksi.

Tanda dan Gejala Stroke (De Freitas et al


2009)
Hemidefisit motorik
Hemidefisit sensorik

Penurunan kesadaran
Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan
hipoglosus (XII) sentral
Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan
berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi
intelektual (demensia)

Buta separuh lapang pandang


(hemianopsia)
Defisit batang otak

Siriraj Stroke skor

Jarang muncul sebelum usia 40 tahun, resiko meningkat dengan


bertambahnya usia dan mengenai 1-% pasien berumur di atas 65 tahun
Faktor resiko parkinson :
genetik
terpapar pestisida
kopi dan rokok menurunkan resiko terjadinya parkinson

Kerusakan pada
neuron penghasil
dopamine di
Substansia Nigra

Produksi
Dopamine

Jalur nigrostriatal :
Dopamine di
korpus striatum

Rigiditas, Bradykinesia,
Tremor, Gangguan
berjalan
Wilkinson I, Lennox G. Essential Neurology 4th edition. 2005

Guillain-Barr syndrome (GBS) is a group of autoimmune syndromes


consisting of
demyelinating and acute axonal degenerating forms of the disease

Paresis nervus VII


perifer idiopatik
ditemukan pertama
kali oleh Sir Charles
Bell ( 1774-1842)
Etiologi

Inflamasi pada nervus


fascialis di ganglion
geniculatum
menyebabkan
kompresi dan akhirnya
terjadi iskemia dan
demyelinisasi
Penyebab inflamasi
belum dapat
diidentifikasi, dicurigai
disebabkan oleh
Tiemstra JD, Khatkhate N. Bell`s Palsy : Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2007;76:997-1002, 1004
infeksi HSV-1

Tiemstra JD, Khatkhate N. Bell`s Palsy : Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2007;76:997-1002, 1004

Penonjolan diskus intervertabralis dengan protusi


dan nukleus kedalam kanalis spinalis
mengakibatkan penekanan pada radiks atau cauda
equina.

1.Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu


atau dua ekstremitas.
2.Nyeri tulang belakang
3.Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
4.Kehilangan control dari anus dan atau kandung
kemih sebagian atau lengkap.
5. nyeri diperberat akibat peningkatan tekanan
cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat,
mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan atau
spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

Korteks
serebri

-Lobus
oksipital

-Menerima dan memproses


informasi visual

-Lobus
temporal

- Penghidu, pendegaran,
keseimbangan, emosi dan
motivasi , bahasa

-Lobus
parietal

- area asosiasi sensorik dan


kemampuan visuospasial

-Lobus
frontal

-Konsentrasi, kontrol emosi,


area motorik, tempat
koordinasi semua sinyal dari
bagian otak, proses
pemecahan masalah yang
kompleks, kepribadian

Sistem
limbik

Hipokamp
us
Amygdala

Pembentukan memori baru


Mengatur emosi yang terkait
dengan self perservation

Central
core

-Medulla
oblongata
(medulla)
-Pons
-Cerebellu
m
-Hipotalam

-Mengatur respirasi, nadi dan


tekanan darah
-Mengatur siklus bangun dan
tidur
-Mengatur refleks,
keseimbangan dan
mengkoordinasikan gerakan

Perasaan mual dan pusing yang terjadi akibat


gerakan saat menaiki mobil, roller coaster
atau menaiki perahu
Terkait dengan sistem keseimbangan yaitu :

Telinga dalam
Mata
Reseptor di kulit
Reseptor di sendi dan otot
SSP

Adalah kesimpulan menyeluruh yang


mendeskripsikan hasil observasi dan
kesan dari pasien selama wawancara
Status mental pasien dapat berubah
dengan waktu
Status mental =
deskripsi: penampilan
}
pembicaraan
}
perilaku
}
pikiran
} pasien
selama
wawancara

I. Deskripsi umum
1. Penampilan
2. Perilaku dan
aktivitas
psikomotor
3. Sikap terhadap
pemeriksa
II. Mood dan afek
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian afek
III. Ciri pembicaraan
IV. Persepsi
V. Isi pikiran dan arah
pikiran ( mental

trends )

Proses / bentuk
pikiran
2. Isi pikiran
1.

VI. Kesadaran dan


kognisi
VII. Pengendalian
impuls
VIII. Daya nilai dan
tilikan
IX. Taraf dapat
dipercaya

Mood = suasana perasaan


emosi yang meresap dan terus menerus
yang mewarnai persepsi seseorang akan
dunia.
Deskripsi mood
Euthym
: normal
Hypothym : murung-putus asa-depresif
Hyperthym : elasi-ekspansif-euforikmanik
Empty
: kosong-hambar
Irritable
: mudah tersinggung
Alexithymia : sulit mengungkapkan
perasaan

Afek :
Ekspresi emosi sesaat, dapat diamati dari
ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara.
Deskripsi Afek :
serasi / tidak serasi
luas terbatas tumpul datar
labil/tegang/cemas

Bicara dapat digambarkan didalam


kualitasnya, kecepatan produksi suara dan
kualitasnya.
Penampilan: secara fisik, pakaian, cara
berjalan, rapi/ tidak, terurus/tidak

Dalam arti sempit adalah pemahaman pasien terhadap penyakitnya


Derajat tilikan:
1. Penyangkalan penyakit sama sekali
2. Agak menyadari bahwa mereka adalah sakit dan membutuhkan
bantuan tetapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal
penyakitnya.
3. Sadar bahwa mereka adalah sakit tapi melemparkan kesalahan pada
orang lain, pada faktor eksternal atau faktor organik
4. Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya
5. Tilikan intelektual: menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala
disebabkan gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tetapi
TIDAK menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman di
masa depan
6. Tilikan emosional sesungguhnya: Tilikan yang sehat, yakni sadar
sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motifasi untuk mencapai
perbaikan

Kompulsif

desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang


akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi. Jika
dilakukan tindakan kompulsif

Isi pikir

Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya


dipikirkan seseorang: gagasan, keyakinan, preokupasi,
obsesi.
arus pikir: cara dimana seseorang menyatukan gagasan
dan asosiasi, yaitu bentuk dimana seseorang berpikir.
Proses pikiran mungkin logis dan koheren atau sama
sekali tidak logis dan bahkan tidak dapat dimengerti
(termasuk neologisme, asosiasi longgar, flight of ideas,
tangensial, sirkumtansial)

Flight of ideas gagasan yang bertubi-tubi melompat dari satu topik ke


topik lain
Obsesif

gagasan, bayangan pikiran atau impuls yang timbul


dalam pikiran individu secara berulang-ulang dalam

Akatisis

syndrome characterized by unpleasant sensations of


inner restlessness that manifests itself with an inability
to sit still or remain motionless. (a subjective disorder
characterized by a desire to be in constant motion
resulting in an inability to sit still and a compulsion to
move.)

Rigiditas

Stiffness or inflexibility.

Bradikinesia

extreme slowness of movements and reflexes

Distonia akut

sustained muscle contractions cause twisting and


repetitive movements or abnormal postures
(characterized by intermittent spasmodic or sustained
involuntary contractions of muscles in the face, neck,
trunk, pelvis). Frequently a result of antiemetics
metoclopramide, typical antipsychotic eg.
Chlorpromazine

Tardive
dyskinesia

an involuntary movement disorder characterized by


repetitive purposeless movements which typically

DSM-IV-TR divides primary sleep disorders


into:
Dyssomnias: disorders of quantity or timing of
sleep
Insomnia
Hypersomnia

Parasomnias: abnormal behaviors during sleep or


the transition between sleep and wakefulness.
Sleep walking , night terror, nightmare

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

Insomnia is difficulty initiating or maintaining


sleep. It is the most common sleep complaint and
may be transient or persistent.
Primary insomnia is commonly treated with
benzodiazepines.

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

According to severity:

Mild: almost every night,


minimum impairment of
quality of life (QoL)
Moderate: every night,
moderate impairment
QoL with symptoms
(irritability, anxiety,
fatigue)
Severe: every night,
moderate impairment
QoL with more severe
symptoms of irritability,
anxiety, fatigue

According to form
of presentation:

Sleep onset/early
insomnia (difficulty
falling asleep)
Sleep
maintenance/midd
le insomnia
(waking frequently)
End of sleep/late
insomnia (waking
too early)

Abulia: global underactivity (lack of


motivation or desire to perform a task) (eg: In
stroke, abulia results most often from
damage to the frontal lobes)
Raptus: a pathological paroxysm of activity
giving vent to impulse or tension (as in an act
of violence)
Halusinasi: Penginderaan/persepsi sensoris
tanpa adanya stimulus eksternal

Untuk menegakan diagnosis pasti, gejala obsesif atau


tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir
setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut-turut.
Merupakan sumber penderitaan atau mengganggu
aktivitas penderita
Glutamatergic abnormalities in corticostriatal brain circuits
are thought to underlie obsessive-compulsive disorder
(OCD)
Low GABA function is a consistent finding in mood
disorders. Highest concentrations of GABA are found in
the basal ganglia of the brain, followed by the
hypothalamus, hippocampus and amygdala

Diagnosis

Karakteristik

Gangguan panik

Serangan ansietas yang intens & akut disertai


perasaan akan datangnya kejadian menakutkan.
Tanda utama: serangan panik yang tidak diduga
tanpa adanya stimulus.

Gangguan cemas
menyeluruh

Ansietas berlebih terus menerus disertai


ketegangan motorik (gemetar, sulit berdiam diri,
dan sakit kepala), hiperaktivitas otonomik (sesak
napas, berkeringat, palpitasi, & gangguan
gastrointestinal), kewaspadaan mental (iritabilita).

Gangguan konversi Merupakan gangguan disosiatif


Depresi

afek depresif, hilang minat & kegembiraan, mudah


lelah & menurunnya aktivitas.

1.

2.

3.

Denial deny the reality of the situation. It is a


defense mechanism that buffers the immediate
shock. block out the words and hide from the facts.
Anger The anger may be aimed at God, complete
strangers, friends or family. Anger may be directed
at our dying or deceased loved one.
Bargaining
The third stage involves the hope that the individual
can somehow postpone or delay death. Usually, the
negotiation for an extended life is made with a
higher power in exchange for a reformed lifestyle
(eg: God)

Depression
During the fourth stage, the grieving person begins to
understand the certainty of death. Because of this, the individual
may become silent, refuse visitors and spend much of the time
crying and grieving. This process allows the dying person to
disconnect from things of love and affection.
Eg: "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die
soon so what's the point?"; "I miss my loved one, why go on?"
5. Acceptance In this last stage, individuals begin to come to
terms with their mortality, or that of a loved one, or other tragic
event
Eg."It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare
for it."
4.

Gejala utama:
1.afek depresif,
2.hilang minat &
kegembiraan,
3.mudah lelah &
menurunnya
aktivitas.

Gejala lainnya:

1. konsentrasi menurun,
2. harga diri & kepercayaan diri
berkurang,
3. rasa bersalah & tidak berguna
yang tidak beralasan,
4. merasa masa depan suram &
pesimistis,
5. gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh
diri,
6. tidur terganggu,
7. perubahan nafsu makan (naik atau
turun).

PPDGJ

Episode depresif ringan: 2 gejala utama + 2 gejala lain > 2


minggu

Episode depresif sedang: 2 gejala utama + 3 gejala lain,


>2 minggu.

Episode depresif berat: 3 gejala utama + 4 gejala lain > 2


minggu. Jika gejala amat berat & awitannya cepat,
diagnosis boleh ditegakkan meski kurang dari 2 minggu.
Episode depresif berat dengan gejala psikotik: episode
depresif berat + waham, halusinasi, atau stupor depresif.

PPDGJ

Kombinasi psikoterapi & farmakoterapi adalah terapi paling


efektif.
The different antidepressant class adverse effect profiles make
the SSRIs more tolerable than the TCAs SSRI is commonly used
as first line drug for major depression.
Contoh:
Sertraline dosis awal 1x50 mg
Fluoxetine dosis awal 1x20 mg

Istilah

Keterangan

Sadomasokisme

Preferensi terhadap aktifitas seksual yang


menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Pelaku
disebut Sadism, Resipien disebut masokism

Fetihisme

Mengandalkan benda mati sebagai rangsangan untuk


membangkitkan keinginan seksual dan kepuasan
seksual. Contoh : pakaian dalam atau sepatu

Voyeurisme

Kecenderungan berulang atau menetap untuk melihat


orang yang sedang berhubungan seksual atau
berperilaku intim seperti sedang menanggalkan
pakaian

Ekshibisionism
e

Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk


memamerkan alat kelamin kepada asing (biasanya
lawan jenis) atau pada orang banyak ditempat umum

Nekrofilia

Perilaku seksual terhadap mayat

Frotteurism

Sexually arousing fantasies, sexual urges, or behaviors


involving touching and rubbing against a
nonconsenting person.

