Virus RNA
(Picornavirus) ukuran
27 nm
Kebanyakan kasus
pada usia <5 tahun
asimtomatik atau
gejala nonspesifik
Gejala bersifat akut:
Pengobatan: suportif
MAYOR
Kemungkinan Penyebab
HENTIKAN OBAT
Tuli
Streptomisin
Stop streptomisin
Stop streptomisin
Ikterus
Gangguan penglihatan
Etambutol
Stop etambutol
Rifampisin
Stop rifampisin
Minor
Kemungkinan Penyebab
Tata Laksana
Rifampisin
Nyeri sendi
Pyrazinamid
Aspirin/allopurinol
INH
Urine kemerahan
Rifampisin
Beri penjelasan
Kolelitiasis adalah
adanya batu pada
saluran kantung
empedu
Gejala:
Mual
Nyeri regio perut kanan
atas
Nyeri khususnya dipicu
makanan berlemak
Jika disertai infeksi
sekunder,d apat
menyebabkan gejala
demam, dan menggigil.
Lokasi Nyeri
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisis
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
Terapi
PPI:
ome/lansoprazol
H. pylori:
klaritromisin+amoksi
lin+PPI
Nyeri epigastrik
Kembung
Dispepsia
Nyeri epigastrik
menjalar ke
punggung
Peningkatan enzim
amylase & lipase di
darah
Pankreatitis
Ikterus,
Hepatomegali
Transaminase,
Serologi HAV, HBSAg,
Anti HBS
USG: hiperekoik dgn
acoustic window
Nyeri epigastrik/
kanan atas menjalar
ke bahu/ punggung
Murphy Sign
Mual/muntah,
Demam
Nyeri tekan
abdomen
Berlangsung 30-180
menit
USG: penebalan
dinding kandung
empedu (double
rims)
Hepatitis Akut
Resusitasi cairan
Nutrisi enteral
Analgesik
Suportif
Kolelitiasis
Kolesistektomi
Asam
ursodeoksikolat
Kolesistitis
Resusitasi cairan
AB: sefalosporin gen.
3 + metronidazol
Kolesistektomi
Tirotoksikosis:
manifestasi
peningkatan
hormon
tiroid
dalam
sirkulasi.
Hipertiroidisme:
tirotoksikosis
yang
disebabkan oleh kelenjar tiroid hiperaktif.
Trias:
Hipertirioidsme: pembesaran tiroid
hiperfungsional difus.
Optalmopati infiltratif menghasilkan
exophthalmos.
Dermopati infiltratif terlokalisasi disebut
mixedema pretibial.
Skor>19
hipertiroid
Skor<11
eutiroid
Antara 1119equivocal
Hyperthyroidism:
TSH, T4
TSH, T4 normal
TSH, T4
TSH, T4 atau T3
TSH, T4 & T3 normal
TSH, T4 dan T3
Hipotiroid
Hipotiroid subklinis,
hipotiroid dalam
perawatan.
TSH secreting tumor,
resistensi hormon tiroid
Hipertiroid
Hipertiroid subklinis
Sick euthyriodism,
gangguan pituitari
Perubahan TBG, gangguan
laboratorium,
amiodaron,tumor TSH
pituitari.
1.
2.
Terapi
Pemanasan
handuk hangat,
infrared
Radiasi preop/post-op
500- 1000 Rad
lindungi implant
Indometasin
Ibuprofen
Diphosphonates
Pembentukan tulang
pada jaringan yang
secara normal tidak
menunjukkan sifat
ossifikasi
Ashton et al. Prevention of heterotopic bone formation in high risk patients post-total hip
arthroplasty. Journal of Orthopaedic Surgery 2000, 8(2): 5357
Femoral head
impaction
Final implant
Fraktur siku
tersering pada
anak-anak
Usia < 8 tahun
Mekanisme
Extension (95%) vs
flexion
Posisi menahan
dengan tangan
ekstensi
Posisi menahan
dengan siku fleksi
Mechanism
I - nondisplaced
II - displaced with intact posterior cortex
III - displaced fracture, no intact cortex
A: posteromedial rotation of distal fragment
B: posterolateral rotation
Gartland type I
Gartland type II
Infeksi pada
traktus biliaris
Trias Charcoat
Demam
Nyeri perut
kuadran kanan
atas
Kuning/ikterik
Pemeriksaan:
USG Abdomen
Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography
(ERCP)
Magnetic resonance
cholangiopancreatography
(MRCP)
Percutaneous transhepatic
cholangiogram (PTCA)
Pemeriksaan lab:
Kadar Bilirubin
Kadar enzim hati/tes fungsi hati
Leukosit/White blood count
(WBC)
http://emedicine.medscape.com/article/184043-clinical
Disorder
Clinical Feature
Pancreatitis
Acute
cholesistis
Cholelithiasis
Pancreatic
Tumor
solid organs
include:
liver
spleen
kidneys
Akan mengeluarkan
udara dan
cairan/sekret GIT yang
infeksius
Sangat mengiritasi
peritoneumperitoniti
s
Menyebabkan
perdarahan internal
yang berat
Darah pada rongga
peritoneum peritonitis
Terlihat gejala syok
akibat perdarahan hebat
Gejala peritonitis dapat
tidak terlalu terlihat
Nyeri pinggang
Irritative voiding symptom
mual
Hematuria mikroskopik
optimized by optima
Trauma.org
Kebutuhan Cairan:
4 x 30 x 70 =
8400 ml
8 jam pertama
8400 ml / 2 =
4200ml
Dependent lividity
Rigor mortis
Pembusukan
Cedera yang tidak memungkinkan survive
Dekapitasi
Terpotong anggota badan
Terbakar hingga tidak dapat dikenali
Peningkatan tekanan
intrapleura
Kompresi trakea,
jantung, aorta,
esophagus
Udara terkumpul
pada rongga pleura
tanpa ada tempat
untuk keluar
Hasil paru-paru
kolaps dan menekan
mediastinum,
pembuluh darah
besar dan trakea
Ventilation and
Cardiac Output
greatly compromised
4/1/2015
72
Heart is being
compressed
Hemoroid
structur vaskular
dalam anal canal
Gambaran
Histologis
Epitel skuomosa
kolumnar simplex
dan eptel skuomosa
bertingkat dengan
pelebaran vena pada
lapisan lamina proria
dan submukosa
soundnet.cs.princeton.edu
Symptoms
knee pain
pain in the
back
hip
difficulty
moving the
lower
extremity
The leg is
shortened and
internally
rotated with
flexion and
adduction at
the hip
Risk Factor
Accident
Improper
seating
