Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Fajar Husen
: B1J013002
: VIII
:3
: Gloria Animalesto
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca
dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda,
Pelecypoda, dan Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin,
gaster artinya perut, podos berarti kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan
perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis
(Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas
berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat
menggunakan kakinya (Martz, 2013). Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel
panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata
yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek
berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan
insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel (Aprilia,
2014).
Ciri umum yang dimiliki Moluska adalah, tubuhnya bersimetris bilateral,
tidak bersegmen, kecuali Monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ
reseptor kepala yang bersifat khusus. Banyak spesies moluska dari berbagai
subgenera yang mempunyai persebaran atau distribusi dengan wilayah yang luas
sampai mencapai abundansi yang tinggi, baik pada lingkungan yang dipengaruhi
temperatur atau pebedaan wilayah perairan (Vinarski, 2012). Permukaan ventral
dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk begerak,
dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadisatu pasang atau sepasang lipatan yaitu
mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi
rongga mantel yang di dalamnya berisi insang. Lubang anus dan eksketori umumnya
membuka ke dalam rongga mantel (Fet, 2005).
Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya
mengandung
radula
berbentuk
seperti
proboscis.
Esophagus
merupakan
terakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung
dibedakan atas aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah namun
darah biasanya mengalami srkulasi ruang terbuka (Sathyan, 2014).
Platyhelminthes dapat dibagi atas beberapa kelas yaitu kelas tubellari, contoh
organisme dari kelas ini adalah planaria yang hidup di air tawar , bipalium dan
geoplana yang hidup pada tanah,berikutnya kelas trematoda, merupakan hewan yang
parasit, tidak mempunyai mata kecuali pada larvanya, tidak bercilia kecuali pada
larvanya, mempunyai kutikula mulut disebelah anterior, farinks tidak berotot, tidak
ada anus usus berbentuk garpu, mempunyai pengisap, hermaprodit, mempunyai
kelenjar kuning. Contoh Fasciola hepatica. Selanjutnya kelas cestoda, merupakan
hewan hermaprodit, tidak mempunyai alat pencernaan makanan, merupakan
endoparasit pada hewan vetebrata, Mempunyai saraf pada bagian kedua sisi
tubuhnya yang berhubungan dengan kepala. Mempunyai saluran ekskresi yang
diperlengkapi dengan protonefrida. Tiap progtida mengandung organ organ alat
jantan dan betina yang lengkap. Telur telurnya di kumpulkan pada uterus
(Havermans, 2011).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Porifera dan Cnidaria adalah sebagai berikut:
1. Mengenal berberapa anggota Phylum Platyhelminthes, Annelida dan Moluska.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Phylum Platyhelminthes, Annelida dan Moluska.
karbonat. Cangkang
tersebut
berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang,
tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula mollusca yang tidak memiliki
cangkok , seperti cumi-cumi , sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki
struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap
kelasnya (Willmer, 1990).
Moluska memiliki alat pencernaan yang sempurna, mulai dari mulut yang
mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka didaerah rongga mantel
di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik.
Peredaran darah terbuka ini terjadi
Preparat yang digunaka dalam acara praktikum Vermes dan Moluska adalah
Dugesia sp., Tubifex sp., Chiton sp. Anadara sp., Sephia officinalia dan Turitella
terebra. Preparat yang digunakan pertama adalah Dugesia sp. atau dikenal dengan
planaria, planaria ini memiliki ciri tubuh lunak, pipih dan dapat beregenerasi dari
tubuh yang terpotong menjadi individu yang utuh. Bagian yang teramati adalah
kepala (Head), Trunk atau badan, Eye spot (fotoreseptor), Auricle (alat sensor),
Rongga gastrovascular dan Faring untuk makan. Perparat selanjutnya adalah Tubifex
sp. yang termasuk kedalam golongan cacing-cacingan. Cacing Tubifex sp. ini
memiliki ukuran yang sangat kecil, karakter yang lainnya adalah tubuh simetri
bilateral, perkembangan awal protostomata, memiliki rambut halus (setae) dan
memiliki anus untuk tempat pengeluaran hasil sisa metabolisme. Tubifex sp. ini
seringkali dibudidayakan untuk pakan (Sathyan, 2014).
Preparat selanjutnya adalah dari Phylum Moluska, yang terdiri dari Chiton
sp., Anadara sp., Sephia officinalis, dan Turitella terebra. Chiton sp. merupakan
salah satu moluska dari class Polyplacophora. Class moluska terbagi menjadi
delapan, yaitu Caudofoveata, Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora,
Scaphopda, Gastropoda, Bivalvia dan Cephalophoda. Chiton sp. termasuk
Polyplacophora dengan memiliki karakter yaitu adanya segmen dibagian dorsal yang
umlahnya delapan, serta adanya katup atau valve bagian anterior dan posterior.