Sexual desire disorders

Sexual arousal disorders

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD);


Persistently or recurrently deficient (or absent) sexual
fantasies and desire for sexual activity
Sexual Aversion Disorder (SAD)
Persistent or recurrent extreme aversion to, and
avoidance of, all (or almost all) genital sexual contact
with a sexual partner.
Female Sexual Arousal Disorder (FSAD)
Persistent or recurrent inability to attain, or to
maintain until completion of the sexual activity, an
adequate lubrication-swelling response of sexual
excitement.
Male Erectile Disorder
Persistent or recurrent inability to attain, or to
maintain until completion of the sexual activity, an
Kaplanerection.
& Sadock synopsis of psychiatry
adequate

Orgasmic disorders
Female Orgasmic Disorder (Inhibited Female Orgasm)

Male Orgasmic Disorder (Inhibited Male Orgasm): sometimes


called inhibited orgasm or retarded ejaculation, a man achieves
ejaculation during coitus with great difficulty
Premature Ejaculation

Sexual pain disorders

Dyspareunia: recurrent or persistent genital pain associated


with sexual intercourse.
Vaginismus: involuntary muscle constriction of the outer third
of the vagina that interferes with penile insertion and
intercourse.

Sexual dysfunction due to general medical condition

Substance-Induced Sexual Dysfunction


With impaired desire/With impaired arousal/With impaired
orgasm/With
sexual
pain/With
onset
during intoxication
Kaplan
& Sadock
synopsis
of psychiatry

Penyakit jamur superfisial yang kronik disebabkan

Gejala:

Malassezia furfur

Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat


hitam, meliputi badan, ketiak, lipat paha, lengan, tungkai
atas, leher, muka, kulit kepala yang berambut
Asimtomatik gatal ringan, berfluoresensi

Pemeriksaan: lampu Wood (kuning keemasan), KOH


20% (hifa pendek, spora bulat: meatball & spaghetti
appearance)
Obat: selenium sulfida, azole, sulfur presipitat

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Gandahusada S, et al. Parasitologi Kedokteran. Balai Penerbit FKUI.


Jakarta:2004

Etiologi:

Morfologi

Taenia saginata
Cacing dewasa4-12
m
Skoleks
Leher
Strobilaproglotid

Proglotid gravid1530 cabang


TelurTelur bulat
berdinding tebal,
memiliki stria radial

http://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/gen_info/faqs.ht

Gejala
klinisringan
Perut tidak nyaman
nyeri ulu hati
Mual dan muntah
Nafsu makan turun
Berat badan turun

Diagnosis
Ditemukan proglotid
bergerak aktif dlm
tinja
Eosinofilia

Th/: Prazikuantel

http://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html

Nama cacing

Gejala Klinis

Morfologi

Taenia solium

Gejala
ringannyeri
ulu hati,mencret
mual,obstipasi,s
akit kepala.
Eosinofilia
Dapat
menyebabkan
sistiserkosis
cellulose bila
termakan larva

Cacing dewasa24m
Skolekspunya 2
baris kait
Proglotid
gravid712cabang
Telurtidak dapat
dibedakan dengan

Dyphylobothriu Diare, tidak


m latum
nafsu

makan,tidak
enak di perut

T. saginata

Cacing dewasa
warna gading,
10m
Proglotid:
lebar>panjang,uter
us berbentuk
Rossete
TelurOperkulum

http://quizlet.com/12931611/parasitology-flash-

Bentuk

Nama
cacing

Gejala Klinis

Morfologi

Fasciola
hepatika

Gangguan GIT
mual, muntah, nyeri
abdomen, demam
Peradangan,
penebalan,sumbatan
sal.empedusiroris
periporta

Cacing pipih spt


daun
Cacing dewasa
memiliki batil isap
kepala dan perut
Telursulit
dibedakan dengan
F.buski, sdkt
melebar pada
abopercular
Telur dikeluarkan
belum matang,
matang dalam air
berisi mirasidium

Fasciolopsi Sebagian besar


s buski
asimptomatik.

Nyeri perut
(epigastrium),diare
kronik diselingi
konstipasi,tinja berisi
makanan yang tidak
tercerna,anemia akibat

Cacing dewasa
memiliki batil isap
kepala dan perut
Telurelips,dinding
transparan,operkulu
m kecil nyaris tidak
terlihat,imatur(tidak
ada embrio)

Bentuk

Nama
cacing

Gejala Klinis

Morfologi

Ascaris
lumbricoid
es

Sindrom Loeffler
Batuk cacing
Berak cacing
Ileus
obstruksibola
askaris

Cacing dewasa
panjang, dan
melengkung pada
bag. Ventral,bag.
Ekor membulat
Telur memiliki tepi
seperti roda
bergerigi

Bentuk

Enterobiasis disebabkan
oleh Enterobius

vermicularis

Gejala: sering
asimtomatik

Pruritus ani & vulva


terutama malam hari
Insomnia, nyeri abdomen
Enuresis pada anak

Diagnosis: menemukan
telur dengan tape di
perineum saat
malam/pagi hari sebelum
mandi

Wolfram W. Enterobiasis. http://emedicine.medscape.com/article/997814-overview

https://www.msu.edu/course/zol/316/everscope.

Disebabkan oleh Gardnerella vaginalis


Sebagian besar wanita asymptomatic
Signs/symptoms when present:

Reported malodorous (fishy smelling) vaginal


dischargeduh tubuh ringan-sedang keabuan
berbau tidak enak (amis)
bau lebih busuk setelah bersenggama dan setelah
gatal dan rasa terbakar
kemerahan dan edem pada vulva

Gejala dapat menghilang secara spontan

16
9

Saline: 40X objective

NOT a clue cell

Clue cells

Pemeriksaan sediaan
basah sekret: clue cell
(epitel vagina diliputi
kokobasil sehingga batas
sel tidak jelas, disebut
clue cell).
Pewarnaan gram
ditemukan batang kecil
negatif gram,sampai
NOT a clue cell
gram-variable staining
17
0
Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington

Vaginal pH >4.5
Presence of >20% per HPF

Amsel Criteria:
Setidaknya 3 dari
tanda berikut ini

of "clue cells" on wet mount


examination

Positive amine or "whiff"


test

Homogeneous, non-viscous,
milky-white discharge
adherent to the vaginal
walls

Absence of the normal


vaginal lactobacilli

17
1

Batang gram negatif


Transmisi
Droplets
Kontak langsung dengan
cairan terkontaminasi

Disease caused by H. influenzae


Serotype b

Flora normal pada traktus


respiratorius dan rongga
mulut
Semua Haemophilus sp.
Catalase +
oxidase +

Clinical Microbiology Reviews, April 2000, p. 302-317, Vol. 13, No. 2

H. Influenzae type b is an important


human pathogen
Hemolysis

Growth
Factor
X

H. parainfluenzae

+
+
+
-

+
+
+

H. aphrophilus

H. influenzae
H. aegyptius
H. ducreyi

H.influenzae growing on
chocolate agar. Notice the
semi-opaque, gray-white,
mucoid colonies characteristic
of encapsulated strains.

Gram stain of H. influenzae


from colony

Organisme

Bentuk

Gram

Media

Katalase

Uji khusus

H.influenza

bacili

(-)

Agar
coklat

(+)

Growth
faktor X&Y

Pneumokok
us

Coccus,
lancet
shape

(+)

Agar darah (-)

Optochin
(+)

Meningokok diplococcu (-)


us
s

Agar
coklat

(+)

Fermentasi
glukosa&m
altosa

Klebsiella

bacili

Mac
Conkey

(+)

Indol (-),
fermentasi
laktosa

Staph.
epidermidis

staphyloco (+)
ccus

BairdParker
(Yolk)

(+)

Novobioci
n (+),
manitol (-)

(-)

Karsinoma sel basal

Karsinoma sel skuamosa

Berasal dari sel epidermis.


Berasal dari sel epidermal
Etiologi: sinar matahari,
pluripoten. Faktor
genetik, herediter, arsen,
predisposisi: lingkungan
radiasi, hidrokarbon, ulkus
(radiasi, arsen, paparan
sikatrik
sinar matahari, trauma,
Usia tersering 40-50 tahun
ulkus sikatriks), genetik
Dapat bentuk
Usia di atas 40 tahun
intraepidermal
Biasanya di daerah
Dapat bentuk invasif:
berambut, invasif, jarang
mula-mula berbentuk
metastasis
nodus keras, licin,
Bentuk paling sering
kemudian berkembang
adalah nodulus:
menjadi
menyerupai kutil, tidak
verukosa/papiloma. Fase
berambut, berwarna
lanjut tumor menjadi
coklat/hitam, berkilat
keras, bertambah besar,
(pearly), bila melebar
invasif, dapat terjadi
pinggirannya meninggi di
ulserasi. Metastasis
tengah menjadi ulkus
biasanya melalui KGB.
(ulcus rodent) kadang
disertai
talangiektasis,
Djuanda
A. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007

SCC

Melanoma maligna

Etiologi belum pasti.


Mungkin faktor herediter
atau iritasi berulang pada
tahi lalat
Usia 30-60 tahun
Bentuk:
Superfisial: Bercak dengan
warna bervariasi, tidak
teratur, berbatas tegas,
sedikit penonjolan
Nodular: nodus berwarna
biru kehitaman dengan
batas tegas
Lentigo melanoma maligna:
plakat berbatas tegas,
coklat kehitaman, meliputi
muka

Prognosis buruk

BCC

MM

Cacing betinaputih
kekuningan

Ukuran: 8-13mm x
0.4mm
Bag. Anterior memiliki
pelebaran kutikulum
spt sayapalae
Bag. Ekor: panjang dan
lancip

Cacing jantan:

Ukuran: 2-5mm
Ekormelingkar, spt
tanda tanya

https://www.msu.edu/course/zol/316/everscope.

The Malarial Parasite

Malaria tertiana: 48h


between fevers (P.
vivax and ovale)
Malaria quartana: 72h
between fevers (P.
malariae)
Malaria tropica:
irregular high fever
(P. falciparum)

Penyakit yang disebabkan virus varicella zoster yang menyerang kulit


dan mukosa, merupakan reaktivasi setelah infeksi primer (varicella)
Predileksi: daerah torakal, unilateral, bersifat dermatomal
Gejala:

Gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) & lokal (myalgia, gatal, pegal)
Timbul eritema yang kemudian menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar
eritematosa & edema, kemudian menjadi pustul dan krusta
Pembesaran KGB regional

Herpes zoster oftalmikus: infeksi n.V-1


Sindrom Ramsay-Hunt: gangguan n. fasialis & otikus
Komplikasi: neuralgia pascaherpetik: nyeri yang timbul pada daerah
bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah sembuh
Pengobatan: acyclovir (pada herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan
defisiensi imun)

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Mengambil jaringan dasar ulkus untuk


melihat adanya sel tzank
Sel Tzanck Sel datia berinti banyak
Dapat ditemukan:

Herpes simpleks
Varisella
Herpes zooster
Pemphigus vulgaris
CMV

http://en.wikipedia.org/wiki/Tzanck_test

Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh


dermatofit
Bentuk klinis:
Grey patch ringworm (biasanya disebabkan Microsporum)

Papul merah yang melebar, membentuk bercak, pucat, bersisik. Rambut


menjadi abu-abu, tidak berkilat, mudah patah dan tercabut. Lampu Wood:
hijau kekuningan.

Kerion

Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis, pembengkakan menyerupai


sarang lebah dengan sebukan sel radang. Dapat menimbulkan jaringan parut
dan alopesia menetap.

Black dot ringworm (biasanya disebabkan Tricophyton tonsurans dan


Trycophyton violaceum)

Rambut yang terkena infeksi patah pada muara folikel, dan yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh spora (black dot).

Terapi: griseofulvin (lini pertama), ketokonazol, itrakonazol,


terbinafin. Pemberian topikal saja kurang efektif.

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.

Perawatan kulit bertujuan untuk membersihkan


permukaan kulit sehingga dapat mengurangi kotoran
dan bakteri penyebab acne

Peradangan berbentuk linear,


berkelok-kelok, menimbul dan
progresif
Penyebab: Ancylostoma braziliense
dan Ancylostoma caninum
Larva masuk kulit, menimbulkan
rasa gatal dan panas, diikuti lesi
linear berkelok-kelok, menimbul,
serpiginosa membentuk
terowongan
Gatal hebat pada malam hari
Th/:

Topikal: Tiabendazol cream 1015%,salep albendazol 2%, kloretil spray


Oral: Albendazol 400mg dosis tunggal
selama 3 hari berturut

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis-lapis dan


transparan
Predileksi: skalp, perbatasan skalp-muka, ekstremitas ekstensor (siku &
lutut), lumbosakral
Dapat pula terjadi kelainan kuku dan sendi
Khas: fenomena tetesan lilin, Auspitz sign, Kobner sign
Diagnosis pasti dengan biopsi kulit: parakeratosis, akantosis, abses
Munro di stratum spinosum, papilomatosis, vasodilatasi di subepidermis
Patofisiologi:

Tata laksana:

Genetik: berkaitan dengan HLA


Imunologik: diekspresikan oleh limfosit T, sel penyaji antigen dermal, dan keratinosit
Pencetus: stress, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolisme, obat,
alkohol, dan merokok
Sistemik: KS, sitostatik (metotreksat), levodopa, etretinat, dll
Topikal: preparat ter, KS, ditranol, tazaroen, emolien, dll
PUVA (UVA + psoralen)

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007

Kortikosteroid adalah
pengobatan topikal
utama untuk psoriasis,
terutama dengan lesi
yang terbatas (AAD,
2008)
Di Indonesia, preparat
ter (fungsinya
keratolitik & antiradang)
masih sering digunakan

Pardashani AG. Treatment of psoriasis: an algorithm-based approach for primary care


physicians. Am Fam Physician 2000; 61(3).
Menter A. Guidelines of care for the management and treatment of psoriasis with topical
therapies. J Am Acad Dermatol 2009; 60.
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.