adjustment
netterimages.com
Simple management
maneuvers
Suction
Chin lift
Jaw thrust
Definitive airway: Cuffed tube
in tracheaendotracheal tube
Faktor RisikoUlkus
Peptikum e.c NSAID
Gejala klasik:
Peneriksaan Fisik
Radiologic Findings
Plain radiograph of
Phimosis
Prepusium tidak
dapat ditarik
kearah proksimal
Fisiologis pada
neonatus
Komplikasi
Treatment
Paraphimosis
Prepusium tidak
dapat ditarik
kembali dan
terjepit di sulkus
koronarius
Gawat darurat bila
Obstruksi vena
superfisial
edema dan nyeri
Nekrosis glans
penis
Balanitis
Postitis
Balanopostitis
Dexamethasone 0.1%
(6 weeks) for
spontaneous
retraction
Treatment
Manual reposition
Dorsum incision
Manipulation
Ice packs
Compression
Osmotic agent
Puncture technique
Surgical reduction
followed by circumcision
dorsal slit procedure
https://online.epocrates.com
Vasodilatasi perifer
peningkatan permeabilitas
kapiler (edema)
Bronchospasm
Aritmia, tachycardia
Kontraksi otot polos
Talkativeness
Slurred speech
Dizziness
Nausea
Depression
Euphoria
Excitement
Convulsions
Overdosis epinefrin
Sangat jarang
Fear, anxiety
Tenseness
Restlessness
Throbbing headache
Tremor
Perspiration
Weakness
Dizziness
Pallor
Respiratory difficulty
Palpitations
Femur bone
anatomy
Terletak dekat
dengan pembukuh
darah besar (femoral
artery)
Pembedahan
Radiasi
Infeksi
Trauma
Lifetime risk
c.nov
yi
c.septicu
m
C. Perfringens
(mostly)
vegetative
cells multiply
Spores
germinate
Anaerobic
environment
Carbohydrates
Fermentation
PATHOGENESIS
Incubation period is
Gas production
In tissues
1-7 days
Toxemia and
death
Distension of
tissues
Interfering
Blood supply
Ischemia/
gangrene
/VENTRAL HERNIA
Tipe Hernia
Definisi
Reponible
Irreponible
Incarserated
Strangulated
http://emedicine.medscape.com/article/
http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/fractures/Supracondylar
_fracture_of_the_humerus_Emergency_Department/
Retina
Eksudat, perdarahan, sikatrik koroid atau ablasi
Makula lutea
http://emedicine.medscape.com/article/1206147
www.wikipedia.org
Causes
Etiology
Clinical
Acute
Glaucoma
Pupilllary block
Open-angle
(chronic)
glaucoma
Unknown
Congenital
glaucoma
abnormal eye
development,
congenital
infection
Secondary
glaucoma
Drugs
Sign and symptoms like the primary one. Loss of
(corticosteroids)
vision
Eye diseases
(uveitis, cataract)
Systemic diseases
Trauma
Absolute
glaucoma
Adalah lepasnya
lapisan dalam dari
retina dari lapisan
epitelium pigment
(choroid)
Gejala dan tanda
Photopsia sensasi
meliat kilat
Gangguan lapang
pandang
Adanya sensasi seperti
tirai menutup
pandangan
Klasifikasi :
Derajat 1: kornea jernih dan tidak
ada iskemik limbus (prognosis
sangat baik)
Derajat 2: kornea berkabut
dengan gambaran iris yang masih
terlihat dan terdapat kurang dari
1/3 iskemik limbus (prognosis
baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang
total, stroma berkabut dengan
gambaran iris tidak jelas dan
sudah terdapat 1/2 iskemik
limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan sudah
terdapat iskemik lebih dari 1/2
limbus (prognosis sangat buruk)
Tatalaksana Emergensi :
Irigasi : utk
meminimalkan durasi
kontak mata dengan
bahan kimia dan
menormalkan pH mata;
dgn larutan normal saline
(atau setara)
Double eversi kelopak
mata : utk memindahkan
material
Debridemen : pada epitel
kornea yang nekrotik
Tatalaksana
Medikamentosa :
Steroid : mengurangi
inflamasi dan infiltrasi
neutrofil
Siklopegik :
mengistirahatkan iris,
mencegah iritis (atropine
atau scopolamin)
dilatasi pupil
Antibiotik : mencegah
infeksi oleh kuman
oportunis
The Goals Of
Management :
artificial tears
Ascorbate collagen remodeling
Placement of a therapeutic bandage
contact lens until the epithelium has
regenerated
Promoting ocular
surface(epithelial)healing
Controlling inflammation
Inflammatory inhibits
reepithelialization and increases the
risk of corneal ulceration and
perforation
Topical steroids
Ascorbate (500 mg PO qid)
Preventing infection
Controlling IOP
EPIDEMIOLOGY
Adult chlamydial conjunctivitis is a
sexually transmitted disease (STD)
All ages but particularly young
adults
More women than men affected C.
trachomatis serotypes D-K
Histopathology: basophilic
intracytoplasmic epithelial inclusion
bodies (on Giemsa staining)
SIGNS
Preauricular lymphadenopathy
Mucopurulent discharge
Conjunctival injection
Chemosis
Follicular reaction (especially
bulbar or plica semilunaris
follicles)
Superior micropannus
Fine or coarse epithelial or
subepithelial corneal infiltrates
SYMPTOMS
TREATMENT
Unilateral or bilateral involvement Options include one of the following:
Purulent discharge, crusting of
Azithromycin 1000mg single dose
lashes, swollen lids, or lids "glued Doxycycline 100mg BID for 7 days
together"
Tetracycline 100mg QID x 7 days
Patient may also complain of:
(avoid in pregnant women and in
red eyes
children)
irritation
Erythromycin 500 mg QID x 7 days
tearing
Patient and sexual contacts should be
photophobia
evaluated and treated for other STDs.