Bagaian yang teramati adalah mulut, insang, head-foot, anus dan mantel yang dapat
melekat di batu karang dengan sangat kuat, sehingga jika terkena hantaman ombak,
moluska jenis ini tetap bertahan.
Preparat selanjutnya adalah Anadara sp. yang memiliki karakter adanya dua
valve yang menyatu, atau Bivalvia. Karakter lainnya adalah adanya umbo yang
menjadi ciri bagian dorsal. Bagaian yang teramati adalah umbo atau bagian dosral,
valve atau katup, gigi lateral posterior, gigi lateral anterior, bekas otot aduktor dan
lekuk palial. Preparat selanjutnya adalah Sephia sp. atau Sephia officinalis atau
sotong. Hewan ini memiliki karakter tubuh yang lunak, kepala tidak tereduksi,
memiliki tentakel yang tidak terlalu panjang namun sangat membantunya dalam
berenang dan menangkap mangsa serta alat perlindungan diri, cumi-cumi juga
memiliki kantung tinta yang apabila dalam keadaan terdesak akan disemprotkan
sebagai alat perlindungan dan mengelabui musuhnya. Sephia sp. memiliki
endoskeleton yang tersusun dari zat kapur sehingga kepalnya keras dan kuat.
Preparat yang terakhir adalah Turitella terebra yang memiliki cangkang menonjol
kebagaian dorsi-vetral, memiliki alur dan termasuk gastropoda (Sathyan, 2014).
Kunci identifikasi merupakan alat bantu yang sengaja dibuat atau diciptakan
untuk memudahan dan melancarkan proses identifikasi suatu organisme. Kunci
dikotom merupakan alat bantu berbentuk 2 cabang yang berisi deskripsi yang terdiri
dari 2 model deskripsi yang saling bertentangan, deskripsi berisi karakter atau ciri
yang menjelaskan karakter dua atau lebih organisme yang berlawanan (Suhardi,
1983). Cara membuat kunci adalah dengan membandingkan karakter umum dan
khusus yang dimiliki preparat, selanjutnya dibuat dikotom yang berisi karakter yang
berlawanan. Karakter yang nampak adalah selomata dan aselomta yang dijadikan
nomor pertama dengan karkter rongga tubuh. Kunci selanjutnya akan selalu dikotom
atau bercabang dua, seperti dari preparat yang digunakan adalah metamerik atau
segmen, kemudian lepeng tubuh, cangkang dan ada tidaknya kepala (Strorer, 1951).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Molusca
Class : Polyplacophora
Ordo :
Family :
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp.
5
7
2
5
3
4
1
Keterangan:
Klasifikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kingdom : Animalia
Kaki
Kepala
Mata
Sirip / fin
Mantel
Sifon
Tentakel
Phylum : Molusca
Class : Cephalophoda
Ordo : Sepida
Family : Sepiidae
Genus : Sephia
Spesies : Sephia
officinalis
7
1
2
3
4
5
Keterangan:
Klasifikasi:
1. Valve
2. Lekuk Palial
3. Bekas otot
Kingdom : Animalia
aduktor
4. Gigi lateral
posterior
5. Gigi lateral
anterior
6. Umbo
Phylum : Molusca
Class : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Family : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara sp.
Turitella terebra
Kunci Identifikasi Phylum Molusca dan Platyhelminthes
1. Rongga Tubuh
a. Aselomata ......................................................................................(Dugesia sp.)
b. Selomata .........................................................................................................(2)
2.
Segmen Tubuh
a. Metamerik ......................................................................................(Tubifex sp.)
b. Non-Metamerik .............................................................................................(3)
3.
4.
Cangkang
a. Tereduksi .............................................................................(Sephia officinalis)
b. Tidak Tereduksi .............................................................................................(5)
5.
Kepala
a. Tereduksi .....................................................................................(Anadara sp.)
b. Tidak Tereduksi ....................................................................(Turitella terebra)
B. Pembahasan
Preparat yang digunaka dalam acara praktikum Vermes dan Moluska adalah
Dugesia sp., Tubifex sp., Chiton sp. Anadara sp., Sephia officinalia dan Turitella
terebra. Preparat yang digunakan pertama adalah Dugesia sp. atau dikenal dengan
planaria, planaria ini memiliki ciri tubuh lunak, pipih dan dapat beregenerasi dari
tubuh yang terpotong menjadi individu yang utuh. Bagian yang teramati adalah
kepala (Head), Trunk atau badan, Eye spot (fotoreseptor), Auricle (alat sensor),
Rongga gastrovascular dan Faring untuk makan. Perparat selanjutnya adalah Tubifex
sp. yang termasuk kedalam golongan cacing-cacingan.