Tanda

Penjelasan

Fenomena
tetesan lilin

Skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada


goresan, seperti lilin yang digores, akibat
berubahnya indeks bias.

Fenomena
Auspitz

Tampak serum atau darah berbintik-bintik akibat


papilomatosis dengan cara pengerokan skuama
yang berlapis-lapis hingga habis.

Fenomena
Kobner

Kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis yang


timbul akibat trauma pada kulit sehat penderita
psoriasis, kira-kira muncul setelah 3 minggu.

Penyakit

Keterangan

Dermatitis
eksfoliatif
(eritroderma)

Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema


universalis, disertai skuama. Pada dermatitis
eksfoliatif skuama berlapis-lapis

Tennis elbow

Peradangan atau nyeri pada sisi lateral siku

Dermatitis
kontak

Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi


yang menempel pada kulit

Reaksi vaskular di kulit akibat


bermacam-macam sebab,
biasanya ditandai dengan edema
setempat yang cepat timbul dan
menghilang perlahan-lahan
berwarna pucat dan kemerahan,
meninggi di permukaan kulit,
sekitarnya dapat dikelilingi halo
Etiologi: obat, makanan, gigitan
serangga, bahan fotosensitizer,
inhalan, kontaktan, trauma fisik,
infeksi, psikis, genetik, atau
penyakit sistemik

Berdasarkan waktu

Berdasarkan morfologi

Berdasarkan luas:

Akut: Kurang dari 6 minggu


Kronik: lebih dari 6 minggu
Papular: berbentuk papul
Gutata: sebesar tetesan air
Girata: ukurannya besarbesar

Lokal
Generalisata
Angioedema: terkena lapisan
yang lebih dalam daripada
dermis

Berdasarkan penyebab

Karena reaksi imunologik


Bergantung pada IgE
(atopi, karena antigen
spesifik)
Ikut sertanya
komplemen (reaksi
sitotoksik, reaksi
kompleks imun,
defisiensi C1 esterase
inhibitor)
Reaksi alergi tipe IV
Reaksi nonimunologik
Langsung memicu sel
mast
Bahan yang
menyebabkan
perubahan
metabolisme asam
arakidonat
Trauma fisik

Gejala:

Gatal, rasa terbakar, atau tertusuk


Eritema atau edema berbatas tegas, kadang bagian
tengah tampak lebih pucat
Besarnya dapat lentikular, numular, plakat

Pengobatan:

Menghindari penyebab
Antihistamin
Betaadrenergik (untuk urtikaria kronik)

Jenis

Keterangan

Urtikaria
adrenergik

Urtikaria yang berhubungan dengan kenaikan


konsentrasi noradrenalin dan adrenalin plasma.
Dapat dipicu dengan pemberian adrenalin atau
noradrenalin

Urtikaria
kolinergik
(bagian dari
urtikaria fisik)

Urtikaria yang dipicu karena kenaikan suhu tubuh


sendiri dan keringat

Urtikaria dingin

Urtikaria yang dipicu karena rangsangan dingin

Urtikaria fisik

Kelompok urtikaria yang dipicu oleh rangsangan


fisik dari luar. Gejala khas: dermografisme

Urtikaria
idiopatik

Urtikaria yang tidak jelas penyebabnya

Kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema


universalis biasanya disertai skuama
Patofisiologi: belum jelas, kemungkinan karena peranan
sitokin
Gejala:

Pengobatan:

Eritroderma akibat alergi obat


Eritroderma akibat oerluasan penyakit kulit: psoriasis
eritrodermik, penyakit Leiner
Eritroderma akibat penyakit sistemik: sindrom Sezary

Kortikosteroid
Diet tinggi protein (pada edema karena protein loss)
Emolien: untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Infeksi sering terjadi pada


higiene buruk atau anak-anak
Gejala: sebagian besar
asimtomatik

Feses keluar saat malam hari


Disenteri
Prolaps rektum
Gagal tumbuh
Anemia
Nyeri abdomen

Clubbing finger

Terlihat cacing dewasa pada


pemeriksaan anus

Pemeriksaan: eosinofilia, telur


pada feses, endoskopi

Donkor KA. Trichuriasis. http://emedicine.medscape.com/article/788570-ove

Nama
cacing

Cacing dewasa

Telur

Obat

Ascaris
lumbricoide
s

Mebendazole,
pirantel pamoat

Taenia
solium

Albendazole,
prazikuantel,
bedah

Enterobius
vermicularis

Pirantel pamoat,
mebendazole,
albendazole

Ancylostom
a duodenale
Necator
americanus

Mebendazole,
pirantel pamoat,
albendazole

Schistosoma
haematobiu
m

Prazikuantel

Trichuris
trichiura

Mebendazole,
albendazole

Brooks GF. Jawetz, Melnick & Adelbergs medical microbiology, 23rd ed. McGra

Penyakit infeksi akut oleh

Streptococcus beta hemolyticus,

menyerang epidermis dan dermis


Gejala: eritema berwarna merah
cerah, berbatas tegas. Predileksi:
tungkai bawah
Gejala konstitusi: demam, malaise
Terdapat keterlibatan limfatik dan
juga limfadenopati, jika sering
residif dapat menjadi elefantiasis
Pengobatan: elevasi tungkai,
antibiotik sistemik, diuretik (bila
edema)

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Penyakit

Definisi

Impetigo krustosa

Pioderma superfisial (terbatas pada epidermis)


yang ditandai dengan adanya krusta tebal
berwarna kuning

Furunkel

Radang folikel rambut dan sekitarnya

Ektima

Ulkus superfisial dengan krusta di atasnya


disebabkan infeksi Streptococcus

Folikulitis

Radang folikel rambut

Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi


terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis
Transmisi: kontak langsung (skin to skin), tidak langsung
Kelainan kulit akibat terowongan tungau atau karena garukan
penderita
Gejala:

Pruritus nokturna
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan,
lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat
ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna,
perut bawah
Ditemukan tungau

Obat: sulfur presipitat 4-20%, benzil benzoat 20-25%, gameksan


1%, krotamiton 10%, permetrin 5%

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Infeksi kulit/rambut pada manusia yang


disebabkan Pediculus
3 macam infeksi pada manusia

Pedikulosis kapitis: disebabkan Pediculus humanus

var. capitis

Pedikulosis korporis: disebabkan pediculus

humanus var. corporis

Pedukulosis pubis: disebabkan Phthirus pubis

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Infeksi kulit dan rambut kepala


Banyak menyerang anak-anak dan higiene buruk
Gejala: mula-mula gatal di oksiput dan temporal,
karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, infeksi
sekunder
Diagnosis: menemukan kutu/telur, telur
berwarna abu-abu/mengkilat
Pengobatan: malathion 1%, gameksan 1%, benzil
benzoat 25%

Penyakit jamur superfisial yang kronik disebabkan

Gejala:

Malassezia furfur

Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat


hitam, meliputi badan, ketiak, lipat paha, lengan, tungkai
atas, leher, muka, kulit kepala yang berambut
Asimtomatik gatal ringan, berfluoresensi

Pemeriksaan: lampu Wood (kuning keemasan), KOH


20% (hifa pendek, spora bulat: meatball & spaghetti
appearance)
Obat: selenium sulfida, azole, sulfur presipitat

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

Tinea kapitis (M. canis, M. audouinii, M. rivalieri, M.


distortum, M. ferrugineum dan M. gypseum): hijau terang
Pitiriasis versikolor : putih kekuningan, orange tembaga, kuning
keemasan, atau putih kebiruan (metabolit koproporfirin)
Tinea favosa (Trichophyton schoenleinii): biru suram/hijau suram
(akibat metabolit pteridin)
Eritrasma (Corynebacterium minutissimum): merah koral
(metabolit porfirin)
Infeksi pseudomonas: hijau (metabolit pioverdin atau fluoresein)
Hasil positif palsu:
Salep dan krim di kulit atau eksudat: biru jingga
Tetrasiklin, asam salisilat dan petrolatum: kuning

Cryptococcus is an encapsulated

basidiomycete yeast-like fungus with a


predilection for the respiratory and
nervous system of humans and animals
Two species: C. neoformans and C.

gattii

In humans, C. neoformans affects


immunocompromised hosts
predominantly and is the commonest
cause of fungal meningitis; worldwide,
7-10% of patients with AIDS are
affected
AIDS associated cryptococcosis
accounts for 50% of all cryptococcal
infections reported annually and usually
occurs in HIV patients when their CD4
lymphocyte count is below 200/mm3

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Mycoses/Opportunistic/Cryptococcosi

Impetigo: Pioderma superfisialis yang terbatas pada


epidermis
Jenis:

Impetigo krustosa: Hanya terdapat pada anak, biasanya karena


Streptococcus beta hemolyticus, predileksi di muka, lesi berupa
eritema dan vesikel yang cepat pecah sehingga menjadi krusta tebal
berwarna kuning keemasan
Impetigo bulosa: Pada anak dan dewasa, biasanya karena
Staphylococcus aureus, predileksi di ketiak, dada, punggung, lesi
berupa eritema, bula, dan bula hipopion
Impetigo neonatorum: varian impetigo bulosa pada neonatus

Komplikasi: glomerulonefritis akut


Pengobatan: bila sedikit diberi AB topikal, bila banyak
sistemik

Topikal: basitrasin, neomisin, kompres terbuka dengan antiseptik


Sistemik: penisilin dan derivatnya, linkomisin & klindamisin,
eritromisin, sefalosporin

Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200

WHO. SEARO. Guidelines for treatment of dengue fever/dengue


hemorrhagic fever in small hospitals. 1999.

Etiologi defisiensi vitamin K krn:


Rendahnya kadar vitamin K dalam plasma dan
cadangan di hati
Rendahnya kadar vitamin K dalam ASI
Tidak mendapat injeksi vitamin K1 pada saat baru
lahir

Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2010

Stadium

Characteristic

Early HDN

Occurs within 2 days and not more than 5 days of


life. Baby born of mother who has been on certain
drugs: anticonvulsant, antituberculous drug,
antibiotics, VK antagonist anticoagulant.

Classic HDN

Occurs during 2 to 7 day of life when the


prothrombin complex
is low. It was found in babies who do not received
VKP or
VK supplemented.

Vit K deficiency

Occurs within 2 days and not more than 5 days of


life. Definite etiology inducing VKP is found in
association with bleeding: malabsorption of VK ie
gut resection, biliary atresia, severe liver diseaseinduced intrahepatic biliary obstruction.

Late HDN / APCD Acquired bleeding disorder in the 2 week to 6 month


age infant caused by reduced vitamin K dependent
clotting factor (II, VII, IX, X) with a high incidence of

Diagnosis

Anamnesis : Bayi kecil yang sebelumnya sehat, tiba-tiba


tampak pucat, malas minum, lemah. Tidak mendapat
vitamin K saat lahir, konsumsi ASI, kejang fokal
PF : Pucat tanpa perdarahan yang nyata. Tanda peningkatan
tekanan intrakranial (UUB membonjol, penurunan
kesadaran, papil edema), defisit neurologis fokal
Lab: Anemia dengan trombosit normal, PT memanjang,
APTT normal/memanjang. USG/CT Scan kepala :
perdarahan intrakranial
Pada bayi dengan kejang fokal, pucat, disertai UUB
membonjol harus dipikirkan APCD sampai terbukti bukan

Buku PPM Anak IDAI

Dehidrasi
Asidosis Metabolik
Hipoglikemia, terutama dengan predisposisi

Gangguan elektrolit

undernutrition

Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
(NB: kondisi hiperkalemia bisa menstimulasi intestinal
motility menyebabkan watery diarrhea.)