http://www.aao.org/theeyeshaveit/red-eye/chlamydial-conjunctivitis.cfm
Uveitis
acute, sterile anterior segment inflammation
develop symptoms within 12 to 24 hours of the surgery
Red eye and painfull
Slit lamp increased cell and flare, hypopyon formation, diffuse
corneal edema
Swelling of the macula (cystoid macular edema)
between 2 and 12 weeks after cataract surgery
vision becomes blurry after a period of clear vision
Risk Factor:age-related macular degeneration, diabetic
retinopathy
Retinal detachment
Fluid seeps through a tear in the retina
shadow in field of vision, floaters or flashing lights
Endophthalmitis
Painful eyeball, Lid oedema, chemosis, conjunctival injection
very poor vision
sensitivity to light
Purulent discharge hypopyon, corneal infiltrates
Stadium Hiperakut
(<12 jam serangan)
Normal 50-60%
Arteri hiperdense
(dense MCA sign)
Obstruksi pada
nukleus lentiformis
Insular ribbon sign
Acute : 12 24 jam
serangan
Low density basal
ganglia
Sulcal effacement
1 3 hari setelah
serangan
Peningkatan massa
Transformasi
hemorargik
DIAGNOSIS ME TB
ME TB bersifat subakut
Gejala prodormal :
Penegakkan diagnosis
berdasar pada manifestasi
klinis dan pemeriksaan CSF
Pada pemeriksaan CSF
didapatkan :
Pleositosis dengan
predominan limfosit
Total WBC 100 and 500
cells/L.
Pada fase awal, sel darah
putih dapat rendah dengan
predominan neutrofil
Protein meningkat antara 100
dan 500 mg/dL,
Glukosa rendah kurang dari
45mg/dL atau rasio CSF:
plasma <0.5
Marx GE, Chan ED. Tuberculous Meningitis : Diagnosis and Treatment Review. Hindawi Publishing Corporation
Tuberculosis Research and Treatment Volume 2011, Article ID 798764, 9 pages
TERAPI ANTIMIKROBIAL ME TB
Neurologic exam
A. Deep tendon reflexes
(knee jerk L4, ankle jerk
S1)
B. Straight-leg raise
C. Dorsiflexion of ankle
during straight-leg raise
test increases sciatic
tension and pain
D. Plantar flexion at ankle
during straight-leg raise
relieves sciatic tension
and pain
E. Ankle clonus
F. Consider rectal exam (for
tone) and check for
perianal sensation (cauda
equina syndrome
Afasia Global
Melibatkan seluruh daerah bahasa di
fisura Sylvii, pasien sama sekali tidak
berbicara, atau sepatah kata atau frasa
yang diulang ulang, artikulasi buruk,
tidak bermakna
Penurunan kesadaran
Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan
hipoglosus (XII) sentral
Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan
berbahasa (afasia) dan gangguan fungsi
intelektual (demensia)
Kerusakan pada
neuron penghasil
dopamine di
Substansia Nigra
Produksi
Dopamine
Jalur nigrostriatal :
Dopamine di
korpus striatum
Rigiditas, Bradykinesia,
Tremor, Gangguan
berjalan
Wilkinson I, Lennox G. Essential Neurology 4th edition. 2005
Tiemstra JD, Khatkhate N. Bell`s Palsy : Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2007;76:997-1002, 1004
Korteks
serebri
-Lobus
oksipital
-Lobus
temporal
- Penghidu, pendegaran,
keseimbangan, emosi dan
motivasi , bahasa
-Lobus
parietal
-Lobus
frontal
Sistem
limbik
Hipokamp
us
Amygdala
Central
core
-Medulla
oblongata
(medulla)
-Pons
-Cerebellu
m
-Hipotalam
Telinga dalam
Mata
Reseptor di kulit
Reseptor di sendi dan otot
SSP
I. Deskripsi umum
1. Penampilan
2. Perilaku dan
aktivitas
psikomotor
3. Sikap terhadap
pemeriksa
II. Mood dan afek
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian afek
III. Ciri pembicaraan
IV. Persepsi
V. Isi pikiran dan arah
pikiran ( mental
trends )
Proses / bentuk
pikiran
2. Isi pikiran
1.
Afek :
Ekspresi emosi sesaat, dapat diamati dari
ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara.
Deskripsi Afek :
serasi / tidak serasi
luas terbatas tumpul datar
labil/tegang/cemas
Kompulsif
Isi pikir
Akatisis
Rigiditas
Stiffness or inflexibility.
Bradikinesia
Distonia akut
Tardive
dyskinesia
According to severity:
According to form
of presentation:
Sleep onset/early
insomnia (difficulty
falling asleep)
Sleep
maintenance/midd
le insomnia
(waking frequently)
End of sleep/late
insomnia (waking
too early)
Diagnosis
Karakteristik
Gangguan panik
Gangguan cemas
menyeluruh
1.
2.
3.
Depression
During the fourth stage, the grieving person begins to
understand the certainty of death. Because of this, the individual
may become silent, refuse visitors and spend much of the time
crying and grieving. This process allows the dying person to
disconnect from things of love and affection.
Eg: "I'm so sad, why bother with anything?"; "I'm going to die
soon so what's the point?"; "I miss my loved one, why go on?"
5. Acceptance In this last stage, individuals begin to come to
terms with their mortality, or that of a loved one, or other tragic
event
Eg."It's going to be okay."; "I can't fight it, I may as well prepare
for it."
4.
Gejala utama:
1.afek depresif,
2.hilang minat &
kegembiraan,
3.mudah lelah &
menurunnya
aktivitas.
Gejala lainnya:
1. konsentrasi menurun,
2. harga diri & kepercayaan diri
berkurang,
3. rasa bersalah & tidak berguna
yang tidak beralasan,
4. merasa masa depan suram &
pesimistis,
5. gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh
diri,
6. tidur terganggu,
7. perubahan nafsu makan (naik atau
turun).