Cacing Tubifex sp. ini memiliki ukuran yang sangat kecil, karakter yang
lainnya adalah tubuh simetri bilateral, perkembangan awal protostomata, memiliki
rambut halus (setae) dan memiliki anus untuk tempat pengeluaran hasil sisa
metabolisme. Tubifex sp. ini seringkali dibudidayakan untuk pakan.
Preparat selanjutnya adalah dari Phylum Moluska, yang terdiri dari Chiton
sp., Anadara sp., Sephia officinalis, dan Turitella terebra. Chiton sp. merupakan
salah satu moluska dari class Polyplacophora. Class moluska terbagi menjadi
delapan, yaitu Caudofoveata, Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora,
Scaphopda, Gastropoda, Bivalvia dan Cephalophoda. Chiton sp. termasuk
Polyplacophora dengan memiliki karakter yaitu adanya segmen dibagian dorsal yang
umlahnya delapan, serta adanya katup atau valve bagian anterior dan posterior.
Bagaian yang teramati adalah mulut, insang, head-foot, anus dan mantel yang dapat
melekat di batu karang dengan sangat kuat, sehingga jika terkena hantaman ombak,
moluska jenis ini tetap bertahan.
Preparat selanjutnya adalah Anadara sp. yang memiliki karakter adanya dua
valve yang menyatu, atau Bivalvia. Karakter lainnya adalah adanya umbo yang
menjadi ciri bagian dorsal. Bagaian yang teramati adalah umbo atau bagian dosral,
valve atau katup, gigi lateral posterior, gigi lateral anterior, bekas otot aduktor dan
lekuk palial. Preparat selanjutnya adalah Sephia sp. atau Sephia officinalis atau
sotong. Hewan ini memiliki karakter tubuh yang lunak, kepala tidak tereduksi,
memiliki tentakel yang tidak terlalu panjang namun sangat membantunya dalam
berenang dan menangkap mangsa serta alat perlindungan diri, cumi-cumi juga
memiliki kantung tinta yang apabila dalam keadaan terdesak akan disemprotkan
sebagai alat perlindungan dan mengelabui musuhnya. Sephia sp. memiliki
endoskeleton yang tersusun dari zat kapur sehingga kepalnya keras dan kuat.
Preparat yang terakhir adalah Turitella terebra yang memiliki cangkang menonjol
kebagaian dorsi-vetral, memiliki alur dan termasuk gastropoda.
Saran untuk praktikum kali ini yakni proses praktikum sudah bagus,
hendaknya praktikan lebih fokus memahami materi yang di jelaskan oleh asisten.
Secara keseluruhan penjelasan asisten sangat membantu dan memahami materi
praktikum.
DAFTAR REFERENSI
Aprilia, Fitria Eka, Aris Soewondo, Widodo, Abdul Hamid, A Toha,. 2014.
Amplifikasi Gen COI dan 16s rRNA dari Invertebrata Laut Plakobranchus
ocellatus. Jurnal Biotropika. 2(5) : 276-278.
Fet, Victor, Michael E. Soleglad. 2005. Contributions to Scorpion Systematics. I. On
Recent Changes in High - Level Taxonomy. Marshall University, Southern
Europa.
Havermans, C. Walter Moulin, Jhon Ray M. 2011. DNA Barcoding reveals new
insights into the diversity of Antarctic Species of Orchomene sensu lato (
Crustacea:
Amphipoda : Lysianassoidea). Article Laboratory Marine of
Biology. 10(16) : 1-12.
Martz, Jeffrey W et al,. 2013. A taxonomic and biostratigraphic re-evaluation of the
Post Quarry vertebrate assemblage from the Cooper Canyon Formation
(Dockum Group, Upper Triassic) of southern Garza County. Western Texas
on Canbrige Journals. 3(2) : 23-41.
Sathyan, Naveen. Chaithanya E R, Anil Kumar P R, Sruthy K S, Rosamma Philip.
2014. Comparison of the antimicrobial potential of the crude peptides from
various groups of marine molluscs. International Journal of Research in
Marine Sciences. 3(2) : 16-22.
Storer, Tracy. I and R. L Usinger. 1951. General Zoology. MC Graw Hill Book
Company, New York.
Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. UI-Press, Jakarta.
Vinarski M.V., E.A Serbrina. 2012. Distribution and Quantitative Characteristics of
Common Species of Pond Snails of the Subgenera Peregriana and Radix
(Mollusca: Gastropoda: Lymnaeidae) in Waterbodies of the South of Western
Siberia. Journal of Zooplankton. 5(2) : 192-198.
Walter, H. 1959. Biology of the Vertebrates. The Mac Millan Company, America.
Willmer, P.G .1990. Invertebrate Relationship Patterns in Animal Evolution.
Invertebrata Hubungan: Pola dalam Evolusi Hewan. Cambridge University
Press, Cambridge.