Gangguan gizi
Gangguan sirkulasi (syok)

HIPERnatremia (> 144 mEq/L)


Hiperrefleks, mental status changes
(lethargy, stupor, coma etc), seizures

HIPONatremia (<136 mEq/L)


Hiporeflexia, mental status changes,
SEIZURES

HIPOKalemia (<3.6 mEq/L)


Muscle weakness, cramps, tetany,
polyuria, polydipsia, decreased motor
strength, ileus, orthostatic
hypotension

No

Tindakan
Rehabilitasi Tindaklanjut
H 3-7
H 8-14
mg 3-6
1. Atasi/cegah hipoglikemia

Stabilisasi
mg 7-26

2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi

4. Perbaiki gangguan elektrolit


5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. nutrien mikro
+ Fe
7. Makanan stab & trans
8. Makanan Tumb.kejar
9. Stimulasi

tanpa Fe

Transisi
H 1-2

117. Tatalaksana defisiensi mikronutrien pada


gizi buruk

Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)


Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai
fase rehabilitasi)
Vitamin A diberikan secara oral pada hari ke 1 dengan:

Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit


campak dalam 3 bulan terakhir, beri vitamin A dengan
dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2, dan 15.

Renal Disease

Haematuria, oliguria, hypertension, pulmonary oedema to


suggest acute glomerulonephritis. Frothy urine suggests
nephrotic syndrome.

Liver Disease

Stigmata of chronic liver disease such as jaundice, palmar


erythema, clubbing, pruritic rash, hepatosplenomegaly with
gross ascites in the absence of jaundice to exclude portal vein
thrombosis

Allergic Reaction

Edema usually mild, commonly periorbital. History of allergen


exposure

Cardiac Disease

Decreased effort tolerance, orthopnoea, paroxysmal nocturnal


dyspnoea and signs such as cardiomegaly, gallop rhythm,
lung crepitations and turgid liver

The glomerular basement membrane (GBM) of the kidney is the


basal lamina layer of the glomerulus.
The GBM is a fusion of the endothelial cell and podocyte basal
laminas

This is a normal glomerulus by light


microscopy.

Also known as Nil Lesions or Nil Disease


(lipoid nephrosis)
Minimal change nephrotic syndrome (MCNS)
is the most common cause of the nephrotic
syndrome in children, accounting for 90% of
cases under the age of 10 years and more
than 50% in older children.

Nephrology (Carlton). 2007 Dec;12 Suppl 3:S11-4.


Pathophysiology of minimal change nephrotic syndrome and focal segmental glomerulosclerosis.
Cho MH, Hong EH, Lee TH, Ko CW.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17995521

Minimal-change disease (MCD), also known as lipoid nephrosis or nil


disease, is the most common single form of nephrotic syndrome in
children. It refers to a histopathologic lesion in the glomerulus that
almost always is associated with nephrotic syndrome. It typically is a
disease of childhood, but it also can occur in adults.

Urine dipstick and microscopy (urinalysis)

Renal function test

Proteinuria, haematuria and casts are indicative of renal


disease
Raised serum urea and creatinine are indicative of renal
disease

Full blood count


Liver function test

Chest X-ray and electrocardiogram

hypoalbuminaemia in the absence of circulatory overload


suggests hypoproteinaemic states
hyperbilirubinaemia and transaminitis suggest liver disease

High-grade vesicoureteral reflux (VUR) may


increase the risk for pyelonephritis, and VUR
has been reported in as many as 33% of
children with acute pyelonephritis
Vesicoureteral reflux and chronic
pyelonephritis are usually associated with
proteinuria of less than 1 g per 24 hours.
When there is massive proteinuria an
associated glomerulopathy is usually present.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1246101

Women tend to be more


prone to candida, due to
the fact that the anatomy of
a woman suits candida.
Candida albicans is normal
in adult gastrointestinal
tracts and vaginas. During
pregnancy, the colonization
of C. albicans rate may be
33%.
Immunosuppressed
patients are more
susceptible to oral
candidiasis, cutaneous and
systemic infections.
It also affects babies as
they can get infected
through breast milk oral
candidiasis

Symptoms and signs:

shiny or flaky skin of the


nipple/areola
Thrush on nipples
Unusually red, sensitive or
itchy nipples
burning pain of the
nipple/areola
stabbing/ nonstabbing pain of
the breast that gets worse
after a breast-feed and
increases for up to two hours
Thrush or had thrush when
gave birth
the baby has oral thrush
and/or diaper dermatitis

History:

antibiotics during
labor or postpartum
prior history of
cracked nipples
the use of pacifiers
and bottles by the
infant.

Both nipple/areola
skin and milk
should be tested to
detect Candida

Treatment:

apply miconazole
cream after every
feed and remove any
residual cream before
the next feed
Persistent cases of
nipple yeast or
presumptive ductal
yeast oral
fluconazole.

Etiology: Candida
Albicans
Clinical Manifestation

White curdish like


lesions on the buccal
mucosa, tongue,
palate, and gingiva.
The lesions are difficult
to scrape off and this
differentiates it from
milk. After scraping,
there is an
erythematous base and
some bleeding.
Oral candidiasis may be
associated with diaper
candidiasis (diaper
rash)

TREATMENT NYSTATIN
Infants
200,000 units PO q6hr
(100,000 units in each side
of mouth)
Children
Oral suspension: 400,000600,000 units PO q6hr
Intestinal Candidiasis
Oral Tablets: 500,000 units
- 1 million units q8hr

Hipoglikemia adalah kondisi bayi dengan kadar


glukosa darah <45 mg/dl (2.6 mmol/L), baik
bergejala atau tidak
Hipoglikemia berat (<25 mg/dl) dapat menyebabkan
palsi serebral, retardasi mental, dan lain-lain
Etiologi

Peningkatan pemakaian glukosa (hiperinsulin): Neonatus


dari ibu DM, Besar masa kehamilan, eritroblastosis fetalis
Penurunan produksi/simpanan glukosa: Prematur, IUGR,
asupan tidak adekuat
Peningkatan pemakaian glukosa: stres perinatal (sepsis,
syok, asfiksia, hipotermia), defek metabolisme karbohidrat,
defisiensi endokrin, dsb

Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2010

Diagnosis
Anamnesis: tremor, iritabilitas, kejang/koma, letargi/apatis, sulit
menyusui, apneu, sianosis, menangis lemah/melengking
PF: BBL >4000 gram, lemas/letargi/kejang beberapa saat sesudah
lahir
Penunjang: Pemeriksaan glukosa darah baik strip maupun darah
vena, reduksi urin, elektrolit darah

Penatalaksanaan
Bolus 200 mg/kg dengan dextrosa 10% IV selama 5 menit
Hitung Glucose Infusion Rate (GIR), 6-8 mg/kgBB/menit untuk
mencapai GD maksimal. Dapat dinaikkan sampai maksimal
12mg/kgBB/menit
Cek GD per 6 jam
Bila hasil GD 36-47 mg/dl 2 kali berturut-turut + Infus dextrosa
10%
Bila GD >47 mg/dl setelah 24 jam terapi, infus diturunkan
bertahap 2mg/kgBB/menit setiap jam
Tingkatkan asupan oral

Sindrom klinik penyakit sistemik akibat infeksi


yang terjadi pada satu bulan pertama kehidupan.
Mortalitas mencapai 13-25%
Jenis :

Early Onset = Dalam 3 hari pertama, awitan tiba-tiba,


cepat berkembang menjadi syok septik
Late Onset = setelah usia 3 hari, sering diatas 1 minggu,
ada fokus infeksi, sering disertai meningitis

Tanda awal sepsis pada bayi baru lahir tidak


spesifik diperlukan skrining dan pengelolaan
faktor risiko

Sepsis Neonatal. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010

Kecurigaan besar sepsis bila :


Bayi umur sampai dengan usia 3 hari
Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan
kecurigaan infeksi berat, atau ketuban pecah dini
Bayi memiliki dua atau lebih gejala yang tergolong
dalam kategori A, atau tiga atau lebih gejala pada
kategori B

Bayi usia lebih dari 3 hari


Bayi memiliki dua atau lebih temuan Kategori A atau
tiga atau lebih temuan Kategori B

SINDROM DISFUNGSI MULTIORGAN Terdapat disfungsi multi organ


meskipun telah mendapatkan pengobatan optimal

Brahm Goldstein, MD; Brett Giroir, MD; Adrienne Randolph, MD; and the Members of the International Consensus Conference on Pediatric Sepsis. International pediatric
sepsis consensus conference: Definitions for sepsis and organ dysfunction in pediatrics. Pediatr Crit Care Med 2005 Vol. 6, No. 1

Pada umumnya tidak memerlukan rawat inap.


Beri Vitamin A. Tanyakan apakah anak sudah
mendapat vitamin A pada bulan Agustus dan
Februari. Jika belum, berikan 50 000 IU (jika umur
anak < 6 bulan), 100 000 IU (611 bulan) atau 200
000 IU (12 bulan hingga 5 tahun).
Perawatan penunjang simtomatik

Jika demam parasetamol.


nutrisi dan cairan sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan mata Jika mata bernanah, bersihkan + Oleskan
salep mata kloramfenikol/tetrasiklin, 3 kali sehari selama 7
hari.

Diare akut: berlangsung < 1 minggu,


umumnya karena infeksi (umumnya e.c
rotavirus)
Diare akut cair
Diare akut berdarah

Diare berlanjut: diare infeksi yang


berlanjut > 1 minggu
Diare Persisten: Bila diare melanjut tidak
sembuh dan melewati 14 hari atau lebih
Diare kronik: diare karena sebab apapun
yang berlangsung 14 hari atau lebih

Pemeriksaan yang didasarkan atas adanya


peningkatan kadar hidrogen dalam udara
ekspirasi
Gas hidrogen dalam udara ekspirasi berasal
dari hasil fermentasi bakteri di kolon maupun
di usus halus terhadap substrat yang tidak
tercerna akibat defisiensi laktase baik

Primary infection:
IgM: detectable by days 35
after the onset of illness,
by about 2 weeks &
undetectable after 23
months.
IgG: detectable at low level
by the end of the first week
& remain for a longer
period (for many years).

Secondary infection:
IgG: detectable at high
levels in the initial phase,
persist from several months
to a lifelong period.
IgM: significantly lower in
secondary infection cases.

Scoring: Fewer than two signs from column B and C: no signs


of dehydration < 5%, 2 signs in column B: Moderate
dehydration 5-10%, 2 signs in column C: > 10% severe
dehydration

Rehidrasi: dapat diberikan oral/parenteral tergantung


status dehidrasinya
Tanpa dehidrasi TERAPI A

5 cc/kg ORS setiap habis muntah


10cc/kg ORS setiap habis mencret

Dehidrasi ringan sedang TERAPI B

75 cc/kg ORS dalam 3 jam


Bila per oral tidak memungkinkan, dapat diberikan parenteral
tergantung kebutuhan maintenance cairan + defisit cairan

Dehidrasi berat (parenteral) TERAPI C

Golongan Umur

Bayi ( < umur 12


bulan )

Pemberian
Pertama
30
ml/kgbb selama :

Pemberian Berikut
70 ml/kgbb selama :

1 jam

5 jam

Terapi nutrisi

Pemberian ASI harus dilanjutkan


Beri makan segera setelah anak mampu makan
Jangan memuasakan anak

Kadang-kadang makanan tertentu diperlukan selama diare


Makan lebih banyak untuk mencegah malnutrisi

Terapi medikamentosa

Edukasi pada orang tua

Antibiotik, bila terdapat indikasi (eg. kolera, shigellosis, amebiasis,


giardiasis)
Probiotik
Zinc: diberikan dalam dosis 20 mg untuk anak di atas 6 bulan, dan 10 mg
untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan selama 10 hari
Obat-obatan anti diare terbukti tidak bermanfaat
Tanda-tanda dehidrasi, cara membuat ORS, kapan dibawa ke RS, dsb.

Maintenance: Holiday-Segar
Method (Berlaku utk usia>4
minggu)

Kebutuhan selama 24 jam:


10 kg pertama x 100 mL +
10 kg kedua + x 50 mL +
sisanya x 20 mL
ATAU kebutuhan per jam:
10 kg pertama x 4 mL + 10
kg kedua x 2 mL + sisanya x
1 mL

Calculate Deficit/terapi
pengganti
Mild Dehydration: 4% deficit
(50 ml/kg deficit, 30 ml/kg
if >10 kg)
Moderate Dehydration: 8%
deficit (100 ml/kg deficit,
60 ml/kg if >10 kg)
Severe Dehydration: 12%
deficit (120 ml/kg deficit)
On Going Loss/ Concomitant
water loss setiap muntah/
diare
Can be measured directly
(eg, NGT, catheter, stool
measurements) or
estimated (eg:
10cc/kgBB/diare; 5
cc/kgbb/muntah)

Definisi
keadaan dimana terjadinya dua atau lebih
rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan
kesadaran diantara kejang
atau serangan yang berlangsung terus
menerus selama 30 menit atau lebih

Infeksi saluran kemih


(ISK) adalah istilah umum
yang
menunjukkan
keberadaan
mikroorganisme
dalam
urin, mulai dari yang
tanpa
gejala
(asimptomatik)
sampai
mengarah
ke
infeksi
berat.
Episode
bakteriuria
signifikan
(yaitu infeksi
dengan
jumlah koloni >100.000
mikroorganisme tunggal
per ml)

ISK sederhana
(uncomplicated) yaitu ISK
pada pasien tanpa
disertai kelainan anatomi
maupun kelainan
struktur saluran kemih.
ISK rumit (complicated)
adalah ISK pada pasien
dengan kelainan struktur
saluran kemih, atau
adanya penyakit
sistemik.
ISK Berulang yaitu
timbulnya kembali
bakteriuria setelah
sebelumnya dapat
dibasmi dengan terapi
antibiotika pada infeksi
yang pertama.