PPDGJ
PPDGJ
Istilah
Keterangan
Sadomasokisme
Fetihisme
Voyeurisme
Ekshibisionism
e
Nekrofilia
Frotteurism
Orgasmic disorders
Female Orgasmic Disorder (Inhibited Female Orgasm)
Gejala:
Malassezia furfur
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Etiologi:
Morfologi
Taenia saginata
Cacing dewasa4-12
m
Skoleks
Leher
Strobilaproglotid
http://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/gen_info/faqs.ht
Gejala
klinisringan
Perut tidak nyaman
nyeri ulu hati
Mual dan muntah
Nafsu makan turun
Berat badan turun
Diagnosis
Ditemukan proglotid
bergerak aktif dlm
tinja
Eosinofilia
Th/: Prazikuantel
http://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
Nama cacing
Gejala Klinis
Morfologi
Taenia solium
Gejala
ringannyeri
ulu hati,mencret
mual,obstipasi,s
akit kepala.
Eosinofilia
Dapat
menyebabkan
sistiserkosis
cellulose bila
termakan larva
Cacing dewasa24m
Skolekspunya 2
baris kait
Proglotid
gravid712cabang
Telurtidak dapat
dibedakan dengan
makan,tidak
enak di perut
T. saginata
Cacing dewasa
warna gading,
10m
Proglotid:
lebar>panjang,uter
us berbentuk
Rossete
TelurOperkulum
http://quizlet.com/12931611/parasitology-flash-
Bentuk
Nama
cacing
Gejala Klinis
Morfologi
Fasciola
hepatika
Gangguan GIT
mual, muntah, nyeri
abdomen, demam
Peradangan,
penebalan,sumbatan
sal.empedusiroris
periporta
Nyeri perut
(epigastrium),diare
kronik diselingi
konstipasi,tinja berisi
makanan yang tidak
tercerna,anemia akibat
Cacing dewasa
memiliki batil isap
kepala dan perut
Telurelips,dinding
transparan,operkulu
m kecil nyaris tidak
terlihat,imatur(tidak
ada embrio)
Bentuk
Nama
cacing
Gejala Klinis
Morfologi
Ascaris
lumbricoid
es
Sindrom Loeffler
Batuk cacing
Berak cacing
Ileus
obstruksibola
askaris
Cacing dewasa
panjang, dan
melengkung pada
bag. Ventral,bag.
Ekor membulat
Telur memiliki tepi
seperti roda
bergerigi
Bentuk
Enterobiasis disebabkan
oleh Enterobius
vermicularis
Gejala: sering
asimtomatik
Diagnosis: menemukan
telur dengan tape di
perineum saat
malam/pagi hari sebelum
mandi
https://www.msu.edu/course/zol/316/everscope.
16
9
Clue cells
Pemeriksaan sediaan
basah sekret: clue cell
(epitel vagina diliputi
kokobasil sehingga batas
sel tidak jelas, disebut
clue cell).
Pewarnaan gram
ditemukan batang kecil
negatif gram,sampai
NOT a clue cell
gram-variable staining
17
0
Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington
Vaginal pH >4.5
Presence of >20% per HPF
Amsel Criteria:
Setidaknya 3 dari
tanda berikut ini
Homogeneous, non-viscous,
milky-white discharge
adherent to the vaginal
walls
17
1
Growth
Factor
X
H. parainfluenzae
+
+
+
-
+
+
+
H. aphrophilus
H. influenzae
H. aegyptius
H. ducreyi
H.influenzae growing on
chocolate agar. Notice the
semi-opaque, gray-white,
mucoid colonies characteristic
of encapsulated strains.
Organisme
Bentuk
Gram
Media
Katalase
Uji khusus
H.influenza
bacili
(-)
Agar
coklat
(+)
Growth
faktor X&Y
Pneumokok
us
Coccus,
lancet
shape
(+)
Optochin
(+)
Agar
coklat
(+)
Fermentasi
glukosa&m
altosa
Klebsiella
bacili
Mac
Conkey
(+)
Indol (-),
fermentasi
laktosa
Staph.
epidermidis
staphyloco (+)
ccus
BairdParker
(Yolk)
(+)
Novobioci
n (+),
manitol (-)
(-)
SCC
Melanoma maligna
Prognosis buruk
BCC
MM
Cacing betinaputih
kekuningan
Ukuran: 8-13mm x
0.4mm
Bag. Anterior memiliki
pelebaran kutikulum
spt sayapalae
Bag. Ekor: panjang dan
lancip
Cacing jantan:
Ukuran: 2-5mm
Ekormelingkar, spt
tanda tanya
https://www.msu.edu/course/zol/316/everscope.
Gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) & lokal (myalgia, gatal, pegal)
Timbul eritema yang kemudian menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar
eritematosa & edema, kemudian menjadi pustul dan krusta
Pembesaran KGB regional
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Herpes simpleks
Varisella
Herpes zooster
Pemphigus vulgaris
CMV
http://en.wikipedia.org/wiki/Tzanck_test
Kerion
Rambut yang terkena infeksi patah pada muara folikel, dan yang tertinggal
adalah ujung rambut yang penuh spora (black dot).
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Tata laksana:
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007
Kortikosteroid adalah
pengobatan topikal
utama untuk psoriasis,
terutama dengan lesi
yang terbatas (AAD,
2008)
Di Indonesia, preparat
ter (fungsinya
keratolitik & antiradang)
masih sering digunakan
Tanda
Penjelasan
Fenomena
tetesan lilin
Fenomena
Auspitz
Fenomena
Kobner
Penyakit
Keterangan
Dermatitis
eksfoliatif
(eritroderma)
Tennis elbow
Dermatitis
kontak
Berdasarkan waktu
Berdasarkan morfologi
Berdasarkan luas:
Lokal
Generalisata
Angioedema: terkena lapisan
yang lebih dalam daripada
dermis
Berdasarkan penyebab
Gejala:
Pengobatan:
Menghindari penyebab
Antihistamin
Betaadrenergik (untuk urtikaria kronik)
Jenis
Keterangan
Urtikaria
adrenergik
Urtikaria
kolinergik
(bagian dari
urtikaria fisik)
Urtikaria dingin
Urtikaria fisik
Urtikaria
idiopatik
Pengobatan:
Kortikosteroid
Diet tinggi protein (pada edema karena protein loss)
Emolien: untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Clubbing finger
Nama
cacing
Cacing dewasa
Telur
Obat
Ascaris
lumbricoide
s
Mebendazole,
pirantel pamoat
Taenia
solium
Albendazole,
prazikuantel,
bedah
Enterobius
vermicularis
Pirantel pamoat,
mebendazole,
albendazole
Ancylostom
a duodenale
Necator
americanus
Mebendazole,
pirantel pamoat,
albendazole
Schistosoma
haematobiu
m
Prazikuantel
Trichuris
trichiura
Mebendazole,
albendazole
Brooks GF. Jawetz, Melnick & Adelbergs medical microbiology, 23rd ed. McGra
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Penyakit
Definisi
Impetigo krustosa
Furunkel
Ektima
Folikulitis
Pruritus nokturna
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan,
lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Predileksi: sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat
ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna,
perut bawah
Ditemukan tungau
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
var. capitis
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Gejala:
Malassezia furfur
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Cryptococcus is an encapsulated
gattii
http://www.mycology.adelaide.edu.au/Mycoses/Opportunistic/Cryptococcosi
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 200
Stadium
Characteristic
Early HDN
Classic HDN
Vit K deficiency
Diagnosis
Dehidrasi
Asidosis Metabolik
Hipoglikemia, terutama dengan predisposisi
Gangguan elektrolit
undernutrition
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
(NB: kondisi hiperkalemia bisa menstimulasi intestinal
motility menyebabkan watery diarrhea.)
Gangguan gizi
Gangguan sirkulasi (syok)
No
Tindakan
Rehabilitasi Tindaklanjut
H 3-7
H 8-14
mg 3-6
1. Atasi/cegah hipoglikemia
Stabilisasi
mg 7-26
2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi
tanpa Fe
Transisi
H 1-2
Renal Disease
Liver Disease
Allergic Reaction
Cardiac Disease
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1246101
History:
antibiotics during
labor or postpartum
prior history of
cracked nipples
the use of pacifiers
and bottles by the
infant.
Both nipple/areola
skin and milk
should be tested to
detect Candida
Treatment:
apply miconazole
cream after every
feed and remove any
residual cream before
the next feed
Persistent cases of
nipple yeast or
presumptive ductal
yeast oral
fluconazole.
Etiology: Candida
Albicans
Clinical Manifestation
TREATMENT NYSTATIN
Infants
200,000 units PO q6hr
(100,000 units in each side
of mouth)
Children
Oral suspension: 400,000600,000 units PO q6hr
Intestinal Candidiasis
Oral Tablets: 500,000 units
- 1 million units q8hr
Diagnosis
Anamnesis: tremor, iritabilitas, kejang/koma, letargi/apatis, sulit
menyusui, apneu, sianosis, menangis lemah/melengking
PF: BBL >4000 gram, lemas/letargi/kejang beberapa saat sesudah
lahir
Penunjang: Pemeriksaan glukosa darah baik strip maupun darah
vena, reduksi urin, elektrolit darah
Penatalaksanaan
Bolus 200 mg/kg dengan dextrosa 10% IV selama 5 menit
Hitung Glucose Infusion Rate (GIR), 6-8 mg/kgBB/menit untuk
mencapai GD maksimal. Dapat dinaikkan sampai maksimal
12mg/kgBB/menit
Cek GD per 6 jam
Bila hasil GD 36-47 mg/dl 2 kali berturut-turut + Infus dextrosa
10%
Bila GD >47 mg/dl setelah 24 jam terapi, infus diturunkan
bertahap 2mg/kgBB/menit setiap jam
Tingkatkan asupan oral
Sepsis Neonatal. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010
Brahm Goldstein, MD; Brett Giroir, MD; Adrienne Randolph, MD; and the Members of the International Consensus Conference on Pediatric Sepsis. International pediatric
sepsis consensus conference: Definitions for sepsis and organ dysfunction in pediatrics. Pediatr Crit Care Med 2005 Vol. 6, No. 1
Primary infection:
IgM: detectable by days 35
after the onset of illness,
by about 2 weeks &
undetectable after 23
months.
IgG: detectable at low level
by the end of the first week
& remain for a longer
period (for many years).
Secondary infection:
IgG: detectable at high
levels in the initial phase,
persist from several months
to a lifelong period.
IgM: significantly lower in
secondary infection cases.
Golongan Umur
Pemberian
Pertama
30
ml/kgbb selama :
Pemberian Berikut
70 ml/kgbb selama :
1 jam
5 jam
Terapi nutrisi
Terapi medikamentosa
Maintenance: Holiday-Segar
Method (Berlaku utk usia>4
minggu)
Calculate Deficit/terapi
pengganti
Mild Dehydration: 4% deficit
(50 ml/kg deficit, 30 ml/kg
if >10 kg)
Moderate Dehydration: 8%
deficit (100 ml/kg deficit,
60 ml/kg if >10 kg)
Severe Dehydration: 12%
deficit (120 ml/kg deficit)
On Going Loss/ Concomitant
water loss setiap muntah/
diare
Can be measured directly
(eg, NGT, catheter, stool
measurements) or
estimated (eg:
10cc/kgBB/diare; 5
cc/kgbb/muntah)
Definisi
keadaan dimana terjadinya dua atau lebih
rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan
kesadaran diantara kejang
atau serangan yang berlangsung terus
menerus selama 30 menit atau lebih
ISK sederhana
(uncomplicated) yaitu ISK
pada pasien tanpa
disertai kelainan anatomi
maupun kelainan
struktur saluran kemih.
ISK rumit (complicated)
adalah ISK pada pasien
dengan kelainan struktur
saluran kemih, atau
adanya penyakit
sistemik.