Antibiotik

Kehamilan

Ciprofloxa
cin

C, beberapa ahli
berpendapat cipro
kontraindikasi saat
kehamilan terutama saat
trimester 1, European
Network of Teratology
Information Services
Melaporkan dari 549
kasus paparan
fluoroquinolone
(termasuk ciprofloxacin),
dilaporkan congenital
malformations 4.8%

Amoxicillin B

Ceftriaxon
e

Imipenem

tetrasiklin

Dalam pilihan ada


2 obat yang
sebaiknya tidak
diberikan kepada
ibu hamil, tetapi
dalam list
pengobatan ISK
yang termasuk
adalah golongan
Quinolon
(Ciprofloxacin)

Kaidah dasar moral terdiri atas:


Autonomy: pasien dapat mengambil keputusan
sendiri & dijamin kerahasiaan medisnya dasar
informed consent & kerahasiaan medis
Nonmaleficence (Do No Harm): tidak dengan sengaja
melakukan tindakan yang malah merugikan/invasif
tanpa ada hasilnya dasar agar tidak terjadi
kelalaian medis
Beneficence: mengambil langkah yang bermanfaat,
untuk mencegah atau menghilangkan sakit
Justice: perlakuan yang sama untuk kasus yang sama

Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon


Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150
mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3
bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7
hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada yang dikemas dalam
cairan 3ml atau 1ml
Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi
hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin)
dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi
hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil
KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama
periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan
bila Anda tidak menyusui.

Ketika ujung dari IUD tak tampak, perangkat


mungkin sudah hilang atau sudah terjadi perforasi
rahim, atau mungkin terjadi kehamilan.
Jangan pernah berasumsi perangkat telah hilang/
keluar dari rahim kecuali terlihat!
Bila terjadi kehilangan perangkat yang dilakukan
menyelidiki keberadaan IUD pada uterus : 1) USG, 2)
RO Abdomen dan Pelvis, 3) hysterography dengan
kontras dapat dilakukan 4) alternatif lain
Hysteroscopy
Jika ternyata terdapat kehamilan maka prosedur yang
diperbolehkan hanyalan 1) USG

Williams Obstetric 22nd

Definisi: kadar Hb <


11 g/dl (pada
trimester I dan III)
atau < 10,5 g/dl
(pada trimester II)
Klasifikasi

Anemia defisiensi besi


Anemia karena
perdarahan akut
Anemia defisiensi asam
folat

Derajat anemia:
Anemia ringan: Hb 910.9 g/ dL
Anemia sedang: Hb 7-9
g/ dL
Anemia berat: Hb <7 g/
dL
Anemia sangat berat: Hb
<4 g/ dL
Investigasi: DPL, apusan
darah tepi, profil besi,
kadar asam folat dan
B.12, retikulosit, profil
koagulasi, fungsi hati
dan ginjal, skrining
hemoglobinopati.

Suplementasi besi
pada kehamilan
Total kebutuhan besi
saat kehamilan: 900
mg.
Kebutuhan rata-rata
harian: 4-6 mg.
Suplementasi yang
dianjurkan WHO pada
negara dengan
prevalensi anemia pada
kehamilan yang tinggi:
60 mg besi elemental
selama 6 bulan dan 5
mg asam folat.

Komplikasi (anemia
sedang-berat)
Maternal, keluhan: fatique,
dispnea, sinkop, nyeri dada.
Mortalitas >>
Antenatal: berat badan sulit
naik, persalinan prematur,
pre-eklampsia, solusio
plasenta, infeksi, ketuban
pecah dini.
Intranatal: gangguan
persalinan, perdarahan dan
syok, gagal jantung
Postnatal: sepsis
purpueralis, sub-involusi
uterus dan emboli.
Fetal: gangguan
perkembangan mental,
BBLR, prematur, kematian
Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, 2010
perinatal,
oligohidramnion,

Tgl

Bln

13

06

Siklus 28 hari +7

-3

HPHT (Hari
Pertama Haid
Terakhir)

Untuk Siklus 35
Hari

20

+14

-3

Hari Pertama Haid


Thn
Terakhir
Saat persalinan
201
tergantung pada saat
2
ovulasi. Karena saat
ovulasi ditentukan oleh
lamanya siklus, hukum
Naegele hanya berlaku
+1
untuk siklus +28 Hari.
Jika siklusnya panjang,
201
ovulasi terjadi lebih
3
jauh dari hari pertama
haid terakhir dan
+1
persalinan juga akan
jadi lebih jauh dari
Obstetri Fisiologi FK UNPAD, 2011
haid terakhir

Persalinan normal:
proses pengeluaran buah
kehamilan (bayi, plasenta
dan selaput ketuban)
usia gestasi aterm (>37 42
minggu)
persalinan spontan (dari
rahim ibu melalui jalan lahir
dengan tenaga ibu sendiri
(tidak ada intervensi dari
luar).
presentasi kepala (posisi
belakang kepala)
tidak lebih dari 18 jam
Tidak ada komplikasi pada
ibu maupun janin.

Kala I
Dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap. Terdiri dari:
Fase laten:
dimulai dari awal kontraksi hingga
pembukaan mendekati 4 cm
kontraksi mulai teratur tetapi
lamanya masih diantara 20-30 detik
Berlangsung sekitar 8 jam
Fase aktif:
kontraksi di atas 3 kali/ 10 menit
lama kontraksi 40 detik dan mules
pembukaan dari 4 cm sampai
lengkap (10cm)
terdapat penurunan bagian terbawah
janin
Berlangsung sekitar 6 jam
(Kecepatan rata-rata 1cm/jam pada
nulipara dan 1-2cm/jam pada
multipara).
Fase akselerasi 3 4 cm dalam 2 jam
Fase kemajuan maksimal, dari
pembukaan 4 9 cm dicapai dalam
2 jam
Fase deselerasi dari pembukaan 9

DEFINISI

Kehamilan multipel (multiple


pregnancy) adalah suatu kehamilan
dengan dua janin atau lebih.

Sering disebut juga sebagai


kehamilan kembar (twin pregnancy) sebenarnya istilah ini lebih tepat
untuk kehamilan dengan DUA janin.
Istilah :
dua janin - gemelli / "kembar" / twin
tiga janin - triplet / "kembar tiga"
empat janin - quadruplet / "kembar
empat"
lima janin - quintiplet / "kembar
lima", dan seterusnya.

JENIS KEHAMILAN KEMBAR


Kehamilan kembar dizigotik /
multizigotik
Terjadi dari dua telur (di) atau lebih
(multi) yang dibuahi, kemudian
masing-masing tumbuh menjadi
janin lengkap.
Insidens (kehamilan dari dua telur)
sekitar 60% dari seluruh kehamilan
kembar. Disebut juga kembar
fraternal, kembar binovular /
multiovular, kembar heterolog.
Anak-anak jenis kelaminnya dapat
sama atau berbeda, karakteristik fisik
umumnya berbeda.
Plasenta dan selaput janin : masingmasing anak memiliki korion dan
amnionnya sendiri, namun plasenta
mungkin terpisah masing-masing
atau tumbuh menjadi satu (2 amnion,
2 korion, 2 atau 1 plasenta)

Kehamilan kembar monozigotik


Terjadi dari satu telur. Disebut juga
kembar identik, kembar uniovular, kembar
homolog.
Insidens
sekitar
30%
dari
seluruh
kehamilan kembar.
Kedua anak jenis kelamin sama, ukuran
antropologiknya sama, rupanya mirip,
dapat sama persis atau bayangan cermin,
sidik jari dan telapak tangan sama.
Mungkin salah satu kidal karena area
dominan korteks serebrinya berlawanan
dari saudaranya.
Plasenta dan selaput janin : tergantung
pada usia saat terjadinya segmentasi

FAKTOR PREDISPOSISI / ETIOLOGI


Faktor distribusi (bangsa, hereditas, umur,
paritas) hanya berpengaruh sedikit, hampir
tidak berbeda bermakna di antara
populasi.
Kehamilan berasal dari lebih dari satu telur
(umumnya dua telur) dapat terjadi pada :
1. pemakaian obat-obatan induksi ovulasi
(clomiphen, hormon gonadotropin)
menyebabkan terjadi pematangan lebih
dari satu folikel dalam setiap siklus.
2. prosedur fertilisasi in vitro, di mana
beberapa embrio yang dibuahi
diimplantasikan dalam uterus, jika semua
berkembang dengan baik maka terjadi
pertumbuhan lebih dari satu.

Kehamilan berasal dari satu telur terjadi :


Akibat adanya kerja faktor penghambat
(inhibiting factor) pada masa awal
pertumbuhan embrio intrauterin,
mempengaruhi segmentasi selanjutnya
pada berbagai tingkatan.

Periode kehamilan adalah:


Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia
kehamilannya mencapai 38-42 minggu
Prematur/preterm: janin dengan usia kehamilan
kurang dari 38 minggu
Postmatur/postterm: janin dengan usia kehamilan
lebih dari 42 minggu
Perinatal: periode dimulai pada usia kehamilan 22
minggu dengan berat janin 500 gram hingga 7 hari
setelah bayi dilahirkan
Masa nifas: periode segera setelah kelahiran bayi
hingga 40 hari (6 minggu) dimana tubuh ibu kembali
ke kondisi sebelum hamil

Tanda-tanda persalinan (inpartu)


:
Timbulnya his persalinan,
yaitu his pembukaan dengan
sifat :
Nyeri melingkar dari
punggung hingga ke perut
depan
Teratur
Makin lama makin pendek
intervalnya dan makin kuat
intensitasnya
Kalau berjalan bertambah
kuat
Mempunyai pengaruh pada
pendataran atau
pembukaan serviks
Keluar lendir bercampur darah
Keluar cairan banyak tiba-tiba
dari jalan lahir (bila ketuban
pecah)

Dibagi dalam 4 kala :


Kala I : mulai dari his
persalinan sampai
pembukaan cervix
lengkap, terdiri dari 2
fase:
Fase laten : pembukaan
< 4 cm
Fase aktif : pembukaan
4-10 cm
Kala II : dari pembukaan
lengkap sampai lahir bayi
Kala III : dari lahir bayi
sampai lahir plasenta
Kala IV : masa 1 jam
setelah plasenta lahir

sistolik 140 - <160


mmHg
diastolik antara 90<110 mmHg
proteinuri (> 300
mg/24 jam/>+1
dipstick)

ringan

Sistolik > 160 mmHg atau Diastolik


> 110 mmHg.
Proteinuri > 2 g/24 jam atau > +2
dipstick
Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai
oliguri
Trombosit < 100.000/mm3
Angiolisis mikroangiopati
(peningkatan kadar LDH)
Peninggian kadar enzim hati (SGOT
dan SGPT)
Sakit kepala yang
menetap/gangguan visus&serebral
Nyeri epigastrium menetap
Pertumbuhan janin terhambat
Edema paru disertai sianosis
HELLP Syndrome

berat

EKLAMSI
Kejang kejang, yang
tidak disingkirkan
oleh penyebab lain,
pada penderita
preeklamsi, bisa
terjadi sebelum,
selama, atau segera
setelah persalinan.
SUPERIMPOSED
PREEKLAMSI
Preeklamsi/eklamsi
yang terjadi pada
pasien yang menderita
hipertensi kronis.