ISK Berulang yaitu
timbulnya kembali
bakteriuria setelah
sebelumnya dapat
dibasmi dengan terapi
antibiotika pada infeksi
yang pertama.
Antibiotik
Kehamilan
Ciprofloxa
cin
C, beberapa ahli
berpendapat cipro
kontraindikasi saat
kehamilan terutama saat
trimester 1, European
Network of Teratology
Information Services
Melaporkan dari 549
kasus paparan
fluoroquinolone
(termasuk ciprofloxacin),
dilaporkan congenital
malformations 4.8%
Amoxicillin B
Ceftriaxon
e
Imipenem
tetrasiklin
Derajat anemia:
Anemia ringan: Hb 910.9 g/ dL
Anemia sedang: Hb 7-9
g/ dL
Anemia berat: Hb <7 g/
dL
Anemia sangat berat: Hb
<4 g/ dL
Investigasi: DPL, apusan
darah tepi, profil besi,
kadar asam folat dan
B.12, retikulosit, profil
koagulasi, fungsi hati
dan ginjal, skrining
hemoglobinopati.
Suplementasi besi
pada kehamilan
Total kebutuhan besi
saat kehamilan: 900
mg.
Kebutuhan rata-rata
harian: 4-6 mg.
Suplementasi yang
dianjurkan WHO pada
negara dengan
prevalensi anemia pada
kehamilan yang tinggi:
60 mg besi elemental
selama 6 bulan dan 5
mg asam folat.
Komplikasi (anemia
sedang-berat)
Maternal, keluhan: fatique,
dispnea, sinkop, nyeri dada.
Mortalitas >>
Antenatal: berat badan sulit
naik, persalinan prematur,
pre-eklampsia, solusio
plasenta, infeksi, ketuban
pecah dini.
Intranatal: gangguan
persalinan, perdarahan dan
syok, gagal jantung
Postnatal: sepsis
purpueralis, sub-involusi
uterus dan emboli.
Fetal: gangguan
perkembangan mental,
BBLR, prematur, kematian
Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo, 2010
perinatal,
oligohidramnion,
Tgl
Bln
13
06
Siklus 28 hari +7
-3
HPHT (Hari
Pertama Haid
Terakhir)
Untuk Siklus 35
Hari
20
+14
-3
Persalinan normal:
proses pengeluaran buah
kehamilan (bayi, plasenta
dan selaput ketuban)
usia gestasi aterm (>37 42
minggu)
persalinan spontan (dari
rahim ibu melalui jalan lahir
dengan tenaga ibu sendiri
(tidak ada intervensi dari
luar).
presentasi kepala (posisi
belakang kepala)
tidak lebih dari 18 jam
Tidak ada komplikasi pada
ibu maupun janin.
Kala I
Dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap. Terdiri dari:
Fase laten:
dimulai dari awal kontraksi hingga
pembukaan mendekati 4 cm
kontraksi mulai teratur tetapi
lamanya masih diantara 20-30 detik
Berlangsung sekitar 8 jam
Fase aktif:
kontraksi di atas 3 kali/ 10 menit
lama kontraksi 40 detik dan mules
pembukaan dari 4 cm sampai
lengkap (10cm)
terdapat penurunan bagian terbawah
janin
Berlangsung sekitar 6 jam
(Kecepatan rata-rata 1cm/jam pada
nulipara dan 1-2cm/jam pada
multipara).
Fase akselerasi 3 4 cm dalam 2 jam
Fase kemajuan maksimal, dari
pembukaan 4 9 cm dicapai dalam
2 jam
Fase deselerasi dari pembukaan 9
DEFINISI
ringan
berat
EKLAMSI
Kejang kejang, yang
tidak disingkirkan
oleh penyebab lain,
pada penderita
preeklamsi, bisa
terjadi sebelum,
selama, atau segera
setelah persalinan.
SUPERIMPOSED
PREEKLAMSI
Preeklamsi/eklamsi
yang terjadi pada
pasien yang menderita
hipertensi kronis.
HIPERTENSI KRONIS
Hipertensi sebelum
kehamilan / sebelum
kehamilan berumur 20
minggu/ setelah
kehamilan berumur >20
minggu / menetap
hingga 12 minggu pasca
persalinan.
Tensi 140/90 mmHg
untuk pertama kalinya
dalam kehamilan
Proteinuri (-)
Jika ibu menderita TB paru aktif dan diobati selama kurang lebih dari
dua bulan sebelum melahirkan atau terdiagnosis menderita TB sesudah
melahirkan:
Yakinkan ibu bahwa aman untuk memberikan ASI pada bayinya
Jangan memberikan vaksin TB saat bayi baru lahir
Berikan isoniazid profilaksis 5 mg/ kgbb oral satu kali sehari
Pada umur 6 minggu evaluasi bayi kembali, perhatikan pertambahan
berat badan bayi, dan jika mungkin lakukan foto dada
Jika didapat temuan ke arah penyakit aktif mulai pengobatan OAT
lengkap
Jika bayi terlihat baik dan hasil pemeriksaan negatif lanjutkan profilaksis
INH sampai 6 bulan pengobatan
Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu sesudah pengobatan
selesai. Jika BCG sudah diberikan, ulangi lagi imunisasi BCG 2 minggu
sesudah pengobatan isoniazid selesai
Penyebab Langsung:
Penyebab langsung
kematian ibu
merupakan aspek
medis yang
harus ditangani oleh
tenaga medis atau
tenaga kesehatan.
Kasus- kasus
tersebut antara lain
pendarahan,
eklampsia, partus
lama, komplikasi
aborsi dan infeksi
(Kementerian
Kesehatan RI, 2009).
Penyebab Tidak
Langsung: Penyebab
tidak langsung
kematian ibu adalah
aspek Non
medis yang
merupakan penyebab
yang mendasar
antara lain status
perempuan dalam
keluarga, keberadaan
anak, sosial budaya,
pendidikan, sosial
ekonomi, dan
geografis
daerah.