HIPERTENSI KRONIS
Hipertensi sebelum
kehamilan / sebelum
kehamilan berumur 20
minggu/ setelah
kehamilan berumur >20
minggu / menetap
hingga 12 minggu pasca
persalinan.
Tensi 140/90 mmHg
untuk pertama kalinya
dalam kehamilan
Proteinuri (-)

Jika ibu menderita TB paru aktif dan diobati selama kurang lebih dari
dua bulan sebelum melahirkan atau terdiagnosis menderita TB sesudah
melahirkan:
Yakinkan ibu bahwa aman untuk memberikan ASI pada bayinya
Jangan memberikan vaksin TB saat bayi baru lahir
Berikan isoniazid profilaksis 5 mg/ kgbb oral satu kali sehari
Pada umur 6 minggu evaluasi bayi kembali, perhatikan pertambahan
berat badan bayi, dan jika mungkin lakukan foto dada
Jika didapat temuan ke arah penyakit aktif mulai pengobatan OAT
lengkap
Jika bayi terlihat baik dan hasil pemeriksaan negatif lanjutkan profilaksis
INH sampai 6 bulan pengobatan
Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu sesudah pengobatan
selesai. Jika BCG sudah diberikan, ulangi lagi imunisasi BCG 2 minggu
sesudah pengobatan isoniazid selesai

buku saku pelayanan kesehatan


anak di rumah sakit WHO

Belum terpenuhinya kebutuhan baik


dari segi jumlah maupun distribusi
SDM Kesehatan yang kompeten dalam
melakukan pelayanan/penanganan
berbagai kasus obstetri-neonatal (baik
yang esensial maupun emergensi)
Masih tingginya AKI dan AKB di
Indonesia
MDGs 2015 yang harus dicapai
(indikator 4 dan 5)

Meningkatkan jumlah dan distribusi


SDM Kesehatan yang berkompeten
dalam melaksanakan pelayanan
obstetri-neonatal (baik esensial
maupun emergensi)
Menurunkan AKI menjadi 102/100.000
Kelahiran Hidup ; dan AKB menjadi
23/1000 Kelahiran Hidup sesuai target
indikator 4 dan 5 MDGs

Penyebab Langsung:
Penyebab langsung
kematian ibu
merupakan aspek
medis yang
harus ditangani oleh
tenaga medis atau
tenaga kesehatan.
Kasus- kasus
tersebut antara lain
pendarahan,
eklampsia, partus
lama, komplikasi
aborsi dan infeksi
(Kementerian
Kesehatan RI, 2009).

Penyebab Tidak
Langsung: Penyebab
tidak langsung
kematian ibu adalah
aspek Non
medis yang
merupakan penyebab
yang mendasar
antara lain status
perempuan dalam
keluarga, keberadaan
anak, sosial budaya,
pendidikan, sosial
ekonomi, dan
geografis
daerah.

Perdarahan antepartum
kegawatdaruratan obstetri
penyebab utama morbiditas & mortalitas
maternal & perinatal
Merupakan penyulit pada 2-5% dari
seluruh kehamilan

Perdarahan disertai nyeri diluar


his.
Anemi dan syok
Rahim keras seperti papan dan
nyeri dipegang karena isi rahim
bertambah dengan darah yang
terkumpul di belakang plasenta
sehingga rahim teregang (uterus
en bois).
Palpasi sukar karena rahim
keras.
Fundus uteri makin lama makin
naik.
Bunyi jantung biasanya tidak
ada.
Pada toucher teraba ketuban
yang tegang terus menerus
karena isi rahim bertambah.
Sering proteinuri karena disertai
preeklamsi.
Adanya impresi dari hematom
Gejala
dan Tanda
retroplasenta.

Plasenta yang letaknya


tidak normal sehingga
menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri
internum.
Klasifikasi
Plasenta previa totalis :
seluruh ostium internum
tertutup oleh plasenta.
Plasenta previa lateralis :
hanya sebagian dari ostium
tertutup oleh plasenta.
Plasenta previa marginalis :
hanya pada pinggir ostium
terdapat plasenta.

PLASENTA PREVIA

Herpes zoster adalah penyakit yg


disebabkan oleh virus varisela-zoster
yg meneyrang kulit dan mukosa,
infeksi merupakan reaktivasi virus yg
terjadi setelah infksi primer
Gejala klinis herpes zooster paling
sering terkena daerah torakal , gejala
prodomal , timbul eritema
berkelompk, vesikel yg berkelompok.
lokalisasi berdasarkan dermatomal
sesuai dengan tempat pesyarafan
dan unilateral

Varicella disebabkan oleh virus


Varicella Zoster. Transmisi atau
penyebaran Varicella adalah melalui:
droplet pernafasan yang
mengandung virus
Kontak langsung dengan
penderita saat lesi berupa papula
atau vesikel
Anak-anak dengan
Leukemia/Limfoma yang belum
mendapat vaksinasi dan belum
pernah menderita Varicella
Penderita HIV, AIDS, dan
gangguan imunodefiiensi
Individu yang menerima obat
imunosupresan (steroid)
Wanita hamil
Individu immunocompromised
yang belum ada riwayat menderita
Varicella

Umum
- Menjelaskan kepada penderita tentang penyakit dan
pengobatan
- Memberitahu penderita untuk menjaga beruntus
beruntus berisi cairan agar tidak pecah (taburi bedak dan
jangan digaruk)
- Menerangkan kepada penderita mengenai komplikasi
penyakit yang dapat terjadi dan penanganan yang dapat
dilakukan ( nyeri menetap setelah erupsi menghilang,
infeksi sekunder, komplikasi sistemik )
Khusus
- topikal : bedak + salisilat 2 %
- sistemik : acyclovir tablet 5 x 800 mg/ hari selama 7
hari

KALA II MEMANJANG
Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) atau
disebut juga partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his
yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala dan putaran paksi selama 2
jam terakhir.
Faktor faktor penyebabnya adalah :
Kelainan letak janin
Kelainan kelainan panggul
Kelainan his dan mengejan
Pimpinan partus yang salah
Janin besar atau ada kelainan kongenital
Primitua
Perut gantung atau grandemulti
Ketuban pecah dini

Gejala Klinik
Pada ibu :Gelisah, letih, suhu
badan meningkat,
berkeringat, nadi cepat,
pernafasan cepat. Di daerah
lokal sering dijumpai : Ring
Bandl, edema vulva, edema
serviks, cairan ketuban
berbau dan terdapat
mekonium.
Pada janin: Denyut jantung
janin cepat/hebat/tidak
teratur bahkan negatif, Air
ketuban terdapat mekonium,
kental kehijau-hijauan dan
berbau, Caput Succedeneum
yang besar, Moulage kepala
yang hebat, IUFD (Intra Uterin
Fetal Death)

Penatalaksanaan : dapat dilakukan


partus spontan, ekstraksi vakum,
ekstraksi forceps, sectio caesaria, dan
lain-lain
Jika pembukaan sudah lengkap dan
ibu merasa ingin meneran, bimbing
ibu untuk meneran secara efektif dan
benar. Catatkan dalam partograf.
Jika ibu tidak ada dorongan untuk
meneran setelah 60 menit
pembukaan lengkap, anjurkan ibu
untuk mulai meneran disetiap puncak
kontraksi.
Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit
upaya tersebut diatas atau jika
kelahiran bayi tidak akan segera
terjadi, rujuk ibu segera karena tidak
turunnya kepala bayi mungkin
disebabkan oleh disproporsi kepalapanggul (CPD).

Upaya mengedan ibu


menambah resiko pada
bayi karena
mengurangi jumlah
oksigen ke plasenta.
Dianjurkan mengedan
secara spontan
(mengedan dan
menahan nafas terlalu
lama, tidak dianjurkan)
a. Jika malpresentasi
dan tanda-tanda
obstruksi bisa
disingkirkan, berikan
infus oksitosin

b. Jika tidak ada


kemajuan penurunan
kepala :

Jika kepala tidak lebih dari


1/5 di atas simfisis pubis
atau bagian tulang kepala di
stasion (O), lakukan
ekstraksi vakum atau
cunam/forsep
Jika kepala diantara 1/53/5 di atas simfisis pubis,
atau bagian tulang kepala di
antara stasion (O)-(-2),
lakukan ekstraksi vakum
Jika kepala lebih dari 3/5 di
atas simfisis pubis atau
bagian tulang kepala di atas
stasion (-2) lakukan seksio
caesarea.

Ekstraksi
cunam/forceps adalah
suatu tindakan
bantuan persalinan di
mana janin dilahirkan
dengan suatu tarikan
cunam / forceps yang
dipasang pada
kepalanya
Forceps / cunam
adalah alat bantu
persalinan, terbuat
dari logam, terdiri dari
sepasang (2 buah)
sendok yaitu sendok
cunam kiri dan sendok
cunam kanan.

Indikasi :
Prinsip : keadaan yang memerlukan
pertolongan persalinan kala dua yang
dipercepat, karena jika terlambat
dapat membahayakan keadaan ibu
dan / atau janin.
Indikasi ibu : preeklampsia /
eklampsia, ruptura uteri membakat,
penyakit jantung, asma, dan lainlain.
Indikasi janin : gawat janin
Ekstraksi Forseps
Kontraindikasi :
1. Bayi prematur (karena kompresi
pada tulang kepala yang belum
matang / belum memiliki
kemampuan moulage yang baik
dapat menyebabkan terjadi
perdarahan periventrikular.
2. Disproporsi sefalopelvik.

Syarat :
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir
pervaginam (tidak ada
disproporsi)
3. Pembukaan serviks
sudah lengkap.
4. Kepala janin sudah
engaged.
5. Selaput ketuban sudah
pecah, atau jika belum,
dipecahkan.
Bila Ekstraksi Vakum
harus ada HIS dan tenaga
mengejan ibu

Indikasi SC
Riwayat SC Sebelumnya
Dystocia
Gawat Janin
Presentasi Bokong

Tali Pusat Menumbung adalah


keadaan tali pusat ada di
samping atau di bawah bagian
terbawah
janin.
Meskipun
merupakan komplikasi yang
jarang kurang dari 1 persen
(0.3 sampai 0.6 persen)
tetapi artinya besar sekali oleh
karena angka kematian janin
yang tinggi dan bahaya untuk
ibu bertambah besar akibat
tindakan
operatif
yang
digunakan
dalam
penanganannya.
Penekanan
tali
pusat
antara
bagian
terbawah
janin
dengan
panggul ibu mengurangi atau
menghentikan aliran darah ke
janin dan bila tidak dikoreksi
akan menyebabkan kematian
bayi.

Etiologi: presentasi abnormal,


prematuritas, kehamilan
ganda, hydramnion
DIAGNOSIS TALI PUSAT
MENUMBUNG
Diagnosis tali pusat
menumbung dibuat dengan
dua cara:
(1) melihat tali pusat di luar
vulva, dan
(2) meraba tali pusat pada
pemeriksaan vaginal. Oleh
karena kematian janin tinggi
bila tali pusat sudah keluar
melalui introitus, harus dicari
cara-cara untuk dapat
menegakkan diagnosis lebih
awal.

Untuk menentukan apakah penderita benar


dalam keadaan inpartu
Untuk menentukan faktor janin dan panggul
Menentukan ramalan persalinan

Primipara, kehamilan
36 mg bagian bawah
janin belum masuk PAP
Menentukan kemajuan
persalinan
Ketuban pecah sedang
bagian bawah janin
masih tinggi
Menentukan tindakan

INDIKASI

Perdarahan
Plasenta previa
Ketuban pecah dini
Persalinan preterm

KONTRA INDIKASI

Penentuan

waktu pemeriksaan
dalam harus relevan terhadap masing
masing individu ibu supaya mendapat
pengkajian yang adekuat mengenai
kemajuannya dan tidak boleh dilakukan
terlalu sering atau hanya demi rutinitas.
Pengkajian ini biasanya tiap 4 jam dan
definisi kemajuan seperti dilatasi serviks 4
cm perjam sangat bervariasi diantara unit
dan dalam literatur.

Periksa

dalam berulang dalam


persalinan merupakan intervensi invasif
tanpa manfaat yang terbukti.
Periksa dalam tidak seakurat yang
diperkirakan oleh praktisi. Hasilnya
bervariasi dari satu praktisi ke praktisi
lain, dan bahkan dari pemeriksa yang
sama pada pemeriksaan ulangan.
Kadang temuan yang berlebihan dari
apa yang sebenarnya terjadi pada
tubuh ibu. Misalnya, sering terjadi pada
ibu multipara yang pembukaan 6 cm
beberapa menit yang lalu dan sekarang
mengejan.

1.

Terapi PRENATAL

MgSO4 i.v dilanjutkan dengan Mg SO4 infuse atau i.m


(sebagai loading dose ) dan diteruskan dengan pemberian
berkala secara i.m

MgSO4 20% 4 gr dalam 100cc RL untuk 15 menit,


kemudian PD.

Maintanence dose MgSO4 20% 10 gr dalam 500cc RL, 20


gtt/menit.

Pemberian antihipertensi secara berkala i.v atau per-oral


bila TD diastolik > 110 mmHg

Hindari pemberian diuretik dan batasi pemberian cairan


intravena kecuali bila perdarahan hebat. Jangan berikan
cairan hiperosmotik

Akhiri kehamilan atau persalinan.

Pengendalian Hipertensi

Hidralazine

Pemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik


> 100 mmHg atau TD Sistolik > 160
mmHg.

Dosis: 5 mg i.v selang 20 menit sampai TD


Diastolik 90 100 mmHg

Efek puncak 30 60 menit

Duration of action 4 6 jam

Efek samping : nyeri kepala, pusing,


palpitasi, angina.

Pengertian Abortus
Abortus adalah kehamilan yang
berhenti prosesnya pada umur
kehamilan
di bawah 20 minggu, atau berat fetus
yang lahir 500 gram atau kurang
(Chalik,
1998).
Sedangkan Llewollyn & Jones (2002)
mendefenisikan abortus adalah
keluarnya
janin sebelum mencapai viabilitas,
dimana masa gestasi belum
mencapai 22
minggu dan beratnya kurang dari
500 gram.
WHO merekomendasikan viabilitas
apabila masa gestasi telah mencapai
22
minggu atau lebih dan berat janin
500 gram atau lebih.

Berdasarkan proses terjadinya


abortus dapat digolongkan dalam
dua golongan yaitu abortus spontan
dan abortus provokatus (buatan).
Abortus provokatus terbagi ke dalam
dua jenis yaitu abortus provokatus
terapeutik dan abortus provokatus
kriminalis.

pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma


(konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim
Akseptabilitas :
cara kontrasepsi ini terus dipilih dan baru
ditinggalkan jika kehamilan ingin dicapai
Efektivitas :
menilai jumlah kehamilan yang terjadi setelah
menggunakan kontrasepsi tersebut

Eritroblastosis
fetalis
atau
dalam adalah suatu kelainan
berupa hemolisis (pecahnya sel
darah merah) pada janin yang
akan nampak pada bayi yang
baru lahir karena perbedaan
golongan
darah
dengan
ibunya.
Perbedaan faktor golongan
darah ini akan mengakibatkan
terbentuknya
sistem
imun
(antibodi) ibu sebagai respon
terhadap sel darah bayi yang
mengadung suatu antigen.
Eritroblastosis fetalis biasanya
terjadi
apabila
bayi
bergolongan
darah
rhesus
positif
sedangkan
ibu
bergolongan
darah
rhesus
negatif.

Eritroblastosis fetalis terjadi apabila seorang laki-laki yang

bergolongan darah rhesus positif menikah dengan wanita


yang bergolongan darah rhesus negatif, maka anak
mereka kemungkinan besar bergolongan darah rhesus
positif karena faktor rhesus bersifat dominan secera
genetika.
Kasus Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi pada
kehamilan anak kedua dan seterusnya jika semua anak
rhesusnya positif. Pada kehamilan pertama darah janin
tidak banyak yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu
sehingga tidak terbentuk antibodi pada tubuh ibu, baru
pada saat melahirkan darah janin banyak masuk ke sistem
sirkulasi darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya
tidak berpengaruh karena bayi sudah terlahir.

Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin


dapat hidup diluar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram
Abortus : Berakhirnya kehamilan pada umur kehamilan 20
minggu atau berat janin 500 gram. Pada diagnosis Abortus
harus jelas ada pemeriksaan kehamilan (+)

insipien

kompletus Inkomplet

iminens

missed
menutup

Ostium
uteri

membuka

menutup

membuka

menutup

Hasil
konsepsi

Dalam
kavum
uteri

Seluruh
nya telah
keluar

Sebagian
telah
keluar

Masih
baik

mumi

Besar
uterus

Sesuai
Mengecil,
kehamilan sehingga
perdaraha
n sedikit

Sesuai
dengan
umur
kehamilan

Tidak
sesuai
umur
kehamilan

Tes urin

+ sampai
7-10 hari

Menopause :
berhentinya
menstruasi secara
permanen, terjadi pada
usia rata rata 51
tahun.
Menaopause
berhubungan dengan
hormonal dan
berhubungan dengan
hipotalamus pituitari
yang mengatur siklus
menstruasi, tetapi
menopause bukanlah
proses yang berasal
dari sentral

Pada tingkat ovarium


terdapat deplesi folikel
ovarium, dan tidak
dapat merespon
terhadap FSH maupun
LH
Sehingga akan menjadi
peningkatan FSH untuk
merangsang ovarium,
tetapi justru estrogen
rendah karena ovarium
mengalami deplesi
folikel.

Novak Gynecology ed 14, 2006

Obat antituberkulosis harus tetap diberikan kecuali


streptomisin, dapat menembus barrier plasenta efek
samping streptomisin pada gangguan pendengaran janin
(ototoksik)
Pada prinsipnya ibu hamil sama dengan pasien TB yang
tidak hamil hanya tidak diperbolehkan pemberian
streptomisin
Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI tetap dapat
diberikan, walaupun beberapa OAT dapat masuk ke dalam
ASI, akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak
menyebabkan toksik pada bayi
Pada perempuan usia produktif yang mendapat
pengobatan TB dengan rifampisin, dianjurkan untuk tidak
menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat terjadi
interaksi obat yang menyebabkan efektivitas obat
kontrasepsi hormonal berkurang.
Tidak ada indikasi pengguguran pada pasien TB dengan

Lebam mayat

Mulai tampak 20-30 menit pascamati. Well developed within the

next 3 to 4 hours
Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih dapat
memucat pada penekanan dan berpindah

Kaku mayat:

Pembusukan:

Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian luar


tubuh/otot-otot kecil (sentripetal)
Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam, lalu
menghilang dalam urutan yang sama
Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam pasca mati
Larva lalat dijumpai 36-48 jam pascamati

Pasal 4 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik


Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen
Penyidikan Tindak Pidana (Perkap 14/2012), dasar
dilakukan penyidikan adalah:

a. laporan polisi/pengaduan;
b. surat perintah tugas;
c. laporan hasil penyelidikan (LHP);
d. surat perintah penyidikan; dan
e. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
(SPDP).

Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya,
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
Bagian penjelasan pasal 3 point 3
Membuat ikatan atau menerima imbalan dari
perusahaan farmasi/obat, perusahaan alat
kesehatan/kedokteran atau badan lain yang
dapat mempengaruhi pekerjaan dokter

Surat kematian ialah surat yang berisi


pernyataan bahwa seseorang telah dinyatakan
meninggal dunia menurut pemeriksaan
medis.
Tujuan pembuatan surat kematian

Pemakaman
Asuransi
Harta warisan
Statistik

Empati sebagaimana dikemukakan kali


pertama pada 1909 berasal dari bahasa latin
em dan pathos yang artinya feeling into
Komunikasi dengan empati (komunikasi
efektif) merupakan salah satu dari tujuh area
kompetensi utama bidang kedokteran yang
harus dikuasai oleh semua dokter, dokter
spesialis dan dokter gigi, termasuk juga
paramedis

Simpati adalah suatu proses dimana


seseorang merasa tertarik terhadap pihak
lain, sehingga mampu merasakan apa yang
dialami, dilakukan dan diderita orang lain.
empati adalah kemampuan kita dalam
menyelami perasaan orang lain tanpa harus
tenggelam di dalamnya.

Malpraktik medik : Kelalaian seorang


dokter/tenaga kesehatan untuk mempergunakan
tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan
dalam mengobati pasien menurut ukuran di
lingkungan yang sama
UU No.23 tahun 1992 ttg Tenaga Kesehatan :
Kelalaian berarti (a) tidak melakukan sesuatu
yang seharusnya dilakukan, atau (b) melakukan
sesuatu tindakan yang seharusnya tidak
dilakukan

Dikatakan malpraktek medik jika:

Dokter kurang menguasai ilmu pengetahuan yang sudah


berlaku umum.
Memberikan pelayanan di bawah standar profesi (tidak lege
artis)
Melakukan kelalaian yang berat atau pelayanan dengan
tidak hati-hati
Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan
hukum.

Kelalaian tidak dianggap suatu pelanggaran hukum


jika kelalaian tidak membawa kerugian atau cedera
dan orang tersebut dapat menerimanya
Sanksi terberat adalah sanksi pidana: KUHP pasal
304, pasal 306, pasal 350.

Criminal Negligence ("guilty mind) : Willful blindness


where the individual intentionally avoids adverting to
the reality of a situation. The distinction between
recklessness and criminal negligence lies in the
presence or absence of foresight as to the prohibited
consequences.
Near Miss : Unplanned event that did not result in
injury, illness, or damage but had the potential to do
so. Only a fortunate break in the chain of events
prevented an injury, fatality or damage
Misconduct : A wrongful, improper conduct motivated
by premeditated or intentional purpose or by
obstinate indifference to the consequences of one's
acts. Refers to an action, rather than neglecting.
Unacceptable but is not a criminal offense.

Komponen pemeriksaan

Efek
Efek
Efek
Efek
Efek
Efek

nyala api
asap
mesiu
anak peluru
metal
moncong laras

Jenis luka tembak masuk berdasarkan jarak

Kontak (tempel) senjata ditempel di kulit hard contact/ soft


contact

Ditemukan gelang kontusi, kelim tatto (bila senjata ditekan sangat kuat
ke kulit, bubuk mesiu akan masuk ke dalam jaringan subkutan), luka
bakar (akibat ledakan mesiu), jaringan subkutan rusak berat (karena
semua komponen peluru masuk ke bawah kulit), rambut hangus,
imprinted tatto (moncong laras nempel di kulit)

Dekat jarak <60 cm


Kelim tato, tepi luka rata

Jauh jarak >60 cm


komponen yang terlibat hanya peluru saja

Pasal 352
1)
Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356,
maka penganiayaan yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai
penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah
Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja
padanya, atau menjadi bawahannya.

Jenis-jenis penggantungan
Accidental hanging tidak sengaja
Kecelakaan pada saat akrobatik
Erotic asphyxiation sensasi tercekik atau sesak
menimbulkan rangsangan seksual

Suicidal hanging bunuh diri dengan gantung diri


Homicidal hanging dibunuh orang lain dengan
dijerat atau digantung

Keterangan

Bunuh diri

Pembunuhan

TKP

Keadaan TKP tenang, rapih,


dan dijumpai surat
peninggalan kepada orang
tertentu
Tempat yang dipilih
tersembunyi, pintu terkunci
dari dalam, korban berpakaian
rapih

Keadaan TKP tidak beraturan,


tanda perkelahian
Tidak terdapat tempat tertentu,
surat bernada ancaman, alat
biasanya dipersiapkan dan
tidak ditemukan di TKP

Simpul mati
Hanya satu
Serong ke atas
Dekat

Simpul Hidup
Satu atau lebih
mendatar
Jauh

Alat Penjerat
-Simpul
-Jumlah
Lilitan
-Arah
-Jarak ttk
tumpusimpul
Korban
Luka

175. Tanatologi
Lebam mayat

Mulai tampak 20-30 menit pascamati. Well

developed within the next 3 to 4 hours

Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya


masih dapat memucat pada penekanan dan
berpindah

Kaku mayat:

Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian


luar tubuh/otot-otot kecil (sentripetal)
Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12
jam, lalu menghilang dalam urutan yang sama

Pembusukan:

Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam


pasca mati
Larva lalat dijumpai 36-48 jam pascamati

Pasien dewasa
Diri sendiri
Spouse (istri atau suami saat ini)
Anak yang sudah dewasa (>21)

Pasien anak
Kedua orangtua
Wali legal

Penilaian fungsi keluarga


Family APGAR
Adaptation cara anggota keluarga menghadapi
masalah
Partnership cara anggota keluarga komunikasi
Growth perubahan anggota keluarga
Affection cara anggota keluarga menanggapi respon
emosional
Resolve cara anggota keluarga berbagi dalam hal
waktu, ruang, dan uang

Berdasarkan Teknik Komunikasi


a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap
muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah,
pertemuan diskusi (FGD),
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan
secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan
pesannya dengan
perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media
cetak, melalui
pertunjukan film, dsb

Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai


A. Pendekatan Perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan
telepon, dan lain-lain
B. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran.
Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain :
Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
C. . Pendekatan Masal
Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada
sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini
adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media
cetak lainnya, Pemutaran film, dll

179. Keluarga
Menurut Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga,
antara lain :
Keluarga inti (nuclear family): Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta
anak-anak kandung
Keluarga besar (extended family): Keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti keluarga inti
disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
Keluarga campuran (blended family): Keluarga yang terdiri dari suami,
istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.
Keluarga menurut hukum umum (common law family): Keluarga yang
terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah
serta anak-anak mereka yang tinggal bersama. Tidak diakui di beberapa
negara
Keluarga orang tua tunggal (single parent family): Terdiri dari pria atau
wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin
tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama

Keluarga hidup bersama (commune family): Keluarga yang terdiri dari


pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama tanpa hubungan
darah/pernikahan, berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki
kekayaan bersama
Keluarga serial (serial family): Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian
bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak
dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap
sebagai satu keluarga
Keluarga gabungan/komposit (composite family): Keluarga terdiri dari
suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri
dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini) yang hidup
bersama.
Keluarga tinggal bersama (cohabitation family): Keluarga yang terdiri
dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan
yang sah.