Perdarahan antepartum
kegawatdaruratan obstetri
penyebab utama morbiditas & mortalitas
maternal & perinatal
Merupakan penyulit pada 2-5% dari
seluruh kehamilan
PLASENTA PREVIA
Umum
- Menjelaskan kepada penderita tentang penyakit dan
pengobatan
- Memberitahu penderita untuk menjaga beruntus
beruntus berisi cairan agar tidak pecah (taburi bedak dan
jangan digaruk)
- Menerangkan kepada penderita mengenai komplikasi
penyakit yang dapat terjadi dan penanganan yang dapat
dilakukan ( nyeri menetap setelah erupsi menghilang,
infeksi sekunder, komplikasi sistemik )
Khusus
- topikal : bedak + salisilat 2 %
- sistemik : acyclovir tablet 5 x 800 mg/ hari selama 7
hari
KALA II MEMANJANG
Persalinan kala II memanjang (prolonged expulsive phase) atau
disebut juga partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his
yang adekuat namun tidak menunjukkan kemajuan pada
pembukaan serviks, turunnya kepala dan putaran paksi selama 2
jam terakhir.
Faktor faktor penyebabnya adalah :
Kelainan letak janin
Kelainan kelainan panggul
Kelainan his dan mengejan
Pimpinan partus yang salah
Janin besar atau ada kelainan kongenital
Primitua
Perut gantung atau grandemulti
Ketuban pecah dini
Gejala Klinik
Pada ibu :Gelisah, letih, suhu
badan meningkat,
berkeringat, nadi cepat,
pernafasan cepat. Di daerah
lokal sering dijumpai : Ring
Bandl, edema vulva, edema
serviks, cairan ketuban
berbau dan terdapat
mekonium.
Pada janin: Denyut jantung
janin cepat/hebat/tidak
teratur bahkan negatif, Air
ketuban terdapat mekonium,
kental kehijau-hijauan dan
berbau, Caput Succedeneum
yang besar, Moulage kepala
yang hebat, IUFD (Intra Uterin
Fetal Death)
Ekstraksi
cunam/forceps adalah
suatu tindakan
bantuan persalinan di
mana janin dilahirkan
dengan suatu tarikan
cunam / forceps yang
dipasang pada
kepalanya
Forceps / cunam
adalah alat bantu
persalinan, terbuat
dari logam, terdiri dari
sepasang (2 buah)
sendok yaitu sendok
cunam kiri dan sendok
cunam kanan.
Indikasi :
Prinsip : keadaan yang memerlukan
pertolongan persalinan kala dua yang
dipercepat, karena jika terlambat
dapat membahayakan keadaan ibu
dan / atau janin.
Indikasi ibu : preeklampsia /
eklampsia, ruptura uteri membakat,
penyakit jantung, asma, dan lainlain.
Indikasi janin : gawat janin
Ekstraksi Forseps
Kontraindikasi :
1. Bayi prematur (karena kompresi
pada tulang kepala yang belum
matang / belum memiliki
kemampuan moulage yang baik
dapat menyebabkan terjadi
perdarahan periventrikular.
2. Disproporsi sefalopelvik.
Syarat :
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir
pervaginam (tidak ada
disproporsi)
3. Pembukaan serviks
sudah lengkap.
4. Kepala janin sudah
engaged.
5. Selaput ketuban sudah
pecah, atau jika belum,
dipecahkan.
Bila Ekstraksi Vakum
harus ada HIS dan tenaga
mengejan ibu
Indikasi SC
Riwayat SC Sebelumnya
Dystocia
Gawat Janin
Presentasi Bokong
Primipara, kehamilan
36 mg bagian bawah
janin belum masuk PAP
Menentukan kemajuan
persalinan
Ketuban pecah sedang
bagian bawah janin
masih tinggi
Menentukan tindakan
INDIKASI
Perdarahan
Plasenta previa
Ketuban pecah dini
Persalinan preterm
KONTRA INDIKASI
Penentuan
waktu pemeriksaan
dalam harus relevan terhadap masing
masing individu ibu supaya mendapat
pengkajian yang adekuat mengenai
kemajuannya dan tidak boleh dilakukan
terlalu sering atau hanya demi rutinitas.
Pengkajian ini biasanya tiap 4 jam dan
definisi kemajuan seperti dilatasi serviks 4
cm perjam sangat bervariasi diantara unit
dan dalam literatur.
Periksa
1.
Terapi PRENATAL
Pengendalian Hipertensi
Hidralazine
Pengertian Abortus
Abortus adalah kehamilan yang
berhenti prosesnya pada umur
kehamilan
di bawah 20 minggu, atau berat fetus
yang lahir 500 gram atau kurang
(Chalik,
1998).
Sedangkan Llewollyn & Jones (2002)
mendefenisikan abortus adalah
keluarnya
janin sebelum mencapai viabilitas,
dimana masa gestasi belum
mencapai 22
minggu dan beratnya kurang dari
500 gram.
WHO merekomendasikan viabilitas
apabila masa gestasi telah mencapai
22
minggu atau lebih dan berat janin
500 gram atau lebih.
Eritroblastosis
fetalis
atau
dalam adalah suatu kelainan
berupa hemolisis (pecahnya sel
darah merah) pada janin yang
akan nampak pada bayi yang
baru lahir karena perbedaan
golongan
darah
dengan
ibunya.
Perbedaan faktor golongan
darah ini akan mengakibatkan
terbentuknya
sistem
imun
(antibodi) ibu sebagai respon
terhadap sel darah bayi yang
mengadung suatu antigen.
Eritroblastosis fetalis biasanya
terjadi
apabila
bayi
bergolongan
darah
rhesus
positif
sedangkan
ibu
bergolongan
darah
rhesus
negatif.
insipien
kompletus Inkomplet
iminens
missed
menutup
Ostium
uteri
membuka
menutup
membuka
menutup
Hasil
konsepsi
Dalam
kavum
uteri
Seluruh
nya telah
keluar
Sebagian
telah
keluar
Masih
baik
mumi
Besar
uterus
Sesuai
Mengecil,
kehamilan sehingga
perdaraha
n sedikit
Sesuai
dengan
umur
kehamilan
Tidak
sesuai
umur
kehamilan
Tes urin
+ sampai
7-10 hari
Menopause :
berhentinya
menstruasi secara
permanen, terjadi pada
usia rata rata 51
tahun.