Indikator peningkatan umur harapan hidup dengan


target tahun 2014 yaitu 72 tahun
Indikator peningkatan persentase cakupan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan dengan target
tahun 2014 sebesar 90 %
Indikator prevalensi pengidap HIV (persentase
penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki
pengetahuan HIV dan AIDS) dengan target tahun
2014 sebesar 90%
Indikator persentase penduduk yang memiliki
Jaminan Kesehatan dengan target tahun 2014
sebesar 80,10%

Indikator penurunan angka kematian ibu melahirkan per


100.000 kelahiran hidup dengan target tahun 2014
sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup
Indikator penurunan angka kematian bayi per 1000
kelahiran hidup dengan target tahun 2014 sebesar 24 per
1000 kelahiran hidup
Indikator penurunan Total Fertility Rate dengan target
tahun 2014 sebesar 2,1
Indikator peningkatan persentase jangkauan akses sumber
air bersih dengantarget tahun 2014 sebesar 68%
Indikator penurunan kasus malaria (annual parasite index
API) dengan target tahun 2014 sebesar 1

adalah bidang yang terkait dengan


kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan
manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek.
Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja

Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010
tentang pelindung diri:

Safety helmet
Masker
Sarung tangan
ear plug
dll

Desain Penelitian

Deskripsi

Cohort

Dilakukan identifikasi terlebih dahulu


adanya kausa, kemudian subjek diikuti
secara prospektif selama periode tertentu
untuk mencari ada atau tidaknya efek

Clinical trial

Merupakan studi intervensi, yaitu suatu


penelitian eksperimental terencana yang
dilakukan pada manusia. Peneliti
memberikan perlakukan pada subyek
penelitian, kemudian efek perlakuan
diukur dan dianalisis.

Deskriptif

Penelitian yang bertujuan melakukan


deskripsi mengenai fenomena yang
ditemukan. Hasil penelitian disajikan apa
adanya, peneliti tidak menganalisis
mengapa fenomena tersebut dapat terjadi

No

Urutan

Keterangan

Rumusan misi

latar belakang, cita-cita, tujuan pokok,


tugas pokok, serta ruang lingkup kegiatan
ruang organisasi

Rumusan masalah

beratnya masalah yang dihadapi

Rumusan tujuan

target yang ingin dicapai (manfaat adalah


bagian dari rumusan tujuan)

Rumusan kegiatan

Asumsi
perencanaan

Strategi
pendekatan

Kelompok sasaran

Waktu

Pelaksana kegiatan

10

Biaya

menilai faktor pendukung dan penghambat


kegiatan

Backlog fighting, merupakan upaya aktif melengkapi


imunisasi dasar pada anak yang berumur 1 3 tahun.
Sasaran prioritas adalah desa/kelurahan yang selama
dua tahun berturut turut tidak mencapai standard
Universal Child Immunization (UCI)
Crash program, merupakan imunisasi tambahan yang
ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi
secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB.
Sedangkan kriteria pemilihan lokasi imunisasi jenis
ini antara lain : 1. Angka kematian bayi dan angka
PD3I tinggi 2. Kekurangan tenaga, sarana, dana 3.
Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak
mencapai target UCI

Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak


Response Imunization atau ORI
Kegiatan imunisasi khusus, meliputi Pekan
Imunisasi Nasional (PIN), Sub Pekan Imunisasi
Nasional, dan Cacth-up campaign campak

each member of the population has a


known non-zero probability of being
selected.
Sampling Methods
Description

Simple Random Sampling

A sample selected from a population in such


manner that all member of the population
have an equal chance of being selected

Stratified Random Sampling

A sample selected so that certain


characteristic are represented in the sample in
the same proportion as they occur in the
population. Use when there are specific subgroups to investigate

Systematic Random Sampling

Sample is obtained by selecting every Nth


name in a population

Cluster Random Sampling

A sample is obtained by using groups as the


sampling unit rather than individuals. Use
when population groups are separated and
access to all is difficult, eg. in many distant
cities

When population is small,


homogeneous & readily
available. All subsets of
the frame are given an
equal probability.
The frame organized into
separate "strata." Each
stratum is then sampled
as an independent subpopulation, out of which
individual elements can
be randomly selected

In this technique, the total


population is divided into
these groups (or clusters)
and a simple random
sample of the groups is
selected (two stage)
Ex. Area
sampling or geographical
cluster sampling

Members are selected from the population


in some nonrandom manner.
Sampling Methods

Description

Convenience
Sampling

Sample is obtained by any group of individuals that


available for the study. Used when you cannot
proactively seek out subjects.

Purposive/Judgment
Sampling

Sample is obtained from individuals who have


special qualification/expertise. Using judgment to
select sample. Used when you are studying
particular groups

Snowball Sampling

Relies on referrals from initial subjects to generate


additional subjects. Used when the desired sample
characteristic is rare

Quota Sampling

The researcher first identifies the stratums and their


proportions as they are represented in the
population. Then convenience or judgment sampling
is used to select the required number of subjects
from each stratum. When you are studying a number
of groups and when sub-groups are small

Effectiveness vs efficacy menilai kemampuan


obat untuk mencapai hasil yang diinginkan
Effectiveness settingnya pada tempat praktek sehari,
dengan banyak variable yang diikut sertakan (contoh
kepatuhan minum obat, komorbid pada pasien)
settingnya REAL
Efficacy settingnya pada lingkungan yang terkontrol,
dengan menggunakan seleksi ketat pada subjek, dan
mengeksklusi variable2 yang mengganggu protokol
pemberian obat settingnya IDEAL

Efficient menilai kemampuan obat


menghasilkan efek yang diinginkan
berdasarkan variable waktu dan uang
Safety menilai kemampuan obat
menghasilkan efek yang diinginkan
berdasarkan variable efek samping dan
tingkat toksisitas
Sesuatu yang efficacious belum tentu efektif,
dan belum tentu efficient

p-value : besarnya nilai probabilitas dari hasil penelitian,


bila hipotesis 0 adalah benar
PPV = positive predictive value

NNT = number needed to treat

Odd ratio:

Relative risk:

Absolute risk: risiko memiliki penyakit dalam kurun waktu

Pada uji diagnostik


Persentase pasien dengan hasil (+) yang benar memiliki penyakit
(dipengaruhi prevalensi penyakit)
Pada clinical trial, untuk lihat efisiensi terapi
Lebih representatif pada penelitian case control

Lebih representatif pada penelitian cohort

tertentu

188. Promosi Kesehatan


Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau
bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan
rumah, pertemuan diskusi (FGD),
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan
secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia
menyampaikan pesannya dengan
perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk
media cetak, melalui
pertunjukan film, dsb

Rinne

Weber

Schwabac
h

Diagnosi
s

Positif Tidak ada


lateralisasi

Sama
dengan
pemeriks
a

Normal

Negat
if

Memanja
ng

Tuli
kondukti
f

Memende
k

Tuli
sensorin
eural

Lateralisasi
ke telinga
yang sakit

Positif Lateralisasi
ke telinga
yang sehat

Herpes Zoster Otikus

infeksi virus varicella zooster pada telinga dalam, telinga tengah dan
telinga luar
otalgia berat yang disertai dengan erupsi kulit biasanya pada Canlis
Akustikus Externa dan pinna.

Ramsay Hunt Syndrome HZO yang disertai dengan paralisis


n VII

Patofisiologi :
Merupakan reaktifasi dari varicella-zoster virus (VZV) yang
terdistribus sepanjang saraf sensoris yang menginervasi
telinga, termasuk didalamnya ganglion genikulatum.
Apabila gejala disertai kurang pendengaran dan vertigo, maka
ini adalah akibat penjalaran infeksi virus langsung pada N.
VIII pada posisi sudut serebelo pontin, atau melalui vasa
vasorum.

* Ruam merah yang nyeri dengan lepuh berisi


cairan di gendang telinga, saluran telinga
eksternal, bagian luar telinga, atap dari mulut
(langit-langit) atau lidah
* Kelemahan (kelumpuhan) pada sisi yang sama
seperti telinga yang terkinfeksi
* Kesulitan menutup satu mata
* Sakit telinga
* Pendengaran berkurang
* Dering di telinga (tinnitus)
* Sebuah sensasi berputar atau bergerak (vertigo)
* Perubahan dalam persepsi rasa

Akibat adanya hidrops endolimph pada koklea dan


vestibulum

Gejala

Vertigo episodic, muncul tiba-tiba tanpa gejala pendahulu,


biasa diikuti dengan mual dan muntah, dengan ataxia dan
nystagmus.
Gangguan pendengaran yang berubah-ubah biasanya
muncul sebelum/selama episode vertigo, dan membaik
saat keluhan vertigo hilang. Pasien dengan Meniere Disease
tidak tahan mendengar suara terlalu keras.
Telinga berdenging/Tinnitus
Rasa penuh atau tekanan pada telinga yang terkena

Diagnosis meniere:

Vertigo hilang timbul


Fluktuasi gangguan pendengaran
Menyingkirkan adanya penyebab dari sentral, misal: tumor
N VIII
Pemeriksaan pendengaran: tuli sensorineural

Tidak ditemukan pemeriksaan yang signifikan pada


pemeriksaan otoskop. Sedangkan nystagmus dapat
muncul pada serangan gejala.
Pemeriksaan Rinne + dengan konduksi tulang
berkurang pada telinga yang sakit, dan Pemeriksaan
Webber lateralisasi terjadi pada telinga yang sehat.
Pada pemeriksaan audimetri, hasilnya adalah
gangguan pendengaran sensori-neural.
Pengobatan: obat simptomatik, vasodilator perifer,
pengobatan antiiskemia.

Faktor predisposisi
Rinitis krinik, sinusitis kronik, inflamasi kronik pada
perokok dan orang yang minum alkohol

Manifestasi Klinis
Rasa gatal dan kering pada tenggorokan
Lendir yang sulit dikeluarkan, batuk
Mukosa dinding faring posterior granular

Etiologinya hingga saat ini tidak diketahui, namun


diduga karena adanya defek embriogenesis yang
berkontribusi pada pembentukan formasi
pseudokista ini
Gejala

Pengobatan

Pembengkakan tanpa nyeri pada daerah anterior atau


lateral dari daun telinga
Berkembang 4-12 minggu
Riwayat trauma minor
Drainase
Steroid oral dan intralesi

Otitis media: peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga,


tuba eustachius, antrum mastoid dan sel mastoid.
Otitis media akut dengan perforasi membran telinga akan
menjadi otitis media kronik setelah 2 bulan.
Etiologi: Streptococcus pneumoniae 35%, Haemophilus

Tahapan:

influenzae 25%, Moraxella catarrhalis 15%.

Oklusi tuba: retraksi membran timpani atau berwarna keruh.


Hiperemik/presupurasi: tampak hiperemis dan pelebaran pembuluh darah.
Supurasi: edema yanghebat pada mukosa telinga tengah, bulging, demam,
nyeri
Perforasi: membran timpani ruptur, demam menurun
Resolusi: jika membran timpani tetap utuh maka membran timpani akan
kembali normal.

Buku ajar ilmu THTK&L FKUI edisi keenam

Stadium supurasi

Terapi:
Occlusion tubal: topical decongestan(ephedrin HCl)
Presuppuration: AB for at least 7 days
(ampicylin/amoxcylin/ erythromicin) &analgetic.
Suppuration: AB, myringotomy.
Perforation: ear wash H2O2 3% & AB.
Resolution: if secrete isnt stopped ab is
continued until 3 weeks

Epistaksis anterior
Perdarahan dari arteri
eithmoidalis anterior atau
pleksus kisselbach
Biasanta diawali oleh
trauma atau infeksi
Penanganan awal berupa
penekanan digital selama
10-15 menit. Jika
perdarahan terlihat dapat
dikauter
Jika masih berdarah dapat
ditampon anterior 2x24 jam

Epistaksis posterior

Perdarahan dimulai dari


anterior eithmoidalis
posterior atau arteri
sphenopalatina
Mempengaruhi pasien
dengan hipertensi atau
arteriosklerosis
Terapi: aplikasi tampon
belloq/posterior selama 2-3
hari.

Buku ajar ilmu THTK&L FKUI edisi keenam

Diagnosis

Manifestasi Klinis

Rinitis alergi

Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea, kongesti.


Tanda: mukosa edema, basah, pucat atau livid, sekret
banyak.
Gejala: hidung tersumbar dipengaruhi posisi, rinorea,
bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin, perubahan
suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka
hipertrofi merah gelap.
Hipertrofi konka inferior karena inflamasi kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, atau dapat juga akrena
rinitis alergi & vasomotor. Gejala: hidung tersumbat,
mulut kering, sakit kepala. Sekret banyak & mukopurulen.

Rinitis
vasomotor
Rinitis
hipertrofi

Rinitis atrofi
/ ozaena

Disebabkan Klesiella ozaena atau stafilokok, streptokok,


P. Aeruginosa pada pasien ekonomi/higiene kurang.
Sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat,
hiposmia, sefalgia. Rinoskopi: atrofi konka media &
inferior, sekret & krusta hijau.

Rinitis
Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan
medikamento vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma

Anda mungkin juga menyukai