Menaopause
berhubungan dengan
hormonal dan
berhubungan dengan
hipotalamus pituitari
yang mengatur siklus
menstruasi, tetapi
menopause bukanlah
proses yang berasal
dari sentral
Lebam mayat
next 3 to 4 hours
Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih dapat
memucat pada penekanan dan berpindah
Kaku mayat:
Pembusukan:
a. laporan polisi/pengaduan;
b. surat perintah tugas;
c. laporan hasil penyelidikan (LHP);
d. surat perintah penyidikan; dan
e. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
(SPDP).
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya,
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
Bagian penjelasan pasal 3 point 3
Membuat ikatan atau menerima imbalan dari
perusahaan farmasi/obat, perusahaan alat
kesehatan/kedokteran atau badan lain yang
dapat mempengaruhi pekerjaan dokter
Pemakaman
Asuransi
Harta warisan
Statistik
Komponen pemeriksaan
Efek
Efek
Efek
Efek
Efek
Efek
nyala api
asap
mesiu
anak peluru
metal
moncong laras
Ditemukan gelang kontusi, kelim tatto (bila senjata ditekan sangat kuat
ke kulit, bubuk mesiu akan masuk ke dalam jaringan subkutan), luka
bakar (akibat ledakan mesiu), jaringan subkutan rusak berat (karena
semua komponen peluru masuk ke bawah kulit), rambut hangus,
imprinted tatto (moncong laras nempel di kulit)
Pasal 352
1)
Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356,
maka penganiayaan yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai
penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah
Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja
padanya, atau menjadi bawahannya.
Jenis-jenis penggantungan
Accidental hanging tidak sengaja
Kecelakaan pada saat akrobatik
Erotic asphyxiation sensasi tercekik atau sesak
menimbulkan rangsangan seksual
Keterangan
Bunuh diri
Pembunuhan
TKP
Simpul mati
Hanya satu
Serong ke atas
Dekat
Simpul Hidup
Satu atau lebih
mendatar
Jauh
Alat Penjerat
-Simpul
-Jumlah
Lilitan
-Arah
-Jarak ttk
tumpusimpul
Korban
Luka
175. Tanatologi
Lebam mayat
Kaku mayat:
Pembusukan:
Pasien dewasa
Diri sendiri
Spouse (istri atau suami saat ini)
Anak yang sudah dewasa (>21)
Pasien anak
Kedua orangtua
Wali legal
179. Keluarga
Menurut Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga,
antara lain :
Keluarga inti (nuclear family): Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta
anak-anak kandung
Keluarga besar (extended family): Keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti keluarga inti
disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
Keluarga campuran (blended family): Keluarga yang terdiri dari suami,
istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.
Keluarga menurut hukum umum (common law family): Keluarga yang
terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah
serta anak-anak mereka yang tinggal bersama. Tidak diakui di beberapa
negara
Keluarga orang tua tunggal (single parent family): Terdiri dari pria atau
wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin
tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama
Safety helmet
Masker
Sarung tangan
ear plug
dll
Desain Penelitian
Deskripsi
Cohort
Clinical trial
Deskriptif
No
Urutan
Keterangan
Rumusan misi
Rumusan masalah
Rumusan tujuan
Rumusan kegiatan
Asumsi
perencanaan
Strategi
pendekatan
Kelompok sasaran
Waktu
Pelaksana kegiatan
10
Biaya
Description
Convenience
Sampling
Purposive/Judgment
Sampling
Snowball Sampling
Quota Sampling
Odd ratio:
Relative risk:
tertentu
Rinne
Weber
Schwabac
h
Diagnosi
s
Sama
dengan
pemeriks
a
Normal
Negat
if
Memanja
ng
Tuli
kondukti
f
Memende
k
Tuli
sensorin
eural
Lateralisasi
ke telinga
yang sakit
Positif Lateralisasi
ke telinga
yang sehat
infeksi virus varicella zooster pada telinga dalam, telinga tengah dan
telinga luar
otalgia berat yang disertai dengan erupsi kulit biasanya pada Canlis
Akustikus Externa dan pinna.
Patofisiologi :
Merupakan reaktifasi dari varicella-zoster virus (VZV) yang
terdistribus sepanjang saraf sensoris yang menginervasi
telinga, termasuk didalamnya ganglion genikulatum.
Apabila gejala disertai kurang pendengaran dan vertigo, maka
ini adalah akibat penjalaran infeksi virus langsung pada N.
VIII pada posisi sudut serebelo pontin, atau melalui vasa
vasorum.
Gejala
Diagnosis meniere:
Faktor predisposisi
Rinitis krinik, sinusitis kronik, inflamasi kronik pada
perokok dan orang yang minum alkohol
Manifestasi Klinis
Rasa gatal dan kering pada tenggorokan
Lendir yang sulit dikeluarkan, batuk
Mukosa dinding faring posterior granular
Pengobatan
Tahapan:
Stadium supurasi
Terapi:
Occlusion tubal: topical decongestan(ephedrin HCl)
Presuppuration: AB for at least 7 days
(ampicylin/amoxcylin/ erythromicin) &analgetic.
Suppuration: AB, myringotomy.
Perforation: ear wash H2O2 3% & AB.
Resolution: if secrete isnt stopped ab is
continued until 3 weeks
Epistaksis anterior
Perdarahan dari arteri
eithmoidalis anterior atau
pleksus kisselbach
Biasanta diawali oleh
trauma atau infeksi
Penanganan awal berupa
penekanan digital selama
10-15 menit. Jika
perdarahan terlihat dapat
dikauter
Jika masih berdarah dapat
ditampon anterior 2x24 jam
Epistaksis posterior
Diagnosis
Manifestasi Klinis
Rinitis alergi
Rinitis
vasomotor
Rinitis
hipertrofi
Rinitis atrofi
/ ozaena
Rinitis
Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan
medikamento vasokonstriktor topikal. Perubahan: vasodilatasi, stroma